"Oh Alhamdulillah kalau begitu biarkan dia istirahat dulu, nanti aku mau main sama dia Bunda!" seru Luna kepada Bunda Merlin mendengar Luna selalu saja berbagi cerita dengan anak gadisnya itu dan selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan dia di kampus barunya.
Sementara itu Syam yang terkenal menjadi sahabat dari Brian itu belum pulang dari kampus.
Ketika itu Brian dan juga Syam cerita dan duduk berdua di taman kampus.
"Aku mau tahu dong sebenarnya siapa sih anak baru di kelas kita! aku belum tahu dan tadi ingin aku melihatnya tapi sama sekali tidak sempat!" seru Brian kepada Syam.
"Oh itu namanya si Luna dia itu pindahan dari kampus apa gitu tadi dia bilang tapi aku lupa, memangnya kenapa sih tumben banget kamu nanyain siapa mahasiswa baru yang ada di kelas kita?" tanya Syam yang bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu karena selama ini Brian sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang ada di kelas dan juga selalu bersikap cuek.
"Ya memangnya aku salah ya kalau aku mau bertanya seperti itu, aku juga ingin tahu saja sih dan kalau aku tidak tahu mungkin aku bakalan biasa saja sama dia," ucap Brian dengan nada yang sangat cuek.
"Tapi dia cantik loh! baik lagi dia berbicara sangat lembut dia seperti orang yang sangat polos gitu loh," ucap Syam menceritakan tentang Luna kepada Brian.
"Ah masa sih aku saja yang tidak pernah bergaul dengan anak-anak di kelas ya makanya itu tidak tahu bagaimana watak-watak mereka!" tegas Brian kepada Syam.
"Ya makanya itu kamu harus berbaur dengan anak-anak di kelas, kamu harus menghilangkan sifat-sifat kamu yang jelek seperti itu kan tidak enak kalau satu kelas membicarakan kamu tentang kecuekan kamu! padahal kamu mempunyai paras yang tampan," ujar Syam kepada Brian.
"Halah kamu bicara apa sih kamu malah berbicara yang tidak-tidak kepada aku! oh iya nanti kamu main futsal atau tidak?" tanya Brian kepada Syam.
"Kayaknya tidak sih! kamu saja ya karena aku rasanya capek banget, oh iya, kalau kamu mau berkenalan dengan mahasiswa baru itu besok saja aku kenalin, gampang itu soalnya aku sudah berkenalan dengan dia tadi," ucap Syam kepada Brian.
Brian pun tersenyum kepada Syam dengan sangat sadis.
"Ih, kok kamu senyum seperti itu sih, memangnya kamu tidak mau ya berkenalan dengan mahasiswa baru itu? sumpah demi apapun dia itu sangat cantik dan juga lembut! kalau kamu kenal dia mungkin kamu bakalan jatuh cinta deh, hahaha," ucap Syam dengan tersenyum kepada Brian.
"Halah kamu apaan sih! sudahlah jangan dibahas, aku tidak mau membahas itu ya nanti kalau ada waktu aku akan berkenalan dengan dia melalui kamu," ujar Brian kepada Syam.
Setelah mereka asyik ngobrol tidak lama kemudian mereka pun hendak pulang ke rumah.
Tetapi Syam telah dijemput oleh kekasihnya dan Brian ditinggal begitu saja
"Itu sudah datang cepet banget dia jemput aku! aku dijemput dengan pacar aku jadi kamu di sini saja ya sendirian, nanti kamu kan pulang sendiri kan sudah gede haha," ujar Syam kepada Brian.
Syam pun meninggalkan Brian sendirian di taman itu dan pergi pulang ke rumah bersama pacarnya.
"Sialan bisa-bisanya dia pergi meninggalkan aku begitu saja, aduh ya sudahlah aku di sini saja dulu,"
ujar Brian dengan pelan.Tak lama kemudian Brian memesan ojek online untuk dia pulang ke rumahnya
Malam pun tiba dan di kamarnya, Luna selalu saja merenung dan juga Masih memikirkan banyak hal tentang apa yang dia rasakan di hari pertama dia masuk di kampus barunya."Alhamdulillah aku mempunyai teman yang baik dan juga kenalanku disana sangat baik semua dan dosen-dosen di sana juga sangat menghargai aku aku jadi orang yang sangat beruntung di hari ini," gumam Luna dengan pelan.
