"Keana, sebaiknya kau di belakang saja, ketika aku melawan mereka kau carilah cara untuk membebaskan Arthur, oke?" Jack mengambil sebuah batang besi yang berada di dekatnya, ia cukup heran mengapa di ruangan ini terdapat banyak besi yang rata-rata sepanjang 1 meter itu .
Keana khawatir dengan Jack. "Jack, kau yakin?" tanya Keana. Jack akan melawan dua orang gila di depannya, jika Angelina tahu pasti Angelina akan melarang Jack melakukan itu.
Jack tersenyum pada Keana, jenis senyuman yang menenangkan. "Tenang saja, aku masih muda. Melawan orang tua seperti mereka tidak masalah buatku." Jack maju dan Keana tidak dapat mencegah Jack ketika pria itu memulai serangnya.
Erwin dan Jeff juga begitu, mereka langsung menuju Jack dengan berlari, tidak lupa besi yang mereka bawa. Dan pertarungan antara mereka pun tidak dapat dielakkan.
"Matilah!"
Sementara itu, Keana lewat di tepi, ia menuju Arthur yang terikat di dalam sebuah kotak. Setengah badan Arthur bera
Deburan suara ombak menjadi latar belakang suara perpisahan mereka, Arthur kini telah berada di dalam air, tubuhnya juga sudah menjadi setengah bukan lagi. Di daratan sana Jack dan Angelina memandang mereka berdua dari jauh, membiarkan Keana mengucapkan perpisahannya dengan Arthur. Hari juga telah menjadi gelap dan di pantai ini sangat sepi satu-satunya penerangan adalah bulan purnama yang bersinar terang di atas sana."Keana ...."Keana menghapus air matanya, ia benci ini. Keana selalu membenci perpisahan, perpisahan selalu meninggalkan luka di hatinya dan butuh waktu untuk sembuh, perpisahan selalu meninggalkan lubang di hatinya. Baru beberapa bulan yang lalu ia merasa hatinya penuh sekarang Keana harus kembali merasakan hatinya remuk kembali."Arthur, kau harus kembali. Pergilah yang jauh, jangan sampai ada manusia yang menemukanmu!" Air mata Keana semakin bercucuran ketika ia mengatakan itu, hatinya menolak perpisahan
Dengan langkah terburu-buru, ia membawa nampan yang berisi pesanan pelanggan di tempatnya bekerja, Keana-nama gadis itu- begitu cekatan dalam melayani para pelanggan, tidak lupa dengan senyum manis yang terpasang sempurna di wajahnya."Silahkan dinikmati," ujarnya. Setelah meletakan pesanan, ia pergi ke meja lain, membersihkan sisa makan pelanggan. Gadis 20 tahun itu membawa piring dan gelas kotor itu ke belakang, untuk dicuci oleh orang yang bertugas.Keana menghapus keringat yang meluncur di pelipisnya, jam menunjukan pukul 20:00 yang berarti waktunya ia pulang dari Cafe ini. "Ah, selesai.""Hei, Keana, ini gajimu untuk bulan ini." Keana mengambil amplop yang disodorkan oleh pemilik Cafe tempatnya bekerja, membukanya lalu menghitung lembar uang di dalamnya. Keana mendesah pelan. Selalu begini, pria di depannya ini selalu memberi uang lebih."Jack, sudah kubilang, gaji aku seperti kau mengga
Keana perlahan mundur, sesuatu di depannya membuatnya takut, di depannya manusia setengah ikan tengah meraung kesakitan, Keana melihat dengan jelas bagaimana ekor itu membelah dengan sendirinya disusul bunyi seperti patahan tulang dan lebih mengejutkannya lagi ekor itu berubah menjadi kaki, seperti kaki manusia pada umumnya. Dari postur tubuhnya Keana tahu ia laki-laki, hanya saja rambut milik makhluk itu agak panjang.Merman? Duyung? Keana tidak dapat menjelaskan sosok yang membelakanginya itu. Ini semua terasa membingungkan juga menakutkan. Keana mundur tanpa menyadari ada batu karang di belakangnya, dan beberapa detik kemudian tubuhnya tersandung dan terjungkal, sukses membuat makhluk yang membelakanginya itu memutar kepalanya dan melihat ke arahnya.Keana nyaris saja berteriak, jika saja ia tidak lebih dulu menatap mata biru milik makhluk itu, manik itu seolah menghipnotisnya membawanya tenggelam. P
