Share

Bab 41 - Maze Love

Note : Yuk bantu Author, jangan sungkan komen dan kasih Rate untuk cerita ini. Terimakasih, salam kenal dari aku.

-

-

-


Beberapa hari kemudian.

Mungkin terdengar aneh jika pagi ini Liera memutuskan untuk meninggalkan Villa, kemarin malam ibunya menelpon dan mengatakan dirinya sakit dan membutuhkan bantuan Liera untuk membantu sang kakak, Ya. Keira yang terlihat semakin sibuk setelah memenangkan kompetisi waktu lalu.

Kabar baik juga untuk Liera karena bisa bertemu dengan kedua orang yang dia rindukan beberapa hari terakhir, dia mengelus kepala Julian seperti anak kecil, pria itu sangat berat melepas Liera pergi, apalagi gadis itu akan berada diluar negeri selama kurang lebih tiga sampai lima hari.

Dia tidak bisa ikut, karena besok Sean akan memulai terapi ingatan dan mau tidak mau Julian harus berpisah dengan Lieta, dia juga mengatakan pada untuk menyuruh orang lain menemani Kakaknya dan tidak sungkan untuk menyewa seorang untuk menjadi asisten untuk sang kakak beberapa hari, dia tidak ingin Liera jauh darinya dan membayangkan hal itu membuat Julian begitu frustasi.

“Liera. Jangan pergi, nanti aku bagaimana?” Julian merengek saat Liera mulai memasukkan pakaiannya kedalam koper. Bahkan dengan sengaja keluarkan kembali pakaian gadis itu.

“Julian! Jika seperti tidak akan selesai, aku pergi tidak lama, kenapa kamu sangat menyebalkan!” ucap Liera, dia mendorong Julian, melepaskan tangannya yang melingkar sempurna di tubuhnya, mengikuti setiap hal yang Liera lakukan, membuat dirinya kesulitan.

“Kau yang lebih menyebalkan, kenapa langsung setuju begitu saja, apa kau lupa? Suami-mu ini bisa menggantikan orang lain dengan uang-ku,” ucap Julian, dia nahan Liera, menghimpitnya di pintu lemari, tanganNya berkuasa dengan mengunci setiap pergerakannya.

“kamu, mengerti-lah kali ini, mereka keluargaku. Aku tidak bisa menyuruh orang lain, apalagi Ibu-ku yang memintanya langsung, itu berarti dia hanya percaya padaku.” Ucap Liera, melepaskan dirinya, waktu sudah akan semakin dekat, di mana dia akan dijemput oleh Keira dan segera terbang ke Amerika, karena waktu yang ditempuh hingga butuh beberapa jam didalam pesawat, apalagi ini pertama kalinya Liera melakukan perjalanan keluar negeri.

Walau bukan untuk berlibur.

“Kau harus sering menghubungi, sehari kau harus menghubungiku sebanyak 10 kali.” Ucap Julian, dia melepaskan tubuh gadis itu dan membiarkan dia mengambil beberapa pakaian terakhir.

Pada akhir Julian harus membiarkan gadis itu pergi bukan?

“bagaimana aku bisa menghubungimu, jika ponselku ada padamu.” Ketus Liera, dia masih kesal dengan Han yang masih menahan ponselnya. Padahal Liera sudah berjanji tidak akan melakukan apapun lagi seperti tempo hari.

“aku akan mengembalikan ponselmu dengan satu imbalan.” Ucap Julian, dia menarik lengan Liera, menabrakkan dua tubuh mereka, dan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Liera.

“Julian! Aku tidak bisa mengemas jika terus ditarik seperti ini, jika Oppa tidak bisa mengembalikan ponselku, aku masih bisa menggunakan ponsel Kakak Keira nanti disana.”

Julian terkejut, sekarang gadis itu sudah bisa membuat dirinya tidak bisa mengelak ucapannya, Liera belajar dengan baik, Julian bahkan dia merasa baru kemarin mereka menikah dan sudah banyak perubahan yang terjadi pada Liera.

