Share

BAB 5

Aku dan Lucia berada di satu mobil ketika papa menawarkan diri untuk mengantar kami. Suasana tenang dan terkesan diam nan hening menyerbu kami, entah vibe apa yang mereka berdua bangun setelah berjalan-jalan pagi tadi. Yang jelas aku hanya melihat kecanggungan ataupun sejenisnya menyapu suasana di dalam mobil pagi ini.

Sesampainya kami di kampus, papa menyapa dengan senyum khas yang akhirnya terlihat olehku. Satu kecupan mendarat di dahi. "Good luck for today honey :) belajar yang giat". Sembari memutar balik mobilnya dan pamit. Aku dan Lucia berjalan menuju kelas kami yang akan dimulai setengah jam lagi.

Di perjalanan aku menanyakan semua hal yang terjadi antara papa dan Lucia setelah menimbang-nimbang rasa penasaranku. 

"Jadi.. apa yang kau bicarakan dengan papaku?". Lucia hanya terdiam sembari menatap lurus ke depan.

"Tidak ada Nona.. hanya tentang predikat calon Alpa yang ditetapkan untuk anda". Langkahku terhenti, aku memutuskan untuk bertanya semua hal yang ingin ku dengar lebih sebelum kami sampai di kelas. 

"Jelaskan padaku Lucia.. banyak hal yang ingin aku ketahui juga". Lucia hanya diam dan mengangguk mematuhi keinginanku. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju kelas dengan langkah pelan.

Belum jauh langkah kami beranjak dari tempat pemberhentian, tanganku ditarik oleh seseorang, membuatku sontak kaget, begitu juga dengan Lucia. Walaupun cukup terkejut namun ia dengan cepat merubah wajahnya menjadi tenang. 

"A..Arrone...".

Mataku terbelalak tidak percaya, lelaki yang tengah menarik tangan dan berdiri tegap di hadapanku adalah Arrone, mate-ku. Jantungku terasa berdetak dengan irama abnormal sekarang. Aku merasakan Dami mulai membuka komunikasi mindlink denganku

"Mate.. mate.. mate...".

Desiran auranya memancar pekat, kali ini tercium aroma tubuh Arrone yang khas menusuk sampai di anganku.  Menebak dari sikap wajah kaget sepersekian detik yang ia tunjukan  kemudian kembali berubah menjadi tenang, menggambarkan adanya perubahan padaku yang terlihat olehnya.

"Arrone Maagsolf.. MATE!.." aku mendengar suara Dami yang mencoba mengambil alih tubuhku. Disisi lain aku merasa cengkraman Arrone semakin kuat. Sedikit terasa nyeri dibagian yang ia genggam. 

"Sudah ku duga! Werewolf hah?" Ucap arrone dengan senyum sinis menatapku. "Wait! Dia tidak tau kalo aku adalah matenya?" Batinku.

"Dia tau Ene.. dia hanya berpura-pura!" Ucap Dami. Lucia menghardik genggaman Arrone hingga membuatnya sedikit meringis kesakitan, begitu juga denganku.

"Jangan mencengkramnya seperti itu jika ingin berkenalan, Tuan muda keluarga wolf-Maagsolf, calon Alpa Redmood :)". Ucapan Lucia terdengar sarkas dengan ekspresi yang tetap tenang. 

"Haha... Maafkan saya tidak memperkenalkan diri dengan baik. Tapi siapa gerangan anda dan gadis ini?". Alis kanan arrone terangkat menampakkan mimik meremehkan darinya yang seketika saja menguji kesabaranku. 

Masih dengan tatapan tajam yang ku arahkan ke arrone, ingin rasanya aku menerkamnya dengan taringku.. menjadikannya mangsa pertama percobaan taring dan cakar wolfku.

"Mohon maaf tuan muda, jika anda calon Alpa seharusnya anda memiliki wawasan luas untuk hanya sekedar tau siapa saya dan juga gadis ini" ucap Lucia kembali terdengar sarkas, namun kali ini Lucia yang memandang remeh Arrone. Tatapan yang berhasil merubah wajah lelaki yang sok-sokan menjadi sangat masam kelihatannya. 

Aku begitu puas menertawakan Arrone dalam hati. "Kalo begitu kami permisi dulu tuan, kami ada kelas pagi". Lucia menarik tanganku dan segera ku sambut dengan tatapan acuh pada lelaki yang aroma tubuhnya selalu saja menjadi candu bagiku. Tapi bagaimana bisa dia adalah Mate-ku.

"Lucia" Panggilku membuat jalan kami semakin melambat dan sejajar.

"Ya Nona?" Aku tersenyum mendengar dia memanggilku dengan sebutan Nona. Panggilan asing namun terasa nyaman di telingaku. 

"Hm.. Lucia, apakah arrone adalah mate-ku?" Entah polos atau idiot, aku mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas adanya. Aku melihat lucia tertawa mendengar ucapanku.

"Bukannya Dami sudah memberitahu anda Nona?". Ucap Lucia tenang..

"Ka.. kau tau Dami?".

Lucia hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku, sebelum akhirnya kami sampai di dalam kelas dan mulai bersiap menikmati masa-masa menjadi Mahasiswa yang kurang menyenangkan namun terlihat sedikit menarik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status