Share

Lionel dan Gerrald

Dua hewan itu sebenarnya dahulu adalah manusia iblis seperti tuan mereka, tapi karena mereka berdua membangkang saat melakukan tugas, mereka jadi dikutuk menjadi hewan fenomenal seperti ini. Awalnya mereka tidak percaya bisa dekat dengan Tuan mereka yang kala itu adalah pangeran muda di kerajaan iblis, mereka kira tuan mereka ada niatan buruk kepada mereka dengan alasan ingin menyiksa mereka yang sudah melawan titah raja.

Tapi pemikiran itu hilang ketika kerajaan iblis diserang dan diluluh lantahkan oleh kaum malaikat sampai tidak ada yang tersisa, tuan mereka membawa meraka berdua untuk menyelamatkan diri. Selain mereka bertiga yang selamat ternyata kakak yang sangat tuan mereka benci juga selamat dalam peperangan yang mengakibatkan kehancuran di mana-mana tersebut, tapi selama ribuan tahun ini mereka belum menemukan keberadaan putra mahkota dari kerajaan iblis yang sudah menjadi legenda.

"Eung," erang Jeri sambil menggerakkan badan tidak nyaman, perlahan mata berwarna biru itu terbuka bersamaan dengan sang iblis yang berdiri dan menjauh. Berbeda dengan Lionel dan Gerrald yang malah mendekat, keduanya terpaku karena wajah ayu rupawan Jeri, pantas saja desa menunda pernikahan itu.

Mata gelap sang iblis menatap langit melalui celah gua, hari sudah gelap. Ternyata menyembuhkan Jeri membutuhkan waktu berjam-jam dari siang sampai hampir malam, untungnya ia tidak kehabisan energi sihir pada tubuhnya. Mungkin setelah ini ia akan semedi untuk mengembalikan aliran itu.

Mata Jeri benar-benar terbuka dengan kepala yang berdenyut, perlahan ia merubah posisinya duduk. Mata cokelatnya menatap sang iblis tepat di bagian mata kelamnya, mata sang iblis dan Jeri kembali bertaut dalam selang waktu dua menit. Sangat lama, tapi entah mengapa keduanya merasa nyaman dengan tatapan lawan masing-masing, dan ada dorongan tersendiri untuk terus saling mengamati. 

Lionel dan Gerrald hanya menjadi obat nyamuk setelahnya karena hanya bisa memandang dua pengantin yang sedang kasmaran mungkin. Keduanya dikejutkan dengan Jeri yang melepas tautan mata dengan menatap mereka dengan pipi merah padam, tunggu, anak kecil itu merona malu?

"Aku kira, aku sudah mati." Gumam Jeri sambil menundukkan kepalanya, kedua tangannya saling meremas. Entah kenapa bertatapan dengan sang iblis membuat ia merona malu seperti seorang gadis perawan saja.

"Tuan kami yang menyelamatkanmu. Sebenarnya, kamu tadi kenapa?" Gerrald berjalan ke depan Jeri dan duduk santai di sana. 

Jeri sempat berjengkit kaget dan menarik diri menjauhi macan kumbang, tapi serigala putih mengatakan bahwa mereka berdua jinak jadi tidak perlu takut. Jeri kembali mendekat dan mengusap kepala Gerrald yang membuat hewan itu terlena. "Aku tadi ke gua paling dalam, aku hanya ingin jalan-jalan."

"Gua paling dalam? Kamu jangan kesana lagi karena di sana memang tersimpan kandungan racun," Lionel mendorong Gerrald menjauh dari Jeri kemudian ia yang menggantikan posisi dia, ia ikut terlena dengan elusan di kepalanya. Ia dan Gerrald tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh tuan mereka. "Jika ingin keluar, kamu ke arah kanan saja dari tempat kami menurunkanmu." Jeri mengangguk.

"Untung tuan kami berhasil menyelamatkanmu." Cerca Gerrald, ia sebenarnya kesal dengan Lionel yang mengambil alih perhatian Jeri tapi ia tidak mau berperang untuk saat ini.