“sekarang kamu sudah pintar menjawab ucapanku, siapa yang mengajari?” tanya Julian, masih setia menahan Liera dalam pelukannya.

“bukan seperti itu hanya saja—kamu seakan tidak percaya padaku, dan ini bukan Julian yang aku kenal. Sangat manja dan tidak mau mengalah, aku hanya pergi beberapa hari, itu juga bukan untuk berlibur. Tapi membantu orang lain, aku tidak mungkin ada waktu untuk melihat pria lain disana, apalagi berkenalan, aku sangat buruk dalam berbicara dengan orang asing.” Ucap Liera.

Kalimat itu membuat pria itu terpukau tidak percaya, Liera berkata seakan tahu isi pikirannya saat ini, dan itu semakin membuat Julian takut.

Seperti kejadian dimana Liera memakai pakaian super pendek itu, Jake langsung mulai menganggap dirinya dengan pikiran kotornya, mengatakan jika Julian sangat payah dan sangat bodoh telah mengabaikan kesempatan itu.

Padahal jika tidak kedua pria itu, mungkin setelah selesai ujian hari itu, Julian tidak ragu untuk membuat Liera tidak bisa berjalan dengan baik untuk beberapa hari, tapi karena ada mereka berdua, Julian mencoba terus berpikir sehat.

“jadi ingin aku terus menghubungimu atau tidak sama sekali?” Tanya Liera, dia seakan membalik keadaan dimana sekarang Julian yang harus segera memberikan keputusan, karena Liera harus segera pergi.

“Baiklah. Aku akan mengembalikan ponselmu, tapi biarkan aku mengantar dirimu sampai bandara.”

Liera mengangguk, dia mulai membawa kopernya keluar, karena suara yang Kakak yang sudah memanggilnya, namun, Julian tidak membiarkan Liera membawa, dia mengambil alih koper itu dan menggandeng tangan Liera, membawa gadis itu turun bersama dengannya.

Di ruang tamu, sudah ada Keira yang sedang mengobrol dengan Dokter Jake, keduanya langsung bangkit ketika Liera dan Julian sudah berhenti diruang tamu, Liera langsung memeluk tubuh sang kakak menghilangkan segala rasa rindunya.

“kau bahagia disini? Apakah mereka menyulitkanmu?” tanya Kakak, dia menatap tajam kearah Julian dan Jake, dirinya tidak percaya adiknya tinggal bersama dengan dua pria.

Liera mengganguk, dan tidak mengatakan apapun.

“baiklah, kita harus segera berangkat.” Ucap Keira lagi, dia menarik tangan Liera untuk segera meninggalkan Villa, mungkin sampai Di Chicago nanti Keira akan menanyakan banyak hal pada adiknya dan memastikan sesuatu.

“Tunggu!” cegah Julian, dia menghalangi keduanya sebelum mencapai pintu.

Liera dan Keira menatap bingung pada Julian, menunggu hal apa yang akan pria itu sampaikan. “aku ingin mengantar Lirra sampai bandara”

Keira menatap tidak suka. “aku membawa mobil kesini.” Ucapanya dengan singkat.

“aku tahu, kamu bisa menggunakannya untuk dirimu, aku hanya akan mengantar Liera dengan mobilku.” Ucap Julian, sebelumnya Liera sudah setuju, itu berarti Julian masih bisa menyampaikan beberapa hal.

“Tida—,”

“Kakak, maaf. Tapi aku sudah berjanji padanya.” Sela Liera, dia mencoba menghilangkan ketegangan antara kakaknya dan suaminya.

Keira membuang nafas pasrah, dia melepaskan tangan Liera, kembali melangkah keluar sendirian. “Baiklah, tapi cepatlah, waktu keberangkatan tidak lama lagi.”

Julian tersenyum senang, dia memerintahkan Liera menunggu diluar selagi dirinya mengeluarkan mobil di dalam garasinya, dan tentu saja memasukkan koper milik Liera.

