Share

6. Gagal Melarikan Diri

Alena terus menyeret kakinya meninggalkan tempat itu. Namun, bukannya menemukan jalan keluar justru dia terjebak di kolam renang yang ramai oleh gadis-gadis. Mereka menatap Alena dengan mata sinis yang siap menerkam.

"Hei! Siapa kau? Kenapa kau masuk ke tempat ini?" 

"Dia seperti gembel yang menyasar!" 

"Lea,  ayo kita usir dia!" 

Mereka bergantian berkata. Tak senang melihat ada gadis lain di rumah tuannya.

Jadi suara tawa yang didengar Alena itu berasal dari kolam renang ini? Siapa gadis-gadis itu? Apakah mereka juga bertugas melahirkan anak untuk si Harry gila? Pikir Alena. 

Gadis berambut pirang sepundak itu keluar dari dalam kolam dan langsung mendekati Alena. 

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya penuh selidik. 'Apa dia juga simpanan Tuan Harry? Kenapa sangat jelek?' 

"Aku ... aku menyasar. Bisa kalian tunjukkan jalan keluar dari tempat ini?" tanya Alena berbohong. 

Semoga saja gadis-gadis itu tidak tahu bahwa Harry sedang mencari Alena. 

Gadis bernama Lea itu mengamati Alena dari kaki hingga kepala. 'Apa mungkin perempuan ini yang disebut-sebut simpanan istimewah?' pikirnya. 

Dilihat dari wajah Alena sangat biasa saja. Tapi, tidak mungkin ada orang menyasar datang ke tempat itu. Jangankan masuk ke tempat berenang, melewati gerbang saja tak mungkin bisa. Jika bukan salah satu dari gadis simpanan Harry, tak mungkin dia ada di sini. Hatinya marah, kesal memikirkan Alena mungkin simpanan istimewah itu.

"Aku bisa membantumu keluar. Ayo, ikut aku," ajaknya. 

Tak ada satu pun simpanan yang boleh menyaingi dirinya!

Berbeda dengan Alena, dia justru terlihat sangat senang ada seseorang yang bersedia membantunya keluar. Dia mengangguk cepat mengikuti gadis itu menuntun jalan. Tapi, saat mereka akan keluar dari gerbang kecil di taman belakang, para penjaga segera menghentikan.

"Berhenti! Anda tidak boleh meninggalkan tempat ini!" 

Alena kembali lemas. Harapan untuk bisa keluar sirna sudah saat melihat Harry juga ada di sana. 

"Nona, ayo kembali ke kamar Anda." Penjaga itu meraih lengan Alena. 

"Lepaskan!" bentak Harry. Matanya tajam menatap tangan penjaga itu yang baru saja menyentuh Alena. "Aku akan mematahkan tanganmu jika berani menyentuh milikku!"

Penjaga itu segera berlutut memohon diampuni. 

Kini mata Harry sudah tertuju pada Alena. Kemarahannya tak bisa dia kontrol menyadari Alena bahkan berusaha kabur darinya. Jari-jarinya saling meremas dan menimbulkan buku-buku di bagian punggung telapak tanga.

"Mau ke mana kau, Alena? Bukannya kau sudah menanda tangani kontrak denganku?"

"Aku ... aku," jawab Alena gugup. 

Benar. Pasti perempuan ini lah yang disebut-sebut sebagai simpanan istimewa itu. Lea memasang wajah masamnya menatap Alena. 

"Tuan Harry ..." Lea berlari ke sebelah Harry dan bergelayut di tangannya. "Tuan, aku tak tau kalau Anda mencarinya. Dia berbohong padaku."

"Minggir!" 

Harry menepis tangan Lea dan melangkah mendekati Alena. 

"Kau ingin kabur dariku? Di dalam mimpimu pun jangan berharap!" 

Dengan sekali angkat, Alena sudah berada di pundak Harry. Rontahan dan pukulan tangan Alena di punggungnya dia abaikan dan terus memasuki istana besarnya. Harry sangat marah merasa dirinya dipermainkan oleh gadis ini. 

Ketika memasuki lorong menuju kamarnya, Alena melihat benda berserakan di atas lantai. Sepertinya Harry baru saja mengamuk dan merusak benda itu. Sangat menakutkan hingga dia tak berani bergerak di pundak Harry.

Di dalam kamar Harry melempar Alena ke atas ranjang. 

"Kau lupa baru saja memohon padaku?" Giginya bergemeretak menahan amarah yang kian membuncah.

Sangat menyeramkan. Alena beringsut ke belakang, ketakutan oleh ekspresi wajah Harry yang siap akan membunuh.

"Ma-maafkan aku, Tuan." 

Harry tergelak tak percaya. 

Belum lama ini Alena memanggilnya dengan sebutan 'kau' dan berkata tak akan mau menjadi simpanannya. Tapi sekarang dia terlihat seperti seekor anak kucing yang baru saja terjebur ke dalam kolam. Sangat menggelikan. Amarah Harry surut melihatnya. 

"Kau bermain-main denganku, Alena?" 

'Memangnya aku tampak seperti bermain-main?' Alena menjawabnya di pikiran. 

