Share

Bab 5

Keana dengan telaten mengobati luka yang ada di kaki Arthur, pria itu sesekali meringis saat Keana mengoleskan obat merah di kakinya, luka di kaki Arthur bentuknya memanjang di bagian betisnya, seperti terkena benda tajam. Namun tidak seperti tadi malam, luka ini terlihat sudah membaik. Setelah selesai, Keana membalutnya dengan perban.

"Ahh, bosan juga, ya," kata Keana. "Bagaimana kalau kau belajar berjalan saja?" tanya Keana antusias. Sepertinya ia harus mengajari Arthur berjalan, tidak mungkin juga ia harus mendorong Arthur memakai gerobak ketika ia mengembalikan pria itu ke laut.

Keana berpikir sejenak. "Tapi, aku tidak yakin, kakimu masih sakit nanti saja, sekarang kau istirahat saja," kata Keana. Ia membiarkan Arthur duduk di kursi sedangkan ia pergi ke kamar. Mungkin ia akan mengajarinya nanti, yang penting Arthur akan beristirahat terlebih dahulu hingga kakinya sembuh.

Jam menunjukan pukul 11 siang, Keana bergegas turun dari ranjangnya  yang sedari tadi ia menghabiskan waktu dengan bermain ponsel. Membuka sosial media. Keana keluar, dilihatnya Arthur masih duduk seperti terakhir kali yang Keana tinggalkan. Ya, mau pindah ke mana lagi? Ia saja tidak bisa berjalan. Keana mendekati Arthur.

"Kau lapar?" Keana duduk di sisi Arthur, menatap makhluk tampan yang balas menatapnya.

"Aa ... Aa." Arthur hanya bersuara sebisanya, lagi-lagi Keana tertawa kecil.

"Aku akan memasak mi instan, kau pasti suka." Kemudian Keana pergi ke dapur.

~~~

Keana tidak keluar rumah, yang dilakukannya hanya bersama Arthur di rumah dan bermain ponsel sambil tidur-tiduran. Keana menonton sebuah film di YouTube, film yang berkisah tentang kehidupan seorang gadis dengan atasannya.

"Aa wa." Keana menoleh mendengar suara Arthur. Pria itu menatap ponsel Keana penasaran.

"Apa? Kau mau menontonnya juga?" tanya Keana, lalu ia memberikan ponselnya pada Arhur, membiarkan pria itu memuaskan rasa penasarannya dengan menonton film yang terlebih dulu diunduh oleh Keana.

Keana berdiri ada hal yang harus ia lakukan. "Aku akan membersihkan rumah, kau diam disini saja," ucap Keana yang diabaikan oleh Arthur, pria itu sibuk menonton film di ponsel Keana.

Keana membersihkan rumah, dari dapur hingga ruang tamu, lalu ia pergi ke kamarnya, mengambil pakaian mendiang ayahnya yang masih disimpannya, ia akan meminjamkannya pada Arthur. Keana keluar kamar sambil membawa kotak P3K, dilihatnya Arthur sudah tidur.

Ponsel Keana masih menyala, ia mengambil ponselnya dari genggaman Arthur, lalu mematikannya. Keana menyingkap celana Arthur hingga betis, lalu membuka perban yang menutupi lukanya.

Astaga!

Keana terkejut, bagaimana luka ini bisa sembuh secepat itu, luka di kaki Arthur sudah sembuh hanya meninggalkan bekasnya saja. "Bagaimana bisa?" Keana terheran-heran. Tetapi Keana akhirnya ingat, pria ini bukan manusia.

"Arthur," panggil Keana, ia akan membantu Arthur mengganti pakaian, sebenarnya Keana akan menyuruhnya mandi namun Keana tidak tega pria itu kesakitan lagi.

Arthur membuka matanya perlahan, lalu ia duduk berhadapan dengan Keana.

"Ayo, ganti bajumu," kata Keana.

~~~

Arthur mengambil pakaian yang dipegang Keana, lalu ia membuka bajunya sendiri.

"Eh! Apa-apaan? Kau sudah bisa buka baju?" Keana terpekik kaget. Kemarin saja pria ini tidak tahu apa-apa. Arthur melanjutkan membuka celananya.

"Hey!" Mata Keana membulat melihat pertunjukan vulgar di depannya, tapi buru-buru ia menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

Dasar, apakah ia tidak malu? Batin Keana kesal karena pria itu seenaknya melakukan hal itu didepannya.

Dengan mata tertutup, Keana meraba-raba pakaian yang tadi teronggok di lantai, Keana akan membantu Arthur memakai baju. Seperti inilah kemarin Keana memakaikan Arthur pakaian. Dengan mata tertutup. Mau bagaimana lagi, Keana tidak mau memandang hal seperti itu.

Tak kunjung menemukan pakaian tadi, Keana perlahan membuka matanya, mengintip di mana pakaian itu. Namun ternyata Arthur telah berpakaian lengkap, sedangkan pakaian kotor tadi telah berada di tangan kiri Arthur.

Keana cukup terkejut tapi ia bisa mengatasinya. "Ah! Kau juga sudah bisa berpakaian ya." Keana mengelus dadanya, untunglah pria ini sudah bisa berpakaian sendiri.

"Di mana kau belajar? Atau kau pernah mengintipku, ya?" Mata Keana menyipit manatap Arthur, telunjuk tangannya juga teracung di depan wajah Arthur.

Arthur menunjuk ponsel Keana yang mengintip di saku bajunya, membuat Keana bingung. Langsung saja Keana merogoh saku bajunya dan mengambil ponselnya dari sana, kemudian menunjukkannya pada Arthur.

Keana mengangkatnm ponselnya. "Kau belajar dari ponsel?" tanya Keana.

"...." Arthur tidak menjawab. Ia hanya menatap ponsel Keana lurus.

~~~

Keana membuka lemari pakaiannya, mengambil kaos lengan panjang dan celana dengan merek Adidas di sana, juga dengan dalamannya. Ia akan mandi dan segera mengantarkan Arthur ke laur. Sebelum itu ia harus bersiap-siap. Setelah selesai Keana menutup pintu lemari dan berbalik.

Keana terkejut.

"Astaga! Arthur!" Keana memegang dadanya, pria ini punya banyak kejutan, sekarang pria ini berdiri di depan Keana.

"Kau bisa berdiri?" Keana syok lalu ia memukul bahu Arthur pelan, membuat Arthur mundur karenanya.

"Dan berjalan?!" pekik Keana seraya menggelengkan kepalanya takjub.

Keana keluar kamar diikuti Arthur di belakangnya, sesekali Keana menoleh. Pria ini cerdas dan sepertinya Keana jangan terkejut lagi melihat sesuatu yang mudah di pelajari pria ini dengan cepat. Keana tiba di depan pintu kamar mandi, dengan Arthur yang masih setia mengekorinya.

"Kau kenapa ikut ke sini? Sana-sana, aku mau mandi," perintah Keana seraya mengipas-ngipaskan tangan. Bermaksud mengusir Arthur. Keana membuka pintu kamar mandi, masuk lalu menguncinya dari dalam. Meninggalkan Arthur di luar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status