Kedua mobil segera meninggalkan area Villa, mobil Julian berada di belakang mobil Keira, tangan tidak bisa melepaskan tangan Liera, dia akan sangat merindukan gadis itu mulai dari, dirinya yang akan mengeluh ketakutan jika tidur sendiri, kebiasaan hausnya saat malam hari, dan terkadang mengganggu Julian yang sedang mengerjakan tugas pekerjaannya.

“kenapa harus selama itu? Siapa yang akan membawakan air minum jika kau haus tengah malam, nanti siapa yang memelukmu saat kau takut tidur sendiri?”

Liera yang sedari tadi fokus melihat jalan, menatap kearah Julian tidak percaya, pria itu benar-benar masih membahas ini. Bahkan Liera sudah menganggapnya selesai, dia tidak habis pikir Julian akan mengatakan itu, apakah jika Liera jauh darinya, dirinya tidak bisa melakukan apapun sendiri?

“Kau membahas ini lagi, aku bukan anak kecil. Aku bisa mengatasinya sendiri.”

“aku hanya mengkhawatirkanmu, Amerika. Itu negara yang jauh, aku tidak mengawasimu selama 24 jam, dan apa yang akan terjadi, aku tidak bisa melakukan apapun.”

Liera tersenyum, dia mengelus lengan Julian “aku pastikan akan menjaga diri dengan baik.” Sampai akhirnya mobil itu sudah berhenti di bandara.

Julian membawa koper Liera dan mengikuti gadis itu di belakangnya, melihat Liera yang selalu kagum dengan bandara itu, bagaimana Julian bisa tenang jika wajah polos itu bisa memancing pria brengsek disana.

“Liera.”

Julian menarik kedua tangan Liera, menatap gadis itu dengan segala hal yang dia rasakan saat ini, padahal kakaknya sudah memberikan tatapan peringatan agar segera melepaskan Liera.

“kali ini aku akan mengatakan jika aku percaya padamu. Tolong kembali dengan keadaan seperti ini, aku akan selalu menunggu kabarmu, selalu siap mendengarkan apa yang akan kamu katakan, dan bahkan jika hanya sebuah kejadian kecil, aku tak tahu. Tapi aku yakin, selamanya kau akan selalu menjadi milikku, jadi jangan biarkan orang lain mematahkan hal itu.”

Liera mengangguk mengerti, ini hal yang ingin dia dengar sejak lama, hal yang menjelaskan segalanya, dan hal yang tidak pernah diharapkan keluar dari orang lain, walau Liera sendiri masih belajar mengartikan apa itu cinta.

“Aku mencintaimu Liera.”

Hal itu sukses membuat Liera sedikit meneteskan air mata, apalagi setelah mengatakan hal itu Julian tidak sungkan untuk mencium keningnya sangat lama, membuat Liera jadi ragu untuk meninggalkan pria itu.

Tak hanya itu, Julian memberikan ponsel miliknya, dengan sedikit ada perubahan, pria itu memasangkan case dimana dibelakang ada foto mereka berdua.

Julian menarik tangan kiri Liera, mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, dan memakaikannya di jari manis gadis itu.

“aku ingin kamu memakainya, dan jangan lupa untuk menghubungiku.” Ucapnya.

Julian melepaskan Liera, melangkah mundur membiarkan gadis itu segera menyusul sang kakak, dengan senyuman terpaksa Julian menjauh dari Liera.

Liera mengangguk, dia melangkah mundur dan melambaikan tangannya ke arah Julian, dia ingin sekali menangis dengan sikap manis yang baru saja Julian lakukan, tapi rasanya itu akan semakin membuat Julian sedih.

Setelah itu Liera berlari mendekati sang Kakak, melewati tempat dimana dia akan masuk kedalam pesawat. Sekali lagi Liera menolah kebelakang dan melambaikan tangannya pada Julian.

‘aku juga mencintaimu Julian.’


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status