Share

04 Melamar Kerja

Author’s POV

Naomi menghela nafas, ia masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Ia berusaha untuk tidak memikirkan kejadian itu namun ia tidak bisa. Ia tidak konsentrasi mengerjakan desain karakter yang seharusnya ia kirim ke client besok sore. Ia menyenderkan tubuhnya dan kembali menghela nafas. Ia mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit rumahnya dengan mata yang melelahkan,

Matanya berkantung karena beberapa hari ini ia tidak bisa tidur karena ia mengerjakan pekerjaan freelance nya. Belum lagi gadis itu harus memikirkan cara tercepat untuk membayar hutang-hutang sang ayah. Menjadi anak tunggal memang melelahkan dan membosankan karena gadis itu harus menanggung segalanya sendirian.

Banyak yang terjadi dalam hidupnya yang harus banyak berpindah-pindah tempat tinggal karena ia dan sang ayah berusaha untuk menjauhi hutang-hutang yang mengejar mereka. Kali ini ia sudah bekerja, walaupun hanya seorang freelancer, setidaknya ia mulai bisa menyicil sedikit demi sedikit hutang sang ayah.

Ia harus berlutut kepada rentenir-rentenir yang meminjamkan ayahnya uang berulang kali dengan meminta pengertian dan belas kasihan mereka. Naomi tidak keberatan melakukannya karena ia tidak tega membiarkan sang ayah menjadi bulan-bulanan para rentenir itu. Namun, terkadang mereka tidak bisa menampik bahwa para penagih itu bisa saja menagih uang pada mereka lebih cepat dari apa yang sudah dijanjikan.

Gadis itu mengerang lelah. Darimana dia bisa mendapatkan uang dengan cepat dan instan? Haruskah ia menjual dirinya?

Pemikiran itu muncul dalam benaknya sepintas dan Naomi menggeleng dengan cepat. Ide gila macam apa itu? Ia terkekeh kecut, ia tidak mau melakukan kesalahan yang sama seperti ia lakukan dulu. Dulu dirinya sangatlah polos dan sangat percaya dengan kata cinta.

Namun sekarang ia bukanlah seorang yang masih akil balig, ia sudah dewasa dengan usia yang sudah menginjak 28 tahun. Pengalaman hidupnya yang pahit sudah ia rasakan, ia rasa ia tidak punya waktu lagi untuk merasakan cinta-cintaan.    

Gadis itu merapikan perkakasnya dan memilih untuk membanting dirinya di kasurnya yang sudah tidak empuk lagi. Ia sangat lelah, mungkin lebih baik ia tidur cepat malam ini dan bangun pagi besoknya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Naomi sudah melakukan yang terbaik dalam hidupnya, namun permasalahan hidupnya juga tidak kunjung usai. Sudah menjadi nasib nya untuk hidup seperti ini dan ia sudah terlalu lelah untuk mengeluh. Mengeluh hanya akan memperkeruh suasana dan pemikirannya terhadap keadaan kehidupannya.

Ponsel gadis itu bergetar. Ia mengerang malas sebelum dia bangkit dan mengambil ponselnya di meja kerjanya. Ia kembali membanting dirinya ke kasurnya dan mulai menempelkan telinga kanannya dengan ponselnya.

“Hey… apa kabar?”

Gadis itu mengernyitkan keningnya lalu melihat layar ponselnya. Ia berpikiran jika yang sedang meneleponnya adalah para rentenir yang akan menagih hutang sang ayah. Jikalau itu benar, ia harus menyiapkan ekspresi sedihnya, memohon kepada rentenir itu untuk memberikannya waktu dan pengertian kepadanya. Namun, ia membulatkan matanya begitu ia mendengar siapa yang meneleponnya. Dengan cepat, ia kembali menempelkan ponselnya ke telinga kanannya,

“Astaga kak, aku kirain siapa,” ujar Naomi sembari menepuk jidatnya,

“Hahahaha kamu kira siapa? Penagih hutang?”

Gadis itu tertawa,”Ya engga lah kak,” kilahnya dengan kekehan garingnya,

“Oh ya, ada apa kak? Tumben nelpon malam-malam begini,” ujar gadis itu kepada kakak sepupunya.

“Kakak ada lowongan nih, kamu mau coba tidak?” tanya wanita itu dengan nada yang begitu menggoda.

