Share

06

Falri masih tertidur pulas. Kulitnya terlihat pucat pasi. Bibir tipisnya kering, seperti tidak bertenaga.

Glen yang melihat keadaan adik angkatnya hanya tersenyum sendu. Dia sudah mengetahui bahwa tadi malam, Falri mendonorkan darahnya ke Papa kandungnya. Glen tentu saja tahu, dia punya banyak intel. Jadi, jangan pernah heran jika Glen tahu sendiri tanpa diberitahu terlebih dahulu.

Glen berusaha membangunkan Falri. Falri juga butuh makan meskipun sedang sakit.

Falri mengerjapkan matanya perlahan. Rasa pusing masih menyergap di ubun-ubun kepalanya. Dia memegang keningnya, mencoba untuk meredakan rasa pusing itu.

"Eh, bang Glen." Falri menyapa dengan suara serak karena habis bangun tidur dan masih sakit.

Glen berdehem pelan. "Gue bangga sama lo, Ri."

"Maksudnya, Bang?" 

"Lo pikir gue nggak tau apa yang lo lakuin semalem? Sampai-sampai lo jadi jatuh sakit gini?"

"Tahu darimana? Gue belum ngasih tahu, deh."

"Gue tau sendiri, lah. Gini, deh. Ya kali seorang Falri tiba-tiba jatuh sakit tanpa sebab. Kemarin lo donorin darah ke bokap lo?"

"Iya, bang." Falri berusaha duduk di pinggir ranjang. Dia dibantu oleh bang Glen.

"Lo masih peduli sama bokap lo setelah dia buang lo?"

"Gue yang salah, Bang. Seharusnya dulu gue ---" Falri menghentikan kalimatnya.

"Gue apa?"

Falri menggelengkan kepalanya cepat. "Gue bakal kasih tau di waktu yang tepat aja, Bang."

"Oke. Lo sekarang mandi terus makan bubur ayam yang udah gue beliin. Jarang-jarang gue baik hati gini."

"Terus syutting gue?"

"Gue udah bilang produser film kalau lo lagi sakit. Ya kali mereka maksa lo ikutan syutting film padahal tau lo lagi sakit. Bisa-bisa mereka gue tuntut," cerocos Glen.

Falri tertawa kecil. "Iya, deh. Bang Glen the best emang!"

"Gue mau keluar dulu. Ada meet sama temen lama," kata Glen.

"Cewek or cowok, bang?" tanya Falri, sedikit mengejek.

"Cewek, bro. Cakep banget, asli. Dulu pas masa sma burik, anjir. Eh, pas udah lama nggak ketemu malah cakep." Glen menyugar rambutnya dengan jemarinya. "Semoga aja gue jadi pacarnya dia, HAHA!"

"Dih, mandang fisik."

"Fisik itu nomor dua. Yang penting mandang akhlak," ujar Glen, bijak.

"Emang kenapa, Bang?"

"Gini, ya." Glen duduk di pinggir ranjang, di sebelah kanan Falri. "Kalau fisik bisa diubah asal ada duit. Nah, kalau akhlak itu walaupun ada duit juga, tetap  nggak bisa dirubah. Ngerti lo?"

Falri menguap lebar seraya mengangguk singkat. "Kalau misalnya cewek kagak cakep terus gak ada akhlak gimana, Bang?"

"Nah, kalau itu beda cerita. Kudu jauhin orang kayak gitu, dah."

"Terus kalau cowok yang rusak masa depan ceweknya, gimana Bang?"

Eh, kok ini malah masukin diri sendiri ke kandang harimau! Dasar mulut laknat, batin Falri.

"Beh! Gue sebagai cowok aja, nih. Nggak berani kayak begitu. Jangankan ngerusak, pegangan tangan sama cewek aja masih gemeter, cuy!" Glen bergidik ngeri. "Kalau gue tau ada cowok yang kayak begitu udah gue hajar habis-habisan! Biar kapok. Udah tau cewek itu masih sesama jenis kayak emaknya. Nggak ngotak emang buat cowok bajingan," lanjut Glen, dengan nada menggebu-gebu.

Falri menahan nafasnya sejenak. Dia meneguk ludahnya kasar. Jangan sampai Glen tahu duluan jika dia dulu pernah ---- sudahlah!

"Bang, lo masih mau di sini?" tanya Falri, mengalihkan topik pembicaraan.

