Seorang gadis berambut pendek dengan pakaian serba putih yang longgar untuk dia kenakan sedang duduk di sisi sungai dengan kedua kaki yang ia biarkan menyentuh air sungai, kepalanya menunduk sehingga rambutnya yang sudah terpotong menutupi sebagaian wajahnya. Sudah lima hari suaminya tidak menemuinya, hilang dari jarak pandangnya, tidak bersuara untuk menegurnya, dan tidak lagi menatapnya tajam. Apa dia benar-benar marah sampai ia tidak bisa menemukan keberadaannya, bahkan berkali-kali ia datang ke makam Rosi untuk melihat ada Ellard atau tidak, tapi nyatanya dia tidak ada di sana. Suami iblisnya menghindarinya setelah ia hampir dibunuh vampir. Seharusnya Jeri tidak bersedih seperti ini ketika Jeri benar-benar menghilang dari peredaran di sekitarnya, bukankah dulu ia menolak pernikahan ini? Jeri meneteskan air matanya saat ia menutup mata. Ia ingat mengapa ia ingin bertahan untuk Jeri, alasannya hanya ingin membuat dia tidak berteman dengan kesepian tidak ada alasan istimewa lainnya.
"Aku akan meloncat ke sungai, dia tidak akan tahu jika aku mati...kalian berdua tinggal mengatakan bahwa aku sudah kembali ke desa.." Jeri tiba-tiba berdiri, mendorong kedua hewan itu dengan kakinya sampai keduanya mundur beberapa langkah. Mata sendunya yang dihiasai air mata itu menatap sungai yang berarus deras. Kata dua hewan itu kemarin, sungai ini sangat dalam jika tidak memiliki pengendalian air atau bisa berjalan di atas air. Dan ia tidak memiliki semuanya jadi ia aman untuk bunuh diri disini, ia akan langsung ikut arus dan ia tidak akan memakai kehandalan dalam berenang. Ia mati, Ellard tidak akan tahu. "Maaf," Jeri mulai berjalan memasuki air sungai, mengabaikan kedua hewan yang berusaha menarik celana pendeknya menggunakan mulut mereka agar ia tidak masuk. Percuma, ia tidak berguna di dunia selain menyakiti orang. Saat ia hendak melompat menuju pertengahan sungai, tiba-tiba ada yang menarik pinggulnya, membawa ia dalam sebuah pelukan, ia dapat merasakan kehangatan saat ia
Lionel menyuruh Jeri untuk segera masuk ke dalam gua karena kondisi sudah tidak memungkinkan mereka melawan musuh dengan menjaga Jeri. Dengan langkah berat Jeri meninggalkan keduanya masuk ke gua, tapi tidak bermaksud untuk meninggalkan, ia menunggu di pintu gua dengan bersembunyi dibalik dedaunan dari pohon rambat. Udara semakin berat menyusup suasana sunyi yang ada, menekan tubuh Lionel dan Gerrald secara perlahan, ancaman bahaya menyergap mereka berdua ketika belum siap seperti ini. "Arah jam delapan!" seru Gerrald dengan mata yang semakin menajam, taring dari macan kumbang itu keluar dari mulutnya dan semakin panjang dan menajam. Lionel tak kalah sigap, ia langsung menggerakkan bola matanya ke segala arah guna melibat kondisi lingkungan yang lain, hidungnya mengendus bau musuh yang semakin mendekat. "Sudah lama vampir jahanam itu tidak mengganggu kita," kata Lionel. "Oh, tidak... klan werewolf juga ikut andil! tidak bisakah kau menggunakan telepatimu untuk memanggil Tuan?!"
