Share

Kelakuan Aneh

"Hoaaaamm ... " Natha menguap dengan lebarnya lalu merentangkan ke dua tangannya.

"Perasaan gue semalem tidur nggak pake selimut deh? Ah ... masa bodoh dengan itu." Natha mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar.

"Selamat pagi dunia ... " pandangan Natha terhenti ketika mendapati Kenzie terbaring tak berdaya di atas sofa yang berada tepat di seberangnya.

Langkah kakinya menuruni ranjang, lalu menuntunnya menuju sofa tempat Kenzie tertidur.

Natha memberanikan diri mendekati Kenzie, yang tengah tertidur pulas. Kaca mata tebal yang masih menempel di wajah dan rambut gondrong yang menutupi wajah Kenzie.

Dasar aneh! 

Tidur seperti ini, bukankah akan menyakiti diri sendiri ketika bangun. 

Natha melepaskan kaca mata yang ada di wajah Kenzie, lalu meletakkanya di atas meja. Kemudian ia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Kenzie.

"Ternyata lo nggak jelek-jelek amat ya? Bahkan terlihat tampan. Sayang banget, ketampanan ini tertutup dengan penampilan amburadul lo. Upsss ... ngomong apaan sih gue?" Buru-buru Natha berdiri meninggalkan Kenzie, lalu kembali ke kamarnya.

"Astaga! Ponsel gue. Ceroboh banget gue akhir-akhir ini." Saat sudah sampai di kamar Natha, ia baru sadar kalo ponselnya masih berada di tangan Kenzie.

Natha kemudian membersihkan diri dan bersiap untuk pergi berjalan-jalan. Saat sudah siap ia langsung menuju kamar Kenzie. 

Di dalam kamar Kenzie, masih dengan posisi yang sama. 

"Kebo banget sih nih orang! Perasaan dia kemarin ngajakin jalan-jalan. Kok jam segini masih molor aja, sih." 

Natha mulai terlihat kesal dengan Kenzie yang masih saja tertidur dengan pulasnya.

"Kenzie!" Natha menusukkan jari telunjuknya ke pipi Kenzie. Namun tidak ada respon sama sekali.

"Ken, Kenzie. Bangun woy!"

Natha sedikit menaikkan nada suaranya agar Kenzie bangun. Bukannya segera bangun Kenzie malah semakin terlelap dalam mimpinya. 

Huh ... ini orang susah banget kalo di kasih bangun. Harus pakai cara apa coba biar cepat bangun? 

Natha mulai mencari ide agar Kenzie cepat terbangun dari tidurnya.

"Aha ... lihat aja lo pasti nggak bakal bisa tidur dengan nyenyak lagi. Liat aja." Natha menampilkan smirk miliknya.

Perlahan-lahan Natha, mendekatkan dirinya ke telinga Kenzie. Kemudian ia membisikkan sebuah kata-kata.

Mendengar bisikan Natha Kenzie langsung membulatkan matanya dengan sempurna. Bukan sampai disitu saja, bahkan Kenzie sampai langsung bangun dan berdiri. Pergerakan Kenzie yang secara tiba-tiba membuat Natha yang berada di sampingnya jatuh terjerembab di samping sofa.

"Awww ... kira-kira dong kalo bangun. Sakit tahu!" Natha nampak meringis kesakitan setelah terjatuh tepat dibawah Kenzie.

Natha semakin terkejut setelah melihat penampakan yang disuguhkan oleh Kenzie saat ini. Wajah putih pucat, mata merah yang berkantung hitam ditambah rambut mengembang berantakan khas bangun tidur. Menjadikan kesan horor di wajah Kenzie terlihat seperti setan yang ada di film-film horor.

"Astaga! Kenapa muka lo jadi begini, gue jadi ngeri kalo liat lo begini Kenz." Natha langsung berdiri dan menangkup wajah milik Kenzie. 

GLEG! 

Tatapan kosong Kenzie, membuat Natha kesulitan menelan salivanya sendiri.

Buru-buru Natha melepaskan tangannya yang menempel diwajah Kenzie. Perlahan tapi pasti Natha memundurkan langkahnya.

Aduh, gawat ini mah.

Jangan-jangan dia kerasukan jin penunggu kamar ini lagi?

Ihh ... malah serem begini mendadak bulu dibagian leher Natha mulai meremang membayangkan jika yang dihadapannya saat ini adalah setan.

