Share

Janji Galang

Luna sudah bersiap- siap dengan menggunakan pakaian yang berwarna hitam. Ia menuruni tangga tanpa sengaja ia berpapasan dengan Galang .

"Loh lun, kamu mau kemana?

"Iya lang, aku mau ikutan yasinan dirumah Raka."

"Bentar deh Raka itu siapa?

"Raka itu anak kecil yang ga sengaja aku ketemu di rumah sakit , padahal kami ada janji jika dia sembuh aku akan ngajak dia makan eskrim tetapi tepat tadi pagi dia sudah meninggal dan sekarang aku mau ikut yasinan."

"Aku ikut deh, biar kita barengan."

"Bukan nya kamu ada janjian sama Lala, aku bisa pergi sendiri kok lagian Arga udah ada di depan."

"Arga? anak baru di IPA kan."

"Iya , kamu tau ya Lang."

"Aku tadi pagi engga sengaja ngeliat kalian makan bareng di kantin, pake acara ketawa- ketawa lagi." Ucap Galang dengan mengalihkan pandangan nya ke arah lain , agar Ia tidak ketahuan cemburu .

"Yaudah deh Lang ,aku pergi dulu yah kasian Arga nunggu lama."

"Eitss ..kamu sama aku , gausah sama dia aku ikutan."

Luna terkadang merasa aneh dengan sikap Galang yang sering berubah- ubah terhadap nya terkadang memberikan kesan seolah- olah ia menaruh perasaan kepada Luna tetapi semenjak hari pengakuan Galang di rumah sakit bahwa ia mencintai Lala . Seketika membuat Luna tidak percaya dengan apa yang dilakukan Galang yang seolah- olah memberi harapan palsu ke dirinya.

Tanpa menunggu aba- aba dari Luna , Galang memegang tanggan nya dan membawa nya ke luar rumah. Arga yang dari tadi sudah menunggu Luna, tiba- tiba disuguhi pemandangan dimana Galang memegang tanggan Luna yang cukup erat.

Luna merasa tidak enak kepada Arga dan ia pun mencoba melepaskan tanggan nya dari gengaman Galang. Tetapi hasil nya nihil , Galang begitu erat memegang tanggan nya.

"Lun kita jadi kan pergi yasinan ke rumah Raka?

"Iya Ga jadi kok , ohiya Lang kamu beneran mau ikut entar Lala nyariin kamu gimana?

"Soal Lala gausah dipikirin entar aku kasih tau ,Yuk kita pergi kamu sama aku ."

"Gabisa gue udah janjian bareng sama Luna berdua , jadi lo sendiri aja perginya."

"Enak aja lo , Luna bareng gue titik."

"Asal lo tau gue tuh udah janjian sama Luna tadi pagi , jadi lo mendingan lepasin tuh tanggan nya, intinya Luna bareng gue titik ga pake koma."

" Lo ngajak ribut sama gue , ayo dilapangan tuh luas ."

"Ayo siapa takut."

Galang melepaskan tanggan Luna dam pergi kelapangan bersama Arga untuk adu kekuatan otot. Tak mau telat Luna pergi sendiri naik taksi yang kebetulan lewat dan meninggalkan mereka berdua, ketika taksi itu mau berangkat tiba- tiba dicegat oleh Arga dan Galang.

"Ehh Lun, turun dong kan kita mau pergi bareng jangan tinggalin gue."

"Gabisa Luna tetep bareng gue."

"Duhh gue capek ngeladenin Lo, gue tuh udah berapa kali bilang kalo Luna udah janjian bareng gue tadi pagi."

Luna pusing mendengar mereka berdebat memperebutkan dirinya , tetapi disisi lain ia bahagia karna baru pertama kalinya ia di perebutkan layak nya seperti Ratu.

Luna meminta pak sopir taksi untuk jalan . 

"Ehh Lun ,kok gue ditinggal sih ." Ucap Galang melihat taksi yang di naiki Luna sudah berjalan meninggalkan mereka.

"Gara- gara lo nih, janjian gue buat pergi bareng sama Luna batal."

Arga memasuki mobil nya dan mengikuti taksi yang di naiki oleh Luna dari belakang.Melihat Arga sudah bertindak terlebih dahulu , Galang pun masuk ke mobil dan melajukan mobil nya supaya tidak ketingalan oleh Luna.

