Suara musik dari DJ di dalam klub Sun Flowers begitu mengundang untuk terus menari, terletak di pinggiran kota dengan fasilitas yang cukup bagi untuk kalangan atas sampai menengah, Klub Sun Flowers yang terdiri dari dua lantai dan beberapa ruangan VVIP, begitu mengiringi malam panjangan dengan suara teriakkan dari berbagai kalangan untuk menyalurkan segala kesenangan atau sebuah perasaan frustasi karena sebuah stress dalam menjalani hidup, semua yang berada di lantai dansa menari bagaikan tidak ada hari esok untuk sekedar mengingat mereka punya rumah.
Semua begitu bersemangat dengan musik yang tidak kenal takut akan mengguncangkan klub malam, begitu berisik hingga untuk berbicara saja harus saling berbisik, jika tidak seperti itu, namanya sebuah klub malam, bukan?
Tak hanya menyediakan berbagai kebutuhan entah itu musik, ruangan VVIP, di Klub itu juga menyediakan banyak sekali minuman yang bisa membuat orang lain melupakan segala frustasi dalam kehidupannya, salah satunya yang begitu tak asing dan banyak sekali orang tahu minuman itu, tentu saja Wine minum anggur itu begitu disukai segala jenis kalangan karena keunikan rasa yang tidak bisa dimiliki oleh jenis alkohol lainnya, karena semakin tua Wine rasakan akan semakin enak kata orang yang mendalami bisnis Wine seperti Merry contohnya.
Dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya Julian bersama temannya melangkah masuk setelah melakukan pertemuan, mereka berteman sudah sangat lama sebelum Julian mengambil alih Grup JS.
John Vens, atau biasanya dipanggil John ini merupakan teman Julian di sangat keduanya bersekolah di SMA, pertemanan yang terjalin saat itu hanya suatu kebetulan bagi Julian maupun John, awalnya mereka menjadi rival di SMA-nya namun kini sudah berubah menjadi pertemanan yang begitu akrab hingga jika Julian atau John membutuhkan sesuatu keduanya akan saling membantu.
Jika Julian adalah seorang Ceo dari Grup JS, saat berbeda dengan John yang sebenarnya seorang aktor di salah agensi terkenal di negara america, siapa menyangka jika pria itu akan menjadi seorang aktor padahal dulu John dan Julian sama-sama rival dalam urusan basket, ya terkadang memang seperti apa yang kita sukai tidak mungkin menjadi pekerjaan yang kita inginkan tapi bisa jadi itu sebaliknya.
Keduanya memilih untuk duduk di tempat yang tidak terlalu terusik oleh berisiknya suara musik yang seperti diputar dengan volume yang tinggi, sudah lama sekali Julian tidak bertemu dengan John semenjak pria itu memiliki banyak sekali tawaran drama dan beberapa film.
"kau tidak pernah berubah Lian! Masih menjadi pria yang menunggu wanita yang sudah melupakanmu" ucap John, di klub seperti ini-pun pria masih saja menutup dirinya untuk tidak dikenali oleh orang lain, John terlalu tertutup dalam pakaian.
Sedangkan Julian atau pria yang dipanggil 'Lian', pria itu begitu santai dan bahkan sekarang Julian sudah membuka jas-nya, meninggalkan kemeja putih dengan bagian lengannya sudah pria itu lipat hingga siku yang memperlihatkan betapa kekar dirinya.
"aku tidak menunggunya, aku hanya sulit melupakannya, kau tahu sendiri aku tidak semudah dirimu yang mudah sekali jatuh cinta dan mudah melupakan." ucap Julian dengan nada yang begitu santai seperti dirinya, memang tidak lagi memikirkan wanita itu dan berharap dia akan kembali, tapi lebih tepatnya Julian tidak ingin merasakan perasaan itu untuk saat ini.
Itu berarti Julian hanya ingin bebas dalam urusan hati.
Dengan sekali tegukkan Wine itu terasa begitu pahit jika di minum saat pertama kali, tapi itu akan berubah setika satu tegukkan dia lakukan, Julian benar-benar menikmati berada klub Hyewon daripada dirumah atau di kantornya, seperti Julian kembali mendapatkan kehidupannya tanpa sadar.
"seorang aktor juga tidak boleh melibatkan perasaan dalam pekerjaan, jadi jangan merasa hanya kau saja yang frustasi dengan masa lalu Lian!"
