Erna duduk di sisi jendelanya, memandang ke langit malam kota Waterford dari jendela kamarnya. Ia tahu, tidak ada apa pun di sana selain bintang yang sedikit dan juga bulan purnama yang terbungkus oleh asap polusi yang cukup pekat. Namun matanya tetap terkunci di sana, seakan tersihir oleh sinar bulan purnama yang anehnya terlihat begitu indah jika dibandingkan biasanya.
Tangannya bergerak menyentuh sosok bulan yang terlihat jauh lebih dekat di jendelanya sambil mengulum bibirnya. Sinar bulan membuatnya teringat akan Bianca. Kulit sahabatnya itu persis seperti bulan. Putih pucat dengan suhu tubuh sedikit lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya. Jemari sahabatnya yang lentik ditambah tubuhnya yang lebih tinggi dan ramping dibandingkan wanita pada umumnya serta wajahnya yang tampan memang cocok untuk menjadikan wanita
Dalam satu tendangan terakhir menggunakan seluruh kekuatannya yang tersisa setelah mengalahkan dua puluh tahanan vampir yang berpihak pada Schneider, Theodore berhasil mengempaskan tubuh lawannya, seorang pria bertubuh lentur dari klan serigala Schneider hingga membentur dinding yang ada di belakang lawannya. Tangannya menggerakkan aura vampirnya, mencekik leher pria itu hingga menemui ajalnya.Selesai melakukannya, Theodore mengatur napasnya yang memburu karena kelelahan, berdiri dengan susah payah. Kedua kakinya gemetar hebat karena staminanya sudah terkuras habis akibat terlalu banyak bergantung pada aura vampirnya. Lengan kanannya mengeluarkan banyak darah akibat serangan pria itu tadi, sementara pandangannya mulai kabur. Erick yang baru saja selesai membereskan anggota Schneider yang tersisa bergegas menangkap tubuh Theodore yang nyaris roboh menghantam lantai yang dipenuhi oleh pu
Veronica kebingungan mendapati perubahan sikap Karl setelah kembali dari urusan malam itu. Selama beberapa hari, pacarnya berubah menjadi tipe yang over protektif. Selalu menanyakan ke mana ia akan pergi dan menawarkan diri untuk mengantarnya. Selalu mengerutkan alis sambil sesekali mengintip ke luar jendela jika sedang tidak pergi ke mana pun seakan tengah menunggu kehadiran seseorang. Atau sesuatu. Ia tidak tahu. Karl sama sekali tidak mau menjelaskan apa pun setiap kali ia bertanya. Hanya menjawab dengan jawaban klasik yang memintanya untuk tidak mengkhawatirkannya.Bagaimana bisa ia tidak khawatir, sementara Karl selalu memasang wajah cemas?Ingin rasanya ia meminta Karl untuk mengatakan apa yang terjadi malam itu, namun ia urung. Bagaimana jika seandainya Karl akhirnya mau memberitahunya, dan ia tidak siap mendengarnya. At
Veronica keluar dari bilik toiletnya setelah memuntahkan seluruh isi perutnya. Sambil memegangi perutnya, ia berjalan pelan menuju wastafel untuk mencuci tangan dan kumur. Jika diibaratkan seperti apa rasanya menaiki motor bersama Bianca, ia akan mengandaikannya seperti menaiki roller coster. Semengerikan itu. Bianca menggunakan kecepatan penuh, membuatnya harus memeluk Bianca sambil gemetar ketakutan karena takut terjatuh dari motornya. Dengan mulusnya, wanita itu menyalip melewati kendaraan-kendaraan di jalan raya. Bagusnya sih ada, karena mereka tiba di kafe tempat biasa mereka nongkrong hanya dalam waktu sepuluh menit. Biasanya ia akan menggunakan bus kota lalu melanjutkan sisa perjalanannya dengan berjalan kaki setelah berhenti di dua pemberhentian. Ongkosnya akan jauh lebih murah jika ia mengambil opsi itu, walaupun sebagai gantinya ia harus menghabiskan waktu tiga puluh menit—apalagi jika ia berangkat dari apa
