Luna masih saja bersedih karena memikirkan apa yang dilakukan oleh Brian kepadanya ketika itu dia tak bisa berkata apapun dan selalu saja berbaring bahkan semangat untuk kuliah pun tidak ada.
Akan tetapi tiba-tiba ponsel Luna pun berbunyi dan akhirnya Luna pun meraih ponselnya di atas meja.
"Siapa sih yang menelepon aku jam begini rasanya aku males banget deh mengangkatnya! Tapi gimana lagi aku takutnya ada keperluan kampus," ujar Luna dengan sangat pelan dan meraih ponselnya yang di atas meja.
Luna pun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata yang menelponnya adalah Gadis yang merupakan sahabat terbaiknya.
Luna mengangkat telepon Gadis dan berbicara kepadanya.
"Iya halo... Ada apa sih Gadis tumben banget kamu jam segini menelepon aku ada apa sih?l tanya Luna dengan nada yang sangat datar.
Ketika mendengarkan perkataan dari teman itu Gadis penuh rasa sangat heran dan bertanya kepada Luna.
"Kamu kenapa sih sensi banget seperti
"Ayah cepat sembuh ya Ayah pokoknya tidak boleh memikirkan apapun yang sangat berat ya Ayah," ujar Luna dengan menasehati Ayah Rian karena Luna sangat menginginkan agar Ayahnya sehat kembali seperti dulu lagi dan Ayahnya pun tersenyum manis kepada Luna.Akan tetapi tiba-tiba ayah Rian bertanya kepada Luna tentang Brian."Ayah mau bertanya kepadamu tentang Brian, apakah kamu dekat dengan dia kamu jawab saja dengan yang sebenarnya karena Ayah ingin sekali kamu jujur kepada Ayah," Tegas Ayah Rian dengan menatap wajah Luna.Ketika mendengarkan perkataan dari Ayahnya Luna pun kaget dan bingung hendak berbicara apa kepada Ayahnya dia merasa tertekan dan takut untuk membicara yang sesungguhnya kepada Ayah Rian."Ada apa ya? kok ayah berbicara seperti itu tidak seperti biasanya Ayah menanyakan tentang hal itu kepada aku, memangnya ada apa sih Ayah?" tanya Luna dengan sangat penasaran menatap wajah Ayahnya akan tetapi Ayahnya tak membicarakan apapun kepada d
"Sebenarnya aku tidak mau jujur kepadamu, tapi aku mau menceritakan semuanya kepadamu," ucap Luna yaang tiba-tiba ingin berbicara kepada Gadis dan mengungkapkan semua perasaannya dan menceritakan keadaan hati dan juga pikirannya kepada Gadis."Ya iyalah apa gunanya aku ada di sini dan menjadi teman kamu, kalau aku tidak bisa mendengarkan semua keluh kesahmu!" tegas Gadis yang mencoba untuk memancing Luna agar Luna berbicara kepadanya karena Gadis tidak ingin melihat Luna sangat murung dan tidak bisa berkata apapun dan sangat terlihat tidak berdaya di hadapan Gadis."Sebenarnya aku mempunyai masalah dengan Brian dan itu menyakitkan sekali aku tak tahu lagi mau berbicara apa tentang dirinya, sungguh aku kesakitan dengan perlakuannya," ujar Luna yang sangat sedih dan menatap dengan tatapan yang kosong."Ketika melihat hal itu dihadapannya Gadis pun merasa sangat tersentuh hatinya karena Luna tak biasanya mempunyai sikap dan sifat seperti orang yang sangat sedih sep
Luna sangat heran mendengarkan perkataan dari Brian, tingkah laku Brian seakan-akan dirinya tak pernah punya salah.Sebenarnya ada apa dengan Brian Luna pun tak tahu."Kenapa sih kamu tidak merasa kalau kamu itu salah apakah telah melupakan semuanya kejadian yang tadi malam?" tanya Luna dengan sangat kecewa kepada Brian.Brian membahas apa yang sudah terjadi."Kamu kenapa marah-marah terus sudahlah marah-marah nya, kita bicarakan itu hanya berdua jangan kamu melibatkan orang lain dalam permasalahan kita!" Tegas Brian memberitahu Luna agar tidak memberitahu orang lain tentang masalah mereka.Luna yang mendengarkan hal itu pun langsung saja bertambah marah karena menurut Luna dirinya juga berhak bahagia akan tetapi Brian selalu saja menyuruhnya untuk berdiam diri dan tak berkata sama kepada siapapun."Brian, aku ini seorang perempuan aku lemah aku hanya manusia biasa aku juga membutuhkan teman untuk bercerita cara untuk menceritakan sebu
