Assalamu'alaikum," Rendra mengucapkan salam seraha menunduk sopan. Rendra meraih pergelangan tangan orang tersebut, lalu mencium punggung tangan orang itu.
Arshima sedikit cemas, takut akan ada penolakan dari mama nya. Tapi apa yang di takutkan olehnya, kini pudar sudah. Mama Indah menyapa Rendra dengan senyuman, bahkan menanyakan kabar Rendra.
Dulu memang Rendra pernah beberapa kali menjemput Arshima dari rumah. Dan tidak jarang pula Rendra singgah sebentar, hanya untuk meminum teh dan mengobrol dengan Eko, papa nya Arshima.
Karena Rendra dulu suka membuat Arshima bekerja lembur dan akhirnya mau tidak mau Arshima pulang malam. Dan memang itulah tujuan terselubung yang Rendra rencanakan. Ia akan selalu memaksa untuk mengantar Arshima pulang, meskipun Arshima sering kali menolaknya.
"Bagaimana kabarmu, Nak Rendra?" sapa Indah dengan ramah.
"Alhamdulillah baik, Tante," ada rasa
Arshima berjalan-jalan di taman dekat danau buatan yang terdapat di kota Paris. Ia dan kedua sahabatnya berlibur ke Paris, sembari menemani Hana untuk menyusul suaminya, Rayzell. Lalu ia dan Fida meninggalkan Hana dengan Rayzell. Mereka menuju taman yang katanya sangat indah. Sesampainya di taman, Arshima meninggalkan Fida yang duduk di kursi yang berada di taman tersebut. Arshima berniat untuk berwisata kuliner mendadak di taman itu. Karena banyak pedagang yang berjualan beraneka makanan.Arshima begitu menikmati wisata kuliner dadakan tersebut. Ia berpindah-pindah mencicipi jajanan yang belum pernah ia makan, dan yang pasti tidak di jual di Indonesia.Setelah puas berwisata kuliner, Arshima berniat menghampiri Fida dan membawakan makanan yang menurut survei lidahnya, adalah yang paling enak. Arshima melangkah mendekat kearah Fida berada tadi, di kursi dibawah pohon yang terdapat di taman tersebut.Saat dirinya mendekat, ia melihat Fida sedang menangis di hadapan
Dua tahun kemudian."Akhirnya sampai juga," ucap Arshima sesaat setelah keluar dari pesawat.Dua tahun sudah berlalu, kini Arshima menginjakkan kakinya kembali di tanah kelahiran. Ia melihat sekeliling yang tidak besar perubahannya. Ada rasa bahagia saat ia tiba tadi. Ia ingin segera menemui kedua sahabat yang lama ia tinggalkan.Arshima juga sengaja mengganti nomor telepon. Agar dirinya bisa fokus menenangkan hati, juga pada kuliah. Ia seringkali menanyakan kabar kedua sahabatnya itu melalui Ibunya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan baby Narshita, anak dari Hana. Dan juga ingin melihat, seperti apa tubuh Fida saat hamil besar seperti sekarang ini."Hanaaa! Fidaaa! Wait Meee!" teriak Arshima. Membuat orang disekitar menoleh kearahnya."Mba, sehat 'kan?" tanya orang yang melewati dirinya."Wal afiat, Bu," cengir Arshima pada Ibu-ibu tadi.Ibu itu menggeleng kapalanya, kemudian berlalu meninggalkan Arshima yang masih tersenyum padanya.
Setelah acara bernostalgia selesai, Arshima mampir ke Mall yang biasa dia kunjungi dulu. Ingatan akan kebersamaan mereka bertiga semasa kuliah pun terlintas."Waktu, cepat sekali berlalu. Dalam sekejap, kehidupan kita pun berubah drastis," ucap Arshima tersenyum miris.Arshima berjalan menuju outlet yang menjual khusus pakaian kerja. Karena ia berniat akan melamar kerja besok lusa. Jadi ia harus mempersiapkan semua terlebih dahulu. Apalagi sekarang dia tidak punya teman untuk diajak shopping kapan saja.Di tempat lain, Rendra begitu disibukkan dengan laporan akhir bulan usaha sampingan miliknya. Ia memiliki sebuah Cafe yang berkembang begitu pesat dalam setahun terakhir ini. Hingga Rendra sudah memiliki tujuh cabang yang tersebar di kota-kota besar.Sebenarnya, Rendra sudah mengajukan surat pengunduran diri kepada Rayzell. Namun, ditolak oleh Rayzell dengan alasan dia masih membutuhkan Rendra. Rayzell memberi Rendra kelonggaran untuk mengelola Cafe miliknya,
