Share

Bos Galak dan Gadis Penipu

Van Boss adalah majalah mode dan lifestyle  terkenal yang berpusat di New York dan memiliki cabang di berbagai negara, salah satunya Van Boss membuka cabangnya di Jakarta, Indonesia. Baru setahun berjalan rupanya Van Boss di Jakarta belum bisa mencapai sukses seperti yang diharapkan oleh Van Boss di pusatnya yaitu di New York. Dan Pemimpin Redaksi di sana malah tersandung kasus pemakaian Narkoba. Dan pada akhirnya Van Boss Indonesia terancam ditutup dan tidak akan beroperasi lagi.

Menyikapi situasi itu, Ester sebagai pemilik dan pendiri Van Boss meminta Jordan Land pergi ke sana. Meskipun Jordan sedikit keberatan, tapi sepertinya Ester memang mempunyai alasannya dia mengirimnya ke sana.

Alasan pertama mungkin Jo orangnya perfectionis, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kemauan dan keinginannya tak akan luput dari kemarahannya. Siapa pun itu mau pegawai laki-laki dan perempuan, Jo tak akan sungkan memarahinya jika pekerjaan mereka tidak sesuai dengan keinginannya. Dan Ester akan ingin kalau Van Boss bisa naik seperti cabang lainnya di negara Asia. Kedua, Jordan masih mempunyai darah Indonesia. Neneknya berasal dari Indonesia. Dengan begitu semua orang yang ada di Van Boss Jakarta akan bisa lebih dekat secara ikatan tanah kelahiran yang sama.

Dan Jordan tidak keberatan jika harus dikirim ke sana. Masalahnya dia mencemaskan satu hal. Yaitu tentang penyakit anehnya. Yang bisa kambuh kapan saja.

Kabar Jordan yang akan pindah ke Jakarta langsung menyebar dengan cepat di antara para pegawai yang lain. Sikap pemarah yang dimiliki Jo lantas membuat seluruh pegawai dan anak buahnya di Van Boss New York bersorak gembira seperti menyambut Hari Kemerdekaan ketika mendengar Jo akan pindah ke cabang di Jakarta.

Siang hari mereka mendengar kabar Jo pindah, malam harinya mereka merayakan kepindahan Jo dengan bersenang-senang di klub malam. Tentunya tanpa sepengetahuan Jo.

Selain dibenci dan digosipin di belakang. Jo tak pernah ada satu pun yang berani selama lima menit bersamanya. Karena selama satu menit saja, ocehan dan omelannya kurang lebih 200 kata per menit. Mana tahan semua pegawai nya berlama-lama menghadap Jo.

Dan jika ada satu orang pegawai yang dipanggil ke dalam ruangan Jo. Sudah dipastikan kalau dia akan menerima segala bentuk amarah Jo karena hasil pekerjaannya itu ada yang salah atau kurang.

Beda dengan anak buah atau pegawainya, sang pemilik Van Boss, Ester sangat menyukai kepribadian Jordan. Karena dengan begitu, seluruh karyawannya di Van Boss New York menjadi lebih hati-hati dan berusaha keras bekerja agar tak mendapatkan masalah dengan Jordan.

“Setidaknya aku bisa bernapas normal dan bekerja dengan tenang tanpanya selama satu tahun,” Becca terlihat senang begitu mendengar Jordan sudah pergi ke bandara.

“Ya itu benar. Tapi aku berharap dia bisa tinggal lebih lama lagi di sana,” sambung Tracya, dia adalah orang yang paling sering kena marah Jordan

*** **

Hans mengantar Jordan sampai bandara. Dia masih tidak menyangka kalau Jordan harus pergi ke sana.

“Bagaimana dengan sindrom mu itu, apa nanti kau bisa mengurusnya. Aku tidak bisa membantumu lagi?” tanya Hans.

“Entahlah, mungkin aku harus mencari sendiri.”

“Hubungi aku kapan saja jika kamu membutuhkan bantuanku!”

“Oke, terima kasih Bro. Sampai ketemu lagi!”

Hans melepas kepergian Jordan. Meskipun dia tidak yakin kalau Jordan akan bisa mengurusnya sendiri tanpa bantuannya.

