Luna pun terkaget ketika tangan Gadis memukul bahunya dan juga dia tersadar bahwa dirinya sedang melihat seorang lelaki tampan yang duduk di kantin itu.
"Ya ampun aku tidak bermaksud untuk bengong hehehe," ujar Luna dengan nafas yang tidak beraturan.
"Kamu ini kenapa sih Apa sih yang kamu lihat kok tiba-tiba kamu diam seperti itu sudah jangan dipikir dulu! ini kamu mau makan apa di sini sudah ada semua menunya kamu tinggal pilih!" tegas Gadis kepada Luna.
Akhirnya Luna pun memesan apa yang dia ingin makan.
Setelah mereka memesan makanan akhirnya gadis pun mengajak Luna untuk duduk di meja dan menanyakan mengapa dirinya berdiam diri dan sempat melamun.
"Kamu ini kenapa sih? sinilah duduk sini dulu kita dulu di sini dan menunggu makanannya datang! aku mau tanya kamu kenapa sebenarnya tiba-tiba kamu diam seperti itu bikin aku jantungan saja!" seru gadis kepada Luna dengan bertanya sebenarnya apa yang terjadi kepada Luna.
"Hehehe tadi itu aku tidak sengaja melihat laki-laki itu," ucap Luna dengan menunjuk ke arah seseorang yang dia lihat tadi.
Gadis pun melihat kearah seseorang yang di tunjuk oleh Luna tiba-tiba gadis tersenyum kepada Luna.
"Ya ampun, ternyata kamu melihat Brian ya itu namanya Brian kamu memang belum mengetahui dia soalnya tadi ketika kamu masuk kelas dia sedang izin ke toilet," ujar Gadis kepada Luna.
Luna pun selalu bertanya tentang Brian kepada Gadis.
"Memangnya dia siapa sih kok sepertinya dia orangnya baik dan juga lembut, aku kaget loh ketika melihat dia tadi datang ke kantin ini jadi aku melihat dia tanpa berkedip sampai-sampai aku melamun!" tegas Luna kepada Gadis.
"Ya ampun kamu ini bisa saja ya, sudahlah kamu jangan memikirkan itu nanti kamu suka lagi sama dia hahaha," ucap Gadis kepada Luna.
"Ya ampun kamu ini jangan bilang seperti itu lah kan baru di sini dan aku belum tahu siapa Brian itu!" ucap Luna.
Entah mengapa dan tidak tahu apa yang dirasakan oleh Luna tetapi sangat senang ketika memandangi Brian dari kejauhan.
"Sudahlah kamu jangan melihat Brian seperti itu nanti dia tahu loh kalau kamu memandangi dia dari jauh seperti itu apalagi kamu anak baru!" tegas Gadis kepada Luna.
Luna pun malu-malu untuk berbicara kepada Gadis tentang Brian, tidak lama kemudian Ibu kantin pun membawa makanan yang telah dipesan oleh
Luna dan juga Gadis."Itu Ibu kantin sudah membawa makanan yang kita pesan, Alhamdulillah Kamu kan lapar jadi kamu bisa langsung makan deh," ujar Gadis kepada Luna.
Akhirnya mereka berdua pun bercerita dan sambil makan karena makanan yang mereka pesan sudah datang.
"Kamu sepertinya kagum ya dengan Brian aku lihat dari tadi kamu memandangi dia dan tanpa berkedip seperti itu," ucap Gadis kepada Luna.
"Tidaklah aku kan hanya ingin tahu sebenarnya dia siapa kan aku belum tahu dan belum kenal dia siapa jadi aku melihat dia kaget saja, soalnya tadi aku tidak melihat dia ada di dalam kelas," ucap Luna dengan lembut kepada teman barunya itu.
"Tidak heran sih kalau banyak yang suka dengan bagian memang dia orangnya baik dan juga jarang berbicara kepada wanita karenanya kamu tahu sendiri kan tadi bilang kalau Brian tuh orangnya cuek," ucap Gadis kepada Luna.
Luna pun mendengarkan semua perkataan dari Gadis ternyata dirinya terkesima dengan seseorang yang cuek di kelasnya."Ya sudahlah nanti saja kita membahas kan sekarang kita sedang makan masa iya aku membahas dia kita sedang makan seperti ini," ucap Luna kepada Gadis dengan tersenyum kepada Gadis.
"Makanya itu dari tadi aku bilang dengan kamu kan untuk makan dulu nanti kalau kamu mau bertanya tentang dia aku jawab kok setelah makan," ucap Gadis.
