'Kim, si bos bilang kalau nanti malam kau akan menjamu tamu dari perusahan Oil and Gas PT. Deep Gasoline. Kau bilang, kau dipecat.'
Pesan singkat dari Davina baru saja dibaca olehnya. Kimmy terpancing untuk duduk dari baringnya.
"PT Gasoline? Itu kan perusahaan milik Robert," gumam Kimmy.
Dengan cepat dia membalas pesan singkat itu.
'Dari mana kau tahu kalau PT Gasoline akan memesan seluruh kursi untuk malam ini?' [ Kimmy ]
'Tuan Aleandro yang memberitahuku. Katanya dia sudah menghubungimu tapi kau tidak menjawabnya. Sebenarnya kau dipecat atau tidak?' [ Davina ]
'Tuan Piero memintaku untuk bekerja kembali.' [ Kimmy ]
'Tuan Piero? Aku tidak salah baca, kan? Bagaimana bisa laki-laki dingin itu meminta kau bekerja kembali? Atau jangan-jangan, kau sudah merayunya? [ Davina ]
Wajah Kimmy berubah kesal karena membaca pesan dari Davina yang sudah menudingnya.
'Jangan kau berpikir aku mau bekerja kembali karena permohonannya. Dia mengancamku akan menjebloskan aku ke dalam penjara kalau aku tidak menerima tawaranya.' [ Kimmy ]
'Penjara? Kau salah apa denganya? Apa kau ketahuan mencuri milik Tuan Piero?' [ Davina ]
"Arrrghh ... " Kimmy mengerutu.
Kimmy memilih untuk tidak membalas pesan Davina lagi. Pikiranya saat ini terbagi. Setelah pertemuanya dengan Anna, Kimmy merasa rindu dengan sang Mommy. Dia khawatir dengan keadaan Anna yang hidup dengan Robert. Kimmy tahu betul sifat dan watak pria itu. Robert adalah laki-laki yang kasar. Tidak cuma mulutnya, tapi juga Robert sering melakukan kekerasan secara fisik.
Beberapa kali Kimmy melihat mommynya disakiti oleh Robert. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menangis dan mengurung diri di dalam kamar. Kimmy adalah perempuan yang lemah. Sejak kecil, dia tidak pernah diperlakukan keras oleh papinya. Justru Kimmy sangat dimanja. Karena Kimmy adalah anak satu-satunya yang dimiliki oleh keluarga besar Kaleb Pasha—papi Kimmy.
Perubahan jati diri Kimmy terjadi setelah dia memutuskan untuk meninggalkan rumah. Kimmy menemukan jalan hidupnya setelah papinya meninggal dunia. Dan setelah Anna menikah dengan Robert. Lebih-Lebih setelah Robert memperkosanya dua kali di dalam rumahnya sendiri.
***
Kimmy masih menatap cermin yang ada di dalam kamarnya. Tubuhnya sudah dibalut dengan tank top berwarna merah maroon. Pakaian yang sama yang pernah dia kenakan sama pada saat dia melayani Aleandro di hotel. Warna merah adalah warna kesukaanya. Karena menurutnya, merah melambangkan keberanian yang haiki. Di mana Kimmy yang sejatinya adalah wanita penakut. Namun kini dia sudah membuang semua sifat itu.
Dia memberikan sedikit perbedaan pada model rambutnya. Kimmy menggelombangi rambut lurusnya itu. Wajah putih dengan bentuk oval nampak sempurna dengan lipstik merah yang merekat di bibir tipisnya.
Sebotol parfum chanel pun tidak lupa masuk ke dalam tas kecil miliknya. Setelah dia menyemprotkan parfum itu ke tubuh.
"Robert pasti akan memintaku untuk menemaninya. Kalau aku menolak, pasti Tuan Aleandro akan marah. Dan Tuan Piero akan mengirimku ke penjara," gumam Kimmy. Hatinya cemas karena memikirkan laki-laki yang dibencinya selama ini, akan bertemu denganya.
Kimmy meninggalkan apartemenya dan menunggu taxi di lobby bawah.
Tidak butuh waktu lama untuk dia sampai ke Club Exotic. Karena jarak apartnya ke tempat itu hanya beberapa kilo saja.
Sesampainya di Exotic Club, Kimmy berdebar jantung. Tidak seperti biasanya di mana wajahnya ceria ketika menginjak tempat ini. Karena setiap dia selesai dari pekerjaanya, Kimmy selalu membawa uang puluhan juta dalam satu malam. Kimmy memasuki ruang make up dengan wajah murung.
