~Di dalam kamar~
“Apa maksudmu mengirim foto-foto dan video ke Nisa. Apa kamu ingin kami bertengkar dan bercerai? Jika itu keinginanmu, usahamu akan sia-sia. Aku tidak menyangka jika kamu wanita picik. Apabila kamu cemburu kepada Karin, mengapa harus bawa-bawa Nisa?” tanya Rico mengintimidasi.
***
“Heuh.” Anggun terpengarah dengan perkataan Rico. Dia tidak menyangka bahwa ada manusia yang percaya dirinya tingkat dewa. Anggun bernapas dengan kasar dan menatap malas ke arah Rico.
“Mas, sebentar-sebentar! Apa aku tidak salah mendengar? Aku seorang Anggun, wanita populer di kampus dengan tingkat IQ genius, harus cemburu kepada wanita seperti Karin! Kepada Nisa saja istri sirimu aku sama sekali tidak cemburu apalagi Karin. Aku hanya akan cemburu kepada wanita baik-baik dan berakhlak. Dan dengarkan baik-baik, kamu tidak pantas aku cemburui karena kamu bukan pria yang aku cinta
~Di ruang makan~Kini semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk makan siang.“Rico, Anggun. Besok Kakek akan mengadakan rapat dengan seluruh dewan direksi di kantor pusat jadi Kakek akan ikut dengan kalian ke Jakarta. Dan, selama di Jakarta Kakek akan tinggal di rumah kalian.”“Apa?” sahut Rico dan Anggun bersamaan.“Kakek, biar aku saja yang mewakili rapat dengan dewan direksi. Kakek harus banyak beristirahat. Aku tidak mau kakek kenapa-napa!” bujuk Rico.“Kenapa? kamu tidak suka jika Kakek tinggal di rumahmu?” tanya sang kakek.***“Bu-bukan begitu, Kek,” sahut Rico terbata-bata.“Apakah kalian menyembunyikan sesuatu?” tanya sang kakek penuh curiga.“Ti-tidak,” sahut Rico dan Anggun bersamaan.“Ka
Setelah beberapa menit, Anggun kembali masuk dengan membawa es batu dan handuk kecil.“Duduklah!” titah Anggun kepada Rico.Rico menuruti perkataan sang istri. Anggun pun mengompres memar-memar di wajah Rico dengan telaten dan lembut.Rico tak henti melihat wajah Anggun yang cantik dan menggemaskan. Di balik wajah yang feminim terdapat jiwa yang maskulin. Dia semakin penasaran dengan istrinya itu. Selain genius, cantik, pintar memasak ternyata dia juga bisa bela diri. Sungguh wanita sempurna. Diam-diam Rico mulai mengagumi istrinya itu. ‘Lalu apa kekurangannya?’ tanya Rico dalam hati. ‘Mungkin kekurangannya adalah mendapatkan suami brengsek sepertiku. Aku semakin tidak rela melepaskanmu untuk pria lain. Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Anggun. Aku akan membuatmu mencintaiku. Tunggu saja tanggal mainnya!’ racau Rico dalam hati.“Bagaimana Nisa?” tany
“Apa sih?” tanya Anggun kesal kemudian melihat ke arah Rico. Anggun tiba-tiba terperangah, mulutnya menganga melihat Rico yang terlihat seksi.Rico tahu jika Anggun menyukai tubuhnya, dia dengan sengaja mengibas-ngibas rambutnya yang masih basah. Dan kemudian menghampiri Anggun bak model pria yang sedang berjalan di catwork.Anggun menelan salivanya berulang kali, dia benar-benar kagum dengan tubuh Rico yang tinggi tegap dengan dada bidang dan perut kotak-kotak seperti roti sobek. Repleks tangan Anggun menyentuh perut Rico.“Sentuhlah aku!” bisik Rico di telinga Anggun.Anggun tersenyum dan kemudian berbisik, “Yakin, kamu mau aku sentuh!” telunjuknya mulai bermain-main di area perut Rico yang sixpeck.Seringai senyum tampak di wajah Rico yang tampan. Ketika Rico akan menyecap bibir Anggun yang ranum tiba-tiba Anggun menarik tangan Rico dan memb
Sarapan pagi buatan Anggun dengan bahan-bahan sehat tanpa pengawet akhirnya selesai. Bi Darmi membantu Anggun menghidangkan makanan. Bi Darmi sangat bersyukur karena istri syah dari Tuan Rico sangat baik berbanding terbalik dengan istri siri tuannya. Baru ditinggal semalam saja sudah membawa teman-temannya ke rumah sembari mabuk-mabukan.Anggun mengambilkan makanan untuk sang kakek lebih dulu kemudian untuk suaminya.“Sayang, aku mau disuapi. Tanganku sakit! Jika kamu tidak menyuapiku, aku tidak mau makan,” tutur Rico kepada Anggun dengan manja.“Baiklah, apa sih yang enggak untuk suamiku,” sahut Anggun dengan nada lembut namun tatapan yang menakutkan.***Rico tersenyum penuh kemenangan, pasalnya Anggun tidak akan berani berbuat macam-macam di depan sang Kakek. Anggun pun tersenyum kepada suaminya dan dia bersiap-siap untuk mengerjai Rico karena pikirnya
