Share

Vampir

Sinar matahari dengan malu-malu memasuki sebuah kamar di dalam gua melalui celah batu yang sedikit terbuka, membuat seseorang yang sedang tidur perlahan membuka mata karena terganggu. Tapi setelah matanya terbuka lebar bukannya segera bangun tapi malah matanya ia tutupi dengan menggunakan sebelah tangannya yang ia taruh di atas kening lalu kembali tidur, ia sudah biasa tidur sampai tengah hari dan tidak ada yang mau mengganggunya.

Berbeda dengan tuan iblis yang melanjutkan tidur, maka istri sang iblis tengah berada di pinggir sungai setelah berhasil keluar dari gua melalui jalan yang ditunjukkan Leonel dan Gerrald. 

Jeri kini sedang menggunakan daun untuk menutupi daerah sensitifnya. Ia sedang sibuk merombak gaun pengantinnya untuk ia jadikan baju yang bisa dikenakan sehari-hari, ia menolak permintaan Lionel yang akan membangunkan Ellard yang katanya akan bisa menyulap baju itu dengan mudah. Jeri tidak mau mengganggu suaminya yang tidur.

 Suami? iya, kan kemarin ia baru saja menikah dengannya.

Sedangkan dua hewan mistik itu sedang bermain di sungai, ah tidak, mereka berdua sedang memburu ikan untuk mereka makan. Selain itu mereka juga sedang menjaga Jeri agar tidak kabur, meskipun kemarin Naruto berjanji tidak akan pergi tapi mereka berdua takut itu hanya ucapan manis.

Suara kecipak-kecipak air yang dihasilkan Gerrald dan Lionel yang berlari ke sana-sini membuat Jeri ikut mengembangkan senyum, tingkah mereka mengingatkan ia dengan masa kecilnya dengan Rosi dan Ken. Tapi sayang Rosi sudah meninggal, lalu Ken? ia tidak tahu kabarnya bagaimana. Semenjak tragedi hancurnya desa saat ia masih kecil, terlalu banyak cerita yang ia simpan sendiri, membuat ia terkadang membeku pada pikirannya sendiri.

Bibir Jeri tertarik kencang setelah pakaiannya jadi, segera ia berlari menuju batu besar yang dikelilingi pohon rambatan yang mampu menyembunyikan tubuh mungilnya. Ia membuka daun-daun yang menutupi daerah intimnya begitu saja tanpa takut ada yang melihat, lalu ia langsung memakai celana pendek selutut hasil kerjanya dan kaos berlengan pendek di tubuh bagian atasnya. Wajahnya tampak bahagia ketika pakaiannya longgar untuk ia pakai. "Aku akan memasak, tapi di mana?" 

Jeri kembali melangkah menuju sungai, di sana masih ada Gerrald dan Lionel yang masih sibuk menerkam mangsa. "Lionel, Gerrald, kalian kumpulkanlah ikan sebanyak mungkin, aku akan ke dalam hutan sebentar, setelah itu aku akan memasakkan yang enak buat kalian dan Ellard!"

Wajah mereka berdua langsung berbinar bahagia dan berucap bersama. "SIAP!" Sudah lama mereka tidak memakan masakan setelah kematian Rosi.

Langkah kaki Jeri menuju hutan yang berada di sisi kiri sungai, mata cokelatnya terus menatap daerah di sekitarnya untuk mencari bumbu masakan. Ia tidak menyadari jika langkah kakinya semakin membawanya masuk terlalu jauh ke dalam hutan, memasuki daerah lawan yang selalu mengincar nyawa Ellard.

"Kok gelap sih, bukannya ini masih pagi?" Langkah kakinya berhenti ketika menyadari kapasitas cahaya yang memasuki hutan sangatlah sedikit.

Kepalanya mendongak, daun-daun pohon di sekitarnya benar-benar menutupi cahaya yang akan masuk. Sampai sebuah suara rendah memasuki telinga bagian kirinya, ia langsung mengambil langkah mundur. 

"Siapa kau!" kata Jeri dengan mata yang memandang takut kepada makhluk berwajah tampan tapi berkulit pucat, pria itu memakai jubah hitam panjang berkerah tinggi.

"Bau tubuhmu sangat harum, sayang. Mari ikut denganku, akan aku tunjukkan jalan keluarnya." Saat tangan pucat itu ingin menarik tangan Jeri langsung ditepis olehnya, kemudian dia lari tunggang langgang menghindari vampir yang sudah menunjukkan kedua taringnya untuk menandai Jeri.

Kaki Jeri terus bergerak cepat membelah hutan, sesekali ia menoleh ke belakang untuk melihat jaraknya dengan vampir yang mengejarnya dengan terbang, di dalam hati ia merapalkan doa kepada Dewa agar ia terselamatkan.

Krusukkk!

Sreeet!

Bugh!

Jeri benar-benar tidak tahu kalau di depannya ada sebuah lubang besar dengan dipenuhi tanaman menjalar yang penuh duri, membuat ia langsung jatuh ke dalamnya, membiarkan tubuhnya tergores dan mengeluarkan darah yang beraroma sangat harum. Jeri berhasil mendarat di dasar lubang besar itu dengan kepala yang terbentur batu, ia merintih kesakitan sambil mengusapi luka-luka disekujur tubuhnya.

"Manis, apa kau terperosot ke dalam lubang ini? aku akan masuk, aromamu sangat menggoda." 

Jeri menggelengkan kepalanya, berharap vampir itu mengerti bahwa ia tidak mau di dekati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status