Share

8. Rencana Alena.

Alena berbaring malas di atas ranjang dengan seluruh tubuh yang hampir remuk redam. Matanya mengantuk tapi tak bisa diajak tidur. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong melompong. 

Lukas datang dengan pelayan dapurnya mengantar senampan makan siang. "Nona, makan siang Anda sudah siap," ucapnya. 

Alena melirik malas pada tiga orang di depannya itu. 

"Paman Lukas, di mana laki-laki itu?" 

"Maksud Nona, Tuan Muda?" Lukas bertanya balik. "Tuan Muda sedang ada rapat penting di luar. Ada apa, Nona?"

Seketika Alena mendapat pikiran cemerlang. 

"Benar kah? Kalau begitu, bisa kah Paman Lukas memberiku sedikit keringanan? Aku bosan hanya di kamar ini. Ingin keluar melihat-lihat." Padahal Alena sedang merencanakan pelarian dirinya. 

Menurutnya Lukas sudah tua. Jika Alena mengajaknya berjalan-jalan di luar sana, Lukas tidak akan sanggup mengejar Alena jika dia kabur. Ini kesempatan baik untuknya. 

"Maaf, Nona. Tuan Muda tak mengijinkan Anda keluar dari dalam kamar."

"Ayo lah, Paman. Hanya di taman aja. Paman Lukas bisa menemaniku jika takut aku kabur." 

Lukas menunduk sangat sopan sebelum menggelengkan kepalanya tegas. "Tidak, Nona. Hanya Tuan Muda yang berhak menentukan apakah Nona bisa keluar."

'Ah, sial!' Batin Alena mengumpat. Orang-orangnya Harry ternyata sangat menjunjung tinggi perintah tuan mereka. Dia tidak akan punya kesempatan melihat dunia luar, jika melulu dikurung di sini. 

"Baik lah jika begitu. Sepertinya nasibku memang harus jadi tawanan." 

Alena mengusap wajahnya, dia tampak sangat sedih dan mulai mengeluarkan air mata. Lukas menjadi tak tega melihat gadis itu menderita seperti ini. Tapi bagaimana pun, Lukas tak punya keberanian untuk melawan perintah tuannya. 

"Nona, jika saya memberi saran bisa kah Nona menerima?" tanya Lukas.

"Saran? Aku hanya ingin sedikit kebebasan."

"Begini, Nona. Untuk bebas seluruhnya Nona tidak mungkin bisa. Tapi, untuk sedikit kebebasan itu sepertinya akan ada harapan."

Memang itu saja harapan Alena sekarang. Membatalkan kontrak dia tak akan punya kekuatan melawan Harry. Hanya sedikit kebebasan. Tidak selalu dikurung seperti burung dalam sangkar. 

"Coba lah Nona bersikap baik di depan Tuan Muda. Jika Nona berhasil membuatnya senang, mungkin Tuan Muda memberi kelonggaran. Bukankah Nona ingin bisa melihat dunia luar? Apa salahnya dengan sedikit mengalah?" Lukas menyarankan. 

'Baik-baikin Harry?' Alena memutar matanya malas. Orang seperti Harry bukanlah manusia yang pantas dibaiki. Dia itu manusia kasar, sangat merendahkan Alena. Tak akan pernah Alena bersikap baik padanya. 

"Nona, saya tau Anda pasti ingin bertemu keluarga. Meski hanya menjenguk sesekali, bukankah itu juga suatu keuntungan bagi Anda?" kata Lukas lagi. 

Seketika pikiran Alena beralih pada papanya. Pasti lah papanya sangat khawatir, mencari Alena ke mana-mana. Dia juga merindukan kekasihnya yang kini terbaring lemah di rumah sakit. 

Tidak ada salahnya dia berpura-pura baik di depan Harry demi bisa bertemu orang-orang yang dicintainya, kan? Pikiran Alena seketika jadi cemerlang. 

"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk laki-laki itu? Dia sangat kasar, aku tak yakin dia bisa dibaiki," jawab Alena setelah sekian detik hanya sibuk dengan pikiran. 

"Ada sedikit masalah pada emosi Tuan Muda. Jadi, Nona harus menjaga agar dia tidak selalu marah. Contohnya, dengan tidak membangkang saat dia mendekati Nona."

Maksudnya, Alena harus dengan ikhlas melayani pria itu di ranjang? Dunia ini runtuh pun, Alena tak akan pernah ikhlas dengan perlakuan lelaki itu. Dia menculik, memerkosa dan mengurung Alena. Apakah pantas Alena tersenyum senang saat dia menggagahi tubuhnya? Tidak masuk akal. Alena menggidik bahu membayangkan dirinya menggoda Harry. 

Tentu saja Lukas bisa memahami isi pikiran Alena. Dia tersenyum tipis membayangkan masa mudanya. 

"Maksud saya begini, Nona. Bersikap manis lah di depannya, jangan terlalu menunjukkan permusuhan di antara kalian. Jangan pula mencari-cari cela untuk kabur dari istana. Mungkin Tuan Muda akan sedikit lebih lembut pada Nona."

"Baik. Aku akan mencobanya," jawab Alena. 

Tak ada salahnya, kan? Dia akan mencoba bersikap manis demi bisa mengunjungi orang tuanya. Alena merencanakan sesuatu untuk menyambut Harry pulang dari acara rapatnya. 

Bersambung. 

Untuk isi koin bisa pakai pulsa, gopay, shopeepay atau minta diisikan sama kasir di mini market, ya. Kalo kesulitan, bisa hubungi aku di wa biar aku bantu. 082287686653

Terima kasih sudah membaca, semoga kalian suka. 

Comments (66)
goodnovel comment avatar
Debora Ratte Limbong
karna koin jadi engga seru, coba sekali kali tdk mesti koin dan koin
goodnovel comment avatar
Jose Turambi
lanjut dong
goodnovel comment avatar
Eda Said
cerita yg asyik and menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status