Luna kala itu sedang berada di kamar sendirian dan dia selalu banyak-banyak bersyukur kepada Allah karena sudah mempunyai teman yang sangat baik dan membantu dirinya untuk beradaptasi di lingkungan yang baru.
Ketika Luna sedang merenung dalam kamarnya tiba-tiba Ayah Rian mengetuk pintu kamar anak gadisnya itu."Tok tok tok," suara ketukan pintu dari luar.
"Iya siapa ya? masuk saja tidak dikunci kok!" tegas Luna yang berada di dalam kamar.
Akhirnya Ayah Rian pun membuka pintu dan menanyakan keadaan dari anaknya itu.
"Kok di kamar terus sih memangnya sudah makan malam?" tanya Ayah Rian kepada Luna dengan tersenyum kepada nya.
"Belum Ayah, aku sedikit lagi mau salat dulu habis itu aku makan malam," ucap Luna kepada Ayahnya.
"Ya sudah kalau begitu Ayah, bunda dan juga Lina sudah menunggu kamu di meja makan ya, kamu salat saja dulu nanti kamu langsung gabung kita makan bersama-sama," ucap Ayah Rian dengan lembut kepada anak gadisnya.
Luna pun tersenyum manis kepada Ayahnya yang selalu saja memperhatikan dirinya.
Akhirnya Ayahnya pun keluar dari kamarnya dan Luna bersiap-siap untuk menunaikan ibadah salat Maghrib.
Luna pun bergegas pergi mengambil air wudhu dan setelah itu dia menunaikan ibadah salat.
Setelah beberapa saat Luna pun Selesai salat dia langsung saja bergabung untuk makan malam bersama Ayah, Bunda dan juga adik kecilnya.
Ketika Luna bergegas pergi menemui keluarganya di dapur dia sangat terlihat bersemangat.
"Tuh kan lihat Ayah! betapa senangnya anak jadi semua itu senyum sendiri hehehe," ucap Bunda Merlin kepada Ayah Rian dan sangat terlihat dari wajah Luna yang tersipu malu ketika mendengarkan perkataan dari Bundanya itu.
"Ihh Bunda Ini apaan sih kan katanya Bunda aku harus beradaptasi di lingkungan baru ini dan aku sekarang sudah mempunyai teman yang baik-baik banget di kampus, padahal aku baru pertama kali masuk di kampus," ujar Luna kepada keluarganya.
Luna pun duduk dikursi dan bersiap untuk makan malam bersama keluarganya.
"Ya begini, Ayah kan suka kalau kamu bersemangat seperti ini ayah juga tidak sia-sia pindah di sini kalau kamu bahagia seperti itu!" tegas Ayah Rian kepada Luna.
"Iya ini ayah, Alhamdulillah aku sangat bahagia banyak yang sayang sama aku ketika aku masih di kampus baru itu," ucap Luna dengan tersenyum sangat bahagia kepada Ayah Rian.
"Ih sama dong! sama Lina juga bahagia ketika masuk sekolah pertama kali di sekolah Lina semuanya baik-baik banget guru-gurunya juga baik-baik semua loh," ucap Lina.
Semua terlihat bahagia ketika berpindah di tempat belajar yang baru.
"Nah kalau semuanya bahagia seperti ini kan kita enak semuanya ngumpul dan semua makan bersama seperti ini menceritakan kesenangannya masing-masing," ujar Bunda Merlin kepada anak-anak sangat terlihat wajah Bunda Merlin sangat bahagia ketika mendengarkan cerita dari anak-anaknya itu.
Dia merasa menjadi Ibu yang sangat bangga kepada anak-anaknya, begitu pula dengan Ayah Rian yang selalu saja memuji Bunda Merlin bisa mendidik anak dengan cara yang baik.
bersambung
Akhirnya mereka pun makan bersama-sama satu keluarga dan mereka pun selalu saja berbahagia karena semua ketika berpindah merasakan hal kesenangan tersendiri di tempat yang baru."Ayah sebelum kita makan aku mau mengucapkan terima kasih banyak ya buat Ayah yang mau berkorban banyak untuk aku dan juga Lina," ujar Luna kepada Ayah Rian dengan memandang wajah Ayahnya itu.Luna tiba-tiba meneteskan air mata."Lah kok kamu menangis seperti itu sih? ada apa sih nak, kamu jangan seperti itulah nanti kalau kamu seperti itu mau buat Ayah menjadi bingung dan juga menjadi sedih," ucap Ayah Rian kepada Luna yang sedang meneteskan air mata di hadapannya."Ayah aku tidak perduli apa yang dikatakan orang tentang keluarga kita tapi aku merasa keluarga kita itu adalah keluarga yang harmonis yang selalu saja utuh dan selalu saja mendapatkan kebahagiaan," ucap Luna kepada Ayahnya itu.Dia merasa dirinya sangat bersalah telah banyak menuntut kepada Ayahnya.
