Share

Bab 37 - Hidden

Dengan seragam berwarna dominasi antara putih dan abu-abu, dia melangkah melewati jalanan kota di pagi hari, hanya perlu menyebrang untuk sampai di sekolahnya.

Hari ini cerah sesuai dengan suasana hatinya, sampai menggenggam ranselnya, pria itu melangkah ke penyebrangan jalan, di sana tidak terlalu banyak mobil yang melintas. Dan hanya beberapa siswa yang berlawan arah melintas.

Pandangan pria itu tertuju pada seorang gadis kecil yang menyebrang dengan orang tuanya, dia cantik dengan dua rambut yang diikat dan seragamnya.

Pria itu terlalu fokus hingga dari arah kejauhan mobil dengan kecepatan tinggi melintas dan kecelakaan itu benar-benar terjadi.

Dan menghancurkan masa depan pria itu.

*******

Malam ditemani rembulan yang indah.

“Liera?” Julian mengetuk pintu yang terhubung kamarnya dan kamar Liera, dia mendadak membuat pintu terhubung ini semenjak Sean tinggal disini, besok masih ada satu hari libur tapi Julian tidak bisa mengajak Liera walau hanya sekedar berjalan-jalan di sore hari.

“kamu sudah tidur?” tanya Julian lagi, dia masih mengetuk pintu yang tidak terkunci. Sampai ketukan yang tiga, Julian memutuskan untuk membuka pintu.

“Julian!” protes Liera, dia baru saja selesai mandi dan ingin bermaksud untuk mengatakan itu, tapi nyata pria itu sudah ada di dalam kamarnya, dimana Liera hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuh polos.

“aK—-aku pikir kamu sudah tidur, ja-jadi aku membuka pintu ini” Julian menundukkan pandangannya, dia gugup melihat tubuh basah Lisa seperti itu, belum lagi gadis itu sangat cantik dan menggoda yang dibawah sana.

Liera menutup pintu itu dan menguncinya, dia tidak terbiasa dengan suasana yang seperti ini, apalagi Julian. Mungkin saja pria itu akan mengajaknya saat ini juga.

“aku akan menunggu—sampai kamu terbiasa dan percaya padaku,” ucap Julian, dari balik pintu penghubung itu.

Liera terdiam, ucapan Julian seakan menjawab isi hatinya saat ini, lalu bagaimana dengan perjanjiannya, bukankah Julian bisa meminta itu kapanpun setelah Liera menyelesaikan ujian sekolah.

“apa yang kamu maksud?” Lieea sedikit menempelkan tubuhnya di pintu penghubung itu, dia penasaran dengan tujuan Julian mengatakan itu, walau dia tahu maksudnya.

“aku rasa kamu tahu.”

Julian mendorong pintu itu sampai tubuh Lisa menyentuh dinding kamar, pria itu berjalan masuk dan menatap Liera penuh dengan tatapan ‘passionnya’. Membentangkan tangannya, mengunci Liera dalam tubuhnya.

“apakah ini latihan? Sudah lama kamu tidak mengajak latihan lagi?” ucap Liera penuh dengan polos, bagaimana bisa dia menganggap semua ini latihan bahkan saat gadis itu meminum obat perangsang.

Julian tersenyum tapi sedikit meringai, dia sudah menghancurkan kepolosan Lisa dengan hanya sebuah ajakan ‘latihan’ padahal itu hanya sebuah penyembunyian dari rasa ingin tahunya.

“latihan seperti apa?”

Liera bingung, dia juga tidak begitu paham dengan latihan yang dilakukan beberapa kali itu.

Julian mengangkat dagu Liera, mempertemukan kedua mata mereka, suasana menjadi lebih tegang dan kecepatan jantung terus berdetak. “katakan Liera”

“aku tidak tahu” jawab Liera dengan suara polosnya, mengangkat seluruh saraf otaknya untuk tetap mencari apa tujuan latihan itu, dan kenapa dirinya menanyakan hal akan menjebaknya.

“latihan membuat baby?” ucap Julian, dengan kondisi Liera saat ini mana bisa Julian hanya diam, jika di rumah ini tidak ada dua pria itu, mungkin handuk itu sudah lepas dan tergeletak di lantai. Pikiran kotor mulai mengalihkan tujuan pria itu ke kamar Liera.

“bagaimana caranya?”

“kita harus saling berkeringat dan mungkin sedikit lelah, tapi menyenangkan,” ucap Julian, pria itu sudah diluar kendalinya dan terus memancing Liera untuk berkata ‘Ya, aku ingin mencobanya’.

Liera seperti haus saat ini, dia terbawa dengan suhu yang seakan semakin panas, belum lagi tubuh Julian begitu dekat dengannya, membuat dirinya tidak bisa bergerak bebas. “apa itu semacam olahraga? Aku tidak suka pelajaran olahraga”

“olahraga kali ini kamu pasti menyukainya,” jawab Julian, dia menatap area dimana Liera begitu sangat ingin Julian sentuh.