John mengangkat gelas kecilnya kehadapan Julian yang tentu langsung direspon pria itu, mereka bersulang untuk memulai pertemuan yang sangat jarang dilakukan, padahal mereka masih tinggal di satu negara yang sama namun untuk bertemu saja butuh satu tahun lamanya.
"tapi aku sering sekali melihat kabar skandal-mu dengan beberapa artis."
"itu hanya membuat untuk meninggikan rate di setiap filim-ku saja, kenyataan aku tidak pernah berkencan dengan mereka apalagi bertemu di cafe." John menikmati musik walau wajahnya tertutup masker dan topi warna hitam.
"pasti sangat sulit saat dirimu harus terus diatur untuk mendapatkan apa yang kau butuhkan?" tanya Julian, hidupnya dengan temannya tidak jauh berbeda jika John selalu diatur oleh manajer dan agensinya, maka Julian akan selalu diatur oleh ayah atau perusahaannya.
"Walau sulit tapi aku menikmatinya, ada banyak fans yang begitu mencintaiku walau terkadang itu bisa menjadi sebuah ancaman bagiku." ucap John, dia meneguk vodka sekali lagi setelah Han menuangkan untuknya.
"itulah hidup John, terkadang begitu manis tapi memiliki sisi yang selalu pahit."
"ayo kita bersulang untuk merayakan kehidupan yang tidak akan selamanya abadi." ucap John, mengangkat gelas kearah sang teman.
Keduanya mengangkat segelas masing-masing lalu membenturkan segelas mereka dan meneguknya secara bersamaan seperti yang biasa orang lain lakukan.
Dari kejauhan seorang gadis cantik dengan pakaian super mini mengalihkan mata kaum pria hanya dengan langkahnya, dia berjalan dengan sorotan mata yang tak pernah lepas darinya, siapa yang tidak kenal dia?
Si model cantik Keira yang begitu seksi dan masih sangat muda, dia juga masuk dalam list wanita cantik di kota setelah memenangkan Miss World tahun ini dan akan mewakili Rusia untuk kontens di Paris bulan depan.
'Keira?' ucap Julian dalam hatinya, baru beberapa hari yang lalu dirinya melihat gadis itu di toko bunga dengan penampilan yang sedikit feminim tapi malam ini? Gadis itu begitu dewasa dengan pakaian gaun mini-nya dengan aura yang sangat berbeda, Julian tentu saja menyadari itu karena gadis tidak sepolos saat Juliamln bertemu dengannya.
"aku sudah yakin jika dia akan mengunjungi klub Sun Flowers." ucap John, dia itu juga ikut terpikat dengan pesona yang begitu terpancarkan oleh Keira, ketika gadis itu lebih memilih untuk duduk sendirian di Bar.
"kau mengenalnya, Keira, bukan?" tanya Julian, sebenarnya pria itu tidak terlalu mengenal sosok model yang sedang naik daun itu tapi Julian hanya pernah melihat gadis itu beberapa kali di majalah.
"ya, Cris Keira Arth, wanita yang ingin sekali ku dekati, aku selalu berharap bisa dapat bekerjasama dengannya untuk majalah pemotretan atah iklan dengannya, apapun itu kontraknya, aku ingin sekali mengenalnya."
"kenapa tidak kau kencani saja dia?" ucap Julian, dia tidak terlalu tertarik dengan wanita bernama Keira itu, entah kenapa rasa begitu berbeda dari Keira yang dia temui sebelumnya.
"kau ingin membuatku diserang oleh agensi dan juga fansku? jangan mengatakan hal omong kosong Lian, karirku masih panjang."
"itu urusanmu, aku ingin kembali sekarang, aku tidak bisa terlalu mabuk, besok banyak sekali urusan di kantor jadi aku akan meninggalkanmu sendirian disini." ucap Juliam, dia mengambil jas dan kunci mobil miliknya, dia ingat jika besok dirinya akan melakukan pertemuan dengan beberapa investor, jadi daripada pulang dengan keadaan mabuk lebih baik Julian menghentikan hal itu terjadi.
"Lian!! Lain kali hubungi aku jika kau sedang memiliki banyak waktu!!" teriak John pada Julian yang belum jauh darinya.
Dan Julian hanya mengangkat tangannya sebagai tanda jika pria itu mengerti.