"Welcome home, my baby," sambut seorang teman kerjanya. Kimmy membalas pelukan perempuan berbulu mata lentik itu. "Selama tidak ada kau, club ini sepi seperti kuburan," sambungnya.
Kimmy hanya menanggapi dengan senyum tipis.
"Di mana Davina?" Tanya Kimmy sambil melihat sekitaran.
"Tuh," jawab perempuan itu dengan menunjuk ke arah Davina yang baru saja masuk ke ruangan ini.
"Kimmmmmy—." Davina membentangkan kedua tanganya sambil berlari kecil ke arah Kimmy. Seolah dia siap menyambut pelukan Kimmy.
"Apa aku bilang, kau tidak akan mungkin dipecat oleh Tuan Aleandro. Karena cuma kau yang mampu membuat ranjangnya bergoyang," celetuk Davina.
"Dav, kau tidak salah dengar kalau malam ini PT Gasoline yang akan berpesta di sini?" Tanya Kimmy memastikan.
"Kimmy. Come on. Telingaku masih normal. Lagipula perusahaan itu perusahan besar, Kim. Pasti mereka akan royal," jawab Davina. Dia terlihat sangat ceria sekali.
Kau tidak tahu saja, Dav. Pemilik perusahan itu adalah ayah tiriku. Jelas aku takut. Karena jika ayah tiriku tau aku bekerja di sini, dia akan memintaku untuk menemani dia tidur, batin Kimmy.
"Kim. Kau kenapa?"
"Ah. Tidak, Dav. Aku tidak apa-apa."
Kimmy menghembuskan napasnya. Semakin detik waktu berputar, semakin tinggi tingkat kecemasan dalam hatinya. Dan itu tidak disadari oleh teman-temanya yang sedang sibuk berdandan.
Kimmy melihat jam mungil yang melingkar di pergelangan tanganya. Kurang dari lima belas menit lagi jam kerjanya akan segera tiba.
Kimmy merapikan make up sedikit, sebelum dia dan Davina menuju lantai dua. Di mana itu adalah tempat pria-pria hidung belang menghabiskan malam dengan bersenang-senang.
"Kimmy," panggil Aleandro.
Kimmy menatap sinis pria paruh baya yang sedang bersandar di meja bartender. Lalu dia menghampirnya.
"Kau cantik sekali, Kimmy," puji Aleandro setelah Kimmy berada di dekatnya.
"Aku tidak punya waktu untuk gombalan murah seperti ini," balas Kimmy ketus.
"Kimmy! Aku ini bosmu. Ingat, kau sedang bekerja sebagai anak buahku. Tolong jaga ucapanmu," seru Aleandro. Sepertinya dia nampak kesal karena ditanggapi jutek oleh Kimmy.
"I don't care," ucap Kimmy menatap serius. Lalu dia pergi meninggalkan Aleandro begitu saja.
Tempat Kimmy bekerja adalah sebuah club malam yang ruanganya cukup luas dan didisain secara exclusif. Yang di mana tempat ini dikenal sebagai club elegan di kalangan orang-orang yang suka mencari hiburan malam. Banyak turis luar yang juga berkunjung ke tempat ini. Dan juga dari golongan penguasaha dan penjabat.
Exotic Club menyedikan minuman beralkohol dari berbagai jenis dan merek. Termasuk wine. Dari yang paling murah sampai yang harga satu botol wine mencapai 2 miliar rupiah. Dan sepanjang Club Exotic ini berdiri, hanya Kimmy yang mampu menjual dua botol wine mahal itu dalam setiap bulanya.
Selain itu, fasilitas yang diberikan oleh The Exotic Club adalah Ladies On Booking. Di mana tempat ini menyediakan perempuan-perempuan cantik yang berasal dari banyak negara yang bisa dibawa oleh pelanggan ke hotel. Untuk menemani si pelanggan dalam ranjang. Tentunya dalam harga yang relatif mahal.
Kimmy sudah berada di tengah-tengah tamunya. Sebenarnya, pekerjaan ini bukanlah dia penanggung-jawabnya. Tapi entah kenapa, Aleandro menempatkan dia di posisi ini. Mungkin karena kecantikan dan kemampuan Kimmy dalam berbaur kepada pelanggan-pelangganya melebihi yang lain.
"Kimmy." Seorang pria dengan tinggi 1,8 meter menyentuh pundak Kimmy dari belakang.
Kimmy membalik tubuhnya. Wajahnya nanar ketika melihat pria bertubuh tegap itu adalah Robert—ayah tirinya.
