Share

Pasangan Aneh

Natha buru-buru memasuki kamarnya dengan berlari kecil. "Dasar aneh, hampir saja gue diterkam singa." Gumam natha saat mengingat apa yang dilakukan oleh Kenzie kepadanya. Jantung Natha berdegup dengan kencang ketika mengingat yang terjadi kepadanya saat di dalam kamar Kenzie. 

"Astaga! kenapa wajahnya selalu terngiang-ngiang di fikiranku kayak gini sih?" Natha membanting tubuhnya ke atas kasur. 

Ting! Ting! 

Notifikasi di ponsel Natha berbunyi.

"Gleg! Mampus gue. Kak Alvin," Natha kesulitan menelan salivanya saat membaca pesan dari sang Kakak.

[Dimana kamu sekarang? Share lokasimu sekarang juga, NATHA! Jika tidak Kakak akan menyeretmu pulang jika berhasil menemukanmu!] 

Pesan dari Alvin mampu membuat Natha lemas dalam waktu sekejap. Kakaknya memang keras kepadanya, apalagi jika dia membuat masalah. 

Natha langsung berlari keluar menemui Kenzie lagi, dia tidak ingin menjadi sasaran kemarahan sang Kakak sendiri. Ini bukanlah kesalahannya penuh, jadi jika ada yang kena imbas maka Natha juga akan mengikut sertakan Kenzie.

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

Kali ini Natha mengetok pintu dengan begitu kerasnya. Bahkan tetangga kamar mereka sampai keluar dari kamar melihat keributan yang dibuat oleh Natha.

"Ck, siapa lagi sih? Jangan bilang itu cewek bar-bar lagi," Kenzie mulai keluar membukakan pintu dengan malas, sebenarnya dia sudah mulai tertidur. Namun mendengar ketukan maut itu, mau tidak mau dia harus melihat siapa gerangan yang membuat onar. Ketika berada di pintu, matanya membulat seketika rasa kantuknya menghilang, pada saat melihat Natha kembali ke kamarnya.

"Kenapa? Hmm? Sudah siap bulan madu denganku Sayang?" Kata Kenzie sambil menaikkan dagunya.

Natha langsung mendorong kenzie ke dalam kamar, hal itu membuat Kenzie kaget dan mulai kehilangan keseimbangan lalu terjerembab ke arah belakang. Tubuh Natha berhasil menindis tubuh Kenzie. 

Cup

Bibir mereka kembali bertaut untuk beberapa saat. Netra mereka kembali saling memandang untuk beberapa detik hingga Kenzie menghancurkan semuannya. 

"Sudah puas natap wajah tampan aku hmm?" 

Deg

Jantung Natha seperti akan lepas mendengar perkataan Kenzie, pipinya memerah seperti udang rebus. Natha langsung membenarkan posisinya, kemudian berlalu meninggalkan Kenzie yang masih tertidur di lantai. 

"Ya Tuhan, kenapa kecerobohan gue malah jadi petaka gini sih? Hampir gue terbuay olehnya. Ini bibir kenapa juga selalu dan selalu buat masalah." Gumam Natha sambil menepuk-nepuk bibir kecilnya.

Kenzie membuntuti Natha di belakangnya lalu ikut duduk di samping Natha sambil mengambil bantal sofa berwarna hijau. "Kenapa lagi sih? Kamu berubah fikiran? Apa kamu memang sudah siap?" Kata Kenzie sambil menggoda Natha. Ia tahu jika Natha tidak suka saat digoda mengenai malam pertama. Perubahan wajah itu akan terlihat sangat jelas. Wajah Natha akan berubah memerah jika sedang malu. Bahkan pertemuan yang lumayan singkat saja membuat Kenzie mulai memahami karakter unik yang dimiliki oleh Natha.

"Apaan sih, garing tau nggak lo, ini lebih penting dari itu." Natha mengucapkan dengan nada serius.

"Sepenting apa sampai membuat kamu nggak sabaran kayak gini, hmm?" Kenzie menatap Natha dengan lekat. Natha mulai salah tingkah ketika diberikan tatapan penuh oleh Kenzie. Natha segera memalingkan wajahnya. 

"Hahahaha... kamu lucu tau nggak? Aku sengaja menggoda kamu. Dan hasilnya seperti yang aku harapkan." Kata Kenzie sambil tertawa dan memegangi perutnya.

Natha menyadari akan hal itu langsung marah lau mengambil bantal yang ada dipangkuan Kenzie, kemudian memukuli Kenzie dengan ganas. "Nih rasain, siapa suruh godain gue terus." 

"Iya ampun-ampun Nath, aku janji deh nggak gangguin kamu lagi. Udah dong mukulinnya." Kenzie kemudian menahan tangan Natha. Pandangan mereka kembali beradu. Entah keberanian dari mana Kenzie malah mendekatkan bibirnya maju ke depan dan berhenti tepat di depan bibir Natha. Menyadari akan hal itu, Natha langsung memejamkan matanya dengan rapat. 

Melihat hal itu membuat Kenzie tersenyum, dan memperhatikan tingkah lucu Natha, bibirnya terlihat maju seolah-olah minta untuk dicium. Kenzie hanya menahan tawannya, lalu mendekati telinga Natha lalu mengatakan. 

"Aku nggak akan apa-apain Kamu kok." Bisikan itu, membuat Natha membulatkan matanya dengan sempurna, bulu roma Natha sedikit meremang saat mendengar perkataan Kenzie tepat di dekat telinganya. Natha lalu memukul-mukul Kenzie dengan bantalnya lagi. "Lo tuh ya, jahat banget tau nggak?" Natha akhirnya kesal dan pergi tidur di atas kasur Kenzie. "Jangan ganggu, gue mau tidur. Malam ini lo tidur di kamar gue aja!" kata Natha sambil menarik selimutnya. 