Pagi yang cerah di musim summer ini, hari ini Leira dan Merry berencana akan menghabiskan liburan Lisa dipantai, rencana awal Liera memang ingin pergi kesana karena saat menyenangkan melihat pantai di musim panas seperti ini, ditambah dengan ombak dan angin yang selalu menjadi penyelengkap setiap dirinya berkunjung ke pantai.Tapi itu harus tertunda untuk beberapa jam karena tiba-tiba Merry memiliki sebuah jadwal pertemuan dengan tamu yang datang dari London, kali ini setelah sekian lama akhirnya Merry mendapatkan kerjasama dengan negara bunga sakura itu.Jadi mereka memutuskan menunda keberangkatan sampai Merry selesai melakukan pertemuannya.Liera menatap bosan pada layar TV yang menayangkan banyak program bagus, tangannya hanya terus menekan tombol 'next' yang tidak tahu apa tujuan dia melakukan itu, dia sudah mengemasi pakaiannya dan juga sudah menyiapkan kebutuhan lainnya, tapi sekarang dia harus menunggu sang ibu yang belum pulang."aku bosan!
Udara daerah yang terasa begitu menyejukkan ketika pertama kali meninggalkan bandara.Keira, Leira dan Merry, ketiganya menyeret koper masing-masing sambil berjalan meninggalkan bandara, jam sudah menunjukkan pukul lima sore.Karena Merry yang melakukan pertemuannya begitu lama belum lagi tiba-tiba Keira yang meminta ikut membuat ketiganya memesan penerbangan sore hari secara mendadak untuknya, awalnya Merry ingin menunda lagi keberangkatan menjadi besok tapi saat Keira memutuskan untuk ikut, entah kenapa Merry begitu senang sampai setelah kembali langsung bergegas menuju bandara.Wajah bahagia sangat terlihat jelas ketika Merry menatap kedua putri, walau Keira mengatakan terang-terang membenci dirinya tapi Merry masih bisa bersyukur karena Keira tidak menunjukkan jika dirinya tidak menyukai adiknya, walau sikapnya sangat dingin tapi dia masih mau menganggap Leira adiknya.Ketiganya menunggu mobil yang sudah pesan Merry, dengan barang yang tidak terlalu banya
Julian sama sekali tidak dapat memejam matanya, dia hanya bermodalkan nekat untuk datang ke pernikahan mantan kekasihnya tanpa memikirkan kesiapan apa yang akan dia lakukan ketika dia berada di acara tersebut, dia juga tidak terlalu menyukai suasana pernikahan yang menurutnya begitu membosankan jika berlama-lama berada disana.Waktu masih menunjukkan pukul lima pagi, seharusnya masih ada beberapa jam lagi sebelum dirinya melihat upacara pernikahan itu, tapi rasanya seperti dirinya-lah yang akan berdiri di depan altar, perasaan gugup bercampur khawatir menyelimuti pikirannya, tidak henti-hentinya langkah pria itu berjalan tak tentu arah."Akh!!! Menyebalkan!! Mereka yang ingin menikah kenapa harus diriku yang dibuat rumit!!" ucapnya, tak tahu ucapan itu tersampaikan untuk siapa."ayolah Jul!! Kau hanya perlu memberikan selamat lalu setelah itu pergi, tidak sulit bukan?"Haruskah sekarang dia menyesali pilihannya?Hanya menghadiri sebuah pernikahan
Menikmati suasana sore hari bersama dengan udara pantai sejuk dan angin yang menerpa tubuh, membuat segala kepenatan dalam hidup menjadi berkurang dan menghilang bersama indahnya suasana disana.Liera duduk diantara pasir putih dan suara ombak yang terus menggoda dirinya walau hanya sekedar mencelupkan kakinya disana, sang ibu maupun sang kakak tidak ada yang memiliki waktu untuk menemaninya untuk melihat indahnya matahari terbenam, padahal mereka hanya berada disana tidak lebih dari tiga hari tapi seakan-akan pekerjaan selalu membuat mereka lupa tujuan awal mereka bertiga kesini.Gadis Lugu itu hanya terdiam disana, disekitar dirinya banyak sekali pasangan yang juga menunggu moment itu, tak ada rasa iri dalam hatinya. Lisa selalu berpikir jika dirinya masih terlalu jauh untuk melangkah dalam hubungan 'pacaran' dirinya bahkan masih begitu canggung berinteraksi dengan teman sekolahnya, hal itu membuat Liera ingat dengan kejadian beberapa hari lalu dimana dirinya tak senga
