Share

Ethernal Hopes Of The Moon
Ethernal Hopes Of The Moon
Penulis: Amari Yo

Prolog

Kalau hidup itu seindah cakrawala senja, mungkin setiap orang akan betah untuk berlama-lama terpapar panas di ruang terbuka hanya untuk menunggu sang penerang bumi tenggelam.

Kalau hidup itu seindah fajar, berarti semua orang akan betah kedinginan sepanjang malam hanya untuk menunggunya terbit kembali?

Untuk apa? Merasakan setiap kesakitan dan teriakan bumi yang terus hidup dalam kebobrokan?

Dusta. Nyatanya semua orang mengabaikan hal-hal nikmat yang dilalui dalam hidup hanya untuk memedulikan urusan tidak realistis, membuat diri mereka terjebak dalam lingkaran setan.

Atau lebih tepatnya, menjadi berengsek hanya untuk menuruti keinginannya supaya bisa menjadi yang terhormat.

Bahkan, menjadi bajingan pun tidak cukup untuk membuat diri sendiri terbebas dari masalah-masalah yang membuatku berpikir berlebihan. Pada akhirnya aku hanya bisa duduk dan terdiam, memikirkan bagaimana rasanya mati tanpa meninggalkan rasa sakit.

Sebuah hati yang terbentuk dari harapan tidak tampak seperti cadas yang akan tetap kokoh diterpa ombak. Aku terbakar, meleleh, menguap, dan lebur. Perisai-perisai yang menutup mimpi-mimpi itu semakin padat saat asaku runtuh bersama diri yang hancur diterpa sial.

Kehidupan manusia memang penuh dengan hasrat, keegoisan, dan harapan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status