Share

002

****

Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan.

"Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan.

"Apa?" tanya balik perempuan itu.

"Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.

Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa. 

Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.

Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama.

"ADNAN!!!!"

Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan. 

Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belakangnya terdapat lelaki yang sering disapa Kenan. 

Raut wajah Oceana sangat menyeramkan. Lelaki yang dipanggil Adnan itu meneguk saliva nya kasar.

"Aakhh..." rintih Adnan saat Oceana menjewer telinganya.

"Sakit Na....,"rintih Adnan kesakitan.

"Mampus lo!" kata Seorang lelaki bernama Bryan Kylee tertawa senang melihat sahabatnya menderita.

Kenan memisahkan Oceana dan Adnan. Dia mengelap tangan Oceana yang digunakan untuk menjewer telinga Adnan tadi. 

Adnan bersyukur karena Kenan telah menolong nya. "Makasih bro.... Lo emang sahabat terbaik gue," ucap Adnan sambil menepuk bahu Kenan.

Kenan menyingkirkan tangan Adnan yang berada dibahunya. Dia menatap Adnan tajam dan berkata, "Gue enggak ada niatan buat nolongin lo. Gue cuma enggak mau tangan Oceana kotor dan nyentuh laki-laki lain, selain gue."

Mereka semua mendengus sebal. Kenan benar-benar sangat posesif. Sedangkan Oceana malah tersenyum senang dan merangkul lengan kekar Kenan.

"Dih... dasar bucin!" ejek Adnan.

Oceana yang mendengar itu langsung memelototi Adnan membuat Adnan bersembunyi dibelakang Bryan.

"Cemen lo!" ejek Bryan geli terhadap tingkah Adnan.

"Zanna lo enggak papa kan?" tanya Oceana kepada perempuan yang digoda oleh Adnan tadi.

Zanna terkekeh lalu dia menggeleng. "Gue enggak papa kali lebay banget sih lo," ucapnya.

"Gue bukannya lebay, gue cuma enggak percaya aja sama buaya satu ini," kata Oceana sambil menunjuk Adnan.

Para siswa dan siswi Diamond High School berlarian masuk ke kelas mereka masing-masing saat bel masuk berbunyi.

Oceana dan yang lainnya juga mau tidak mau harus masuk kedalam kelas. Setelah pamit pada Kenan Oceana menarik tangan kedua sahabatnya yaitu Zanna Kirana dan Adera Leta untuk masuk kedalam kelas.

"Masuk kelas nih?" tanya Bryan.

Seorang lelaki dengan rambut yang sedikit panjang berwarna coklat itu menjawab, "Gue laper mau kekantin."

Lelaki itu langsung melangkah pergi meninggalkan mereka dan diikuti oleh Kenan. 

"Galan tunggu woy!" teriak Adnan dan berlari mengejar Galan dan Kenan. Bryan mendengus sebal karena ditinggal, dia pun langsung berjalan menuju kantin juga. 

****

"Kamu enggak makan makanan pedas lagi kan?" tanya Kenan kepada Oceana yang tengah memakan sandwich. 

Oceana menggeleng. "Kan kamu enggak izinin aku makan makanan pedas lagi jadi aku enggak makan itu lagi," jawabnya. 

Entah mengapa Kenan merasa aneh, dulu saat Oceana selalu menuruti perkataannya dia sangat bahagia dan senang namun sekarang semuanya terasa berbeda. ia malah merasa Oceana terlalu menurutinya. 

"Udah enggak pernah begadang lagi kan?" tanya Kenan lagi.

Oceana menggeleng. "Sekarang aku selalu ngerjain tugas disore hari jadi enggak pernah begadang lagi," jawab Oceana sambil menjilati jarinya.

Kenan mengangguk, hatinya semakin tidak suka saat Oceana selalu menuruti perkataannya. Memang Kenan selalu melarang Oceana untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai olehnya dan Oceana selalu menurutinya tidak pernah mau membantah nya padahal Oceana sangat menyukai makanan pedas.

"Sayang kenapa sih kamu selalu nurutin perkataan aku?" tanya Kenan bingung.

Tatapan Oceana berpaling dari bunga-bunga yang ada ditaman menjadi kearah Kenan, dia mengernyit bingung. "Lah kamu kok jadi aneh gini sih? Kan kamu enggak suka kalo membangkang keras kepala kan dulu kamu juga minta aku untuk selalu nurut sama kamu tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?" tanya Oceana berturut-turut.

Kenan menghela napas dia menatap Oceana dengan tajam. "Itu dulu sekarang kamu enggak perlu terlalu nurutin aku. Aku enggak mau nanti ujung-ujungnya kamu bilang kalo aku ngekang kamu," ucapnya.