*****

Di sebuah lapas wanita. Ada seorang napi yang baru saja dibebaskan hari itu. Seorang gadis muda terlihat membawa ranselnya dan diantar oleh seorang sipir penjaga lapas.

"Kali ini harus menjadi yang terakhir Meikha!" kata seorang sipir penjaga tahanan bernama Bu Desiana.

"Iya Bu, apa Ibu bosan melihat saya di sini?" kata Meikha mengerucutkan bibirnya.

"Bukan bosan, masa kamu ingin menghabiskan masa mudamu terus di dalam penjara, kau harus menikah dan punya keluarga" ucap Bu Desiana sambil membereskan berkas kebebasan Meikha di Lapas wanita itu.

"Saya juga sebenarnya tidak mau harus  tinggal dan terjebak di sini lagi Bu, tapi ya gimana, di luar sana untuk orang macam saya ini tidak bisa bertahan hidup demi sesuap nasi."

"Hush ... jangan bicara seperti itu!" Bu Desiana tidak mau mendengar ucapan yang pesimis dari mulut Meikha.

"Selama kamu di sini kan, kamu sudah diajari beberapa keterampilan dan keahlian, kamu gunakan itu sebagai modal kamu menyambung hidup, jangan menjadi seorang penipu terus!" kata Bu Desiana memberikan ceramah seperti biasanya pada napi yang akan dibebaskan.

Meikha hanya tersenyum menimpali nasehat  Bu Desiana untuknya. Seharusnya masih ada enam bulan lagi dia di Lapas, tapi karena sikapnya baik selama persidangan dan selama di dalam Lapas, dia diberi keringanan hukuman. Selama setahun lebih dia berada di Lapas ini. Segala bentuk kursus dan materi yang diberikan untuk para penghuni Lapas ini sebagai bekal untuk menjadi orang yang lebih baik setelah bebas

Hari ini Meikha, umur 25 tahun untuk ke sekian kalinya bebas dari Lapas dengan kasus Penipuan. Kasus yang sama. Meikha terakhir dipenjara karena kasus menipu beberapa ibu-ibu sosialita yang membeli berlian palsu padanya. Setelah mendapatkan banyak uang dari hasil penjualan berlian palsunya. Dia melarikan diri ke Batam. Namun hanya beberapa hari di Batam. Meikha berhasil ditangkap dan berakhir di penjara.

Dan setelah melewati hampir dua puluh bulan lebih. Hari ini Meikha keluar dan bisa menghirup udara bebas. Kepergiannya dilepas oleh Bu Desiana, sipir lapas yang sudah baik padanya. Meikha sudah menganggapnya sebagai ibunya. Karena kebaikan Bu Desiana, Meikha merasa sedih karena akan berpisah dengannya. Tapi tidak dengan Bu Desiana, dia ingin Meikha jangan berlama-lama di Lapas. Dan kalau bisa jangan sampai kembali lagi.

"Ingat Meikha, bertobat dan jangan sampai kamu menipu lagi!" pinta Bu Desiana melepas Meikha di gerbang Lapas khusus wanita itu.

Meikha tersenyum menjawabnya. Hati kecilnya dia juga tidak ingin menghabiskan terus masa muda dan masa tuanya di Lapas. Dia juga mendambakan sebagai orang yang baik dan hidup damai mempunyai suami dan anak.

Langkah kaki Meikha menjauh dari gerbang Lapas. Tak ada yang menjemput dirinya. Dia tidak punya sanak keluarga. Karena dia adalah seorang yatim piatu yang tumbuh di Panti Asuhan.

‘Kemanakah aku harus pergi?’ gumam Meikha. Dia tidak punya tempat tujuan dan tidak punya sanak keluarga yang bisa dia kunjungi.

Meikha harus mempunyai rencana untuk bisa bertahan hidup setelah keluar dari lapas. Dan dia juga tidak mau jika harus menipu lagi. Dia ingin berubah menjadi orang yang lebih baik lagi.

Namun, nasib orang siapa tahu. Meikha mungkin bisa mendapat sebuah pekerjaan yang halal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status