Share

02 Pertemuan yang Tidak Terduga (2)

Author’s POV

“Jadi, pergilah.” Ujar gadis itu, melewati pria itu yang masih berdiri di depannya. Keinginan gadis itu adalah meninggalkan pria itu secepatnya namun tidak dengan pria itu yang masih menginginkan gadis itu untuk bersama dengannya. Alex menahan tangan Naomi hingga membuat gadis itu terhenti langkahnya. Baik gadis itu maupun pria itu, keduanya hening sejenak, sebelum pria itu melangkah ke depan gadis itu untuk menghadangnya pergi.

Alex berpikir jika saat ini Tuhan berpihak kepadanya, dimana pertemuan yang ia idamkan selama 12 tahun ini terkabulkan juga. Berbeda dengan gadis itu, ia sudah terlanjur mendinginkan perasaannya kepada pria itu. Tidak ada kesempatan yang kedua baginya untuk kesalahan yang pernah pria itu lakukan kepadanya,

“Aku tidak mau kau pergi sebelum kau mendengar sesuatu dariku,” ujarnya, menatap mata cokelat nan dingin yang Naomi berikan kepadanya. Gadis itu menghentakkan tangannya untuk melepaskan dirinya dari pria itu. Baginya, ini mengingatkannya ke saat dimana pria itu dahulunya dengan bebas menyentuh seluruh tubuhnya.

Menjijikkan.

Baik pria itu maupun tubuhnya sendiri. Gadis itu merasa dirinya sangat bodoh dan menjijikkan.

“Aku sudah menyelamatkanmu, sekarang pergilah sebelum aku memaksa mu untuk pergi,” ujarnya dengan tatapan yang dingin. Ia tidak ingin mendengar apapun dari pria itu, baginya semuanya sudah selesai.

Mata itu bukanlah mata yang Alex pernah kenal. Yang ia tahu, mata itu selalu memberikannya kehangatan yang begitu ia dambakan saat mereka menghabiskan waktu mereka berdua. Pria itu menginginkan masa-masa itu kembali, masa dimana ia bisa merengkuh gadis itu sepuasnya dan menciumnya dengan manja dan penuh kasih sayang.

Alam bawah sadar pria itu membawa dirinya bergerak untuk memeluk gadis itu. Ia tidak berharap banyak, ia bahkan merasa tidak pantas untuk mendapat balasan pelukan dari gadis itu. Ia memeluknya dengan erat, sementara gadis itu hanya diam ditempatnya.

“Aku merindukanmu,”

Pikiran gadis itu tidak ingin mengingat pelukan ini. Namun tubuh gadis mungil ini masih bisa merasakan pelukan hangat yang pernah ia dapatkan dari pria itu, seakan tubuh ini ada saksi hidup yang tidak bisa ia tolak. Ia berusaha untuk membiasakan dirinya dan tidak bereaksi yang tidak-tidak akan pelukan yang pria ni berikan kepadanya.

“Kau tidak tahu betapa menyesalnya aku dengan apa yang kulakukan kepadamu,” ujar pria itu lagi. Gadis itu hanya diam, memaksa tubuhnya untuk tidak membalas pelukan yang ia rindukan selama belasan tahun.

“Dan kau tidak tahu betapa hancurnya aku saat itu,” perkataan itu membogem pria itu. Ia memang tidak tahu apa yang sudah gadis itu lewati setelah apa yang sudah ia lakukan kepadanya. Gadis itu harus menghadapi depresi yang sangat berat. Harga dirinya seakan diinjak dan dirinya merasa tidak berharga dan berguna karena pria itu sudah merusaknya. Semua janji manis dan perkataan teduh pria itu menjadi sampah untuknya. Dirinya benar-benar tidak mengerti terhadap apa yang tengah dilakukan pria itu.  

Mengapa pria itu tidak sadar diri?

Apakah pria itu tidak puas juga menyakiti dirinya?

Apa artinya pelukan ini?

Apa artinya kerinduan yang ia lontarkan barusan?

Gadis itu tengah mempertanyakan semuanya dalam pikirannya. Jika dia merasa bersalah, bukankah seharusnya pria itu meninggalkannya begitu saja? Mengapa dia memilih yang sebaliknya?

“Aku akan memperbaiki semuanya. Aku ingin kita memulai semuanya dari awal...”

Gadis itu tertawa kecut. Ia membayangkan lagi masa dimana dia sering menghukum dirinya dengan benda-benda tajam, belum lagi ia harus menghadapi paranoid yang ia dapatkan dari seorang yang berbeda. Belum lagi permasalahan lain yang membuat gadis itu semakin terpuruk selama belasan tahun ini. Yang pasti, semua penderitaan ini bermula dari pria itu, semua rasa sakit ini berasal dari pria itu.

