#.Pov Arrone
Hai, aku Arrone Maagsolf calon Alpa koloni Redmoon. Sebentar lagi hari pelantikanku sebagai Alpa dalam kaumku tapi sejujurnya aku belum siap untuk itu. Papa memintaku untuk menemukan mate-ku secepatnya sebelum aku dilantik agar pelantikanku bisa disertakan dengan pelantikan mateku menjadi Luna dalam koloni kami.
Tapi siapa werewolf mate-ku? Akupun sudah jenuh untuk mencari. Godwolf pun sama sekali belum memberikan akses untuk menentukan mate bagiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari Koloni dan mencari lebih jauh, siapa tau alam berpihak mempertemukanku dengan werewolf yang pantas untuk disandingkan denganku sang Calon Alpa ini.
Hampir 3 tahun lamanya aku bergutat di dunia manusia sembari bergumul dengan studi yang ku ambil sampai satu ketika wolfku bernama Eguardo
yang seringnya ku panggil Eg bereaksi diluar dugaanku melihat salah satu manusia cantik berjalan tepat ke kami."Jangan gila Eg! Dia manusia". Hardikku menyadarkan wolf-ku pada pilihannya.
"Mate.. Mate... Mate...". Suara Eg memenuhi isi kepalaku. Aroma tubuh gadis itu tidak bisa ku jelaskan dengan detail. Hanya saja, bau yang dihasilkan dari tubuhnya menjadi kesukaan dan canduku.
"Siapa dia?" Batinku mempertanyakan latar belakang gadis yang membuat Eg hilang kontrol dari arahanku. Mata cokelat pekat yang Indah, wajah menawan dan proporsi badan yang ideal. Hampir mendekati kriteriaku secara keseluruhan, hanya saja dia manusia.
"Arrone, dia yang akan menjadi mate kita!" Ucap Eg membuatku sedikit terkejut.
"Eg! Sadarlah dia manusia". Aku mencoba menyadarkan wolfku dari keras kepalanya, "yang benar saja! Masa iya mateku berasal dari kaum terlemah?!" Gerutuku dalam hati, merasa gemas dengan tindakan Eg hari ini. "Bagaimana mungkin calon Alpa sepertiku menjadikan manusia sebagai Luna untuk bersama-sama denganku memimpin sebuah Koloni, bagaimana keturunan kami nantinya?dan seperti apa tanggapan kaum koloniku".
Wolf gila ini hanya tersenyum meremehkanku, aku sungguh dibuat geram dengannya kali ini. "Kau lupa Ar, aku wolf dengan insting kuat. I'm the Alpa!" Ucap Eguardo sarkastik padaku. "Apa mungkin....?". Baru saja aku ingin mengatakan apa yang menjadi pemikiranku, namun Eg, dengan terburu-buru memutuskan komunikasi antara kami.
Sungguh serigala gila!Hari-hari berlalu, selalu saja gadis itu membuatku tertarik ke arah aroma tubuhnya yang sungguh menggiurkan menusuk ke angan-anganku. Wajahnya yang cantik terbayang selalu memenuhi isi pikiranku. Setiap kali dia berada didekatku, Eg selalu terpancing dan lepas kendali.
"sepertinya bukan aku yang membutuhkan mate sekarang, tapi Eguardo!".
Sampai pada saat aku melihat hal yang diluar dugaan. Gadis itu menuruni mobil dengan seorang pria yang mengeluarkan aura 'Alpa' dan juga anak perempuan disampingnya...? Tapi aku tidak pernah melihat mereka dipertemuan antar koloni.
"Siapa mereka?!". Pikiranku bercabang-cabang, ingin mencari tau dengan signifikan, jika benar gadis itu adalah kaumku, maka benar kata Eg dia akan menjadi Lunaku. "Lalu laki-laki itu siapa? Apakah dia ayahnya? Sang Alpa? Koloni mana?". Semua pertanyaan itu muncul dan berputar-putar dikepalaku.
"Arrone bodoh! Perkenalkan dirimu pada mereka, instingku tidak pernah salah". Lagi-lagi Eg mengeluarkan kata sarkasnya padaku..