"Nggak mau, aku mau tidur disini. Kamu aja yang balik ke kamar." Kata Kenzie yang mulai melangkah menuju kasur tempat Natha terbaring. "Tidak mau, tadi Kakakku mengirim pesan meminta lokasi kita sekarang, tolong urus itu aku mau tidur." Natha mengatakan dengan mata terpejam. Kenzie hanya diam melihat kelakuan Natha.

"Kakak?" 

"Hm, Kak Alvin mau kesini, tolong handle dia. Aku malas ribut. Ini ponselku bawa aja." Kata Natha lalu mebalik tubuh memunggungi Kenzie.

"Ck, kenapa sih Nath, nggak besok aja sekalian. Aku juga lelah sama masalah kita hari ini." Kata Kenzie mulai frustasi. Kenzie memang bukan orang yang suka mengerjakan apapun sendiri. Biasanya Kevin yang akan turun tangan jika terjadi masalah. Karena Kevin tidak ada mau tidak mau dia harus menyelesaikan masalahnnya sendiri.

"Jangan salahkan aku jika tiba-tiba Kak Alvin muncul." Kata Natha.

"Emang kamu sudah share lokasi kita?"

"Belum sih, tapi dia itu selalu bisa tau dengan cepat dimanapun aku pergi. Tau nggak sih dia udah kayak setan yang datang dan pergi sesuka hatinya." Membayangkannya membuat Natha bergidik ngeri.

"Yaudah matikan ponselmu, clear kan? Nggak bakal bisa dilacak. Aku jamin." Kata Kenzie.

"Awas lo bohong! Tanggung jawab lo kalo Kak Alvin muncul." 

"Emang aku orang yang bertanggung jawab kali Nath. Kalo nggak juga aku gak bakalan mau nikah sama kamu kan?"

Kenzie berjalan menuju ranjang Natha.

"Wait! Mau apa lo?" Natha nampak panik melihat Kenzie mendekatinya.

"Mau mantab-mantab." Kata Kenzie sambil tersenyum menyerigai.

Natha langsung duduk membenarkan posisinya. Kenzie yang melihat kepanikan Natha sengaja memasang wajah seriusnya agar tidak ketahuan dia hanya mengerjai Natha.

Langkah demi langkah Kenzie mulai mendekati Natha. Baju kaos yang dikenakan Kenzie berhasil ditanggalkan dan dilempar ke sembarang arah.

"Jangan macem-macem lo Kenz!" Natha semakin panik dan bingung.

"Nggak macam-macam sayang. Hanya satu macam saja." Kata Kenzie sambil mengedipkan matanya sebelah.

"Gleg!" Natha kesulitan menelan salivannya, saat ini jarak diantara mereka sudah semakin dekat.

"Kenz, sumpah gue belum siap. Jangan buat gue ngeluarin jurus andalan. Bisa habis lo Kenz!" Natha mengatakan dengan menaikkan satu oktaf suaranya.

Kenzie semakin tersenyum puas saat ini tangannya mulai bergerak membuka resleting celananya. 

Natha langsung menyambar bantal dan guling yang ada di sampingnya dan melemparkan kepada Kenzie. Bidikannya kali ini tepat mengenai wajah Kenzie.

"Ck. NATHA. Aku hanya bercanda kali. Bahagia banget tau nggak liat kamu panik kayak gini. Hahaha." Kenzie tertawa dengan puas. Ia mengambil bantal yang terjatuh di lantai lalu membawanya ke sofa.

Natha yang merasa dikerjai oleh Kenzie bertubi-tubi mulai kesal dan jengkel.

"Tunggu aja nanti, pasti bakal gue bales." Kata natha penuh keyakinan.

"Oke, aku tunggu itu. Buktikan!" Kenzie langsung memposisikan dirinya untuk tidur di sofa.

Dalam waktu lima menit Kenzie sudah berhasil menyelam ke alam mimpi miliknya. 

"Dasar Kebo! Gampang banget tidur." Natha menyadari Kenzie sudah tertidur pun merasa lega.

Natha juga mulai memposisikan dirinya untuk tidur mengarungi mimpi. Matanya mulai terpejam berusaha untuk tidur dengan damai.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu kamar Kenzie berhasil membuat Natha membulatkan matanya.

DEG

"Jangan-jangan?" Wajah Natha mulai berubah menjadi pucat. 

Kaki dan tangannya berubah menjadi dingin, ia memberanikan diri untuk berjalan menghampiri Kenzie.

Tok! Tok! Tok! 

"Kenz, bangun woy!" 

"Apa sih Nath? Aku ngantuk banget tau. Besok masih bisa dibicarakan, kalo kamu ganggu lagi beneran aku ajakin main kuda-kudaan kamu ya!" Kata Kenzie yang masih dengan posisi yang sama dengan mata terpejam.

"Dengerin deh! ada yang ketok pintu tau." Kata Natha.

"Aku gak dengar." Kata Kenzie.

Tok! Tok! Tok!

"Nah tuh kan, cepetan lihat Kenz! Lihat dulu kek." Natha merengek kepada Kenzie.

"Iya-iya hih." Kenzie bangkit dari tidurnya dengan malas dan berjalan menuju pintu.

Pintu kamar dibuka dengan lebar oleh Kenzie. 

"Hoaamm ... nyari siapa ya Mas?" Tanya Kenzie kepada lelaki di hadapannya, sambil menggaruk kepalanya.

"Saya Kakaknya Natha!"

Mendengar itu Kenzie sangat terkejut.

Bersambung...


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status