"Ayah, Bunda Luna pamitan ya untuk pergi ke kampus," ujar Luna kepada Ayah dan Bundanya yang sedang duduk di meja makan."Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya ingat belajar baik-baik dan jangan yang aneh-aneh diperbuat," ucap Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu."Ya Bunda siap! aku tuh selalu ingat kok apa yang dikatakan Bunda dan aku tahu juga apa yang dikatakan oleh Bunda itu semuanya baik untuk aku kedepannya," ucapnya kepada Bunda Merlin dengan tersenyum bahagia di wajahnya.Akhirnya Luna pun pergi ke kampus sesampainya di kampusdia tidak sengaja bertemu dengan Brian ketika hendak masuk kelas.Luna tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan buku yang dipegang oleh Brian."Prak,"Suara buku itu terjatuh di lantai."Ya ampun maaf ya aku tidak sengaja tadi kalau aku lihat kamu berjalan tadi pasti aku tidak akan menabrak kamu, maaf ya aku yang lalai tidak melihat kamu sedang berjalan di depanku," ujar Luna meminta maaf
"Ya ampun coba kamu lihat itu Brian juga belum mengerjakan tugasnya dan kamu lihat itu dosen memarahi dia sampai seperti itu terus gimana," ucap Gadis kepada Luna yang sedang ketakutan melihat Brian di depan kelas."Ya ampun aku udah tahu aku harus gimana ini, ya sudah kalau begitu aku juga mengangkat tangan ya mau gimana lagi orang aku juga tidak mengerjakan tugas!" ucap Luna dengan nada yang sangat lemas berpasrah diri untuk mendapatkan hukuman dari dosen.Akhirnya tidak lama kemudian Luna pun mengangkat tangannya dan bicara kepada dosennya."Saya Pak saya belum mengerjakan tugas karena saya belum terlalu mengerti bagaimana tugas yang kemarin itu," ucap Luna dengan sangat sopan kepada Bapak dosennya itu dan mengangkat tangannya."Ya sudah kalau begitu kamu harus maju kedepan sini bersama Brian! kalian ini memang tidak menghormati dosen ya! bukannya kamu mahasiswa baru tapi kenapa sudah membuat ulah!" tegas dosen itu kepada Luna dengan nada yang sangat
"Oh seperti itu ya, sebenarnya aku tidak mau bertanya sih tapi kan ya aku mau ngapain lagi di sini cuman dengan kamu jadi aku bertanya saja lah kenapa sebenarnya kamu mau pindahnya di kampus ini!" ucap Brian kepada Luna.Luna pun aku memandangi wajah Brian, dan wajah Brian sontak berubah menjadi merah karena ditatap oleh Luna."Biasa saja lah kenapa sih kok kamu takut banget ketika aku memandang wajahmu, oh iya, aku tahu dari teman-teman kalau kamu tuh orangnya sangat cuek, tapi kalau menurutku kamu tidak cuek kok," ucap Luna kepada Brian dengan senyum manis di wajahnya.Brian pun terdiam dan tidak berkata-kata apapun karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Luna."Kok kamu diam terus sih, berbicaralah supaya aku juga ada teman yang berbicara kalau cuman aku yang berbicara disangkanya aku orang gila lah," ucap Luna kepada Brian.Luna ingin sekali akrab kepada Brian karena dirinya tidak ingin mempunyai musuh ataupun orang yang tidak dikenal di kampus