Jantung Kimmy mulai terasa kencang berdetak. Matanya tajam namun penuh dendam menatap pria yang merupakan ayah tirinya itu."My daughter. Kau keluar dari rumah demi bekerja di tempat ini? Sebagai wanita penghibur," cibir Robert, sambil tertawa meledek.Robert mendekati wajah Kimmy. "Berapa bayaranmu semalam. Seharusnya kau tidak perlu sampai pergi dari rumah jika hanya menginginkan uang yang tidak seberapa itu. Aku bisa memberikan jauh lebih banyak dari yang kau dapati di sini. Asal kau mau tidur denganku tiap malam. Mommymu sudah payah. Goyanganya tidak seenak dulu," bisik Robert di telinga Kimmy.Kimmy memerah matanya dan mengepal tanganya. Ucapan Robert membuat darahnya mendidih. Apalagi, laki-laki itu telah menghina Mommynya. Luka lama yang dilakukan Robert terhadap dirinya belum juga kering. Dan sekarang, laki-laki itu berulah lagi."Bagaimana? Kau mau menemaniku tidur malam ini?"PLAK! PLAK!Semua mata ter
Dag Dig Dug ...Jantung Kimmy mulai berdetak kuat. Di dalam tempat seperti ini, bisa siapa saja yang akan mendatanginya. Itu yang membuat Kimmy cemas.Kimmy berjalan dengan mengendap-endap. Prilakunya mirip seperti seseorang yang ingin mencuri. Kimmy mengintip dari lubang kecil yang ada di tengah-tengah daun pintu. Namun, dia tidak melihat siapa pun yang ada di luar sana.Kimmy membuang napasnya. Seketika bulu romanya bergidik. Berbagai macam hal melintas di dalam pikiranya. Dari yang berasal di dunia nyata sampai yang ghaib."Apa aku salah dengar?" Gumam Kimmy. Dan kemudian, dia beranjak kembali menuju ranjang.KNOK—KNOK."Oh Shit! Siapa sih!" Umpat Kimmy. Dan kemudian, dia kembali lagi ke arah pintu tersebut. Kimmy melakukan hal yang sama. Tapi kali ini, keberanianya sedikit muncul. Dia membuka pintu itu."AAAARRRGH!" Teriak Kimmy pecah. Ketika melihat seseorang dengan tubuh mungil namun berwajah d
Kimmy menantang balik tatapan Piero tanpa berkedip seteik pun. Hingga suara klakson mobil milik orang lain membuyarkan adegan itu. Mobil Piero berhenti di tangah jalan. Sehingga membuat sedikit kemacetan.KNOK—KNOK.Kaca mobil Piero diketuk oleh seseorang."Woy! Kalau mau pacaran jangan ditengah jalan!" Maki pria itu.Piero membuka pintu mobilnya. BRUAAAK! Dia menghajar pemuda itu hingga wajah dari pemuda itu menghantam body mobil. Piero melakukannya beberapa kali. Dan memancing orang lain ikut campur dalam keributan ini.Piero dikeroyok oleh beberapa pemuda yang merupakan teman dari laki-laki yang sudah dipukulnya hingga babak belur. Dan tidak ada satu pun yang berani memisahkan mereka. Walau ada beberapa orang yang menyaksikan ini. Namun, mereka hanya sekadar menonton saja.Kimmy keluar dari dalam mobil. "HENTIKAN! HENTIKAN!" pekik Kimmy merelai keributan itu. Dia menarik lengan tangan dari salah seorang pria
"Bagaimana Dok? Apa operasinya berhasil?"Dokter Diego melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya. Kemudian dia tersenyum."Tuan Piero masih beruntung. Kami berhasil menyelamatkanya," jawab dokter Diego dengan wajah bahagia. Berita itu membuat Kimmy membuang napas. Seakan semua kegelisahan dalam dirinya keluar bersama hembusan udara dari mulutnya."Tapi pasien belum bisa dikunjungi. Keadaanya masih lemah," sambungnya dokter Diego menjelaskan."Tidak apa-apa,Dok. Terima kasih," ucap Kimmy."Kalau begitu, saya permisi, Nona," ucap Dokter Diego berpamitan. Dan kemudian dia pergi meninggalkan Kimmy.Bersamaan dengan itu, Kimmy melihat petugas medis melintas dan membawa tubuh seseorang di atas brankar. Cara yang sama saat Piero dipindahkan dari mobil ke ruang ICU. Namun, ada yang membuat matanya terpaku. Di mana Kimmy seperti mengenali siapa pasien itu."Mommy," gumamnya."Tunggu!" Kimmy b