Entah apa yang dirasakan oleh Luna tetapi Luna sangat penasaran dengan Brian tapi Luna sebagai orang yang baru saja pindah kuliah di kampus itu sangat tidak sopan jika dia harus bertanya tanya tentang laki-laki di kelasnya.
Akhirnya mereka pun menghabiskan makanannya dan tidak lama kemudian Syam menghampiri Brian yang tengah duduk sendirian.
Sementara itu Luna masih saja memandangi Brian dan juga siang terlihat Syam dan Luna melihat mereka begitu dekat dan mereka bercanda dan tertawa bersama-sama.
"Itu Syam bersama Brian? memangnya Syam teman baiknya Brain ya?" tanya Luna kepada Gadis.
"Iya mereka berdua memang seperti sahabat karena ya begitulah Brian orangnya cuek banget dengan cewe, tapi baik banget dengan Syam sahabatnya, jadi dia hanya mempunyai teman baik yaitu Syam," ujar Gadis yang memberikan pengertian kepada
Luna."Oh begitu ya, ya sudahlah aku sudah selesai makan ini ayo kita ke kelas," ujar Luna kepada Gadis.
"Ya sudah kalau begitu kita ke kelas saja!" seru Gadis kepada Luna.
Akhirnya mereka berdua pun bergegas untuk ke kelas dan menerima mata kuliah yang diberikan oleh dosen.
Setelah selesai kuliah mereka pun pulang ke rumah masing-masing tak lama setelah sampai di rumah Luna menceritakan sosok yang dia kagumi di kampus pertama kali dia masuk kuliah.
"Bunda aku mau berbicara sesuatu dong sama Bunda, aku mau curhat sesuatu sedikit saja Bunda ada waktu kan?" tanya Luna yang bersemangat ingin menceritakan semua yang dirasakan kepada Bunda Merlin.
"Terlihat sangat ceria begini bersemangat memangnya tadi ngapain saja sih di kampus kok sepertinya bahagia banget?" tanya Bunda Merlin dengan penasaran kepada anak gadisnya itu.
"Ya Bunda aku tuh mau cerita banyak sama Bunda tadi kan aku perdana ya untuk masuk kuliah terus aku Melihat ada seseorang yang membuat aku kagum Bunda," ujar Luna kepada Bunda Merlin.
Terlihat dari wajah Luna sangat bahagia dan bersemangat ketika menceritakan semuanya kepada Bunda Merlin.
"Iya, kamu pelan-pelan lah berbicaranya supaya nafas kamu tuh teratur, tuh coba lihat nafas kamu itu tidak teratur! memangnya ada apa sih? kok Bunda penasaran banget ya!" tegas Bunda Merlin.
"Sebenarnya sih tidak terlalu membuat penasaran sih Bun tapi aku ingin menceritakan semua dengan Bunda," ujar Luna.
"Ya sudah kalau gitu kamu cerita saja bunda mendengarkan dengan seksama deh hehehe," ujar Bunda yang tersenyum kepada Luna.
"Jadi Bunda tadi aku tuh kan perdana masuk di kampus aku terus pas aku mau makan itu aku melihat seorang laki-laki yang tampan dan diaduk berwibawa banget Bunda aku tidak tahu dia itu siapa, tapi ternyata dia satu kelas dong sama aku Bunda," ujar Luna dengan bangganya bercerita kepada Bunda Merlin.
"Ya ampun Bunda kira kenapa, hayob ngaku kamu baru pertama masuk kampus udah suka sama laki-laki ya awas kamu tidak boleh sampai berlebihan!" tegas Bunda Merlin kepada anaknya.
"Iya Bunda," jawab Luna.
"Di sini itu Bunda aku ini sudah Cukup dewasa untuk mengetahui percintaan seperti itu, tapi kan aku juga bisa mengontrol semuanya," ujar Luna dengan meyakinkan Bunda Merlin kepada dirinya.
"Iya Bunda tahu kok kalau semuanya Bisa kamu atur dan Bunda juga tidak melarang kamu untuk menyukai lawan jenis kamu tapi ingat saja kamu kan harus belajar dan juga semangat untuk kuliahnya jangan ada yang menghalangi cita-cita kamu apalagi hanya karena laki-laki!" tegas Bunda Merlin memberi pengertian kepada anak gadisnya.
"Hehehe iya Bunda, oh iya Bunda ngomong-ngomong Lina tadi sudah masuk sekolah?" tanya Luna dengan lembut kepada Bunda Merlin.
