Share

THE KOLONI
THE KOLONI
Penulis: MissDey

BAB 1

"Biarkan aku meninggalkan kaumku dengan cara terhormat, Anthonio De Cassio.. aku tidak bisa meninggalkan mereka tanpa penggantiku". Ucap sang Alpa dengan tegas, mengingat sangat berat tanggung jawab yang harus ia korbankan demi shewolf-Omega yang sangat dicintainya.

"Maafkan saya Tuan. Ini cara satu-satunya saya bisa menyelamatkan anda dan Sheerena, tolong maafkan saya dan segeralah pergi menjauh dari wilayah Wolf-Bloodmoon, saya yang akan pastikan tidak ada satupun dari koloni yang akan mengancam nyawa anda. Hiduplah bahagia bersama mate yang anda pilih Tuan. Hormat saya untuk terakhir kalinya". Anthoni tertunduk hormat kemudian pergi meninggalkan sang Alpa bersama Mate pilihannya, yang membuat ia harus meninggalkan singgasana kepemimpinannya untuk kaum Werewolf-Bloodmoon.

Jasson Alwolf, Satu-satunya darah murni yang tersisa namun membelot karena sebuah perasaan yang tidak ingin dia korbankan. Cinta bisa membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi nyata.

___

18 Tahun kemudian...

Kota Spitalfields, London.

"Pa, Ene berangkat dulu. Hari pertama ospek, takut telat". Teriakku dari depan pintu masuk rumah kami. Aku berpamitan dengan papaku yang masih menghabiskan waktunya di kamar mandi, entah apa yang beliau lakukan. Tapi yang ku tahu, rutinitas pagi papa sangatlah aneh. Beliau sangat suka menghabiskan waktu di kamar mandi sampai berjam-jam lamanya disaat pagi hari.

"Ene, tidak sarapan dulu nak?" Tanya mama lembut, terdengar dari ruang makan yang dihuni oleh beliau dan adikku. "No mama! Ene telat.. Ene berangkat ya. Bye mam, bye El".

Sembari dalam perjalanan menuju ke kampusku. Aku ingin memperkenalkan diri dulu pada kalian. Ada pepatah yang mengatakan 'tak kenal maka tak sayang', jadi kenalkan...

Namaku Aqueene Alwolf, anak pertama dari Jasson Alwolf, papaku yang adalah ALPA atau EX-ALPA, entahlah. Kami berasal dari Pack Koloni Bloodmon

yang sekarang beralih profesi menjadi pemilik Wolfy Cafe. Yah, lumayan terkenallah di wilayah tempat kami tinggal. Dan Shereena Verhovent-Alwolf adalah mamaku, Shewolf-Omega, dan juga ada adikku yang super duper jahiliah namun sangat care denganku, nama Elrayeen Alwolf.

Bisa kalian tebakkan? kami adalah Werewolf dengan darah murni yang berkeliaran diantara manusia biasa lainnya. Walaupun begitu, keluarga kami selalu mencoba untuk tidak terlihat berbeda dari manusia biasa. Kami kaum serigala bisa dengan gampang berbaur dengan manusia asalkan tidak dalam masa atau kejadian yang menjadi pantangan untuk kami secara pribadi. Terutama saat bulan purnama, papa akan mengurung kami dirumah dengan suasana yang sangat gelap tanpa cahaya sedikitpun karena pada saat itu, aura werewolf kami akan keluar. Warna Mata kami akan berubah menjadi merah darah, pendengaran kami bisa menembus sampai frekuensi yang tidak terkira, begitu juga dengan penciuman yang sangat sensitif dari biasanya.

By the way, kisah kami tidak seperti yang diceritakan kebanyakan komik, novel ataupun film-film yang sering aku ataupun kalian baca atau nonton mengenai werewolf, kami tidak merubah wujud menjadi serigala, melolong atau bahkan menumbuhkan taring dan bulu-bulu disekujur tubuh ketika bulan purnama. Haha, terasa menggelitik ketika aku membaca cerita-cerita yang berlebihan mengenai kaum kami. Sekali lagi ku tegaskan, itu hanya dalam karangan cerita fiksi. Yang betul hanya ketika kami yang mempunyai badan ingin berubah menjadi ke bentuk asli dari kaum kami barulah saat itu perubahan terjadi. Namun kata papaku, yang tidak bisa kami hindari sebagai darah murni adalah kekuatan yang tumbuh secara natural dalam diri dan juga ketika fenomena bulan berdarah tiba, kami para darah murni akan berubah dengan seketika menjadi wujud asli serigala dan juga kehilangan kehendak atas tubuh dan pikiran sendiri. Mungkin seperti dikendalikan oleh sesuatu yang timbul dari dalam diri yang selama ini tertidur lelap, mungkin.

Oh, satu hal lagi. Kami disebut murni bukan karena papa dan mamaku adalah werewolf sepenuhnya. Tapi karena darah Bangsawan papa yang mengalir ditubuhku dan juga adikku. Untuk mama, apakah beliau juga bangsawan? Jawabannya betul sekali, hanya saja mama terlahir dari kaum Omega. Yang pada dasarnya membedakan mereka hanyalah strata kaum kami.

Werewolf-ALPA adalah wolf yang akan selalu menjadi pemimpin (bangsawan) dalam sebuah koloni atau kawanan, yang dilimpahi kekuatan alami dari Alam untuk menjadi pelindung dalam kaum mereka dan juga yang akan selalu mengambil keputusan untuk kesejahteraan koloni.