"Ya Allah, jangan biarkan setan dihadapanku menerkam ku. 

Jangan-jangan dia mau mengambil jiwa-jiwa gadis perawan lagi?" Natha terus saja berfikir mengenai hal-hal negatif, hal itu membuatnya semakin gelisah dan ketakutan.

"Krak ... Krak ... "

Kenzie mulai memutar kepalanya lalu melihat Natha dengan tatapan tajam seolah-olah ingin menerkam Natha.

DEG DEG DEG

Begitu nyaring detak jantung Natha.

Mungkin saat ini detak jantung Natha bisa terdengar oleh Kenzie.

"Ya Allah, jauhkan lah hamba dari segala jenis setan dan jin yang menunggu kamar ini. Ampun Jin, saya belum selesai kuliah dan belum puas bersenang-senang. Bawa aja laki-laki ini jika memang kamu meminta tumbal!" Seru Natha di hadapan Kenzie.

Natha terus saja komat-kamit di dalam hati sambil menjauh dari hadapan Kenzie. 

Namun Kenzie, malah semakin mendekat ke arah Natha saat ini berdiri. Kaki-kaki Natha sudah mulai gemetar melihat langkah Kenzie yang semakin mendekatinya. Langkah kaki Natha terhenti tepat disisi pintu kamar mandi.

GLEG

"Haruskah aku mati?" Natha menutup matanya dengan rapat lalu berjongkok dan memohon. Kaki kakinya kini semakin lemas tak berdaya.

"Ampun, gue nggak bakal gangguin lo lagi gue janji." Natha saat ini tengah berlutut sambil menyatukan kedua tangannya memohon dihadapan Kenzie.

"Ck, minggir gak! Aku mau kencing." Kata Kenzie dengan suara berat khas bangun tidur. Kenzie menarik Natha agar menjauh dari hadapannya. Lalu dia masuk kedalam kamar mandi dan menghilang di balik pintu.

Natha yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya hanya mampu terdiam dan melamun kosong. Bahkan mulutnya masoh setia dengan menganga lebar. Mungkin jika ada segerombolan lalat bisa langsung masuk tanpa ada hambatan.

Setan?

Jin?

Demit?

Dia baik-baik saja?

Apa-apaan tadi?

Memalukan sekali.

Natha menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Huft, syukurlah trimakasih ya Allah." Natha yang sudah tersadar, kemudian kembali berjalan menuju sofa lalu duduk sambil memainkan laptop milik Kenzie.

**

Satu jam berlalu tidak ada tanda-tanda dari Kenzie keluar dari kamar mandi.

Kemana dia? 

Bertapa kah?

Jangan-jangan?

Natha yang penasaran kembali melangkahkan kakinya dengan lebar menuju kamar mandi.

"Ceklek!" Pintu kamar mandi dibuka oleh Natha dengan perlahan. Pandangan matanya mengedar ke sekeliling mencari keberadaan Kenzie. Takut-takut dia melihat patung dewa keberuntungan yang tak seharusnya dia lihat nantinya.

"Astaga!" Saat ini Natha benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Kenzie tengah tertidur dengan pulasnya di dalam bak mandi yang tidak terisi air.

"Ya Allah, makhluk apa yang sebenarnya engkau kirimkan kepada hamba saat ini?"

Natha kembali mendekati Kenzie lalu membangunkannya.

"Kenz, bangun jangan tidur disembarang tempat, bisa nggak sih?" Dengan perlahan Natha menepuk-nepuk pipi Kenzie. Namun sepertinya kata-kata dan usaha Natha hanya sia-sia saja. 

"Hmmmmmm ... " dengan helaan nafas panjang Natha berdiri lalu menarik tangan Kenzie dengan susah payah, ia memapah tubuh besar milik Kenzie kembali ka dalam kamar. 

Dengan langkah terseok-seok Natha akhirnya sampai di atas ranjang lalu menaruhnya dengan sedikit susah payah.

Setelah selesai Natha menyelimuti Kenzie dan hendak pergi meninggalkannya.

Namun, belum sempat Natha pergi. Kenzie berhasil menarik pergelangan tangan Natha, lalu merengkuh tubuhnya dan langsung memeluknya dengan erat. 

