Share

001

****

Aroma kopi menyambutnya saat membuka pintu apartment miliknya. Lelaki itu tersenyum miring saat tahu siapa yang membuat apartmentnya dipenuhi aroma kopi. 

Dia melepas sepatunya lalu meletakkan nya dirak sepatu. Kakinya melangkah menuju sumber aroma kopi ini.

Langkahnya terhenti didapur. Dihadapannya ada seorang gadis yang tengah sibuk membuat sesuatu.

Dia tersenyum dan langsung memeluk gadis itu dari belakang. Gadis itu terlonjak kaget, dia memukul pelan lengan lelaki itu. Bukannya marah lelaki itu malah terkekeh. 

"Kamu tuh ngagetin aja tau enggak! Aku kira tadi siapa," ucap gadis itu.

Lelaki itu tersenyum lalu menciumi leher sang gadis membuat sang empu kesal karena kerjaannya sedikit terganggu. 

"Lio jangan gini ah!" kesal gadis itu.

Lelaki yang dipanggil Lio itu tidak menggubrisnya dia malah semakin menciumi leher gadis tersebut. 

"Hmm... Wangi...," ujarnya.

"Aku atau roti nya yang wangi?" tanya gadis itu yang kembali sibuk dengan adonan roti nya.

"Roti," jawab lelaki yang dipanggil Lio itu.

"Kalau emang roti nya yang wangi kenapa nyiumin aku terus sih? Risih tau!" sungut gadis itu.

Lelaki yang dipanggil Lio itu hanya terkekeh, dia sangat senang membuat gadisnya kesal. 

"Mending kamu mandi deh, bau tau enggak!" perintah gadis itu.

"Laper," bukannya melaksanakan perintah gadis itu, lelaki itu malah merengek.

"Ya makanya mandi dulu baru kita makan," ucap sang gadis. Lelaki itu menggeleng membuat sang gadis geram. 

"Dengar ya Adelino Kenan Matteo, kamu itu bau entah habis darimana jadi lebih baik kamu mandi baru makan! Ngerti?!" kata gadis itu.

Lelaki itu mengangguk pasrah sebelum pergi masih sempat-sempat nya dia mencium pipi sang gadis. Gadis hanya mampu menggeleng dan terkekeh melihat tingkah kekasihnya. 

Lelaki itu bernama Adelino Kenan Matteo, jangan pernah memanggilnya dengan nama Lio karena hanya Oceana Aafreeda Fedora lah yang boleh memanggilnya dengan sebutan itu. 

Lelaki itu kerap disapa Kenan. Lelaki tampan yang hanya akan bersikap manja kepada kekasihnya yaitu Oceana. Lelaki yang sangat ditakuti karena tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki hati. 

Oceana yang biasa dipanggil Ana itu menyajikan makanan dimeja makan. Dia menoleh kearah pintu kamar Kenan. Mengapa Kenan belum keluar juga?. 

Baru saja dia berniat untuk menjemput Kenan, lelaki itu sudah keluar dari kamarnya hanya dengan celana pendek tanpa atasan. 

Kenan duduk dikursi, memejamkan mata dan menghirup aroma makanan yang dimasak sendiri oleh Ana. 

Ana terkekeh melihat tingkah Kenan, itu sudah menjadi kebiasaan Kenan saat Ana lah yang memasak makanan. 

Tangan Ana terulur untuk mengacak rambut Kenan membuat Kenan menoleh kearah nya dia tersenyum lalu menunjukkan raut manja nya. 

Kenan mengangkat tinggi-tinggi piring kosong. "Laper babe," rengeknya membuat Ana terkekeh melihatnya. 

Ana mengambil piring kosong itu lalu menaruh nasi serta lauk pauknya. Kenan langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahap. 

"Pelan-pelan, astaga!" ucap Ana tak habis pikir dengan kelakuan Kenan.

Kenan sama sekali tidak mendengarkan nya. Ana menghela napas lalu ikut makan bersama Kenan. 

Ana membereskan piring kotor bekas mereka makan tadi. Sedangkan Kenan berjalan menuju ruang tengah menghidupkan televisi. 

Dia menoleh kesamping saat kembali menghirup aroma kopi. Ternyata itu adalah Ana yang membawa roti dan beberapa cemilan lainnya. 

Ana duduk disamping Kenan, dia mengambil dua roti kopi yang tadi dia buat. Dengan lincah tangannya menyuapi roti itu kedalam mulut Kenan.