"Aku bosan di dalam kamar. Aku hanya ingin menghirup udara segar," jawab Alena berbohong.

Tapi Harry bukan orang bodoh yang bisa dibohongi begitu saja. 

"Kau pikir aku tak tau kau ingin melarikan diri? Pintu itu tidak dikunci, kenapa kau harus bergantungan seperti monyet di jendela?"

"Benar! Aku memang ingin kabur darimu. Aku tak tahan menghadapi siksaanmu yang sangat keterlaluan!" Alena membalas tak kalah kerasnya.

Dia hanya ingin bebas. Alena ingin pulang ke rumahnya dan meminta pertolongan pada papanya. Tapi sepertinya harapan itu tak akan pernah lagi Alena dapatkan. Harry sudah sangat marah. Bahkan terali di jendela kamar sudah disuruh dipaku mati.

"Saat aku bisa lepas dari sini, kau akan menyesal sudah berani mengurungku!" jawab Alena. 

Kemarahan yang sudah ditahan Harry kembali meledak. Kakinya menendang meja di depannya, menghancurkan kaca itu dengan menginjak berkali-kaki. Alena bisa melihat darah segar tercecer di atas lantai.

Dia memang gila. Harry bahkan tidak merasa sakit dengan luka di kakinya. Dia masih terus menendang benda-benda lain di dalam kamar.

Tak Alena sadari kapan Harry melesat ke depannya. Kini, pria itu sudah berdiri dan mencengkram dagunya kasar. 

"Apa? Kau ingin membuatku menyesal? Apa yang bisa kau lakukan padaku?" tanya Harry, mengencangkan tangannya meremas dagu lancip milik Alena. 

Cengkraman itu sangat sakit hingga Alena tak mampu menahan air matanya. Dia menangis saat itu juga dan membuat Harry kelimpungan. Pria itu buru-buru melepaskan tangannya dari sana. 

"Diam lah! Jangan menangis. Aku benci perempuan cengeng sepertimu!" 

Namun bukannya berhenti, tangisan Alena justru semakin tak bisa ditahannya. Bukan hanya air mata, bahkan isakan mulai lepas dari mulutnya. Alena sangat ketakutan diperlakukan kasar seperti itu.

"Kau tak bisa diam? Baik! Aku yang akan membungkam mulut itu." 

Harry menindih tubuh Alena dan membungkam mulutnya dengan bibir. Dengan rakus dia melumat bibir merah muda yang kini menjadi candu baginya. Hasrat di dalam dirinya memacu, menuntut lebih untuk memuaskan lagi napsunya. 

Tapi bagi Alena, perlakuan itu sudah sangat keterlaluan. Dia mendorong Harry dengan seluruh kemampuan yang dia punya, hingga pria itu terjatuh ke atas lantai.

"Jangan menyamakanku dengan gadis-gadis simpananmu itu, Tuan! Meski sekarang aku terikat kontrak denganmu, bukan berarti kau bisa melakukannya sesukamu!" bentak Alena diiringi isakan tangis. 

'Ya Tuhan ... dia pasti membunuhku setelah ini. Aku sudah berani membentak laki-laki gila ini,' bisik Alena di dalam hati. Dia sangat takut, meski amarahnya masih bersarang di dalam dada.

Tidak seperti yang Alena pikirkan, Harry justru termenung di kedua kakinya. Perkataan Alena menamparnya sangat keras.

Ini kali pertama seseorang berani pada Harry. Biasanya, gadis-gadis itu justru menggoda, menyerahkan tubuhnya dengan suka hati. Sangat berbeda dengan gadis satu ini.

"Lukas!" 

"Ya, Tuan Muda. Saya di sini," jawab Lukas. Lelaki tua yang mulai ubanan itu selalu siaga di balik pintu.

"Suruh pelayan memandikan monyet yang pintar memanjat ini!" 

"Baik, Tuan Muda." 

Monyet? Laki-laki gila itu menyebut Alena monyet? Dasar buta! Mana ada monyet secantik Alena.

Setelah Harry keluar, kembali Lukas berbicara pada Alena. 

"Nona, kenapa Anda melarikan diri? Bukannya saya sudah mengajarkan Anda? Tunggu lah sampai Tuan Harry bosan pada Anda."

Alena bukan barang yang menunggu dibuang saat dirinya bosan. Dia tak akan mendengarkan saran orang tua di depannya itu.

"Kenapa aku harus menunggu? Hanya perempuan bodoh yang tahan dengan sikap tuan kalian itu!" jawab Alena cetus. 

"Tuan Harry pada dasarnya tidak sekasar itu, Nona. Jika Anda bersikap baik di depannya, mungkin Nona tidak perlu dikurung seperti ini di dalam kamar. Apakah Nona mau mendengarkan perkataan saya sekali ini?"

Bersambung.

Terima kasih sudah membaca dan semoga kalian suka ya kak. 

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Catherine Umiamau
baik cara penulisan teruskan berkarya ya suka sgt ...
goodnovel comment avatar
Rini Gultom
sangat menarik ceritany
goodnovel comment avatar
Fath Letsoin
sangat menarik ceritax.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status