Werewolf-OMEGA adalah wolf yang terlahir memiliki darah sang Alpa (bangsawan), namun tidak diakui (bangsawan) karena Omega tidak akan pernah memiliki kekuatan yang dimiliki oleh werewolf-Alpa. Jarang dari mereka yang memiliki kekuatan alami yang diberikan alam, bahkan jika ada hanya akan dapat ditemui 2-3 werewolf dalam sebuah koloni, karena kemungkinan mereka bertahan hidup terhitung dari lahir hanya 0,01%. Tubuh werewolf-omega cenderung menolak kekuatan dari alam. Jangan tanya mengapa! Akupun sendirinya tidak tau akan hal itu.

Dan terakhir adalah kaum Werewolf-Beta, kaum yang menjadi tangan kanan para Alpa. Mereka kaum wolf yang diberkasi dengan kesetian dan kepercayaan dari para bangsawan. Karunia alam adalah ketangguhan dan rasa Loyal.

Namun ada satu peraturan yang tidak bisa dilanggar, adalah ALPA tidak boleh mengawini kaum OMEGA. Keturunan mereka akan merusak strata kaum werewolf. Jadi apakah aku dan adikku produk gagal? Tentu saja tidak. Bagi papa dan mamaku, kami sempurna.

Terlebih aku yang semenjak menginjak usia 17 tahun mulai merasakan beberapa hal aneh, tidak hanya tentang pendengaran dan penciuman yang sensitif meningkat tajam, ada beberapa hal yang belum ku ceritakan pada orang tuaku, yaitu mengenai aku bisa mengendalikan pikiran dan mental seseorang, aku bisa membaca masa depan yang terjadi dari berbagai waktu hanya sekali melihat objek, aku bisa menerawang dari jarak berpuluh-puluh mil jauhnya dengan sekali pandang mata, aku bisa begitu sangat cerdas dan tajam ketika menilai sesuatu (insting yang tajam) dan satu lagi, mataku memiliki empat warna yang terkadang aku sendiripun dibuat takut untuk melihatnya.

Warna mataku akan berubah ketika bulan purnama (merah), ketika aku ingin membangkitkan kekuatan alamiku (ungu violet), ketika aku marah (biru emerald) dan ketika sesuatu berbicara dalam otakku (abu-abu).

Berbicara? Haha, mungkin terdengar gila.. namun terkadang aku merasa ada orang lain dalam diriku. Ketika dalam keadaan genting atau sendiri, aku bisa merasa seseorang memanggil namaku dan menyebut namanya seperti; "Aqueene-Demicielle", hal yang selalu muncul dan terdengar kemudian warna mataku akan berubah menjadi abu-abu seluruhnya.

Aku tidak seperti werewolf kebanyakan, sedikit berbeda lebih tepatnya. Aku tidak tau siapa wolfku. Aku tidak pernah berkomunikasi dengannya bahkan merubah wujud pun aku bingung bagaimana caranya. Wolfku seperti sedang tertidur untuk waktu yang cukup lama. Dibandingkan anggota kekuargaku yang lain, mereka sudah terlahir dan tumbuh besar bersama wolf mereka.

Okey.. back to the point, beberapa kali aku mengulik tentang bagaimana papaku mendapatkan kekuatan alaminya, tidak jauh beda denganku. Pendengaran, penciuman dan juga insting dan kecerdasan yang tajam. Tapi tidak dengan yang lain-lain. Ayahku memiliki satu kelebihan lain lagi yaitu beliau bisa tau dengan pasti mendeskripsikan sesuatu dengan tepat tanpa melihat terlebih dulu dan juga ayahku bilang ketika momen bloodmoon ayah bisa berkomunikasi dengan para leluhur.

Fakta mengejutkannya adalah aku lahir tepat disaat bloodmoon melanda Negara tempat tinggalku sekarang tepat 18 tahun lalu dan saat itu ayah sedang berkomunikasi dengan Leluhur yang memberkatiku. Aku pikir mungkin itu salah satu sumber karunia alamiku saat ini.

#

Aku telat tiga menit dari jadwal yang seharusnya. Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru sudah dimulai, aku masuk dalam kelompok Mahasiswa yang terlambat ku pikir. "Yaoloh! Apes banget dah hidup gw". Batinku sembari merasakan gugup akibat ditatap para seniorku dengan sinis. Mau bagaimana lagi, aku telat dan harus menerima hukuman tambahan dari mereka tentunya.

"Hey kau..." Ucap salah satu senior tampan, eh apa sih Ene.. sempat-sempatnya memuji disaat seperti ini. Senior itu menunjuk ke arahku, piluh dingin di dahiku makin bercucuran saking gugupnya. "Sa..saya senior?". Matanya menceling sinis ke arahku, membuatku tidak berkutik seperti kucing kecebur kolam. Atau mungkin saja bisa dibilang serigala kecebur air sungai. "Bagaimana ini" batinku.

"Maju sini!". Aku melangkah dengan perasaan takut dan gugup, semua mata memandang ke arahku, menjadikanku pusat perhatian. "Saya selaku presiden BEM ingin menjadikan teman kalian sebagai salah satu contoh yang bisa kalian tiruh cara berpakaiannya, namun jangan kalian tiru sikap terlambatnya! Mengerti?"... "Mengerti senior" ucap mahasiswa serempak, bahkan aku mengatakannya juga dalam hati.

Aku kira bakalan dimarahi, tapi senior ganteng itu malah menjadikanku contoh untuk para Mahasiswi. Bangga? Tentu saja tidak.. aku tidak bisa bangga disela kesalahan yang ku perbuat. Papa selalu mengajarkanku untuk tidak cepat merasa puas diri atau bahkan tinggi hati saat aku sendiri bisa saja melakukan kesalahan kapanpun itu.

Namanya Arrone Maagsolf, presiden Mahasiswa tahun ke tiga.

Tapi apa ini? Ada perasaan aneh yang ku rasa, seperti.....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Winda
Satu kata, Suka👍
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status