Ia tidak mengerti mengapa Tuhan begitu tidak adil kepadanya.  

“Memulai dari awal? Jangan membuatku tertawa,” ujarnya dengan tawaan kecut. Pria itu melepas pelukannya dan memegang bahu mungil gadis itu. Ia melihat ke dalam mata gadis itu, mencari sebuah keteduhan yang ia inginkan.  

“Aku berjanji aku akan membahagiakanmu,” ujarnya dengan sungguh. Pria itu tidak berbohong, ia mengatakannya dengan sungguh-sungguh.   

“Kau ingin aku bahagia?”

Pria itu mengangguk,

Gadis itu menepis tangan pria itu dari bahunya dan menatapnya lurus,”Maka pergilah dan menghilanglah dari hidupku,” ujarnya melewati pria itu. Namun pria itu tidak pantang menyerah, ia kembali memanggil gadis itu dan berusaha menghampirinya lagi,

“Aku tahu kau masih ada rasa padaku,” ujar pria itu, membuat gadis berhenti melangkah.

“Walaupun itu hanyalah secercah rasa, tapi aku benar, bukan?” ujar pria itu lagi sebelum dia kembali menghadang gadis itu untuk pergi darinya. Pria itu mengambil tangan kanan gadis itu dan meletakkannya di pipi pria itu, seakan ia menginginkan belaian lembut yang pernah ia dapatkan dari gadis itu.

Mata pria itu masih mencari keteduhan yang ia inginkan dari gadis itu, namun ia tidak mendapatkannya. Pria itu juga mengambil tangan satunya gadis itu untuk meletakkannya di dadanya. Pria itu ingin gadis itu mengetahui debaran hebat ini yang berdetak hidup dalam dirinya. Alex ingin Naomi mengerti jika tubuhnya sedang tidak berbohong kepada gadis itu,

Hatinya hancur, ia tidak menyangka jika ia benar-benar mengubah gadis itu menjadi sosok yang berbeda darinya yang dulu. Ia tidak lagi mendapatkan Naomi yang begitu ceria dan tulus kepadanya. Gadis itu dulunya hanyalah gadis lugu dengan segenap kepolosan dan ketulusan yang menjadi ciri khas yang sangat disukai pria itu. Tubuhnya yang mungil, beserta dengan keelokkan parasnya yang menjadi nilai plus untuknya. Ini semua salah Alex, salahnya yang mengubah gadis itu menjadi seseorang yang hampir tidak ia kenali.

“Aku mencintaimu, Naomi,”

“Bohong,”

“Ini aku. Ini aku saat aku bersama denganmu,” ujarnya yang semakin menekan tangan kiri gadis itu ke dadanya. Ia harap dengan ini, perasaannya juga tersampaikan kepada gadis itu. Alex ingin mengembalikan keceriaan gadis itu seperti Naomi yang pertama kali ia kenal.

“Aku tidak perduli,”

“Berikan aku kesempatan. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya...”

“Kau tidak akan bisa memutar waktu, dan aku tidak memperbolehkanmu untuk kembali hadir dalam hidupku...”

“Aku memang tidak bisa memutar kembali waktu. Namun aku menjaminkan hidupku kepadamu,”

Gadis itu menggeleng dengan senyuman kecutnya,”Kau tidak mengerti apa yang kau katakan,”

Pria itu menggeleng,”Aku akan memberikan dan mengorbankan segalanya asal kau bisa kembali kepadaku,”

Naomi masih diam, menilik mata cokelat Alex untuk melihat kesungguhan yang ia tunjukkan kepadanya. Dia tidak bisa lagi ditipu karena kepolosannya dahulu, namun kali ini gadis itu tidak mendapatkan kebohongan dari mata pria itu.

“Aku tahu masih ada aku di hatimu-“

“Kau benar, kau masih ada di hatiku,” ujarnya menatap pria itu dengan tajam,

“Kau memang masih menempati suatu tempat di hatiku, namun itu bukanlah cinta, melainkan kebencian dan kejijikkan. Kau akan selalu kukenang sebagai kesalahanku yang paling indah,”

“Naomi...”

“Menyerahlah, aku tidak ingin membaca ulang buku yang sama,”

“Tidak, ini tidak sama,” ujar pria itu dengan gelengan yang menyakinkan,

“Aku akan memperjuangkanmu, bagaimana pun caranya. Aku akan membuatmu berbalik lagi kepadaku,”

Gadis itu mengendikkan bahunya,”Kita lihat saja nanti. Kau atau aku yang akan memenangkan semua ini,” ujarnya sebelum dia melenggang meninggalkan pria itu sendirian.

Sementara pria itu, dia mengepalkan tangannya. Kali ini ia tidak akan kalah, bagaimana pun caranya, ia harus mendapatkan gadis itu kembali untuk dirinya.  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status