Keana berpikir keras, bagaimana membawa makhluk ini ke rumahnya apalagi manusia setengah ikan ini tidak dapat berjalan. Haruskah ku gendong? Keana menggelengkan kepalanya, mana mungkin tubuh besar itu bisa digendong olehnya. Tubuhnya kecil, jauh sekali dengan tubuh besar makhluk yang Keana tebak sekitar 185 cm itu.Akhirnya Keana memutuskan memapahnya saja, ia mendekat lalu membantunya berdiri, agak sulit karena beberapa kali pria itu terjatuh, ya lebih baik di panggil 'Pria' dari pada 'Makhluk' mengingat ia sudah seperti manusia.Setelah berhasil membuat pria itu berdiri, Keana cukup terkejut, ternyata pria itu benar-benar tinggi, ia hanya sebatas bahunya dan itu membuat sulit untuk membawanya pulang. Ditambah dengan bobot berat pria itu."Argh! Susah!" Keana jadi jengkel sendiri, tubuhnya terlalu pendek untuk menopang pria itu. Sedangkan pria itu hanya menatap Keana polos dengan
Keana membelalakkan matanya, ini sungguh luar biasa, melihat bagaimana pria ini dari manusia berubah menjadi setengah ikan. Keana yang tadinya menjauh mendekat ke bathub. Keana menatap ekor milik pria itu, sangat indah dengan warna hitam pekat yang mengkilat. Saat Keana ingin menyentuhnya, pria itu menggeram."Apakah sakit?" tanya Keana lembut, pria itu mulai tenang saat keana mengusap pelan ekornya. Keana dapat merasakan betapa licinnya ekor tersebut. Sadar dari rasa takjubnya, Keana buru-buru berdiri."Aku akan membersihkanmu," kata Keana, ia mulai menyabuni tubuh Pria itu, kain yang menutupinya telah Keana singkirkan. Dari kepala hingga ekor telah Keana sabunkan, hanya tinggal membilasnya. Tapi Keana berhati-hati pada bagian yang terluka, luka itu seperti goresan panjang."Bagaimana cara agar kamu jadi manusia lagi?" tanya Keana disela bilasannya. Pria itu masih di dalam bathub."Aa ...." Keana tetawa mendengar balasan pria itu.
Keana dengan telaten mengobati luka yang ada di kaki Arthur, pria itu sesekali meringis saat Keana mengoleskan obat merah di kakinya, luka di kaki Arthur bentuknya memanjang di bagian betisnya, seperti terkena benda tajam. Namun tidak seperti tadi malam, luka ini terlihat sudah membaik. Setelah selesai, Keana membalutnya dengan perban."Ahh, bosan juga, ya," kata Keana. "Bagaimana kalau kau belajar berjalan saja?" tanya Keana antusias. Sepertinya ia harus mengajari Arthur berjalan, tidak mungkin juga ia harus mendorong Arthur memakai gerobak ketika ia mengembalikan pria itu ke laut.Keana berpikir sejenak. "Tapi, aku tidak yakin, kakimu masih sakit nanti saja, sekarang kau istirahat saja," kata Keana. Ia membiarkan Arthur duduk di kursi sedangkan ia pergi ke kamar. Mungkin ia akan mengajarinya nanti, yang penting Arthur akan beristirahat terlebih dahulu hingga kakinya sembuh.Jam menunjukan pukul 11 siang, Keana bergegas
Keana telah bersiap siap, sore ini juga ia akan mengembalikan Arthur ke laut. Jam di dinding menunjukan pukul 5 dan rencananya Keana akan pergi mengantar Arthur ke tempat di mana ia menemukannya pertama kali."Ayo," ajak Keana lalu ia menarik tangan Arthur keluar rumah. Sebelum pergi ia memastikan pintu rumahnya terkunci rapat, meski tidak ada benda berharga tapi rumah yang dibobol maling itu sangat tidak bagus. Mereka bisa saja membuat rumah Keana nanti berantakan."Aku akan mengantarmu ke tempat kita pertama kali bertemu, di sana tempatnya sepi, jadi akan akan aman." Arthur menoleh ketika Keana bersuara. "Oh, satu lagi, jangan lupakan aku,ya." Keana masih saja berceloteh walau tidak ditanggapi oleh Arthur. Pria itu hanya menatapnya.Arthur masih saja diam sambil memperhatikan Keana, seperti ada sesuatu yang membuatnya tetap terpaku untuk menatap gadis itu. Menatap paras cantik yang membuatny
Keana melongo, sedangkan Arthur telah melepaskan jabatan tangannya dengan Jack. Tapi buru-buru Keana menguasai diri. Tapi, sungguh, Arthur yang tiba-tiba berbicara itu sangat mengejutkannya. Semenjak tadi pria itu hanya diam, seperti tidak tahu apa-apa."Kalian sendiri kenapa ada di sini?" Jack bertanya kepada Keana. Sedikit curiga karena tidak biasanya Keana berjalan-jalan dengan seorang pria yang terlihat seperti 25 tahu ini."A-aku hanya ingin jalan-jalan, dan kebetulan aku bertemu dengan Arthur di sini," jelas Keana dengan kebohongannya, dalam hati ia meringis karena banyaknya kebohongannya hari ini. Maafkan aku, Jack."Benarkah? Bukan kencan?" Angelina bersidekap menatap pasangan di depannya, dengan cepat Keana melepaskan genggaman tangan Arthur."Tentu saja bukan!" bantah Keana."Okay, kalau begitu aku dan Angelina pergi dulu." Jack dan Angelina pun berlalu, meninggalkan Arthur d