Share

METAMORFOSA
METAMORFOSA
Penulis: Jezlyn

PROLOG

Hujan deras di malam hari membuat siapa pun akan merasa kedinginan. Apalagi ditambah kondisi ac dalam kamar yang menyala dengan suhu rendah. Namun, semua itu tidak berlaku bagi remaja tampan yang kini tengah terlentang di atas ranjang king sizenya. Ia sangat gelisah dalam tidur. Banyak buliran peluh yang menghiasi dahinya saat ini.

“Tidaaaak!” teriaknya kencang.

Deru napas yang tak beraturan terdengar begitu jelas. Pemuda remaja itu menatap ke arah jam dinding di kamarnya. Ia kemudian mengembuskan napas kasar sambil berdecak kesal.

“Shit! Masih jam dua pagi,” dumelnya.

Pemuda remaja itu adalah Matheo Demonte Azekiel, anak pertama dari pasangan Melviano Azekiel dan Kaila Mahestri. Matheo ini memiliki darah blasteran California—Indonesia. Wajahnya yang bule membuat remaja seusianya sering kagum saat melihat parasnya yang tampan. Ia sering disapa dengan panggilan Matheo. Tapi, itu tidak berlaku bagi Kaila—sang Mommy. Kaila memanggil anaknya dengan panggilan Mamat. Nama panggilan itu sempat menjadi kontroversial antara Melviano juga Kaila. Di mana Melviano tidak setuju anaknya dipanggil Mamat. Namun, dengan dalih yang sangat kuat dari Kaila akhirnya Melviano setuju jika Matheo dipanggil Mamat dengan catatan hanya Kaila saja yang memanggil itu.

Matheo pun memiliki seorang adik perempuan yang begitu cantik bernama Clarisa Daviela Azekiel yang biasa dipanggil dengan Sasha. Matheo dan Sasha sering sekali dianggap seperti sepasang kekasih karena perbedaan usia yang begitu dekat.

Tak hanya itu saja, Matheo memiliki seorang sahabat sejak SMP bernama Cahaya Jelita Pramana atau biasa disapa Lita. Persahabatan itu berlangsung hingga saat ini. Di samping itu Matheo memiliki teman laki-laki bernama Rendi, Rizal, Bagus. Mereka bertemu dan menjadi dekat saat melakukan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Banyak perbedaan di antara keempat laki-laki ini. Tapi, perbedaan itu bisa mereka atasi dengan saling mengerti dan toleransi.

Ting!

Rendi S : Gimana besok?

Matheo langsung meraih ponselnya di atas nakas, ia membaca pesan chat dari temannya itu. Matheo langsung berdecak kesal. Matheo paham betul dengan kalimat yang Rendi katakan. Dengan cepat Matheo membalas chat dari Rendi dan melempar ponselnya ke atas ranjang. Matheo sendiri merasa haus saat ini. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur untuk mengambil minum.

“Huft! Gimana bisa selalu mimpi yang sama sampai tiga hari berturut-turut begini?” gumam Matheo sambil memegang gelas. Pikiran Matheo langsung menerawang di mana momen-momen yang sangat membuat dirinya bahagia juga sakit hati dalam waktu yang berdekatan.

“Harus bisa lupain pokoknya, SEMANGAT!” Matheo menyemangati diri dan berjalan kembali ke arah kamar untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu akibat mimpi buruk.

 Dan banyak sekali teman-teman seangkatan Matheo memanggil dirinya dengan julukan Es Batu. Semua itu tak luput dari sikap dingin dan masa bodoh Matheo dengan keadaan serta kondisi yang terjadi di sekitarnya. Sering sekali kena satire dari teman-temannya pun Matheo tetap dengan sikapnya hingga membuat beberapa teman angkatan bahkan teman satu kelasnya sangat kesal karena sikap dinginnya itu.

Matheo sendiri memegang kuat kejujuran dalam hidupnya. Ia sangat membenci orang-orang yang hipokrit dalam hidupnya. Hingga acap kali perkataan dirinya membuat lawan bicara kesal bahkan sakit hati.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iren Rogate
Cerita ini nampaknya bagus untuk anak sekolahan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status