Mentari telah datang mencari dunia untuk dijadikan pilihan tempatnya berlabuh memberikan cahaya. Bunga-bunga yang layu sudah bangkit, hewan-hewan sudah bertindak untuk mencari makan, dan udara semakin mendingin sebab mendekati musim dingin. Tapi dari sekian makhluk yang membuka mata tapi kenapa hanya sosok gadis mungil berambut pirang masih menutup matanya, membuat mereka sedikit khawatir. Hampir 12 jam Jeri menutup mata tanpa pergerakan, napasnya teratur, tapi denyut nadinya suka menghilang tiba-tiba. Lionel dan Gerrald berkali-kali menunjukkan kekhawatirannya dengan bergerak gelisah memutari tempat tidur Jeri. Berbeda dengan Ellard yang hanya diam duduk di dekat Jeri, memasang wajah datar tanpa perasaan yang tertera. Berkali-kali Lionel maupun Gerrald mencoba melihat pandangan Ellard, siapa tahu mereka bisa melihat adanya gelombang rasa tapi mereka gagal. Jauh di lubuk hatinya, jauh dari gelombang matanya, jauh dari wajah tebalnya, jauh di dalam dirinya, Ellard sedang menahan se
Lionel mengangguk mantap, ia berlari mengikuti pergerakan Jeri dan Ellard, ia akan melakukan penyegelan. Sedangkan Gerrald mengamati, "Aku tidak menyangka Stevan selicik itu untuk membunuh Tuan. Dia benar-benar tidak bisa mengalah jika Tuan adalah makhluk terkuat. Matilah kau Stevan dasar makhluk terkutuk! Dewa takkan mau mengampunimu!" batin Gerrald. Ellard menarik kedua tangan Jeri secara bergantian, berontakan Jeri sama sekali tidak ia pedulikan, ia buat tubuh gadis itu mati rasa untuk sementara sebelum ia cabut raga Stevan dari tubuh Jeri. Setelah raga vampir keluar, Lionel langsung melakukan penyegelan sebelum raga itu keluar dari gua mencari tuannya. Berhasil, raga Stevan berhasil Lionel segel dalam sebuah kertas. Ellard memandang kertas segelan itu, untuk membukanya harus membutuhkan mantra dari Lionel sendiri. Ellard menyeringai, dengan tanpa hati ia bakar kertas itu dengan api neraka yang ia miliki sampai hangus, dengan begitu dia takkan mengganggu serta tubuh aslinya ter
Pipi itu merona, mata dia begitu indah itu tidak bisa berhenti mengagumi pahatan indah di depannya, hidung mancungnya mengendus-endus dada tak berpakaian di depannya, aromanya sangat berbeda. Memabukkan. Sungguh, ia tak pernah membau aroma sememabukkan seperti aroma Ellard. Ia semakin menggila karena aroma itu seolah membangkitkan gairah, ia mendekatkan hidungnya sampai menempel, gigi yang sejak awal datar kini sudah mulai tumbuh taring berjumlah dua, mata cokelatnya berubah jadi merah. Otak Jeri seolah dicuci untuk membiarkan segala kelogisannya hilang, bau darah Sasuke begitu menggoda. "Apa yang kau lakukan!" Saat gigi itu hampir saja menancap di dada mulus Ellard, si iblis dengan mudah menjauh dengan terbang. Jeri mengeraskan auranya. "Aku ingin darahmu!" serunya. Ellard menghela napas, Jeri tidak bisa di selamatkan dari perubahan wujud vampirnya. Di dalam hati ia mengutuk almarhum Stevan sekutuk-kutuknya, jika dia diberi hidup lagi ia akan mencabik-cabik tubuh itu sampai lude
Suara ramai di dekat sungai menggelitiki telinga seseorang yang sedang menutup mata sebab lelah mengawasi tiga makhluk yang sudah saling akrab. Waktu memang berlalu terlalu cepat, membuat ia terbiasa dengan keramaian yang dulu ia harapkan. Sempat ia berpikir semua akan kandas, sempat harapannya akan hilang, ternyata istrinya menepati janjinya. Jika mengingat apa saja yang ia lakukan di antara istri dan dua rekannya itu membuat ia ingin tertawa mengekspresikan isi hatinya, tapi wajahnya ini senyum tidak senyum tidaklah berubah. Hatinya menghangat ketika Jeri selalu di sampingnya, membangunkan ia ketika sudah pagi, dan akan berteriak jika ia melakukan kesalahan. Segala keunikan Jeri berhasil membuat ia merasa tidak mau kehilangan istrinya. "Kau bercandakan Jeri?!" "Dagingku tidak enak!!" "Apa wajahku bercanda? aku ingin darah kalian berdua...hahaha!" Ellard, sosok yang sejak tadi mengawasi kebersamaan mereka langsung turun dari atas dahan, ia berdiri sambil menyenderkan punggung ke
Jeri sadar bahwa ia sedang tidak sadarkan diri, pun ia tahu Kimi ia dalam mimpi yang tidak jelas, tetapi ia tidak tahu cara keluar dari mimpinya sendiri. Dia adalah Cley Hajima, seorang malaikat yang diutus untuk melestarikan bumi dan memberi kehidupan tentram. Perempuan cantik dengan rambut pirang panjang, mata sebiru langit--sosok yang kehadirannya membuat satu kampung jatuh tersungkur karena kecantikannya yang melebihi manusia. Kedatangannya benar-benar membuat perubahan besar. Banyak laki-laki yang mengagumi dia, banyak perempuan yang iri kepadanya, tetapi sang malaikat tidak memedulikan itu semua. Dia hanya bertugas mengatasi semua perkara alam di bumi ini, bukan permasalahan hati manusia, ia yang menjaga ekosistem dunia dengan wujud manusianya. Sampai ia bertemu dengan seorang raja yang begitu tegas dan berwibawa, memiliki ketampanan melebihi malaikat di surga sana, membuat Hajima mau tak mau tak perdaya. Padahal Sang Khalik telah mengikat janji para malaikat yang turun ke bum