Gadis itu terlihat tersenyum sumringah,“Wah, apa itu kak?” ujarnya dengan antusias,

“Di tempat kakak lagi dibutuhkan senior 3D artist. Kamu berminat engga?” ujar wanita itu, membuat gadis itu langsung bangkit dan duduk di ranjangnya. Kebetulan sekali, dirinya sangat membutuhkan pekerjaan dengan gaji yang pasti untuknya,

“Tapi itu senior ya kak... aku belum ada pengalaman loh kerja di bidang itu,” ujar gadis itu dengan merengut,

“Tidak apa, kamu coba saja. Kamu kan biasa freelance, kamu masukkin itu aja sebagai pengalamanmu. Yang penting CV kamu itu bagus. Kalau CV kamu bagus, kamu berkesempatan loh untuk diterima...” ujar Seira sambil menatap kuku yang baru saja ia warnai. Naomi terdengar sangat antusias. Dengan senyuman penuh arti ia mengiyakan tawaran Seira dengan cepat.

Seira merupakan kakak sepupu dari Naomi. Keduanya sangat dekat seakan keduanya adalah saudara kandung. Seira juga banyak membantu keluarga Naomi begitu mereka bangkrut. Baik Seira maupun suaminya, keduanya sangat baik kepada keluarga Naomi dan hubungan keduanya masih terjalin hingga saat ini walaupun banyak saudara lainnya yang memilih untuk meninggalkan mereka sejak mereka bangkrut. 

“Prosedurnya gimana kak? Apakah ada wawancara?” tanya gadis itu yang mulai bangkit dari ranjangnya dan segera membuka kembali laptopnya,

“Tentu saja dong. Kamu kirim saja ke email yang nantinya aku kirim ke kamu. Nanti kami lihat dari CV, kalau menarik, kamu akan di panggil untuk interview. Oh ya, batas pengumpulannya Jumat ini,”

Gadis itu hampir saja memekik,”Jumat?! Astaga kenapa buru buru begitu kak?”

“Karena kami butuh cepat, CEO kami juga maunya cepat. Setelah ini, kamu kerjakan saja CV kamu, buat yang menarik ya...”

“Baik kak, oke,” ujar gadis itu sambil mengangguk-angguk,

“Tapi penilaiannya berdasarkan CV dan interview ya, jangan harap kalau aku menerimamu karena kamu adik sepupuku. Ini keputusan bersama, oke?”

“Oke kak!” ujar gadis itu, sebelum Seira menutup pembicaraan keduanya. Gadis itu langsung cepat mengerjakan CV yang harus ia kirim. Senyuman gadis itu masih terukir dengan jelas, bahkan ia tidak dapat menghentikan dirinya untuk tersenyum. Akhirnya, setelah sekian lama ia mencari kesempatan untuk bekerja, akhirnya ia mendapatkan kabar ini.

Sebelumnya, gadis itu pernah bekerja di perusahaan kapal sebagai admin. Sayangnya, setelah ia bekerja selama 4 tahun, perusahaan itu bangkrut dan dia tidak mendapat pesangon apapun. Setelah itu, gadis itu mencari beberapa perusahaan, namun kembali ia kena PHK oleh perusahaan lainnya. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk menjadi freelancer. Ia melakukan banyak pekerjaan seperti melakukan 3D Layout dan 3D Modelling dan terkadang ia membuat desain karakter animasi 2D.

Gadis itu memutuskan untuk melakukan finishing pada beberapa karakter yang ia pernah buat sebelumnya untuk dimasukkannya ke dalam CV nya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Niatan awal gadis itu untuk tidur lebih awal gagal karena ia memperbaharui CV lama nya dengan beberapa pengalaman yang ia kerjakan saat dia freelance dan juga produk yang perbagus.

Di sela-sela pengerjaannya, gadis itu merenggangkan tubuhnya sejenak sebelum dia melanjutkan CV yang hendak menunggunya untuk ia selesaikan.

Dalam hati, ia berharap segala usaha dan pengalamannya dapat membuatnya diterima di perusahaan ini, terlebih ini adalah hobi nya yang pernah ia kubur ketika ia bekerja di perusahaan lain. Naomi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ia bahkan tidak memberikan waktu untuk tubuhnya berehat sejenak.

Secepatnya, ia harus menyelesaikan CV ini.  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status