Share

BAB 2

Nattaly Pov.

Ia pria pertama yang berani menanyakan namaku secara langsung, Johans Nama yang indah apakah aku jatuh cinta aku rasa tidak mungkin. Sesampainya di rumah akupun masuk ke kamar Daniel yang kamarnya tepat berada di sebelah kamarku, untuk menanyakan siapa pria bernama Johans itu .

Tok tok tok .

" Daniel kau sudah tidur ??."

" Belum. Masuklah." Ucapnya dari dalam kamarnya.

Aku pun masuk ke dalam kamarnya dan kulihat ia sedang membaca sebuah buku. Aku duduk tepat di pinggir kasurnya lalu kemudian menatapnya .

" Ada apa ???. "Tanyanya padaku kemudian menatapku.

" Apa kau sedang sibuk, boleh aku bertanya??. " Ucapku padanya

" Hemp, tanyakanlah. " Jababnya.

" Apa kau tau Pria yang bernama Johans??." Tanyaku padanya dan kemudian ia kembali menatapku.

" Oh Dosen Jo, ia dosen matematika ia juga mengajar di kelas ku, ia dari kampung yang aangat jauh datang ke kota sedang magang sebagai Dosen penggangti." Ucapnya .Ah begitu rupanya ia dosen magang, menarik fikirku.

" Memangnya ada apa?."Tanyanya padaku. Aku menatapnya.

" Ia menghadang jalanku saat aku ingin ke kelas mu."

" Benarkah ???." Ucapnya menatapku dengan pandangan tidak percaya.

" Ya untuk apa aku berbohong." Ucapku padanya

" Lalu apa lagi yang ia katakan ??."Tanyanya sepertinya ia jadi yang sangat penasaran.

" Ia menanyakan namaku. " Ucapku. Dan kulihat tampak berfikir .

" Wah apa mungkin Dosen Jo jatuh Cinta padamu. "

Benarkah fikirku. Entahlah.

" Jangan asal bicara siapa tau ia sudah punya istri." Ucapku. Dan ia menatapku dengan pandangan datarnya memang adik kurang ajar .

" Kakak juga jangan mengada Ngada, ia belum punya istri ia masih singgle, pada murid saja ia dingin bagaimana pada dosen wanita yang lain bahkan sangat cuek, dan aku rasa ia tertarik padamu karena wanita pertama yang ia tanyakan namanya hanya kau, bersyukurlah ia menyukaimu ia tampan, dan baik." Ucapnya dan kembali membaca bukunya .

Menarik.

"Baiklah terimakasih sudah mau menjawab pertanyaanku adik kecil, aku lelah dan ingin beristirahat Night Daniel."Ucapku lalu beranjak keluar dari kamarnya.

"Bye tidurlah jangan terus memikirkannya ya hahahha."Ucapnya.

"Diamlah."Jawabku.

Aku keluar dari kamarnya dan masuk kembali ke dalam kamar, apa mungkin ia suka padaku hahhhhhhhhh entahlah .

3 bulan kemudian .

Aku pulang kerja dan langsung menuju kamarku untuk mengistirahatkan tubuhku, saat sedang mulai memejamkan mata handphone ku bergetar .

Aku mengambilnya di meja samping tempat tidur dan membaca pesannya oh tidak ada namanya dan ini nomor asing .

00871*******

" Selamat malam."

Siapa ya fikirku aku pun membalas pesannya .

" Maaf ini siapa ??."

Dan tak lama ia pun membalas

00871******

" Ini aku Johans kau masih ingat ??."

Apa benarkah, dari mana ia tau nomorku ?????

Aku memutuskan untuk kembali membalas pesannya .

" Ya tentu kau Pria yang menghadang ku dan menanyakan namaku bukan ??."

Balasku padanya .

Dan tak lama ia pun membalas pesanku .

00871******

" Wah ternyata kau masih ingat ?? Aku jadi malu."

Balasnya yang membuatku tersenyum apa aku benar jatuh cinta Ucapku pada diri sendiri .

"Tentu saja masih ingat, karena kau Pria pertama yang berani menanyakan namaku secara langsung"

Balasku padanya .

Dan tak lama ia pun menmbalas pesanku

Johans Dosen Daniel.

" Benarkah ??? Aku rasa aku pria paling beruntung dan berani kalau begitu."

" Mungkin." Balasku

Johans Dosen Daniel.

" Bisakah kita bertemu, akhir pekan ini ?? Itu pun kalau kau tidak sibuk."

" Baiklah akhir pekan kita bertemu."Balasku.

Johans Dosen Daniel.

" Benarkah, baiklah kalau begitu sampai bertemu di akhir pekan, dan selamat tidur mimpi indah 💗. "

Apa benar benar pria yang menarik .

" Ya selamat malam." Balasku padanya .

Hari yang di tunggu pun tiba.Kami bertemu di caffe langganan ku. Aku melihatnya sudah duduk di dekat jendela, aku pun mendekatinya dan kemudian duduk di hadapannya, ia menoleh ke arahku dan tersenyum.