Sang iblis sendiri adem ayem di sudut ruangan tanpa mau ikut dalam perbincangan mereka, ia lebih memilih menatap datar mereka serta menjadi penyimak. Tapi saat Jeri memandangnya lagi membuat ia sedikit memundurkan tubuhnya sampai menempel dinding, ia tidak takut tapi, ah, lupakan saja, biarkan jadi urusan iblis itu sendiri.

"Terimakasih tuan iblis sudah menyelamatkanku," Jeri tersenyum manis ke arah iblis itu, tapi sama sekali tidak membuat sang iblis terpesona oleh senyuman itu. Sang iblis tetap diam sekalipun Jeri mengucapkan ribuan kali terimakasih, karena ia akan berbicara jika ia ingin saja.

"Mari perkenalan, kita belum kenal satu dengan yang lain. Dan aku sangat menolak jika aku dipanggil macan kumbang, itu merendahkanku." Ajak Gerrald dengan diselai wajah murungnya, "Namaku Gerrald."

"Namaku Lionel,"

"Oh, perkenalkan namaku Jeri. Salam kenal," Jeri kembali menunjukkan senyum memikatnya membuat Lionel dan Gerrald memalingkan wajah karena takut merekalah yang terpesona ke anak kecil polos itu. 

Mata Jeri kembali menatap iblis yang sedang berdiri di pojok ruangan, benar-benar kelakukan seperti iblis yang suka di pojok ruang gelap. Ia berharap iblis itu mengeluarkan suara untuk memperkenalkan diri tapi harapannya harus kandas karena sang iblis hanya diam dan menatap dingin dirinya.

Lionel yang menyadari hal itu langsung berucap, "Nama Tuan kami Ellard Raymond." Seketika Jeri menatapnya dengan senyum lebar sambil mengucapkan terimakasih, ia mengangguk.

"Kau benar-benar ingin pergi dari gua ini," tanya Ellard yang entah kalimatnya itu mengandung tanda tanya atau tidak, karena intonasinya sangat datar meski memakai kalimat panjang, bahkan wajahnya tidak mewujudkan ia sedang bertanya.

Jeri menggeleng, "Aku hanya ingin jalan-jalan dan tidak tahunya malah terjebak di sana, aku tidak ingin pulang...aku ingin bersama kalian saja. Aku sudah tidak memiliki keluarga di desa, percuma jika aku akan kabur." Mata Jeri mengembun bersiap menjatuhkan air mata.

"Ellard,  kamu tidak membunuhku sama seperti pengantin yang lain?" Malu sekali Jeri menyebutkan nama iblis itu, tiba-tiba pipinya kembali memerah. Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan iblis itu? Apalagi dia adalah suamimu.

Tidak menjawab pertanyaan Jeri, Ellard malah menghilang dari hadapan mereka untuk menuju tempat aman. Ellard hanya ingin semedi mengembalikan energi sihirnya yang terbuang karena menyembuhkan anak kecil itu berjam-jam.

"Apa dia marah?" tanya Jeri dengan wajah sedih kepada Lionel dan Gerrald. Jika boleh jujur, ia sama sekali tidak ingin menanyakan hal itu tapi mulutnya malah bertanya seperti itu. Tapi karena saat ia tidak sadar mendengar pembicaraan dua hewan mengenai malam pertama pengantin tadi, membuatnya lancang untuk bertanya.

"Entahlah, kami tidak dapat membaca pikiran Tuan." Jawab Gerrald.

"Kami akan menceritakan mengenai pengantin-pengantin dari desamu, dan sedikit tentang tuan kami yang menginkan istri. Semoga Nona Jeri bisa menimbang-nimbang hal ini." Lionel memandang temannya dengan tatapan memohon sampai Gerrald mengangguk.

Jeri mengangguk, ia akan mendengar cerita dari Lionel.

"Sebenarnya Tuan Ellard"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status