Sesampainya di hotel …Liera menutup diri saat Sang Ibu terus mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan pria yang Merry baru lihat, saat menemukan mereka berdua satu sama lain seperti telah terjadi sesuatu hingga Liera bahkan mau memakai jas pria itu.Tidak!!Pikiran negatif terus memenuhi pikiran Merry saat ini, dia hanya bisa menatap Liera yang terdiam di sofa dengan tatapan kosongnya, pertama kalinya Merry melihat Liera yang terdiam dan bahkan terus mengabaikan dirinya jika diajak berbicara."Liera?" panggil Merry, dia sedikit menjaga jarak pada putri dengan maksud memberikan ruang pada untuknya dan mencoba berbicara baik layaknya sebagai sahabat putrinya."Ibu, Liera tidak ingin mengatakan apapun, aku butuh istirahat sekarang."Liera pergi dari ruang tamu itu, dia berjalan kearah kamarnya dengan handuk yang masih berada diatas kepalanya, kejadian itu membuat banyak sekali pertanyaan dan juga keanehan yang terus menghantu
Beberapa hari begitu saja, Liera kembali pada aktivitas sebelumnya yang dimana dia masih menjadi gadis yang belum menyelesaikan sekolahnya, kembali kepada dirinya yang akan bertemu dengan teman sebayanya setelah menghabiskan libur musim panas.Dengan tas ransel berwarna biru, dirinya melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah setelah memberikan salam perpisahan dengan sang ibu, bukan suatu hal yang baru bagi Liera jika setiap hari, ibu akan mengantar-jemput dirinya dari sejak Liera mengenal sekolah sampaisekarang.Di sekolah umum yang sekarang Liera tempu pendidikannya, tidak banyak dari mereka yang memperdulikan dirinya tapi tak banyak juga ingin berteman dengannya, Liera sangat populer dalam segala kalangan disekolah ini, banyak sekali kakak kelas dan adik kelas sering kali mendekati dirinya namun tidak ada satupun yang bisa memikat hati.Lisa sangat pintar dalam urusan menolak pria.Disekolah ini tak ada yang bisa membully dirinya, tapi bukan berarti tid
Beberapa hari kemudian …Kehidupan ini masih berjalan seperti biasanya, di mana cuaca kadang berubah di setiap harinya dan terkadang berbeda dari harapan, wajar saja jika dihitung dari pergantian musim sudah seharusnya menjelang kedatangan 'Reason Summer.'Walau semua terdengar baik, tapi seindah apapun pergantian musim tak akan sempat Julian lihat, pria terlalu sibuk dengan banyak sekali pekerjaan, itu hanya satu pengalihan saja dia hanya sibuk menghindari bertemu langsung dengan ayahnya, mulai dari dirinya harus lebihsering mengunjungi rumah calon istrinya dan terus meluangkan waktu untuk pertemuan yang sangat Julian hindari.Menurutnya dia terlalu terburu-buru jika harus langsung bersikap jika dia setuju walau tidak punya peluang untuk menolak, Julian ingin melakukan pendekatan secara pribadi, dia sangat menentang jika harus diatur apalagi diperintahkan seperti beberapa hari yang lalu, untungJulian bisa menolaknya dengan alasan jika dia sakit.Tapi
Hari ini Liera harus lebih larut malam, dia harus mengikuti segala kegiatan menjelang dirinya mendekati ujian kelulusan padahal ujian itu akan berlangsung bulan depan tapi Lisa sudah bertekad untuk mendapatkan nilai terbaik dan masuk ke universitas bersama temannyaAsyla, dalam harapan kecil Liera, dia ingin sekali menjadi seorang pianis, bermain piano adalah hal yang selalu Liera lakukan setiap dirinya memiliki waktu luang.Sebelumnya Liera tidak memberitahu sang Ibu jika dia akan mengikuti pelajaran tambahan setelah pulang sekolah, hari ini juga entah kenapa Liera lupa segalanya, dia bahkan tidak fokus mengikuti pelajaran dan beberapa kali mencoba tertidur di jam pelajaran.“A