Danilla mulai termenung sambil menatap langit di kamarnya. Ia merasa hatinya hancur ketika melihat anaknya sudah bertumbuh dewasa. Dia merasa gagal menjadi seorang ibu. Walaupun dia tidak ingin menjadi seorang pengganggu dalam kehidupan rumah tangga Kiano dengan Vira.
"Sudah cukup hidupku seperti ini. Aku hanya ingin bahagia untuk menjalani kehidupanku kembali. Mungkin aku harus bisa mengikhlaskan dan melepaskan sebuah masa lalu. Karena aku tidak ingin menyakiti perempuan lain,"kata Danilla.
Danilla seharian ini tidak bisa tertidur pulas karena dia masih kepikiran dengan bocah laki-laki itu yang merupakan anak kandungnya. Walaupun bocah laki-laki itu yang pada awalnya membuat kehidupannya jungkir balik.
Setiap malam Danilla selalu saja bermimpi bertemu bocah laki-laki itu yang memanggilnya dengan kata ibu. Tapi dia sudah menjalankan sebuah kontrak perjanjian bersa
Di sebuah Mall terlihat Danilla sedang memilih beberapa pakaian. Kebetulan hari ini dia sedang gajian. Dia ingin membeli semua dress berwarna hitam.“Mahal banget!” Danilla menggumam sambil melihat harga di barcode yang tertempel di baju dress berwarna hitam."Nggak usah dilihat-lihat lagi beli aja nanti aku bayar."Danilla mendengar seorang pria yang suaranya tidak asing di telinganya lalu dia pun menoleh ke belakang. Seketika dia terkejut menatap wajah pria itu yang ternyata adalah Kiano."Kamu?!” Danilla terlihat begitu sangat ketuk sekali ketika bertemu dengan kiano. "Udahlah nggak usah buntutin aku lagi! Hubungan kita udah selesai saat itu juga! Jadi kamu nggak usah untuk mengharapkan aku lagi! Perjanjian itu sudah tidak berlaku lagi untuk kita berdua! Permisi, aku mau lewat!”Kemudian Kiano pun menahan lengan kanan dan inilah. "Kenapa kamu terus saja menghindar dari aku? Apa kamu tidak merindukan putramu?"Danilla menatap Kiano lalu mulai berkata, "Tuan Kiano yang terhormat, aku
Pukul 06.00 pagi Reihan baru pulang dari kantor menuju ke rumah kediaman keluarganya. Kemudian dia melihat Vira yang masih tertidur di sofa ruang tamu dengan nyenyak. Lalu dia segera untuk membawa Vira menuju ke kamarnya. Perlahan-lahan Reihan Mengikuti Vira. Dia tidak ingin jika Vira terbangun dari tidurnya. Kedua matanya pun mengungkapkan dengan jelas ke arah Vira. Dia melihat Vira sangat cantik sekali yang sedang terlihat pula. Namun seketika dia tidak sengaja jika kepala Vira terkena sebuah tembok dekat pintu kamarnya. “Aduh!” Vira berteriak ketika kepalanya terbentur tembok tembok Reihan baru saja ingin membuka pintu kamar. "Reihan turunin aku," kata Vira mengungkapkan wajah Reihan. Dia tidak ingin menjadi pembuka dalam hubungannya dengan Kiano. Dia masih menjaga sebuah pernikahannya dengan Kiano. Baginya pernikahan adalah hal yang sakral dan tidak akan pernah terulang kedua kali. Dia juga sangat mencintai Kiano dari tahun ke tahun namun Tuhan tidak dapat membuat Kiano mencinta