Glen menoleh ke arah Falri. "Iya juga, ya. Gue, kan pengen ketemu sama temen cewek gue."

"Yaudah, sana pergi! Hush ... hush ... hush ...."

Glen mendelik sinis. "Gue daritadi di sini juga gara-gara lo, Ri!"

Falri meledakkan tawanya. Meskipun dia masih merasa sakit, tetapi sudah ada sedikit tenaga. Berkat bang Glen beserta candaan berisi petuah yang menghibur.

Glen pamit pergi. Falri hanya mengangguk sekilas. Sepeninggalan Glen, Falri mencari sesuatu di dalam rak nakas mejanya. Dia tersenyum kecil sesaat menemukan sebuah bingkai kecil berisi foto bersama dengan keluarga.

Falri mengusap bingkai itu. Dia tersenyum miris. "Andai dulu gue nggak melakukan hal itu. Mungkin sampai saat ini, gue masih bisa bersama Mama, Papa, dan Kak Fani." Falri menghembuskan nafas panjang.

"Semua gara-gara gue," kata Falri, "Kalau dulu gue nggak kelewatan cium pipi Jeslyn pasti nggak akan pernah kejadian kayak gini."

***

Falri sudah tampak lebih segar dari sebelumnya. Dia sudah mandi. Berpakaian rapi dan keren. Makan bubur ayam dari bang Glen hingga tandas. 

Falri sedang duduk di sofa ruang TV. Di depannya sudah ada TV berukuran 42 inchi. Sangat besar, seperti ingin nonton bioskop, haha.

Falri memegang remot TV. Kemudian menghidupkan TV lewat remot yang berada di bawah kendalinya.

Falri terus memencet tombol ganti. Tidak ada yang menarik dari berita-berita gosip di pagi ini. Semua tampak membosankan. Artis terjerat narkoba untuk kesekian kalinya. Artis mabuk-mabukkan di pinggir jalan. Artis yang tengah panjat sosial di media sosial. Sampai artis yang bercerai padahal baru menikah kurang dari ssbulan.

Falri mendengus malas. Saat semua channel TV menyiarkan segala berita gosip yang sudah pasaran, berlalu lalang di media sosial. Apakah tidak ada berita yang lebih berbobot lagi? Seperti bencana alam yang tengah melanda atau prestasi siswa Indonesia yang membanggakan negaranya di kancah internasional. 

Falri menghentikan jemarinya yang sedari tadi bergerak lincah memencet tombol pindah channel. Dia termangu sejenak saat ada berita menyangkut dirinya! Berita gosip lebih tepatnya. Apa?!

Falri meneliti isi berita tentangnya. Dia mendengarkan baik-baik si presenter gosip itu. Bahkan volume Tv-nya ditambah lagi secara sengaja.

"Dikabarkan Falri, seorang aktor yang tengah naik daun ini sedang menjalin hubungan spesial dengan dua orang sekaligus." Begitulah kira-kira ucapan si prensenter memulai pemberitaan

Lanjut, dengan dua video yang katanya tengah beredar di media sosial. Falri mencermati setiap video yang ditampilkan. Dua video itu adalah, video di saat dia berbicara dengan Jeslyn dan Kak Fani di kafe dengan waktu dan tempat yang berbeda.

"Siapa yang nyebar gosip kayak gini, astaga!" Falri meraup wajahnya kasar. Tidak habis pikir pada orang yang menyebarkan gosip sampah seperti ini.

Falri segera mengambil ponselnya. Kemudian mengetikkan sesuatu di kolom pencarian di salah satu akun media sosialnya. Terdapat sebuah akun bernama Serba Turah.

Di postingan terbaru dari akun Serba Turah terdapat dua slide video. Dengan isi caption: Si abang ganteng ternyata sudah punya dua gebetan sekaligus!

Falri menarik nafas panjang. Lalu menghembuskannya perlahan. Siapa pemilik akun Serba turah itu?

"Ada aja cobaan gue. Udah baik-baik gue nggak pernah diberitakan dengan gosip sampah gini. Eh, sekarang gara-gara si Serba Turah. Gue bakal diserang wartawan buat klarifikasi. Sayangilah, hambamu ini, ya Allah." 

"Demi aleks, gue nggak apa-apa," lanjut Falri, kemudian mendesah frustasi.

***


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status