"Sudah lah ya soalnya sedikit lagi dosen kita akan masuk kamu tidak boleh bersedih seperti itu," ucap Gadis yang masih terus mengerti Luna tersenyum ketika mendengarkan perkataan Gadis.Selang 2 jam kemudian ketika telah menyelesaikan kegiatan kampusnya tiba-tiba ketika dia ingin pergi ke kantin bersama Gadis karena datang menghampiri Luna untuk mencaci-maki Luna di hadapan teman-temannya.Karina pun langsung saja masuk ke dalam kelas ketika dosen keluar dari kelas Luna dan juga Brian."Ohh kamu ya yang ngerebut pacar aku! Kamu kira kamu itu cantikn jangan seenaknya saja ya mengambil punya orang!" ucap Karina dengan sangat kasar dengan menunjuk wajah Luna yang sedang duduk dihadapannya.Emosi Luna yang memuncak ketika melihat perilaku Karina yang marah besar kepada dirinya akan tetapi Gadis tak tinggal diam saja dan mendekati Luna agar Luna tidak terlalu takut dan tidak terlalu merasa sendirian."Ada aku disini kamu jangan takut aku tid
"Ayah yakin! aku harus pindah dari sini aku saja tidak yakin Ayah kalau aku pindah dari sini aku bisa beradaptasi dengan lingkungan aku yang baru!" seru Luna dengan menatap wajah Ayahnya yang berdiri di hadapannya."Luna! kamu harus mengikuti semua apa perkataan Ayah! ini semua Ayah lakukan hanya untuk kebahagiaan kamu," ujar Ayah Luna kepada dirinya."Ayah tahu kan aku susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru! memangnya Ayah mau melihat aku sengsara dengan kehidupanku yang baru!" seru Luna kepada Ayahnya.Luna terlihat sangat tidak ingin mengubah hidupnya dengan cara berpindah di lingkungan yang baru."Tidak ada pilihan lain, kamu harus tetap pindah dari sini, kamu kan tahu sendiri bagaimana usaha Ayah di sini, sangatlah menurun jadi kita satu keluarga akan pindah," ucap Ayah dari Luna sembari menatap mata anak gadisnya."Tapi ini tidak adil bagiku Ayah! aku tidak bisa begitu saja pindah darisini!" tegas Luna.
"Bunda minta maaf kalau bicara Bunda menyakiti hati kamu tapi bunda sama sekali tidak mempunyai niatan untuk menyakiti kamu dan membandingkan kamu dengan Lina!" ujar Bunda dengan pelan kepada Luna yang terus saja menangis karena sakit hati."Bunda aku juga mempunyai hati aku tidak mau dibeda-bedakan seperti itu,"ujar Luna kepada Bunda Merlin.Luna adalah orang yang sangat baik wanita yang sangat lembut, tetapi dia mempunyai sifat mandiri dia mempunyai sifat pemarah, jika apa yang dia inginkan tidak terlaksana."Sudahlah, sekarang kamu beristirahat saja Ibu tidak mau mengganggu, kalau memang kamu ingin menangis menangislah, tapi ini memang kenyataan kita harus pindah dari tempat ini karena faktor ekonomi keluarga kita!" tegas Bunda Merlin dengan mengusap rambut anak gadisnya itu yang sedang berlinang air mata.Akhirnya Bunda Merlin pun meninggalkan Luna seorang diri di dalam kamar.Luna meratapi apa yang dia rasakan dia tidak pernah meras
"Tuh kan, kalau begini tidak jadi nih kayaknya kita makan tapi malah ngobrol di meja makan," ujar Ayah Rian yang sambil tersenyum kepada anak-anaknya."Ya sudah ya sudah, sekarang tidak usah berbicara dulu sekarang kita sarapan dulu ya!" tegas Bunda Merlin.Akhirnya mereka pun sarapan bersama-sama dan mereka sangat bahagia.Keesokan harinya mereka prepare untuk pergi berpindah dan lagi-lagi Luna masih tidak percaya bahwa dirinya akan pindah dan meninggalkan tempat kelahirannya itu.Setelah prepare Luna berdiam diri di kamarnya dia belum bisa melepaskan kesedihannya dan belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus pergi meninggalkan tempat kelahirannya.Ketika Luna sedang ber Istirahat dan juga melamun dengan keadaan yang terjadi Bunda Merlin pun mendekatinya dan mencoba untuk berbicara kepadanya."Kamu kenapa lagi sih nak! sudahlah kamu juga bisa kok kuliah di tempat di mana nanti kita pindah nanti semuanya diurus kamu jangan sedi
Keluarga yang sangat harmonis dan juga sekali menciptakan keharmonisan.Akhirnya Ayah Rian pun memerintahkan Luna untuk membereskan rumah yang akan di tinggali dan juga di bantu oleh Bunda Merlin."Luna! kamu membersihkan rumah dulu ya dengan di bantu dengan Bunda Merlin, karena Ayah mau bertemu duku dengan Pak RT dulu!" seru Ayah Rian yang sedang berdiri di hadapan Luna."Oh iya Ayah, nanti Luna yang membersihkan!" jawab Luna dengan nada yang bersemangat untuk membereskan rumah barunya."Nah semangat gitu dong, jadi Ayah kan merasa senang jadinya hehe," ketus Ayahnya dengan tersenyum lebar dan memandang wajah Luna.Tak lama kemudian, Ayah Rian pergi meninggalkan Luna, Lina dan juga Bunda Merlin, untuk bertemu dengan Pak RT.Bunda Merlin pun dengan sigap memerintahkan anak-anaknya untuk segera membersihkan dan merapikan yang ada di dalam rumah baru mereka."Ayo Luna! Lina! Kita bersihkan semua dan ki