Share

04. Warning!

Aroma familier memenuhi penciuman Sara, tepat ketika ia perlahan membuka kedua matanya. Dan yang ia dapatkan adalah kepalanya yang berdenyut, setelah kesadaran menyeret Sara dari alam bawah sadar.

Rumah sakit, batin Sara. Ketika penciumannya sadar pada aroma obat-obatan yang ia hirup, juga ngilu di tangannya kanannya yang berasal dari jarum infus.

Dojun! Sontak Sara bergerak bangun, meski denyutan di kepalanya semakin menjadi. Mendadak Sara menjadi cemas. Lelaki itu, jika memang Dojun yang membawanya, besar kemungkinan Dojun tahu kondisinya saat ini.

Sara menatap panik seluruh ruangan, namun di sana tidak ada siapa pun selain dirinya. Dojun tidak ada di sini, dan itu semakin membuat Sara tidak bisa menenangkan dirinya.

Sara tanpa sadar memainkan jemarinya, maniknya menatap penuh cemas pada pintu yang tertutup rapat.

Sampai ketika beberapa lama berlalu, ketika Sara tengah mencoba meredakan ketegangan yang memenuhi dirinya. Pintu tersebut terbuka lebar, membuat Sara terlonjak kaget.

Dugaan Sara tidak salah, Dojun memang di sini. Lelaki itu yang membawanya ke tempat ini. 

Degup jantung Sara berdetak cepat, kedua bibirnya terkunci rapat dengan manik yang terus memerhatikan Dojun, yang kini berjalan mendekat.

Raut lelaki itu tidak seperti biasanya, Sara tidak menemukan raut apa pun di wajah itu. Hanya datar, dan kosong.

Sampai ketika Dojun sudah sampai di sebelah ranjang Sara, dengan pertanyaan yang Sara takutkan.

"Anak siapa?" tanya Dojun datar, matanya memandang tajam Sara.

Tidak ada balasan, Sara masih dalam keadaan terkejut. Dengan berbagai spekulasi mengerikan yang kemungkinan akan terjadi berikutnya.

"Apa kau tuli?! Aku tanya, anak siapa ini?!" teriaknya, dengan satu tangan menunjuk-nunjuk perut Sara.

Hilang sudah Kim Dojun yang lemah lembut. Sekarang, lelaki itu sudah bermain tangan, tidak seperti dirinya. Satu tangan lainnya mencekik leher Sara tanpa perasaan, membuat si korban kelabakan. Kim Dojun telah kehilangan kendalinya.

Satu tangan Sara mencoba melindungi perutnya, dan satu tangan lainnya mencengkeram pergelangan tangan Dojun, mencoba melepaskan cekikan lelaki itu. Meski ia tahu itu sia-sia, tenaga Dojun bukan tandingannya. Belum lagi tubuhnya yang masih lemas.

Pandangan Sara buram, ia butuh bernapas. Tetapi Dojun masih belum mau melepaskan tangannya dari leher Sara, jika saja ponsel lelaki itu tidak berdering. Mungkin Sara akan berakhir kehilangan nyawanya di tangan Dojun hari ini juga.

Dengan wajah tanpa rasa bersalah, Dojun segera menjauh dari jangkauan Sara, setelah melepaskan cengkeramannya. Mendesis kesal lalu merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel dari tempatnya. Mengabaikan Sara yang tengah terbatuk-batuk, menghirup napas dengan rakus.

"Sialan, dasar jalang," kata Dojun berdesis pelan. Menatap layar ponsel yang menampilkan nama si pemanggil.

Dojun kembali menatap Sara, menatap benci pada wanita yang kini terduduk di atas ranjang pasien. "Kita selesai, aku benar-benar menyesal telah jatuh padamu."

"Lihat saja nanti, akan kubuat kau menyesal telah berkhianat."

Mendengar nada bicara Dojun yang terkesan sarkas, di tambah ancaman lelaki itu. Sara menjadi gelisah bukan main, menatap kepergian Dojun. Menyisakan debuman kasar pintu, bersama Sara yang kini hanya diam mematung.

Sara tidak bisa untuk sekedar menyangkal, bagaimanapun juga semua yang di katakan Dojun benar. Sara telah berkhianat, Sara bersalah. Ia tidak pantas untuk sekedar membela diri. Sara hanya mampu terbungkam, dengan semua penyesalan yang memenuhi dirinya.