Ketika di jalan hendak pergi ke kantin Brian pun berbicara sesuatu kepada Syam."Eh kamu tahu enggak sih tadi waktu di toilet aku melihat dengan jelas wajah mahasiswa baru itu!" tegas Brian kepada Syam."Ya terus memangnya kenapa kamu kayak tidak pernah melihat wanita saja sampai berbicara seperti itu kepadaku!" ucap Syam kepada Brian.Tiba-tiba Brian pun berhenti melangkah dan memegang pundak Syam.Brian memandang wajah Syam dan berkata lebih tegas kepada Syam."Kamu tahu kan aku seperti apa orangnya? kamu menyangka tidak sih, kalau aku bisa memandangi dia dengan dekat, waktu di hukum tadi!" seru Brian kepada Syam."eh, apaan sih kamu kok megang pundak aku seperti itu santai sajalah kenapa sih memangnya kalau kamu seperti itu, kan aku juga lebih senang soalnya kamu kelihatan seperti orang yang sangat cuek dan tidak mau bercampur dengan perempuan jadi ya biasa saja sih menurutku kalau kamu bisa memandang wajah mahasiswa baru
"Is Gadis kamu nih kenapa sih memangnya aku salah ya berbicara seperti itu tapi itu kok yang dia lakukan kepadaku dia memandangnya aku seperti orang yang sedang jatuh cinta!" seru Luna kepada teman baiknya itu yang sedang batuk dan juga menertawainya.Gadis selalu saja tertawa ketika mendengarkan perkataan dari temannya itu."Begini ya kamu jangan terlalu berfikir sampai ke sana karena kamu tahu sendiri kan, Brian itu adalah orang yang sangat cuek aku juga sudah menjelaskan semuanya kan dengan kamu!" seru Gadis.Gadis selalu saja beri tahu sesuatu kebenaran Brian tetapi sangat terlihat dari wajah yang sangat mengagumi Brian."Tidak sih aku tidak kepedean juga cuman aku hanya bertanya kepadamu, dia itu orangnya baik sepertinya karena dia tidak suka kepadaku ketika aku dan dia sama-sama dihukum," ucap Luna kepada Gadis."Ya kalau soal itu aku tidak tahu sih aku juga tidak tahu harus bilang apa dengan kamu tapi ya kamu tahu sendiri lah, bagaimana sifat
Entah mengapa Luna ketika melihat Brian tingkahnya semakin aneh dan juga sering tergila-gila kepada Brian.Sampai pada akhirnya Gadis pun ikut heran ketika melihat tingkah laku Luna setelah Luna bercerita banyak tentang Brian Gadis pun menanggapinya."Kamu memangnya beneran suka sama dia atau cuman mengagumi dia?" tanya Gadis kepada Luna.Gadis menanyakan perasaan Luna kepada Brian karena dia takut jika Luna tersakiti oleh Brian."Ya memangnya kenapa sih aku tahu kok kamu melihat aku sangat polos ya kan, memang benar apa yang kamu bilang kalau aku sebelumnya memang tidak pernah merasakan yang namanya cinta," ujar Luna kepada Gadis."Oh seperti itu ya tidak apa-apa sih sebenarnya cuman kan aku kaget saja kamu ketemu Brian kan belum lama gitu loh, tapi kamu sudah sepertinya terpesona seperti itu," ucap Gadis kepada Luna yang memandang wajah Luna dengan wajah yang sedikit heran.Sejauh itu Gadis masih merasa aman-aman saja karena tingkah
Gadis merasa ada yang aneh yang dilakukan oleh Syam, Gadis selalu saja melihat gerak-gerik Syam yang sepertinya selalu mempertemukan antara Luna dan juga Brian."Ada apa sih dengan Syam tiba-tiba dia datang dan mengajak aku dan juga Luna untuk berjalan-jalan tetapi begitu jauhnya kita berjalan-jalan kenapa dia membawa aku dan juga Luna bertemu dengan Brian," batin Gadis yang selalu saja penasaran.Sebenarnya apa yang akan dilakukan oleh Syam kepada Gadis dan juga Luna. Sementara itu Luna terlihat sangat malu-malu ketika tahu di tempat itu ada Brian yang sedang berolahraga."Ih kamu tidak bilang kalau Brian ada di sini kan kita belum pulang ke rumah dan masih pakai pakaian kampus seperti ini!" Ujar Luna sambil mengerutkan dahinya dan memandang ke arah Syam."Sudahlah kamu tidak perlu munafik, kamu kan tidak keberatan kalau kamu bertemu dengan Brian, iya kan? aku tahu kok kalau kamu mengagumi Brian," ucapnya kepada Luna dengan tertawaLuna merasa di