“Jika bukan karena ada Kakek yang memperhatikan, najis tralala harus mencium dan berkata lembut kepada pria menyebalkan seperti Mas Rico!” monolog Anggun sembari mengusap bibirnya dengan tisyu.Anggun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena ingin meluapkan rasa kesalnya. Dia merasa sedang terjebak dalam persyaratan yang dia buat. Maksud hati mengadakan perjanjian tersebut agar Rico tidak menyentuhnya sama sekali tetapi tetap saja dia selalu menciumnya dengan dalih keadilan atas perbuatan pria tempo hari. Ingin rasanya dia terbebas dari pernikahan yang tidak berlandaskan dengan cinta tersebut. Namun, dia bingung bagaimana caranya?‘Sialan, Mas Rico benar-benar licik,’ ungkap Anggun dalam hati.Anggun mendadak menghentikan mobil yang dikendarainya karena ada sebuah kendaraan motor sport menyalip dan berhenti di depan mobilnya. Pria tersebut membuka helmnya.
Baru kali ini dia merasakan rasa sakit yang teramat dalam di lubuk hatinya. Baru kali ini juga dia melihat Anggun sebahagia ini. ‘Apakah pria itu adalah seseorang yang berarti untuknya? Tapi kenapa pada waktu itu dia bilang dia tidak mengenalnya?’ tanya Rico dalam hati.Akhirnya, Rico memutuskan untuk pergi. Dia tidak kuat berlama-lama melihat kemesraan Anggun dengan pria tersebut. Dia pun meminta tolong kepada salah seorang mahasiswa untuk memberikan bekal yang dia bawa untuk diberikan kepada Anggun.“Gun, ini tadi ada titipan dari pria tampan. Katanya, bekalmu tertinggal di rumah dan dia berpesan segera dimakan nanti penyakit lambungmu kambuh!” tutur salah satu teman sekelas Anggun yang dititipi bekal.“Sekarang dimana orangnya?” tanya Anggun.“Dia sudah pergi!” sahut temannya tersebut.“Makasih, Dini!” ucap Anggun.
“Kek, bilang pada Anggun bahwa Kakek ingin segera mendapatkan cucu,” tutur Rico dengan wajah memohon.“Menunggu 1 semester bukan hal yang lama untuk Kakek. Biarkan Anggun menyelesaikan kuliahnya dulu,” sahut sang Kakek.Rico berlutut dan memegang kaki kakeknya. “Ayolah, Kek!”“Apa-apaan kamu Rico?” tanya sang Kakek yang berusaha melepaskan kakinya.“Kek, aku ingin segera memiliki seorang bayi, aku yakin bayi kita nanti akan cantik seperti ibunya dan tampan seperti aku. Kakek tidak mau menggendong cucu cepat-cepat?” tanya Rico.“Hais, baiklah nanti pulang dari kantor kakek akan berbicara kepadanya,” tutur sang Kakek.Suasana hati Rico yang buruk kini berubah menjadi ceria. Dia berpikir keras agar Anggun menjadi miliknya. Hanya dengan seorang bayi, Anggun bisa tetap bersamanya dan tidak men
“Kek, Mas, aku berangkat dulu, ya!” pamit Anggun kepada Kakek dan sang suami.“Iya, sayang hati-hati!” sahut sang kakek. Sedangkan Rico tidak menjawab sepatah kata apapun, dia sedang merasakan reaksi dari obat tersebut.‘Gila, reaksi obat itu cepat juga,’ ungkapnya dalam hati.Rico mulai merasakan kegerahan di seluruh tubuh, pasalnya dia memasukkan 3 butir tablet ke dalam minuman yang tadinya dibuat khusus untuk Anggun. Dia merasakan gairah yang tak terhingga. Sungguh, ingin sekali dia melakukan hubungan suami istri pada saat ini juga. Namun, sangat di sayangkan umpan sudah pergi, jika pergi ke tempat Nisa, khawatir kakeknya akan curiga. Wajah Rico nampak seperti orang yang sedang menahan buang air besar, tubuhnya dibanjiri oleh keringat. Dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan berpamitan kepada kakek dengan alasan sakit perut.Rico lari terbirit-birit ke kamar,