Sara mengacaukan segalanya.

Ini bencana, kemungkinan besar Dojun akan memberitahu kebenaran ini pada keluarganya. Mengingat bagaimana perjodohan itu terjadi atas nama kerja sama bisnis.

Jika kedua orang tua Sara sampai mengetahui hal ini, terutama Jooin. Sara mungkin hanya tinggal nama.

Selama ini keluarga Sara menjunjung tinggi harga diri, mendidik anak-anaknya untuk menjadi disiplin, jauh dari apa pun yang berbau pergaulan bebas dan melewati batas.

Tapi kini, Sara telah melanggar semua aturan yang berlaku dalam keluarga Kim.

Berkhianat, selingkuh, sex bebasㅡkendati Sara hanya melakukannya dengan Ethanㅡdan sekarang ia hamil di luar ikatan pernikahan. Semuanya lengkap sudah.

Ini adalah akhir Sara.

...

Jika situasi saat ini normal, jika saja semuanya baik-baik saja. Seperti saat-saat sebelumnya, di mana Sara hanya terbaring di rumah sakit, karena kehujanan di pagi hari.

Mungkin Jooin akan datang, meskipun kakaknya itu tengah berada di luar kota sekalipun. Jooin akan selalu meninggalkan pekerjaannya jika menyangkut adik kesayangannya, Sara merupakan prioritas Jooin.

Tapi kini, semuanya berbeda. Jooin tidak datang seperti biasanya, bahkan ini sudah hampir 24 jam lamanya Sara di rumah sakit.

Tidak ada yang datang, hanya ada perawat dan dokter yang sesekali datang untuk memberinya makan ataupun mengganti infus dengan yang baru.

Sara tidak mengharapkan kedatangan orang tuanya, ayah maupun ibunya sudah pasti tidak memiliki waktu hanya untuk melihatnya terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Kedua orang tuanya teramat sibuk, tidak memiliki waktu sedikit pun untuk Sara maupun Jooin sejak dulu.

Maka ketika Sara sibuk dengan berbagai lamunan di benaknya, setelah selesai makan siang, yang beberapa saat lalu di antarkan oleh perawat.

Pintu ruangan tersebut terbuka lebar, Sara sampai terlonjak di karena 'kan si pelaku yang membuka pintu terkesan buru-buru. Sepertinya si pelaku yang membuka pintu sangat tidak sabar ingin masuk.

Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai menggema, mengiringi setiap detak jantung Sara yang semakin berdegup kencang.

Sosok itu berjalan mendekat, membuat Sara semakin menciut di atas ranjang. Kedua tangannya bertaut gelisah di balik selimut, dengan kepala menunduk.

"Kau telah mengacau, kau membuat keluarga Kim marah Sara." Suara lembut nan tegas itu mengalun, ketika sang ibu telah sampai di sisi ranjang.

Kedatangannya tidak pernah Sara inginkan, karena Sara tahu itu hanya akan berakhir buruk. Jika sudah seperti ini, itu artinya Dojun memang sudah membuktikan ucapannya.

Sara tidak berani mengangkat kepalanya barang sedikit pun, berbisik lirih. "Maaf." hanya itu yang mampu Sara katakan.

Park MinheeㅡIbu Saratidak mengatakan apa pun, hanya menatap tidak senang pada putrinya. "Itu tidak berguna, kau tahu sendiri."

Sara lagi-lagi hanya mampu terdiam, merasa kecil jika sudah berhadapan dengan sang ibu.

"Gugurkan saja," kata Minhee santai. Seolah hal itu bukanlah sesuatu yang berarti.

Wanita yang berpakaian glamor itu mendengus pelan, "Minta maaf pada Dojun, jika perlu kau harus memohon sekalian." Tambahannya lagi. Lalu melanjutkan. "Aku harap keluarga Dojun masih bisa menerima kau."

Sara terpaku di tempatnya, kedua tangannya mengepal erat meski raut wajah wanita itu terlihat tanpa ekspresi. Ibunya keterlaluan, bagaimana bisa dia mengatakan hal bejat seperti itu dengan begitu santainya.

"Aku tidak mau tahu, kau harus membunuhnya."

[]

Komen (2)
goodnovel comment avatar
xicizieuni
ibunya kok gitu amat
goodnovel comment avatar
jiannaa
plis lah ini kenapa malah gini, sebenarnya disini sara juga salah. tapi,, tapi dahlah..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status