Stephen memejamkan kedua mata birunya yang sudah kehilangan binar pesonanya, duduk menyandar di pintu kamarnya. Pikirannya dipenuhi oleh rutukan, celaan, dan hinaan yang ditujukan pada kegagalannya di misi beberapa hari yang lalu. Kegagalan yang nyaris mengirimkan Petra pada maut. Kecerobohan yang tidak layak mendapatkan pengampunan dari kawanannya. Sebagai seorang alpha dari keluarga Laurent, harusnya ia bisa menjamin keselamatan para kawanannya dan berhasil menyelesaikan misi. Ini kegagalan kedua setelah ia gagal membawa kembali kakaknya pada ibunya, dan berakhir dengan kematian ibunya beberapa bulan kemudian tanpa sempat melihat Sean selamanya.Bibir tipisnya mengulum, semakin mempertipis bibirnya hingga seakan lenyap. Dibiarkannya makanan yang diantar oleh Fabiola sejak beberapa jam lalu—yang pastinya sudah dingin itu—di depan kamarnya karena mendapatinya terus mengurung diri di kamar.Ia beranjak dari tempatnya men
Kepala Theo berdenyut nyeri mendengar banyaknya protes yang ia dengar sejak lima belas menit yang lalu ia memasuki ruang rapat. Mempeributkan hal yang sama seperti biasanya, seolah tidak bosan dengan topik permintaan pengunduran dirinya. Para pemimpin dari kelompok-kelompok kecil yang bergabung bersama keluarga Pedrosa kembali melayangkan gugatan untuk menurunkannya. Seperti biasa, mereka meributkan perihal statusnya sebagai anak haram dan juga merupakan cara licik dari ayah tercinta untuk menyingkirkannya secara tidak terhormat dari keluarga Pedrosa tanpa mengotori kedua tangannya.Dan keributan pagi ini disebabkan oleh bukti yang baru ia temukan bersama Erick dan Isabella—salah satu informannya—setelah mereka menghabiskan beberapa hari mereka untuk mencari tahu penyebab di balik hancurnya gedung penjara Pedrosa. Dugaan awalny
Bianca menggerutu kesal, memukuli helmnya berulang kali sambil terus menahan jengkel memandang pada pasangan yang tengah berdiri tidak jauh darinya—Erna dan pria yang tidak ingin ia ketahui atau bahkan ia ingat namanya. Di matanya, kemesraan mereka begitu menjengkelkan. Hatinya dipenuhi rasa kesal dan kekecewaan berat, sehingga sedari tadi ia terus menyindir Erna. Ia tidak kuat berlama-lama di tempat itu, menghadapi dua orang yang paling tidak ingin ia lihat untuk saat ini. Kalau bukan karena Karl yang memaksanya untuk tetap tinggal di sana, mungkin ia sudah menghabiskan waktunya ke pantai yang terletak di ujung kota Waterford untuk menenangkan dirinya.Tidak ingin terlihat konyol di depan Erna yang kini tidak lagi memedulikannya, ia berhenti memukul helmnya, mengenakan helmnya dan menyalakan mesin motornya. Ia mendongak
Tubuh Bianca membeku seketika. Skenario buruk terbesit di pikirannya. Ia berjalan menghampiri bawahan ayahnya, mendorong mereka mundur namun gagal karena perbedaan level kekuatan mereka.Telinganya semakin bisa mendengar suara Theodore. Kali ini bukan suara jeritan kesakitan kakaknya, melainkan suara Theodore yang berbicara dengan nada datar yang belum pernah ia dengar sebelumnya.Bersama Erick dan Isabella yang lega melihat keberadaannya, sekali lagi ia mencoba menerobos masuk ke dalam pintu itu.“Kalian bertiga, minggir,” ujar Karl, yang baru tiba di sana.
Veronica kebingungan saat Karl meminta seorang wanita muda berwajah bulat dengan kacamata berbingkai merah marun yang rambutnya diikat ekor kuda, mengenakan pakaian formal menjauh dari ruangan yang tidak ia ketahui. Matanya menangkap sosok seorang pria berwajah Asia bernama Erick yang tampak panik dan ketakutan, terus berusaha melawan beberapa orang pria bertubuh besar yang berdiri di sekitar pintu ruangan itu. Wajah pacarnya sama tegangnya seperti Erick, dan Bianca yang sudah tiba di sana sambil terus mencoba menerobos pintu itu juga berteriak memanggil nama kakak laki-lakinya. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya saat ia sempat mendengar suara teriakan penuh amarah yang meluap dari seorang pria tua dari dalam ruangannya itu, sebelum wanita yang diminta Karl untuk membawanya pergi dari tempat itu menariknya ke tempat lain.