Kenan menarik pinggang Ana sehingga semakin dekat dengannya. Ana terus menyuapi roti itu kedalam mulut mereka masing-masing.

"Kamu habis darimana tadi?" tanya Ana.

"Menurut kamu?" tanya balik Kenan.

Ana menghela dia mengerti maksud dari perkataan Kenan. "Lio mau sampai kapan sih kayak gini?" tanya Ana sedih.

Wajah Kenan berubah menjadi datar pelukan dipinggang Ana berubah menjadi cengkraman. 

Tangan Ana mengelus rahang Kenan yang mengeras. "Aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Aku enggak mau kamu ditangkap polisi. Aku mohon tolong hentikan ini demi aku," kata Ana.

"Jangan melewati batas Ana, ini hidup ku dan biarkan aku yang menjalani nya," ucap Kenan dingin.

"Aku bukan ingin mencampuri hidupmu hanya saja aku mencintaimu dan aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa," ujar Ana lirih.

Kenan menyentuh tangan Ana yang masih berada dipipinya. "Kamu percaya sama aku kan?" tanya Kenan.

Ana mengangguk dengan cepat. "Dasar cengeng," ejek Kenan saat melihat air mata Ana sudah mengucur deras. 

Ana mendengus kesal dan langsung menubruk tubuh Kenan memeluk nya dengan erat dan menangis dengan tersedu-sedu.

Kenan menghela napas dia mengelus punggung Ana, manciumi rambut Ana berulang kali.

Ana selalu seperti ini saat membahas tentang kekurangan Kenan. Cinta Ana membuat Ana sendiri lemah. 

"Jangan nangis sayang, kamu percaya kan sama aku? Aku bakal baik-baik aja," ucap Kenan berusaha untuk menenangkan Ana.

Ana menampar pipi Kenan. "Aku emang percaya sama kamu tapi tetep aja aku khawatir, mikir dong!" sungut Ana dengan napas terengah-engah.

Kenan memegang pipinya yang tadi ditampar oleh Ana rasanya sangat perih hanya Ana yang berani melakukan ini terhadap nya. 

Dia mencium bibir Ana sekilas membuat Ana semakin menangis dan menendang-nendang perut Kenan.

Kenan tertawa melihat itu dia mengangkat Ana keatas pangkuannya. Dia terus menciumi wajah Ana hingga Ana berhenti memberontak. "I love you," ucap Kenan. 

"I hate you!" Balas Ana. 

"Really honey?" tanya Kenan tak percaya.

Ana mengangguk dengan semangat. Lalu tertawa saat melihat raut kesal diwajah Kenan. 

"Kayak nya kamu bener-bener minta dihukum deh," kata Kenan. 

Ana menggeleng lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kenan tersenyum miring melihat itu. 

"Kenapa tutup mulut?" tanya Kenan geli. 

Ana terus menggeleng lalu dia menurunkan tangannya dan memasang raut memohon. 

"Maaf," ujar Ana. 

Kenan menggeleng lalu tangan kekar nya terulur untuk mengambil keripik kentang. Dia membuka bungkus nya kemudian memasukkan keripik kentang itu kedalam mulutnya tanpa memperdulikan raut memohon dari Ana. 

"Ih.... Aku minta maaf!" ucap Ana yang sudah mulai kesal karena diabaikan. 

Kenan sama sekali tidak memperdulikan Ana dia tetap fokus pada televisi dan keripik kentang nya. 

"Kalau enggak dimaafin aku ngambek nih!" ancam Ana kepada Kenan. 

Kenan mendengus sebal dia menatap Ana kemudian mencium bibir Ana tanpa melepaskan nya. Ana sedikit terkejut mendapat serangan dadakan. 

Ana membuka mulutnya dan membalas ciuman Kenan. Kenan melepaskan ciuman nya saat Ana kehabisan napas. 

Napas Ana memburu. Kenan mengelus rambut Ana dan tersenyum miring. "Jangan pakai jurus itu lagi ya," pinta Kenan. 

Ana mengangguk mengerti. "Aku udah dimaafin kan?" tanya nya. 

"Menurut kamu?" tanya Kenan sambil menaikkan satu alis nya. 

"I LOVE YOU SO MUCH ADELINO KENAN MATTEO!!" jerit Ana. Kemudian mereka tertawa dan saling berpelukan menyalurkan kasih sayang. 

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status