Share

003

Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan. 

Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain. 

Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan. 

"Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan. 

Kenan masih menatap Bryan dengan tajam lalu berkata, "Gue enggak suka orang lain ikut campur dalam hubungan gue dengan Oceana." 

Tangan kekar Bryan terkepal dengan kuat bersiap untuk memukul wajah wajah Songong Kenan. "Gue sahabatnya Oceana sejak kecil dan dia juga udah nganggep gue sebagai abang nya itu berarti gue berhak melindungi Oceana kalau ada orang yang berani nyakitin dia," ujar Bryan dengan nada datar dan dingin. 

Kenan tersenyum miring meremehkan Bryan. "Lo cuma dianggap sebagai abang nya bukan berarti lo beneran abang nya," celetuk Kenan. 

Bugh!! 

Bryan memukul wajah Kenan, Kenan yang belum siap jatuh tersungkur dilantai. "Gue bener-bener udah muak sama lo, kalo bukan karena Oceana cinta sama lo gue pasti bakal bunuh lo," kata Bryan sambil mencengkram kearah baju Kenan. 

Kenan tertawa terbahak-bahak membuat Bryan bingung namun tiba-tiba Bryan menyesali kebingungan nya. Kenan memukul dirinya tepat dihidungnya. 

Bryan memegang hidung nya rasanya begitu perih. Dia melihat telapak tangannya yang terdapat darah dari hidung nya. Bryan menatap Kenan dengan tajam. 

"Kenapa hm? Sakit? Bukannya lo bilang tadi kalau lo bakal bunuh gue sekarang kita lihat siapa yang bakal membunuh dan siapa yang akan terbunuh," tantang Kenan. 

Bryan merasa tertantang dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia pasti akan membunuh Kenan untuk Oceana. 

Bryan maju mendekati Kenan dan memukul perut Kenan dengan kuat membuat Kenan mundur beberapa langkah. 

Kenan menggeram kesal dan memukul kembali Bryan hingga terjadi perkelahian besar diantar mereka berdua. 

Sudah banyak darah yang keluar dari tubuh mereka. "Gue bakal bunuh lo demi Oceana," lirih Bryan dengan napas terengah-engah. 

"Gue yang bakal bunuh lo!" ucap Kenan dengan napas yang juga sudah tersendat. 

Braakk

Pintu rooftop didobrak dan menampilkan Oceana dan yang lainnya. Mereka terkejut melihat keadaan Bryan dna Kenan. Mereka berdua sudah tepar dilantai dengan keadaan babak belur. 

"LIO!! BRYAN!!!" teriak Oceana. 

Oceana berlari menghampiri mereka berdua dengan air mata yang bercucuran. Saat tiba dihadapan Kenan Oceana berniat memeluk Kenan namun Kenan malah berusaha untuk berdiri sendiri dan mendorong Oceana. 

"Lio kenapa kalian berantem kayak gini sih? Aku obatin luka-luka kamu ya," Kata Oceana cemas. 

Kenan yang sudah berdiri menghempaskan tangan Oceana dan pergi meninggalkan mereka semua yang ada dirootop itu. 

Mereka semua tak percaya akan hal itu. Biasanya jika Kenan terluka pasti dia akan bersikap sangat manja kepada Oceana. 

Oceana menangis dia menoleh kesamping saat seseorang memegang bahu nya. Dia melihat Bryan tersenyum kepadanya. Oceana langsung memeluk Bryan tidak perduli seragam Bryan yang sudah dipenuhi darah. 

"Lo tenang aja dia kuat dia pasti bisa obatin dirinya sendiri. Gue minta maaf karena udah ngelukain dia, gue bener-bener enggak bisa nahan diri gue lagi," ujar Bryan. 

Salah satu diantara mereka mengeluarkan smirk nya dan senang saat mengetahui kalau hubungan Oceana dan Kenan tengah diambang kehancuran. 

****

Sudah tiga hari Kenan berdiam diri diapartment nya untuk menyembuhkan luka ditubuhnya. Dia bahkan tidak bersekolah dan mematikan handphone nya sampai sekarang. 

Galan Nalendra Xander—sepupu Kenan selalu datang karena disuruh oleh mamanya untuk melihat keadaannya. 

Kenan memakaikan topi hitam dikepalanya. Malam ini dia berencana untuk menaikkan mood nya kembali. 