Rendra begitu senang, melihat baby Narshita yang berjalan kearahnya dengan senyum yang begitu menggemaskan di wajah batita tersebut. Meski langkah Narshita sedikit tertatih, malah membuat dia terlihat begitu lucu.Banyak Ibu-ibu yang mendekat kearah Rendra. Kebetulan taman yang Rendra kunjungi, ramai akan orang tua yang membawa buah hati mereka. Rendra membalas senyuman kepada para Ibu-ibu yang memuji kecantikan baby Narshita tertular dari ketampanan Rendra. Mereka berfikir, bahwa Rendra lah ayang dari batita lucu tersebut.Hati Rendra selalu senang, disaat ada orang yang mengira dirinya sebagai Ayah dari baby Narshita. Rendra tidak terlihat risih atau bagaimana secara kan dia masih single dan masih ting ting. Dia malah terlihat santai dan senyum selalu mengembang di bibirnya."Anaknya cantik, pasti keturunan dari Papanya. Lagian sang Papa gantengnya kelewatan banget," ucap salah satu Ibu yang mendekati R
Hari ini, Arshima kedatangan temannya yang dari Amerika. Monica adalah sahabat Arshima semasa dia berada di negri paman sham tersebut. Monica selalu membantu Arshima, di setiap Arshima memiliki masalah. Monica datang ke Indonesia, karena disuruh Kakaknya untuk membantu di perusahaan orang tua mereka yang berada di Indonesia."Kenapa kamu nggak bilang dulu kalau mau kesini? Kan Aku bisa menjemputmu di bandara," ucap Arshima senang, lalu memeluk sahabat barunya."Aku sangat merindukanmu, Beibeh. Aku hanya ingin memberimu kejutan," ucap Monica seraya memeluk Arshima."Oh ya, kamu tinggal di rumahku kan?" tanya Arshima pada Monica."Ya enggak lah, Beib. Aku tinggal sama Kak Alex. Mana beri ijin dia kalau aku tinggal di sembarang tempat," jawab Monica. Alex adalah Kakak dari Monica."Yaahhh...sayang banget. Padahal aku masih kangen berat sama kamu," Arshima memanyunkan bibirnya."Kita kan bakal se
Arshima terus ditarik oleh Monica menuju Mobil mereka yang berada di parkiran cafe. Monica melepas tangan Arshima, lalu menatapnya dengan penuh selidik."Siapa cowok tadi?" tanya Monica selepas ia melepaskan genggaman tangannya pada Arshima."Cowok yang mana?" Arshima berpura-pura tidak paham akan maksud dari pertanyaan Monica."Nggak usah ngeles. Cowok yang sedari tadi lo pelototin," ucap Monica seraya mendorong kepala Arshima dengan pelan."Em-mh i-itu...gue nggak kenal," Arshima berusaha mengelak, lalu mengalihkan pandangannya."Nggak usah bohong begitu. Gue tau, kalau lo pasti menyembunyikan sesuatu dari gue," desak Monica kepada Arshima.Arshima semakin salah tingkah, bila ditatap seperti itu oleh Monica. Ia memang tidak menceritakan tentang Rendra. Sewaktu dulu baru datang di Amerika, dan baru mengenal Monica. Arshima hanya bilang, dirinya ingin menena
Selepas kepergian Monica, Arshima masuk kedalam rumah. Ia harus segera menyiapkan berkas-berkas yang di butuhkan untuk melamar kerja di perusahaan orang tua Monica besok. Ia juga harus menyiapkan dirinya dan mencoba perlahan untuk melupakan perasaannya terhadap Rendra.Keesokan harinya, Arshima sudah siap dengan pakaian formalnya. Dengan rambut yang ia gerai menjulang kebawah, dan juga setelan yang berwarna soft pink. Ia terlihat seperti idol yang menjelma menjadi wanita karir."Waahh anak Mama cantik, pakek banget!" seru Mama Indah yang melihat Arshima turun dari anak tangga."Anak siapa dulu dong? Anak Mama yang paling Indah sedunia!" seru Arshima seraya tersenyum dengan menekankan nama sang Mama."Kurang ajur. Minta di masukin lagi nih Yah, anakmu," ucap Mama Indah kesal, lalu menatap kearah Ayah Eko yang tengah menikmati sarapan paginya.Ayah Eko hanya
"Kakak tuh kalo di ajak bicara, tatap lawan bicaranya. Jangan menatap kearah Arshima terus, kasihan dia Kak menunduk terus karena di tatap seperti itu oleh Kakak," cerocos Monica yang mendapat cubitan dari Arshima."Oh, ya sudah. Kamu tunjukkin ruangannya. Aku mau kembali ke ruangan ku dulu," ucap Alex sedikit kikuk. Kemudian ia melangkah keluar menuju ruangan CEO. Dan di ikuti oleh kedua orang yang juga ikut mewawancara Arshima."Yeeyyy...gue diterima, Moon!" pekik Arshima setelah tidak ada orang lagi selain dia dan Monica di ruangan itu."Eehhhh, jangan senang dulu. Ini semua berkat gue, dan lo kudu wajib nraktir gue di cafe yang kemarin itu," Monica mendorong kepala Arshima."Inikan karena jawaban gue aja yang bagus, dan diterima oleh Kakak lo!" Arshima tetap tidak mau kalah."Iya-iya. Pokoknya nanti setelah pulang kerja, lo harus traktir gue. Titik!" titah Monica.