"Nona, Kim. Anda ditunggu di meja administrasi." Seoramg suster memanggil Kimmy yang masih merunduk di kursi besi sambil menunggu hasil operasi Mommynya. Dengan langkah gontai, Kimmy berjalan sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan bercak air mata."Silakan Nona, Kim. Ini rincian biaya untuk Tuan Piero. Karena nama Tuan Piero masuk ke dalam daftar tanggungan asuransi, maka Tuan Piero kami bebaskan dari pembiayaan. Tapi, untuk Nyonya Anna, pembiayaanya tidak ada tangguhan. Ini semua tercantum," terang Suster bagian administrasi menjelaskan sambil menyerahkan lembaran rincian biaya.Kimmy tercengang melihat angka yang tertera begitu banyak. "120 juta," gumamnya. "Apa ini harus dibayarkan sekaligus, Sus?""Benar Nona Kim. Kami tidak akan melakukan tindakan lanjutan jika Nona belum membayarkan paling tidak lima puluh persen. Dan sisanya bisa dibayarkan sebelum Nyonya Anna meninggalkan rumah sakit ini," jawab suster itu."Tapi apa Nyonya
Kimmy masih berada di dalam rumah sakit. Memikirkan cara bagaimana mendapatkan uang 120 juta dalam waktu satu hari. Atau nyawa Mommynya akan menjadi taruhanya.Kimmy berkeringat basah. Wajahnya yang cantik nampak lusuh seperti kurang darah. Jelas saja. Karena semalaman dia belum tidur. Dan juga polesan make up nya pun sudah luntur.Dia sudah mendapatkan pinjaman alat pengisi daya untuk baterai hp-nya. Sambil menunggu itu terisi penuh, dia mensortir satu per satu nomer-nomer pelanggan yang ada di dalam phone book. Ya, berharap ada salah-satu pelanggan yang mau memakai jasanya. Dan uang yang dia dapatkan bisa membayar biaya pengobatan Mommynya. Walaupun dia tahu, biaya itu sangatlah besar. Bahkan tidur dengan dua pria dalam satu hari saja belum bisa mencapai setengahnya.Seketika itu, terlintas di benaknya wajah seorang pria tua. "Papi ... Aku rindu," ucap Kimmy lirih. Mata Kimmy mulai berkaca-kaca.Sudah tiga jam Kimmy masih menunggu ka
Kimmy berjalan menunduk di sepanjang bahu jalan dekat rumah sakit tempat Mommynya dirawat. Hati dan pikiranya berkecamuk. Sudah ratusan tetes air matanya mengalir deras tanpa henti. Ingin rasanya dia mengakhiri hidupnya saja saat ini, itu yang terlintas di pikiranya. Dia menghentikan langkahnya dan menatap kosong ke arah seberang jalan."Sudah tidak ada gunanya aku hidup," gumam Kimmy. Dan kemudian, dia menggerakan kakinya untuk melangkah menyebrangi jalan tanpa menoleh ke kiri dan kanan.Kimmy mendengar suara mobil yang akan melintas dengan cepat dari arah sebelah kanan. Tapi itu tidak dihiraukanya. Melainkan dia terus berjalan.WWWWWWWWWEEEEENG!BRUAAAAK!Kimmy terjatuh di pinggiran jalan bersamaan dengan seseorang yang baru saja menarik lenganya. Tubuh Kimmy menindih pria itu. Tanpa sadar mereka pun saling bertatapan. Deru napas yang berhembus kasar seakan berlomba siapa yang paling kuat."Wanita bodoh! Apa yang ka
Kimmy sudah lebih dari 5 jam tertidur pulas di atas kursi. Dia masih berada di ruang rawat inap menemani Mommynya. Perlahan, dia membuka kedua kelopak mata dan menguceknya lembut. Kimmy menahan nguap kantuk dengan telapak tanganya.Kedua bola matanya dengan cepat mencari Anna. Wajahnya tersenyum ketika melihat Anna sudah semakin membaik. Walaupun masih terbaring di atas ranjang pasien dengan selang inpus yang masih terhubung di pergelangan tangan.Kimmy beranjak dari kursinya dan mendekat kepada Anna. "Mommy ... " ucap Kimmy, Anna tersenyum menatap putrinya."Mommy sudah sehat?" Kimmy menggenggam tangan Anna.Anna mengangguk sambil tersenyum. Wajahnya mulai terlihat segar kembali. Nampaknya, kondisi tubuh Anna sudah semakin pulih."Apa yang terjadi, Mom?" tany Kimmy, dia penasaran kenapa Mommynya bisa sampai berani keluar dari rumah.Kimmy melihat Anna membuang napas. "Malam itu dia pulang dalam keadaan mabuk. D