"Aaaaaaa ... apaan sih Kenz? Lepasih gue nggak?" Natha terus memberontak, namun sepertinya usahanya sia-sia. Tubuh Kenzie yang lebih besar membuat perlawanan Natha terlihat sia-sia saja.

"Siapa Angga?" 

Angga?

Dari mana dia tahu?

"Bukan urusan lo! Berarti lo nggak tidur dong pas gue bawa kesini? Lo curang ih ... malah badan lo beratnya kayak King Kong lagi!" Natha mengayakan dengan penuh kekesalan.

"Kalo Kamu nggak jelasin, Aku nggak akan lepasin pelukan ini sampai kapanpun!" Kata Kenzie, bahkan saat ini matanya masih terpejam.

Natha yang kesulitan bergerak dan nernafas akhirnya menyerah.

"Iya deh gue jelasin, tapi buka dulu pelukan lo. Gue nggak bisa gerak."

Kenzie akhirnya melepaskan pelukannya, ia masih belum membuka matanya.

Natha yang melihat mata Kenzie masih terpejam pun, memanfaatkan untuk kabur.

Namun gerakan Kenzie lebih cepat untuk menahannya tangannya lagi. "Jangan kabur, atau kamu akan menyesal jika aku melakukan kewajibanku sebagai suami." 

GLEG!

"Iya, gue gak akan kabur. Jangan suka ngancam kenapa sih?" Nampak kekesalan penuh diwajah Natha.

"Ini bukan ancaman, tapi kewajiban kan?" 

"Cara lo salah!"

"Tidak ada yang salah ketika seorang suami memberikan kewajiban kepada istrinya kan? Bahkan ketika seorang suami meminta untuk itu, Istri harus siap melayani kapanpun, bukan?" Perkataan Kenzie memang benar adanya. Natha hanya bisa terdiam saat mendengar hal itu. Ia sadar belum bisa menjadi istri sepenuhnya.

"Ok ok, jangan diperpanjang lagi. Gue janji gak kabur lagi. Tapi lo harus duduk dan buka mata dulu."

Akhirnya Kenzie menuruti perkataan Natha.

Mereka berdua duduk saling berhadapan di atas tempat tidur. Natha berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah Kenzie yang terlihat menahan kantuk. Bahkan saat ini Kenzie seperti Panda berambut singa.

"Gue mau tanya dulu, dari mana lo tau Angga?" 

"Ponsel kamu," kata Kenzie dengan santai

"Lo bisa buka sandinya?" Natha nampak heran, seingatnya ponsel miliknya dia berikan sandi yang hanya dirinyalah yang mengetahuinya.

"Jelasih siapa dia?"

"Kamu cemburu ya?" Natha mulai menggoda Kenzie.

"Ck, Natha. Jelasin atau-" 

"Iya Gue jelasin, Dia temen main Gue dari kecil. Gak lebih. Puas lo?"

"Hadiah 10 juta, tolong jelaskan sekalian!"

"10 juta, woah ... harusnya gue gak liburan, ck bodohnya gue. Kita balik aja yuk Kenz." Natha nampak sedikit kecewa setelah Kenzie memberitahunya hadiah 10 juta.

"Jelasin dulu, nanti Aku bakal kasih 10 juta buat kamu. Kamu nggak macam-macam kan Nath?" 

"Bukan urusan lo kan?" 

"Sekarang yang kamu merjakan, jika itu merugikan atau membahayakan. Akan menjadi urusanku. Karena sekarang kamu adalah tanggung jawabku." Kata Kenzie dengan tegas.

"Janji lo nggak bakal marah, kalo lo tau yang sebenarnya!"

"Hm ..."

"Janji dulu Kenz, janji kamu gak akan larang aku lagi kalo aku bilang yang sebenarnya." 

"Tergantung."

"Ya udah, nggak usah tau aja sekalian. Clear kan?" 

"Ya udah kalo nggak mau kasih tahu. Aku bakal cari tahu sendiri." 

"Ok, silahkan!" Natha nampak tersenyum.

Kruuukkk!

"Kamu lapar?" Tanya Kenzie, ia menyadari bahwa perut Natha telah berbunyi, memandakan cacing dalam perutnya memninta jatah.

Hanya senyuman lebar yang nampak di wajah Natha.

"Ok, tunggu sebentar kita cari makan. Aku mandi dulu." Kenzie bergegas menuju kamar mandi lalu bersiap untuk pergi mencari sarapan.

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status