Share

08. A Confession

‘Jadi, maksudmu dia hamil anakmu begitu?'

"Mungkin." Nada suara Ethan terdengar tidak meyakinkan untuk si lawan bicara.

'Eh? Kau terdengar tidak yakin. Ah, sudah kuduga, akhirnya kau mendapatkan karma eh?'

"Aku tidak tahu harus melakukan apa, yang terpikirkan olehku hanya menyuruhnya membunuh anak itu."

Seseorang di dalam panggilan itu tertawa rendah singkat seolah ucapan mengerikan Ethan bukan hal serius, kembali membalas.

'Karena itu kau menghubungiku, begitu? Kau butuh solusi Tuan Lee?'

"Sepertinya."

Si lawan bicara tidak memberikan balasan lagi, untuk beberapa saat hening menyelimuti keduanya.

'Ya Lee Ethan.' Si lawan bicara berkata dengan nada meremehkan, 'Kau ini Ethan Lee, si pengusaha muda sukses yang memiliki harta berlimpah di setiap sudut tempat. Kau memiliki segalanya.'

Kening Ethan berkerut tidak mengerti mendengar penuturan orang itu, "Lalu? Jangan bertele-tele, Park Hajin. Atau aku harus datang ke kantormu, dan mencabut semua saham milikku dari sana?"

Lagi, Hajin terdengar tertawa rendah, merasa begitu lucu dengan situasi seperti ini.

'Kau ini, kenapa suka sekali mengancam.'

Kata Hajin, berdecak sebal. Lalu kembali melanjutkan dengan nada serius.

'Akan lebih bagus jika itu anakmu Ethan. Kau pikir, ke mana uang-uang yang kau miliki saat ini jika dirimu sudah semakin tua, dan tewas suatu hari nanti. Kau butuh penerus, lagi pula kau juga tahu siapa Kim Jisang. Dia tidak terlalu buruk, keluarganya cukup ternama. Aku jamin, keturunanmu akan menjadi sangat luar biasa jika gen kalian di satukan.'

'Kau tahu sendiri, keluarga Kim Jisang terkenal dengan paras mereka. Lihat saja Kim Sara, contoh yang sudah pasti, juga jangan lupakan sepupunya seperti Kim Taekyung.'

Ethan merotasikan kedua matanya kesal, seharusnya Ethan tahu jika menghubungi Hajin hanya akan membuat kepalanya semakin pening dengan segala omong kosongnya.

"Jadi maksudmu, aku ini jelek ya, sialan." Ethan mendecih kesal.

"Tutup mulutmu, sebelum aku datang ke sana dan merobeknya." Desis Ethan kesal, segera mengakhiri panggilan dengan si Park sialan Hajin, demi mencegah penuaan dini. Dirinya sungguh menyesal telah menghubungi Hajin dalam situasi seperti ini.

Setelah mematikan panggilannya dengan Hajin, Ethan pun segera pergi beranjak meninggalkan tangga darurat. Tungkainya melangkah menyusuri koridor rumah sakit, menuju ruangan di mana Sara di tempatkan.

Sara yang pingsan di tengah rapat, dan membuat seisi ruangan rapat panik. Sara pun segera di bawa ke rumah sakit, dengan di bawa oleh mobil Ethan. Ethan tentu harus tetap menjaga reputasi baiknya, sebagai partner bisnis yang baik hati bagi rekan kerja samanya. Hanya itu.

'Anak ini tidak memiliki ayah.'

'Apa? Kau gila hah?!'

'Apa kau sudah kehilangan kewarasanmu?!'

'Katakan siapa ayahnya Kim Sara?!'

Satu alis Ethan terangkat, menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu. Menarik kembali tangannya, dengan seulas senyum miring tersungging dibibirnya. Lalu menyandarkan punggungnya pada tembok di belakangnya. Memilih untuk tidak mengganggu pembicaraan intim, antara ayah dan anak di dalam sana. Sambil sesekali mendengarkan pembicaraan keduanya.

Pendengarannya kembali menangkap suara, bagaimana Kim Jisang yang terdengar murka di dalam sana.

'Sudah kukatakan untuk membunuh makhluk itu Kim Sara.'

Kim Jisang terdengar menggeram murka.

'Kenapa kau keras kepala sekali. Kau bahkan tidak memberitahuku lelaki sialan mana yang sudah berani menghancurkan hubunganku dengan keluarga Kim Dojun. Brengsek!'

Dalam bungkamnya Ethan mendadak berkerut tidak suka. Entah kenapa, dirinya tidak suka mendengar orang lain memerintahkan Sara untuk membunuh anak itu, anehnya entah mengapa Ethan tidak suka.

Dengusan pelan keluar dari mulut Ethan, tertawa sinis dengan kedua tangan bersedekap dada.

Hanya dirinya yang boleh mengatakan itu pada Kim Sara, hanya Ethan yang berhak memutuskan apakah Sara berhak untuk membiarkan makhluk itu tetap ada, maupun mati. Anak itu, anaknya bukan?

...

"Saya ayah anak itu, saya akan bertanggung jawab."

Tidak, tidak. Kenapa kau membungkuk seperti itu Lee bajingan Ethan?