"Jangan membuat aku emosi dan mengurungmu untuk waktu yang lama Eguardo!". Aku berjalan mendekati gadis itu, meraih lengannya dan... Kalian tau apa yang kutemui darinya, dia tidak hanya sekedar cantik namun sungguh sangat menawan. Dan matanya... Warna matanya berubah ketika aku menatapnya, desir aliran darahku mengalir begitu cepat, aroma khas tubuhnya menusuk kedalam irama jantungku.
"Sungguh cantik!" Batinku..
Aku melihat matanya berubah dari cokelat pekat menjadi abu-abu dan kembali menjadi cokelat. Eguardo pun bereaksi diluar dugaanku". Tenanglah Eg, kontrol dirimu dan jangan mempermalukanku!".
Eg mengabaikan perkataanku, ini tidak bisa dibiarkan. Sebelum dia membuatku malu, aku ingin bertindak terlebih dahulu.
"sudah ku duga! Werewolf hah?!".
Aku tersenyum penuh kemenangan membenarkan dugaanku. Namun aku terkejut saat gadis ber-aura putih namun mencekam disampingnya seketika menghardik tanganku dengan kasar, membuatku sedikit berdesis nyeri dengan pukulan tangannya.
"Jangan mencengkramnya seperti itu jika ingin berkenalan, Tuan muda keluarga bangsawan Maagsolf, calon Alpa Redmood :)". Aku cukup dibuat terkejut dengan terbongkarnya identitasku di depan mereka, tapi sebisa mungkin aku mencoba tenang.
"Arrone! Berhentilah bersikap kekanakan. Dia Lucianna, Noblesse penjaga kaum keturunan berdarah murni para bangsawan werewolf!". Eg dengan tatapan dan ucapan sinisnya memberitahu informasi yang cukup terlambat untuk ku ketahui sekarang.
"Sial, Eg! Kenapa kau baru mengatakannya, apa yang harus ku lakukan sekarang?!".
Aku mencoba mengendalikan ekspresiku. Walaupun aku sedikit banyak merasa terhimpit dan salah tindakan dalam situasi ini.
"Pura-puralah tidak mengenalnya, aku pergi dulu! Aku malas meladeni kebodohanmu". Ucap Eg memutuskan mindlink dan meninggalkanku begitu saja.
"Dasar serigala gila!! Lihat saja aku akan mengurungmu nanti Eg, aku tidak main-main dengan ucapanku serigala sarkas!!!".
Aku menggerutu memaki Eguardo yang berani-beraninya meninggalkanku dalam situasi seperti ini.
"Haha, Maafkan saya tidak memperkenalkan diri dengan baik. Tapi siapa gerangan anda dan gadis ini?". Aku mengajukan pertanyaan yang tampak bodoh namun itu satu-satunya cara agar aku terlepas dari kemarahan Noblesse ini.
Aku melihat secara bergantian gadis dihadapanku dan juga Noblesse yang bersebelahan dengannya. Tatapan tajamnya sedikit menggoyahkan pertahananku, aku merasakan hawa intimidasi yang mencekam. Jika untuk ukuran werewolf beta (strata biasa) ataupun Omega, dia tidak akan berani menatapku seperti itu bahkan setelah mendengar jika aku adalah calon Alpa dari sebuah Koloni.
"Mohon maaf tuan muda, jika anda calon Alpa, seharusnya anda memiliki wawasan luas untuk hanya sekedar tau 'siapa saya' dan juga 'gadis' ini. Kalo begitu kami permisi dulu tuan, kami ada kelas pagi". Ucapan sarkas ke sekian kalinya yang ku terima hari ini.
"Sial, Aku sungguh malu!" batinku menggerutu.
Aku hanya bisa melihat punggung mereka yang semakin menjauh dari pandanganku. "Gila! Bahkan punggungnya saja cantik" batinku bergelut dengan pikiranku. "Haruskah aku mencari tau siapa gadis itu! Tapi yang pasti dia bukan hanya sekedar Shewolf beta atau omega biasa, jika sampai seorang Nobless datang untuk mengkhawalnya". Sangat menarik untuk awalan baru, pertemuan antara aku dan calon Luna-ku.
#.POV Wolf Eguardo
"Ya Moongoddess, mengapa engkau memasangkanku dengan human bodoh ini... T_T !!".