"Ya sudah dong sekarang dia masih istirahat di kamar," ucap Bunda Merlin.
bersambung
"Oh Alhamdulillah kalau begitu biarkan dia istirahat dulu, nanti aku mau main sama dia Bunda!" seru Luna kepada Bunda Merlin mendengar Luna selalu saja berbagi cerita dengan anak gadisnya itu dan selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan dia di kampus barunya.Sementara itu Syam yang terkenal menjadi sahabat dari Brian itu belum pulang dari kampus.Ketika itu Brian dan juga Syam cerita dan duduk berdua di taman kampus."Aku mau tahu dong sebenarnya siapa sih anak baru di kelas kita! aku belum tahu dan tadi ingin aku melihatnya tapi sama sekali tidak sempat!" seru Brian kepada Syam."Oh itu namanya si Luna dia itu pindahan dari kampus apa gitu tadi dia bilang tapi aku lupa, memangnya kenapa sih tumben banget kamu nanyain siapa mahasiswa baru yang ada di kelas kita?" tanya Syam yang bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu karena selama ini Brian sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang ada di kelas dan juga selalu bersikap cuek."Ya
Akhirnya mereka pun makan bersama-sama satu keluarga dan mereka pun selalu saja berbahagia karena semua ketika berpindah merasakan hal kesenangan tersendiri di tempat yang baru."Ayah sebelum kita makan aku mau mengucapkan terima kasih banyak ya buat Ayah yang mau berkorban banyak untuk aku dan juga Lina," ujar Luna kepada Ayah Rian dengan memandang wajah Ayahnya itu.Luna tiba-tiba meneteskan air mata."Lah kok kamu menangis seperti itu sih? ada apa sih nak, kamu jangan seperti itulah nanti kalau kamu seperti itu mau buat Ayah menjadi bingung dan juga menjadi sedih," ucap Ayah Rian kepada Luna yang sedang meneteskan air mata di hadapannya."Ayah aku tidak perduli apa yang dikatakan orang tentang keluarga kita tapi aku merasa keluarga kita itu adalah keluarga yang harmonis yang selalu saja utuh dan selalu saja mendapatkan kebahagiaan," ucap Luna kepada Ayahnya itu.Dia merasa dirinya sangat bersalah telah banyak menuntut kepada Ayahnya.
"Ayah, Bunda Luna pamitan ya untuk pergi ke kampus," ujar Luna kepada Ayah dan Bundanya yang sedang duduk di meja makan."Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya ingat belajar baik-baik dan jangan yang aneh-aneh diperbuat," ucap Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu."Ya Bunda siap! aku tuh selalu ingat kok apa yang dikatakan Bunda dan aku tahu juga apa yang dikatakan oleh Bunda itu semuanya baik untuk aku kedepannya," ucapnya kepada Bunda Merlin dengan tersenyum bahagia di wajahnya.Akhirnya Luna pun pergi ke kampus sesampainya di kampusdia tidak sengaja bertemu dengan Brian ketika hendak masuk kelas.Luna tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan buku yang dipegang oleh Brian."Prak,"Suara buku itu terjatuh di lantai."Ya ampun maaf ya aku tidak sengaja tadi kalau aku lihat kamu berjalan tadi pasti aku tidak akan menabrak kamu, maaf ya aku yang lalai tidak melihat kamu sedang berjalan di depanku," ujar Luna meminta maaf
"Ya ampun coba kamu lihat itu Brian juga belum mengerjakan tugasnya dan kamu lihat itu dosen memarahi dia sampai seperti itu terus gimana," ucap Gadis kepada Luna yang sedang ketakutan melihat Brian di depan kelas."Ya ampun aku udah tahu aku harus gimana ini, ya sudah kalau begitu aku juga mengangkat tangan ya mau gimana lagi orang aku juga tidak mengerjakan tugas!" ucap Luna dengan nada yang sangat lemas berpasrah diri untuk mendapatkan hukuman dari dosen.Akhirnya tidak lama kemudian Luna pun mengangkat tangannya dan bicara kepada dosennya."Saya Pak saya belum mengerjakan tugas karena saya belum terlalu mengerti bagaimana tugas yang kemarin itu," ucap Luna dengan sangat sopan kepada Bapak dosennya itu dan mengangkat tangannya."Ya sudah kalau begitu kamu harus maju kedepan sini bersama Brian! kalian ini memang tidak menghormati dosen ya! bukannya kamu mahasiswa baru tapi kenapa sudah membuat ulah!" tegas dosen itu kepada Luna dengan nada yang sangat
