Share

FLASHBACK 2

Luna sekarang berada diruang tunggu sambil menunggu Papa bram yang sedang berbincang bersama dokter nya Lala.

Air mata Luna jatuh ketika ia mengingat bahwa papa nya lebih sayang sama Lala ketimbang dirinya.

Disaat Luna menangis tanpa sadari ada anak kecil berusia 6 tahun mengampiri nya dan duduk tepat disebelah nya.

"Kaka cantik kenapa nangis?tanya anak kecil itu kepada Luna. Luna yang terkejut langsung menolehkan pandangan nya ternyata anak lelaki yang memakai baju pasien serta mata nya yang sayu , dan bibir yang pucat.

"Ohh engga kok , kaka engga nangis, ohiya kamu sendiri kok bisa ada disini.

"Raka bosen kak, tiap hari harus berada dalam kamar , Raka pengen nghirup udara Segar makanya Raka jalan - jalan kesini."

"Ohh nama kamu Raka, kenalin nama kaka Luna tapi panggil kak una juga boleh."

Anak kecil itu tersenyum melihat Luna ia pun menjulurkan tanggan nya sebagai salam perkenalan.

"Raka , kalo kaka boleh tau Raka sakit apa."

"Kata mamah , Raka harus di obatin terus sama pak dokter jadi Raka harus nurutin semuaa apa yang dibilang ama pak dokter, biar Raka bisa sembuh."

Mendengar itu membuat Luna merasa iba terhadap Raka.bagaimana bisa anak sekecil ini sudah harus menanggung beban yang begitu berat.

"Raka tau engga Kalo Raka itu persis banget sama superhero."

Anak kecil itu tertawa aneh mendengar Luna mengatakan bahwa dirinya mirip superhero .

"Masa sih kak?

"Iyah , soalnya Raka kuat banget sama seperti superhero selalu kuat dalam keadaan apapun."

"Seharusnya kaka juga jadi superhero, biar kuat kek Raka."

Luna tersenyum karna Raka menyemangati dirinya untuk menjadi Kuat.Tak lama suster datang menjemput Raka.

"Raka, ayo ikut suster kamu harus kembali ke kamar entar kalau mamah tau dia bisa khawatir."


"Yahh..Raka lagi asik ngobrol sama kaka cantik."

"Raka mau buat mamah khawatir , Raka kan masih belum stabil kondisinya, ayo ikut suster."

"Kaka cantik jangan lupain Raka yah, Raka mau ke kamar entar mamah khawatir sama Raka."

"Kaka Luna ga bakal kok lupain Raka, entar kalo Raka sembuh kaka mau ngajak makan eskrim , mau engga?

"Horee mau banget kak,Raka janji deh bakalan sembuh biar kita bisa makan es krim bareng."

Raka melambaikan tanggan nya ke arah Luna sebaliknya Luna pun juga begitu. Semakin Lama Raka sudah tidak terlihat lagi, Tiba- tiba Papa Bram datang menarik tanggan Luna.

"Ikut saya."

"Pah , tanggan Luna sakit jangan ditarik pah."

"Kamu sekarang harus donorkan darah buat Lala."

"Pahh tapi Luna takut ."

"Saya Engga peduli , kamu tuh emang gatau diri berani nya nyelakain Lala."

"Bukan salah Luna pah,Lala yang minta Luna dorong lebih laju trus Luna gamau , tiba- tiba Lala mau mukul Luna dan tak sengaja Lala jatuh dan kepala nya terkena batu."

"Kamu masih bisa mengelak, hanya kamu yang ada disitu dan itu sudah tentu salah kamu ,sekarang pergi donorin darah buat Lala."

Luna mengikuti apa yang dikatakan Papa Bram , Ia mendonorkan darah nya untuk Lala.

Satu jam kemudian...

Luna terbaring di kamar rumah sakit, kepalanya masih pusing tidak ada siapa- siapa disana selain dirinya dan bayangan nya sendiri .

Sedih itulah yang Luna rasakan sekarang .Luna hanya melihat bayangan dirinya yang kesepian bahkan disaat kondisi begini orang- orang terdekat nya tidak ada satu pun yang menemani.

Disisi lain Lala Mulai siuman , Ia melihat ada mama , papa dan galang tersenyum melihat dia siuman.

"Lala akhirnya nak kamu siuman." Ucap mama yang merasa senang melihat putri nya sudah membuka matanya.