Aku sedang berada diruang tamu bersama papa dan mama, menikmati secangkir teh butterfly pea flower, bunga berwarna biru berasal dari Asia Tenggara yang dikirim oleh keluarga jauh kami sembari menunggu El pulang ke rumah."Sebentar lagi puncak bulan purnama, semoga saja El tiba tepat waktu". Ucap papa dengan sedikit menampilkan mimik wajah kuatirnya. Aku menawarkan diri pada papa dan mama untuk melacak keberadaan El.Awalnya mereka bingung bagaimana aku bisa melakukan sesuatu diluar nalar. Mengetahui dimana posisi seseorang berada terhitung dari jarak yang sangat jauh, tapi aku berusaha menunjukan beberapa hal yang selama ini bisa ku lakukan, walaupun hal ini sudah bukan menjadi rahasiaku lagi. Warna mataku berubah menjadi ungu violet, nampak dalam penglihatanku El sedang dalam perjalanan menuju rumah kami."El...". Aku mencoba berkomunikasi dengan membuka mindlink-ku.."Elrayeen.. ini kak Ene, kau mendengarku?"...Aku melihat El sekejap berh
Jam menunjukan pukul 07.15 pagi, aku bersama keluargaku menikmati sarapan pagi kami dengan nikmat tidak terlepas dari pemikiranku tentang mimpi buruk semalam."Ene maaf, papa tidak bisa mengantarmu hari ini, papa ada meeting pagi". Aku hanya tersenyum sembari mengunyah makanan yang ada di mulutku."Nanti kakak biar El yang antar pa". Sekali lagi aku hanya tersenyum dengan pipi menggembul dikarenakan mulutku yang penuh dengan makanan.Setelah selesai sarapan, kami berpamitan untuk berangkat. By the way, El sekarang tingkat akhir High-School dan sebentar lagi akan mengikuti jejakku menjadi Mahasiswa, badannya yang tegap dan sedikit kekar membuat El tampak terlihat seumuran denganku. Wajahnya pun bisa dikategorikan dalam dafta pria-pria tampan bagi banyak wanita dan aku mengakui itu. Aku mengakui ketampanan adik sematawayangku, and i'm a proud sister :)."El, Kemarin saat kalian (El dan Iko) tidak ada dirumah, kakak benar-benar tidak tau kemana kalian pergi,
Epping Forest, Inggris.#. Pov AnthoniAku sedang mengurusi perbatasan Barat wilayah Koloni Bloodmoon setelah mendengar adanya pembantaian dari beberapa Wolf liar (Rogue) yang menghantarkan kematian dari Wolf-fortress dan warrior koloni kami. Koloni Bloodmoon menjadi incaran para makhluk-makhluk yang ada di dalam maupun di luar hutan. Mereka yang tau banyak mengenai werewolf, spesifik pada koloni kami pasti akan memiliki niat untuk menanaklukan pack koloni, dikarenakan tidak adanya sang Alpa. Dan posisi kepemimpinan saat ini diisi olehku 'pemimpi strategi Koloni sementara' yang entah sampai kapan.Hampir seperempat abad, Koloni kami tidak memunculkan diri ke permukaan dan bahkan mengikuti pertemuan antar koloni pun tidak. Beberapa dari kaum kami yang hidup dibelahan negara yang jauh akan mengira jika Koloni Bloodmoon telah punah atau bahkan di
Beberapa hari lalu ayahku kedatangan tamu, dan bisa kalian tebak rumah kami kedatangan siapa? Yap! Anthoni De Cassio, pelayan setia keluar Alwolf turun temurun, bahkan kata ayahku, Anthoni sudah menjaganya sejak ia lahir, bahkan ketika pertama kali aku bertemu, sikap loyalnya sudah terlihat.Pukul 07.00 PMTepat di ruang makan, aku dan keluargaku menikmati makan malam bersama. Dan ditengah perbincangan ayahku mengumumkan hal yang sedikit banyak mengagetkanku dan tentu saja El."Papa akan urus surat kepindahan kalian, untuk sementara El akan home schooling, dan Ene.. sayang, kau akan cuti untuk sementara waktu. Bisakan?". Aku menghentikan kegiatan makanku dengan keterkejutan yang ku dapat dari papa sembari menatapnya lekat."Ada apa pah? apa ada masalah? Kenapa semuanya tiba-tiba?" Tanya El tenang, walaupun aku tau dalam dalam hati, ia pasti memberontak."Ene, El, papa dan mama minta maaf harus membuat keputusan sepihak" ucap mama mengambil alih pembicaraan