" Maaf terlambat sudah lama ???. " Ucapku padanya dan tersenyum .

" Tidak aku belum terlalu lama. " Ucapnya menatapku masih dengan senyumnya .

Pelayan pun datang mengantar pesanan kami, ah ia sudah memesan minuman rupanya dan tak lupa makanan juga.

" Aku tak tau apa kesukaan mu jadi aku hanya asal memesan." Ucapnya dengan kikuk. Aku menatapnya dan tersenyum, kalian tau berada di dekatnya mampu membuatku selalu mengembangkan senyumku .

" Tak apa." Ucapku .

Kulihat ia masih menatapku .

" Boleh aku bertanya ??."

Aku menatapnya dan menganggukan kepala ku .

" Apa kau mau menikah denganku ???." Tanyanya secara tiba-tiba. Dan membuatku diam menatapnya. Aku menatapnya dengan terkejut , menikah ????

" Apa kau yakin ???." Tanyaku padanya

" Ya aku yakin." Ucapnya dengan bersungguh sungguh .

" Kita bahkan belum saling mengenal satu sama lain, bagaimana bisa langsung menikah." Ucapku padanya

" Mungkin ini terdengar konyol, tapi aku benar benar mencintaimu sejak pertama kali bertemu 3 bulan yang lalu, awalnya aku selalu berusaha menyangkal perasaan tersebut tapi lambat laun aku mengerti bahwa yang kurasakan terhadapmu itu cinta bukan hanya rasa kagum semata." Ucapnya dengan mantap dan menatap dalam mataku .

Aku terus menatapnya dan mencoba menemukan kebohongan di matanya tapi pada akhirnya aku hanya menemukan ketulusan pada tatapannya , aku mencoba berfikir apa ini keputusan yang benar jika aku menerimanya tapi bagaimana dengan keluarga ku.

" Aku tidak akan memaksa kalau kau belum siap kita masih bisa menjadi teman kan." Ucapnya lagi dan tersenyum. Aku masih menatapnya dalam dan kemudian aku melontarkan kalimat spontan tanpa ku sadari .

" Ayo menikah." Ucapku dengan mantap dan menatap dalam ke arah matanya .

Ia memandangku dalam .

" Benarkah ,kau benar ingin menikah denganku ??." Tanyanya padaku. Aku memandangnya dan kemudian tersenyum dengan hangat .

" Ya mari menikah, kita temui orang tua ku dan meminta restu. Kau harus datang sendiri jangan ajak orang tuamu dulu karena aku takut hal yang tidak di inginkan akan terjadi dan itu akan menyakiti perasaan orang tuamu." Ucapku padanya karena aku begitu tau akan sifat ayahku seperti apa. Ia menatapku lalu menggenggam tanganku .

" Aku akan datang sendiri dan melamarmu pada orang tuamu, ini sudah keputusanku sejak lama tapi berjanjilah jika orang tuamu tidak merestui jangan melawannya turuti saja perkataanya." Ucapnya. Aku hanya menatapnya dalam kebisuanku. Kami pun kembali larut dalam keheningan.

Pov.

Aku mengajak Johans untuk datang kerumah ku dan bertemu dengan ayah dan ibuku. Saat sampai rumah memang terkesan ramai, aku turun dari mobil dan menggenggam tangannya untuk mengikuti ku masuk ke dalam Rumah. Begitu pintu terbuka sudah ada yang menyambut kami yaitu kepala pelayan di rumah ini .

" Nonna dari mana saja Tuan Besar sudah menunggu dari tadi." Ucapnya

Aku hanya memandang datar ke arahnya dan kemudian kembali masuk kedalam tempat berkumpul nya keluargaku, saat sampai mereka semua menatapku. Apa ini keputusan yang harus ku ambil Tuhan kalau memang iya maka aku akan berjuang .

Aku terus menggenggam tangan Johans yang terasa dingin dan kemudian menatapnya dan mengatakan jangan gugup kau pasti bisa, jika kau benar benar mencintai ku maka perjuangkan aku dan bicaralah pada orang tuaku.

Ia menatapku kemudian tersenyum .

Dan semakin menggenggam tanganku erat.

Kami kembali menatap kearah keluarga ku .

Pov.end

Johans .

Kalau memang ini jalan yang terbaik aku akan lakukan. Aku sangat gugup tapi begitu aku melihat nya mengatakan dengan isyarat matanya, itu membuatku tenang dan mencoba menenangkan diriku

" Maaf mengganggu waktu kalian." ucapku memulai pembicaraan. Aku melihat mereka semua menatapku. Dan tak lama aku kembali meneruskan Ucapnku.

" Aku kesini bermaksud ingin melamar Nattaly untuk menjadi istriku dan tak lupa meminta restu kepada orang tua Nattaly." Ucapku. Aku melihat ayahnya bangkit dari duduk nya dan kemudian berdiri dan memandang kami dengan tajam.