Sara sudah cukup muak dengan segala hal yang berhubungan dengan orang bernama Ethan Lee, begitu muak sampai-sampai mengingat namanya saja Sara menjadi ingin muntah.

Ketika Sara sudah menyerah, tidak ingin terlibat dengan Ethan Lee dalam masalah apapun, termasuk bisnis. Karena Sara sudah cukup sakit hati dengan segala kegilaan Ethan, Sara sudah terlalu kecewa hingga Sara selalu menyalahkan dirinya sendiri, sampai saat ini.

Tapi, apa ini? Si Lee bajingan Ethan mendadak mengaku pada Kim Jisang jika dirinya yang telah menghamili anak perempuan dari lelaki paruh baya itu, dengan wajah santai dan lempeng. Sangat Lee Ethan sekali.

Sara menatap tidak habis pikir pada Ethan yang masih membungkuk pada Jisang, kenapa dengan lelaki ini sebenarnya? Lihat, dia memang gila 'kan?

Kim Jisang tentu saja terkejut bukan main, irisnya melebar karena terkejut, menatap Ethan yang membungkuk di hadapannya.

Pendengarannya tidak salah 'kan? Maksudnya, ini Ethan Lee. Jisang jelas tahu siapa Ethan. Pemimpin Ethan Corp, perusahaan ternama yang selalu menjadi sorotan publik di karenakan kesuksesan dan pemimpinnya yang memiliki paras bak dewa Yunani.

Air muka Jisang yang sebelumnya terlihat murka, kini mendadak berubah santai dengan sedikit terkejut. Menatap Ethan yang kembali berdiri tegak, dengan kepala menunduk enggan menatapnya. "Kau yakin?"

"Ya Ayah," jawab Ethan yakin, melirik ke arah Sara yang tengah menatapnya tajam. "Maafkan saya baru bisa mengatakannya sekarang, Sara bersikeras menolak tawaran saya untuk bertanggung jawab." Jelasnya lagi, masih menatap Sara dengan seringai tipis di bibirnya. Dia bahkan sudah berani memanggil Kim Jisang dengan panggilan Ayah 'heh?

Jisang mendengus kasar, menoleh pada Sara. Menatap putrinya dengan pandangan memperingatkan, "Kau." Katanya berupa desisan.

"Saya yang salah, Ayah. Tolong jangan menyalahkan Sara." Tambah Ethan lagi, bersikap bak penyelamat yang sunguh-sungguh ingin Sara cekik saat itu juga. Lihatlah wajahnya yang terlihat begitu bersalah itu, jelas sekali Ethan Lee ini sangat pandai berakting.

Jisang melengos, begitu tidak sudi untuk sekedar menatap lebih lama pada sosok Sara. Menatap Ethan, "Kita harus bicara." Katanya singkat, kemudian berlalu menuju keluar dari ruangan.

Tatapan benci melayang pada Ethan, tepat setelah Jisang hilang di balik pintu. Dengan terang-terangan Sara menatap Ethan dengan begitu tidak sudi, seolah Ethan memiliki penyakit yang akan menular hanya dengan menatapnya saja.

"Apa yang kau lakukan sialan!" Sara mengamuk, berteriak brutal tanpa kendali dengan wajah memerah menahan marah.

Ethan menyimpan telunjuknya di bibir, "sst, jangan berteriak seperti itu sayang. Nanti anak kita terkejut." Katanya santai, sudut bibirnya terangkat menampilkan seringai tipis.

"Kau tidak ingin terjadi sesuatu dengan anak kita 'kan?"

"Kita? Sejak kapan dia jadi anakmu, sejak awal dia hanya anakku."

Satu alis Ethan terangkat, tertawa remeh. "Bagaimana ini, apa harus aku ingatkan malam panas kita di apartemenku malam itu? Kau bahkan mengerang di setiap hentakkanku, apa aku harus mengingatkan kejadiannya," Ethan bersedekap dada, melirik sekeliling. "Di sini?"

Sara mendesis kesal, menatap nyalang pada Ethan yang berdiri menjulang tak jauh dari ranjangnya. "Sinting."

Ethan mengantongi kedua tangannya pada celana, menatap santai pada Sara. "Sayangnya, orang sinting ini sebentar lagi akan menjadi suamimu."

"Jangan bermimpi, aku tidak akan membiarkan itu terjadi, brengsek!"

Ethan berbalik, mengabaikan ucapan Sara. Meraih gagang pintu, lalu melirik pada Sara lewat bahunya.

"Aku juga tidak akan tinggal diam, aku akan pastikan kau bahkan tidak bisa menolaknya Kim Sara." Tuturnya datar, suaranya memenuhi ruangan. Berlalu bersama debum rendah dari pintu yang tertutup rapat.

Tidak, kenapa jadi seperti ini?

Kemana Ethan di saat Sara begitu mengharapkan lelaki itu? Kemana Ethan di saat Sara begitu menginginkan dia?

Mengapa di saat seperti ini?                                                                                                      

Di saat Sara sudah menyerah pada eksistensi lelaki itu, di saat Sara merasa sudah begitu muak dengan segala hal tentang Ethan.

Kenapa kau tidak pergi saja Lee Ethan? Pergi melarikan diri seperti yang telah kau lakukan sebelumnya, menjadi pengecut sinting seperti yang selalu kau lakukan. 

[]

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status