Sebenarnya jika boleh jujur Kenan sangat merindukan Oceana. Biasanya pada malam hari seperti ini dia pasti akan datang ke rumah Oceana untuk menemani nya hingga tertidur karena orang tua Oceana sangat jarang berada dirumah. 

Kenan menghela napas, dia tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan mereka berdua dia hanya risih saat Oceana selalu mengikutinya dan selalu menuruti perkataannya. 

Sekarang setelah Oceana benar-benar mengabulkan permintaan nya dia malah merasa ada yang kurang. 

Oceana memang berhenti mengikutinya dan juga tidak terlalu menurutinya. Namun Oceana malah berpaling dan malah selalu bersama Bryan dan menuruti semua perkataan Bryan, Kenan benci hal itu. 

Oceana adalah miliknya Oceana adalah gadis nya. Dia pasti akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. 

Kenan berjalan keluar dari apartment miliknya. Dia melangkah menuju lift dan turun menggunakan benda itu.

Dia masuk kedalam mobil ya saat sudah tiba dibasement. Kenan mengendarai mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata. 

Dia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 21.00 malam, waktu yang tepat untuk mengembalikan mood nya yang hancur selama tiga hari ini. 

Mobil nya berhenti tidak jauh dari halte bis. Mata biru terang miliknya menatap tajam objek yang berada dihalte bis. 

Salah satu ujung bibirnya naik keatas. Dia merapikan penampilannya kemudian membuka pintu dan keluar menghampiri objek tersebut. 

"Hai!" sapanya kepada seorang gadis saat sudah tiba dihalte. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung tapi dia tetap tersenyum manis kepada Kenan. 

"Gue boleh duduk sini?" tanya Kenan sambil menunjuk tempat duduk disebelah gadis itu. 

Gadis itu terkekeh dan berkata, "Duduk aja kali lagian ini juga tempat umum." 

Kenan ikut terkekeh lalu duduk disamping gadis itu. "Btw ini udah malem kenapa ko duduk sendiri disini?" tanya dengan memulai pembicaraan. 

Gadis itu terdiam seperti memikirkan jawaban atas pertanyaan Kenan. "Lo lagi nunggu pacar lo ya?" tanya Kenan. 

Gadis itu menggeleng dengan cepat. "Enggak… Gue enggak nunggu pacar lagian gue juga jomblo kok," ucapnya sambil menyelipkan anak rambut dibelakang telinga. 

Kenan tersenyum. "Bagus kalo lo jomblo," Kata Kenan menatap lurus kedepan. 

Gadis itu menatap Kenan dari samping. "Kenapa bagus?" tanya gadis itu penasaran. 

Kenan menatap gadis itu dalam. "Ya karena ngeliat lo pertama kali gue langsung suka sama lo, so mana tau kita bisa…. Ya you know lah," ujar Kenan. 

Pipi gadis itu memerah dia tidak akan pernah membiarkan cowok setampan Kenan pergi begitu saja. Ya memang niat awalnya berada dihalte ini adalah untuk menunggu pacarnya namun malah Kenan yang datang. Dia pasti akan mendapatkan Kenan. 

"Apa maksud perkata lo gue enggak ngerti," ucapnya 

Kenan memajukan tubuhnya, mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu. "Aku menginginkan mu," ucap Kenan dengan nada yang sexy dan penuh hasrat. 

Kenan memundurkan tubuhnya untuk melihat reaksi gadis itu. "Jadi bagaimana?" tanya Kenan. 

Gadis itu terkekeh. "Hanya wanita bodoh yang menyia-nyiakan lelaki seperti mu," ujarnya dengan tatapan menggoda. 

Kenan tertawa mendengar hal itu. "Kita udah ngomong panjang lebar tapi kita belum tau nama satu sama lain," Kata Kenan. 

"Gladys," Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangan memperkenalkan diri. 

Kenan menyambut uluran tangan gadis itu dengan hangat kemudian memperkenalkan dirinya. "Kenan," ucapnya. 

Kenan bangkit dari duduk nya, dia mengulurkan tangannya dihadapan gadis itu yang masih duduk dibangku halte. 

"Bisa kita mulai sekarang aku sudah tidak sabar untuk menyicipimu," Kata Kenan. 

Gadis itu terkekeh dan menerima uluran tangan Kenan. Kenan membukakan pintu mobil untuk gadis itu setelah mereka sampai dimobil. Dia berjalan memutar sambil bergumam, "Ketampanan adalah senjata yang paling hebat." 

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status