"Oh seperti itu ya, sebenarnya aku tidak mau bertanya sih tapi kan ya aku mau ngapain lagi di sini cuman dengan kamu jadi aku bertanya saja lah kenapa sebenarnya kamu mau pindahnya di kampus ini!" ucap Brian kepada Luna.Luna pun aku memandangi wajah Brian, dan wajah Brian sontak berubah menjadi merah karena ditatap oleh Luna."Biasa saja lah kenapa sih kok kamu takut banget ketika aku memandang wajahmu, oh iya, aku tahu dari teman-teman kalau kamu tuh orangnya sangat cuek, tapi kalau menurutku kamu tidak cuek kok," ucap Luna kepada Brian dengan senyum manis di wajahnya.Brian pun terdiam dan tidak berkata-kata apapun karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Luna."Kok kamu diam terus sih, berbicaralah supaya aku juga ada teman yang berbicara kalau cuman aku yang berbicara disangkanya aku orang gila lah," ucap Luna kepada Brian.Luna ingin sekali akrab kepada Brian karena dirinya tidak ingin mempunyai musuh ataupun orang yang tidak dikenal di kampus
Ketika di jalan hendak pergi ke kantin Brian pun berbicara sesuatu kepada Syam."Eh kamu tahu enggak sih tadi waktu di toilet aku melihat dengan jelas wajah mahasiswa baru itu!" tegas Brian kepada Syam."Ya terus memangnya kenapa kamu kayak tidak pernah melihat wanita saja sampai berbicara seperti itu kepadaku!" ucap Syam kepada Brian.Tiba-tiba Brian pun berhenti melangkah dan memegang pundak Syam.Brian memandang wajah Syam dan berkata lebih tegas kepada Syam."Kamu tahu kan aku seperti apa orangnya? kamu menyangka tidak sih, kalau aku bisa memandangi dia dengan dekat, waktu di hukum tadi!" seru Brian kepada Syam."eh, apaan sih kamu kok megang pundak aku seperti itu santai sajalah kenapa sih memangnya kalau kamu seperti itu, kan aku juga lebih senang soalnya kamu kelihatan seperti orang yang sangat cuek dan tidak mau bercampur dengan perempuan jadi ya biasa saja sih menurutku kalau kamu bisa memandang wajah mahasiswa baru
"Is Gadis kamu nih kenapa sih memangnya aku salah ya berbicara seperti itu tapi itu kok yang dia lakukan kepadaku dia memandangnya aku seperti orang yang sedang jatuh cinta!" seru Luna kepada teman baiknya itu yang sedang batuk dan juga menertawainya.Gadis selalu saja tertawa ketika mendengarkan perkataan dari temannya itu."Begini ya kamu jangan terlalu berfikir sampai ke sana karena kamu tahu sendiri kan, Brian itu adalah orang yang sangat cuek aku juga sudah menjelaskan semuanya kan dengan kamu!" seru Gadis.Gadis selalu saja beri tahu sesuatu kebenaran Brian tetapi sangat terlihat dari wajah yang sangat mengagumi Brian."Tidak sih aku tidak kepedean juga cuman aku hanya bertanya kepadamu, dia itu orangnya baik sepertinya karena dia tidak suka kepadaku ketika aku dan dia sama-sama dihukum," ucap Luna kepada Gadis."Ya kalau soal itu aku tidak tahu sih aku juga tidak tahu harus bilang apa dengan kamu tapi ya kamu tahu sendiri lah, bagaimana sifat
Entah mengapa Luna ketika melihat Brian tingkahnya semakin aneh dan juga sering tergila-gila kepada Brian.Sampai pada akhirnya Gadis pun ikut heran ketika melihat tingkah laku Luna setelah Luna bercerita banyak tentang Brian Gadis pun menanggapinya."Kamu memangnya beneran suka sama dia atau cuman mengagumi dia?" tanya Gadis kepada Luna.Gadis menanyakan perasaan Luna kepada Brian karena dia takut jika Luna tersakiti oleh Brian."Ya memangnya kenapa sih aku tahu kok kamu melihat aku sangat polos ya kan, memang benar apa yang kamu bilang kalau aku sebelumnya memang tidak pernah merasakan yang namanya cinta," ujar Luna kepada Gadis."Oh seperti itu ya tidak apa-apa sih sebenarnya cuman kan aku kaget saja kamu ketemu Brian kan belum lama gitu loh, tapi kamu sudah sepertinya terpesona seperti itu," ucap Gadis kepada Luna yang memandang wajah Luna dengan wajah yang sedikit heran.Sejauh itu Gadis masih merasa aman-aman saja karena tingkah