Universitas Of London, Inggris.Pagi ini aku disibukkan dengan urusan cuti kuliahku. Aku menawarkan diri untuk mengurus sendiri dan papa akan mengurus kepindahan El, agar semua urusan lebih cepat terselesaikan. Menghadap sana sini dengan tentengan berkas membuatku lelah, ditambah lagi dengan Arrone yang selalu saja mengikuti kemanapun aku pergi."Benar-benar mengganggu". Gerutuku dalam hati.Dami hanya tertawa mendengar celotehanku. "Temui dia Ene, biar dia berhenti mengikutimu"."Haruskah?". Dami hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku."Keluarlah! Aku ingin bicara". Ucapku, mencoba me-mindlink Arrone.Tidak berapa lama dia muncul dibalik pilar besar yang ada ditengah koridoor kampus. Ketika dia mendekat
"siapkan seperlunya saja untuk dibawa, tidak usah membawa semuanya". Ucap papa."Okeh pa" papa tersenyum, kemudian berlalu pergi.Aku memasukan barang-barang keperluanku seadanya dalam ransel milikku. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal aku menyusul El, papa dan mama di ruang tamu. Aku beranjak memperhatikan mereka yang sepertinya sedang memperbincangkan sesuatu namun terhenti ketika merasakan kehadiranku.Tersenyum pada mereka adalah hal terbaik ketika mereka merasa aku tidak akan tau apa yang dibicarakan oleh mereka. Terkadang mereka lupa jika aku bisa mendengar dengan lebih tajam berkali-kali lipat melebihi pendengaran mereka."Huff...." Dengusku kesal dalam hati."Santailah Ene, mereka pasti punya tujuan yang baik, walaupun mereka tidak ingin memberitahumu". Ucapan Dami ada benarnya, aku mencoba berpikir rasional seperti apa yang Dami lakukan."Saatnya berangk
Perbatasan Hutan Empping, Inggris"Saya akan mengkhawal kalian sampai di Castle Wolf Bloodmoon".Seketika kabut hitam yang menutupi jalan hutan bergerak kearah kami dan menyelimuti kami secara pribadi, membuat kami tidak terlihat. Mama dan Papaku secara perlahan merubah wujud human mereka ke bentuk wolf. Dan ini kali pertama aku melihat wujud wolf papa. Aku mengenal mommy Jacea (panggilan untuk wolf mamaku) & Iko yang adalah wolf El. Tapi untuk wolf papa, sedikit terasa awkward untuk berjumpa dengannya secara langsung.Papi Dave, sebutan untuk wolf Papa. Aku jarang mendengar papa membicarakannya, bahkan hampir tidak pernah. Aku mengetahui papi Dave hanya dari mama dan mommy Cea ataupun dari Iko dan El.Iko mengambil alih tubuh El dan merubah wujudnya."lalu aku?". Aku bahkan
Castle Koloni Bloodmoon, Empping Forest.Setelah selesai menyantap makanan yang disajikan, Anthoni meminta para wolf pelayan mengantarkan aku dan El ke kamar agar kami bisa beristirahat terlepas dari orang tua kami. Tn. Severus dan Lucia yang masih tinggal diruang makan membicarakan beberapa hal yang menurutku mungkin cukup penting.Aku membiarkan mereka, menunda rasa keingintahuanku dan tidak ingin ikut mencampuri privasi diantara mereka. Aku begitu yakin jika kembalinya keluarga kami ke koloni adalah hal yang akan mendatangkan kegemparan diantara para rakyat Koloni lainnya dan mungkin juga beritanya bisa sampai ditelinga para kaum dan petinggi lain.Saat aku mengitari Castle menuju ke ruangan yang disiapkan untukku, aku dibuat takjub dengan indahnya p