"Galang." Satu ucapan yang terlontarkan dalam mulut Lala melihat galang memegang tanggan nya yang begitu erat.

"Iya La , aku ada disini ."

Melihat itu membuat Papa Bram yakin bahwa akan menjodohkan Lala dengan Galang , meskipun sekarang mereka masih SMA tapi papa Bram ingin mereka bertunangan terlebih dahulu. 

" Lala apa papa boleh minjem Galang sebentar."

"Yah papa , Lala masih pengen ngeliet Galang."

"Sebentar aja kok ,papa janji deh bakal ngebalikin lagi."

"Janji yah papa awas aja kalo Galang ga di bawa kesini lagi."

Mendengar itu membuat Galang tersenyum kepada Lala. Papa Bram membawa Galang ke depan pintu kamar Lala. Ia pun mengatakan sesuatu kepada Galang.

"Lang ,kamu cinta kan sama Lala?

Satu pertanyaan yang dilontarkan papa Bram untuk Galang. Tanpa mereka sadari ada satu hati yang berharap Galang menjawab tidak untuk nya. Ya, Luna berada tidak jauh dari mereka tadinya ia berinisiatif melihat keadaan Lala tapi ia sudah keduluan melihat Papa Bram berbicara dengan Galang . Bahkan Ia juga mendengar apa yang dikatakan Papa Bram.

"Please lang , jawab tidak." Ucap Luna didalam hati.

"Iya  om saya cinta Lala."

Seketika air mata Luna sudah tidak bisa terbendung lagi , perlahan air mata itu pun jatuh ia tidak percaya kenapa Galang begitu mudah mengatakan jika Ia mencintai Lala.

"Om seneng mendengar nya, gimana nanti 6 bulan lagi kalian akan ngadaian acara pertunangan."

"Saya ngikut bagaimana yang baik nya aja om."

Papa Bram tersenyum ke arah Galang , mereka tidak menyadari sama sekali bahwa ada Luna yang mendengar itu semua. Papa Bram kembali ke kamar Lala bersama Galang.

Hampa ? Yaitulah yang dirasakan Luna sekarang. Ia sekarang duduk ditaman sambil  menangis. Disaat Luna menangis ada seseorang yang memberinya sebuah tisu.

"Nih ,hapus deh air mata Lo."

Luna menoleh dan ternyata itu adalah Galang.

"Galang kok bisa tau Luna ada disini."

"Ya dong kan insting gue kuat banget kalo sama lo."

Luna mencoba tersenyum bagaimana bisa Galang bersikap seperti ini kepada nya padahal Luna tau jika Galang pasti hanya pura- pura peduli .

"Gausah Lang, ohiya Luna mau pulang dulu , dadah."

"Yaudah gue anter."

"Gausah Galang kan harus jagain Lala ,lagian Luna gapapa kok pulang sendiri di depan kan ada taksi."

Luna tersenyum ke arah Galang dan berjalan menuju taksi untuk pulang.

Galang hanya bisa diam tak berkutik kenapa Luna tiba- tiba berubah kepadanya.

Luna menaiki taksi ia juga membuka kaca nya dan melambaikan tanggan ke arah Galang sebaliknya juga begitu Galang melambaikan tanggan ke Luna.

Sesampainya dirumah Luna merebahkan dirinya di kamar , ia mencoba menutup matanya sekejap ia tidak ingin melihat dunia nya yang buruk.



Beberapa jam kemudia Lala sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah .

"Huaaa Lala ga betah lama- lama dirumah sakit ,enakkan dirumah bisa ketemu Galang ."

Lala memegang tanggan Galang . Papa dan Mama dari tadi senyum- senyum melihat Galang dan Lala semakin dekat. Luna turun dari tangga ia menghampiri Lala.

"Lala ...udah sembuh Luna seneng banget."

Luna memeluk Lala tetapi Lala lansung mendorong tubuh nya Luna.

"Gausah sok baik , gue begini karna Lo."

"Kamu siapa yang nyuruh kamu turun dari kamar , jangan ngerusak hari bahagia kami , sekarang kembali ke kamar." Ucap Mama kepada Luna bahkan tidak seseorang pun yang membela nya termasuk Galang. Luna kembali ke kamar nya dari situ ia mendengar canda tawa bahagia mereka tanpa dirinya.

  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status