" Siapa kau dan apa hubunganmu dengan putriku ? ." Tanyanya padaku .

" Maafkan aku karena lancang, Aku Johans dan kedatanganku kesini bermaksud untuk melamar Putri Anda Tuan." Ucapku dengan mantap .

" Melamar putriku, apa tidak salah derajat apa yang kau punya, apa kau dari keluarga berada? Apa nama perusahaanmu ? Apa pekerjaan mu dan bagaimana latar belakang keluargamu ? Apa kau sudah merasa setara dengan kami jika belum jangan berharap aku akan membiarkan putriku menikah dengan pria seperti dirimu." Ucapnya mendekat kemudian Menarik Nattaly dari sisiku .

Dan kulihat ia menghempaskan Nattaly ke sofa yang ia duduki tadi.

Aku hanya diam menatapnya .

" Aku memang bukan seorang pria kaya dan hanya berasal dari keluarga biasa tapi aku berjanji pada Anda akan selalu membahagiakan Putrimu." Ucapku dengan mantap.

" Membahagiakan dengan apa, cinta ??? Apa hanya dengan cinta kalian bisa hidup pergilah kau tidak setara dengan keluarga kami." Ucapnya lalu berbalik. Aku hanya diam menatapnya ,mungkin aku akan datang lagi kalau aku sudah berhasil.

Dan tak lama aku melihat Nattaly berdiri dan kemudian menatap ayahnya dengan tajam.

" Apa ayah pernah memikirkan perasaan ku ?? Apa pernah ?kenapa yang kau fikirkan selalu harta semata, aku selalu menuruti segala keinginanmu, apa tidak bisa sekali ini saja ayah menuruti keinginanku dan biarkan aku memilih kebahagianku sendiri." Ucapnya dengan tajam

Dan tak lama aku melihatnya ayahnya menampar tepat di pipi Nattaly dan membuat semua yang berada diruangan ini syok melihatnya.

Aku dan semua yang ada di ruangan ini terkejut, aku berusaha menahan diriku untuk tidak maju untuk menghajar ayahnya karena sudah berani menampar pipi gadisku calon istriku.

" Apa yang kau lakukan pada Putriku, pukul saja aku jangan pukul Putriku." Ucap Ibu Nattaly dan memeluknya.

" Kau menentang ku, kau lihat Putrimu dia semakin berani melawan ku hanya karena pria seperti itu yang tidak ada apa apanya." Ucapnya.

" Sekarang kau pilih, jika kau masih ingin berada di sini maka ikuti perintah ku, aku ayahmu tapi jika kau memilih bersamanya maka pergilah hiduplah dengannya dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku dan jangan menginjakan kakimu lagi di rumah ini." Ucapnya dan kembali membuat kami semua diam.

Aku menatap Nattaly dengan nanar dan ia balas menatapku lalu tersenyum, senyum yang aku pun tidak tau apa artinya .

Ia berjalan ke kamarnya dan tak lama mengeluarkan 2 koper miliknya dan tas dan kemudian menyeretnya tepat ke hadapanku, aku menatapnya ia tersenyum dan kemudian berbalik memandang keluarganya.

" Aku akan pergi dari rumah ini, maafkan aku, tapi aku benar benar lelah terus menuruti keinginanmu

,Aku tau kau adalah ayahku tapi apa pernah kau mengerti perasaanku apa pernah kau tau apa yang kami mau, kau tidak pernah tau bukan?? Karena kau hanya memikirkan perasaan mu , kau menyuruhku pergi aku akan pergi jadi jangan khawatir aku berjanji tidak akan lagi menunjukan wajahku di hadapan mu jadi jangan pernah khawatir." Ucapnya dengan berlinang air mata .

Kulihat Daniel dan ibunya menghampiri Nattaly lalu memeluknya .

" Kakak jangan seperti ini aku mohon jangan pergi."

" Sayang jangan pergi, jangan tinggalkan Ibu hemp."

Aku terus menatapnya dan tak terasa air mataku juga terjatuh melihatnya.

" Ibu tak apa-apa hemp masih ada Daniel disini, aku janji akan selalu memberi kabar dan, jangan menangis jagalah kesehatan Ibu, dan aku mohon berikan aku Restu." Ucapnya yang dapat kudengar dengan jelas.

" Ya Ibu memberikanmu Restu, berjanjilah sering mengirimkan kabar pada Ibu kau mengerti."

" Ya." Ucapnya .

Aku melihat Ibu Nattaly menghampiriku dan menggenggam tanganku.

" Aku percayakan Putriku padamu, jagalah dia dan berjanjilah jangan buat ia mengeluarkan air mata nya buatlah ia bahagia." Ucapnya dengan menggenggam tanhanku dengan sangat erat.

Aku menatapnya dan mengeratkan genggaman tangan nya

" Aku berjanji nyonya, aku bersumpah akan selalu membahagiakan Putrimu." Ucapku.

Flashback End.

Itulah sepenggal kisahku dan Istriku ......

-TBC-.................

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status