Oceana semakin bingung dengan Kenan. "Kenapa kamu mikir gitu sih? Aku enggak bakal bilang kalo kamu itu ngekang aku karna aku tau kamu ngelakuin itu karna sayang sama aku," ujar Oceana.

"Udah deh kamu enggak bakal ngerti. Aku mau mulai sekarang berhenti untuk selalu nurutin perkataan aku," Kata Kenan dan langsung pergi meninggalkan Oceana sendirian ditaman dengan banyak pertanyaan dikepalanya.

****

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Bryan yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan dengan handuk yang menyantol dileher nya. 

Dia melempar handuk itu kesembarang arah. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Dia meraba kesamping tubuhnya dan menemukan handphone miliknya. 

Dia menjelajahi media sosial dengan santai berniat untuk menghilangkan rasa lelah ditubuhnya. Baru saja bersantai, waktu istirahat nya harus terganggu karena ada yang melempar sesuatu kepintu balkon nya.

Bryan berdecak sebal dan bangkit menuju balkon. Dia membuka pintu dan mengelus kepalanya karena terkena lemparan pulpen oleh seseorang.

Disana  dia melihat Oceana berdiri dengan wajah yang basah karena air mata. Bryan menghela napas dia menatap Oceana. Tetangga satu ini memang selalu menghancurkan waktu istirahat nya.

"Bryan.... Hiks....," panggil Oceana. 

"Ada apa?" tanya Bryan.

"Hiks.... Lio....," ucap Oceana dengan serak. 

"Lo yang kesini atau gue yang kesana?" sambung Oceana.

"Lo aja yang kesini gue lagi mager," Kata Bryan.

Oceana menaikkan kakinya pada pembatas balkon bersiap untuk melompat menuju kebalkon Bryan. Bryan yang melihat itu langsung menghentikan Oceana.

"Heh tunggu! Lo mau ngapain?!" tanya Bryan.

"Ya gue mau ke sana lah, gue juga lagi mager tau, " jawab Oceana sambil menghapus air matanya.Bryan berdecak sebal sepertinya Oceana memang sudah gila.

"Udah biar gue aja yang kesana. Lo turun dan tunggu!" titah Bryan.

Bryan berjalan meninggalkan kamarnya menuju rumah Oceana yang berada disebelah rumahnya. Karena Khawatir Bryan tidak menyadari kalau dia tidak memakai baju.

Dia langsung membuka pintu kamar Oceana saat sudah sampai dirumah Oceana. Orang tua Oceana sedang tidak ada dirumah biasanya Kenan lah yang menemani Oceana. 

Mata Bryan langsung mengarah pada ranjang mewah yang ada didalam kamar ini. Disana Oceana tidur dengan tengkurap isakan tangis nya masih terdengar walaupun tidak terlalu keras.

Dia melangkah masuk kedalam kamar Oceana. Dia membalikkan tubuh Oceana dan melihat wajah Oceana yang sudah becek. Bryan menghapus air mata Oceana. Dia tidak pernah melihat Oceana menangis karena Kenan, hubungan mereka sangat jauh dari pertengkaran.

Bryan menuntun Oceana untuk duduk karena jika terus tidur Oceana akan sesak napas karena menangis. 

Oceana langsung memeluk tubuh Bryan. Bryan mengelus punggung Oceana untuk meredakan tangis nya. 

"Apa yang Kenan lakuin sama lo sampai lo nangis kayak gini?" tanya Bryan sedih.

"Lio nyuruh gue untuk enggak terlalu nurutin perkataan dia padahalkan dia enggak suka kalau gue membangkang. Dia juga natap tajam gue. Gue enggak pernah liat dia kayak gitu dia udah beda," Kata Oceana disertai isakan tangis nya.

Bryan mengernyitkan dahinya bingung pasalnya Kenan tidak pernah mau Oceana membangkang dan Kenan akan selalu menatap Oceana dengan tatapan lembut penuh cinta tapi mengapa Kenan melakukan itu semua?.

Bryan menangkap wajah Oceana dan menghapus air matanya dia tersenyum. "Lo tenang aja jangan mikir yang aneh-aneh besok gue bakal ngomong sama Kenan," Ucap Bryan lembut berusaha menenangkan hati Oceana.

Oceana mengangguk dan kembali memeluk Bryan dan menangis kembali. Bryan sudah menganggap Oceana sebagai adiknya sendiri. Mereka sudah berteman sejak kecil maka dari itu dia sangat menyayangi Oceana dan tidak akan pernah membiarkan orang lain menyakiti Oceana. Ini adalah janjinya.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status