Liera terdiam, dia tidak bisa menjawab apa yang sekarang Julian katakan, kedengaran asing untuknya dan membuat juga penasaran. “dimana olahraga itu dilakukan,”

“disini, ruangan ini tanpa alat.”

Liera meneguk air liurnya beberapa kali, apa yang sebenarnya Julian ingin ajarkan, ini begitu sulit daripada memecahkan rumus matematika. Tak punya pilihan Liera hanya mengangguk.

Julian yang sudah diambang ‘passion’ terus mengingat jika Lisa akan sangat terkejut jika Julian mengajaknya melakukan hubungan intim walau mungkin jika saling menyatu. dia mengangkat tubuh Liera dan mengajaknya untuk duduk diatas ranjang dengan Liera yang ada diatas pangkuannya.

“tunggu! aku belum memakai pakaian” ucap Liera, dia berusaha untuk bangun namun Julian menahan dirinya dan bahkan menempelkan kedua tubuh mereka.

“tidak perlu Lisa, kamu percaya padaku,kan?”

Liera mengangguk ragu, dia menjauh tangannya yang berada di dada bidang Julian, dia merasa malu dengan kondisinya saat ini dan belum lagi tatapan Julian membuatnya juga sedikit takut. Julian memberikan tatapan serius yang berbeda, dan Liera tidak pernah melihat tatapan itu.

“a-apa--yang--akan kita lakukan?”

“Liera, aku hanya datang kesini untuk meminta bantuanmu,” Julian mengalahkan keinginannya kali ini, dia tidak bisa melakukannya sekarang dan belum lagi Julian takut Liera sedikit takut jika Julian melakukannya sekarang.

“bagaimana dengan latihannya?” kenapa Liera jadi seperti ini, di seakan kecewa dengan hal yang Julian katakan.

“apa yang kamu inginkan Liera? Latihan? Aku takut, tidak bisa menahan diri, jadi kali ini bantu aku dulu,”

Julian menurunkan Lera dari tubuhnya, membiarkan gadis itu untuk memakai pakaian tidurnya.

“bantuan apa? Aku akan usahakan untuk membantu dengan baik” ucap Liera, sedikit canggung saat memakai pakaian di depan Julian.

“bisakah kamu menghubungi Asyla? Aku ingin memintanya untuk membantu penyembuhan Sean, mungkin kedengaran seperti aku ingin menjodohkan mereka tapi hanya aku tidak bisa menyuruh wanita lain.”

“apakah Asyla mau? Temanku ini—,”

“aku tahu, minta menyukai John bukan? Aku akan mempertemukan mereka dan apapun yang Asyla inginkan sebisa mungkin aku akan mengusahakan,”

Liera sedikit bingung, dia berjalan mendekati Julian dengan membawa ponselnya, “aku harus mengatakan apa?”

Julian menarik tubuh Liera untuk duduk disampingnya, memeluk tubuh gadis itu dan menikmati aroma lavender dari tubuhnya. “katakan saja jika kamu ingin mengajaknya keluar dan aku akan bertemu dengannya.”

Liera mengangguk mengerti, dia langsung mengikuti apa yang Julian katakan dan segera mengirim pesan pada temannya, dia sedikit merasa mengantuk dan tidak sengaja menguap di depan Julian.

“aku sudah melakukannya, sekarang apa lagi?”

“bagaimana dengan kamu tidur lebih awal, besok kita mungkin bisa menghabiskan waktu berdua.”

“apa kamu akan tidur dikamarku?”

Julian menggeleng, menarik Lieea untuk berbaring di ranjangnya, menutupi tubuhnya dengan selimut dan mengucapkan kata yang biasa dilakukan sebelum Lisa tidur.

“selamat malam, mimpi indah Liera. Jika mimpi buruk kamu bisa pergi ke kamarku”

Liera memajukan bibirnya, dia sedikit tidak rela melepaskan tangan Julian saat pria itu akan meninggalkan kamarnya, entah kenapa Liera lebih sensitif akhir-akhir ini, dia ingin lebih banyak bersama dengan Julian.

“Kamu juga”

Julian terkejut, saat dia menutup pintu terhubung dirinya melihat Sean yang ada di dalam kamarnya, dia menunjukkan wajah sedih dan juga seakan kesal pada sesuatu.

“Sean? Ada apa?”

Sean tidak menjawab, dia meninggalkan kamar Julian begitu saja.

Julian tak yang langsung mengejar Sean, dia memikir apa yang telah Sean lihat, mungkin dia melihat dirinya dengan Lisa di dalam kamar gadis itu, karena Julian lupa untuk menutup pintu dengan rapat.

“Sean!”

Julian baru mengejar adiknya, dia menatap ke segala area dan diluar begitu kacau, main berserakkan sembarang. Dan yang paling membuatnya terkejut Sean yang berada di tepi kolam renang dan jika Jake menarik mungkin adiknya sudah jatuh kesana.

Julian melangkah mendekati kedua orang itu dan Sean tidak mau menatap ke arahnya sama sekali, dia tidak suka kehadirannya disana.

“aku rasa kita harus berbicara Julian.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status