Tanpa disadari dari tadi Lala yang sudah bersiap dengan gaun cantik berwarna pink ditambah dengan polesan make up terlihat seperti layaknya seorang Ratu. Terlihat senyuman dari wajah Lala tidak luntur , ketika ia hendak menelpon Galang tiba- tiba bel nya berbunyi.

Dengan cepat Lala berlari menuju pintu ia pikir yang memencet bel itu adalah Galang dan ternyata teman - teman nya Lala.

"Ga__ loh rupanya kalian ."

" Ya ampun La , sumpah gue sampe pangling ngeliat nya cantik banget ."

"Makasii ohiya, gue telfon Galang dulu yah , kek nya lagi dia masih dijalan deh."

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif coba ulangi beberapa saat lagi.

Ketiga kalinya Lala menelfon Galang tapi tidak kunjung juga diangkat , bahkan pesan dari Lala hanya centang satu . Lala mulai kesal , kanapa Galang tidak membalas ataupun mengangkat telefon darinya.

Ketika Lala menelpon untuk ke empat kalinya , tiba- tiba pembantu Lala yang bernama bi Mirna mengatakan bahwa Galang sudah datang tadi tetapi ia pergi bersama Luna .

"Bibi serius kalo Galang beneran pergi sama Luna."

"Iya non Lala, bibi ngeliat den Galang gengam tanggan non Luna begitu erat dan Mereka pergi bersama keluar."

Seketika mendengar itu Amarah dan Rasa kecewa bercampur aduk menjadi satu , bahkan ia sudah mengepalkan tanggan nya.Bagaimana bisa Luna seenaknya mengacaukan segalanya, padahal hari ini adalah hari yang dinantikan Lala dimana ia bisa ngedate bareng Galang. Tetapi semua hancur karna Luna. Lala meminta teman- teman nya untuk pulang , ngedate hari ini batal. 

Lala menaiki tangga sambil menangis, papa Bram yang tak sengaja melihat putri nya yang tiba - tiba saja menagis.Karna penasaran ia mendekati putri nya itu.

"Loh La , kata mama tadi kamu mau pergi ngedate bareng Galang, kok malah masih disini."

"Hikss ...papa semua nya kacau gara- gara Luna , karna Luna sengaja ngajak Galang keluar , padahal Lala sudah janjian sama Galang , hati Lala sakit pah."

Lala menangis sambil memeluk papa Bram. Selain itu papa Bram sudah memuncak emosi nya disebabkan oleh Luna. Karna Luna , impian Lala untuk ngedate bareng Galang musnah seketika.

Tidak tinggal diam Papa Bram berniat untuk menghukum Luna di kala ia pulang nanti. Untuk sementara itu Ia mencoba menenagkan putri nya Lala agar tidak Larut dalam kesedihan.

Disisi Lain Luna sudah sampai kediaman Rumah Raka ia mengikuti arahan melalui pesan.

Tak menunggu Lama Luna memasuki Rumah nya Raka yang sudah telihat banyak orang yang datang ke sini.

Disusul oleh Galang dan Arga mereka berebut tempat duduk agar berada disamping Luna.

"Kalian jangan buat ulah disini." Ucap Luna dengan suara berbisik . Galang dan Arga pun menuruti apa yang dikatakan oleh Luna. Setelah itu acara pun dimulai banyak orang yang mendoakan Raka. Bahkan mama Raka terlihat cukup tegar malam ini.

Luna dengan Khusyuk membaca yasin dan mengirimkan doa untuk alm.Raka. Tak lama acara selesai , Luna tidak langsung pulang tetapi ia membantu mama Raka membersekan semuanya. Sampai detik ini Luna masih penasaran penyakit apa yang di derita oleh Raka. Ia pun mencoba untuk bertanya lagi ke Mama Raka.

"Maap tante , saya masih penasaran sebenarnya Raka terkena sakit apa?

Mendengar pertanyaan dari Luna membuat aktifitas Mama nya Raka berhenti menyusun piring kotor.

Terlihat dari raut wajah Mama nya Raka sangat Belum siap ditinggal oleh anak semata wayang nya. 

"Raka terkena sakit . Diare Gangguan pencernaan ini memang membuat anak Anda menjadi lebih sering merasa dehidrasi. Jika kondisi semakin parah, seperti BAB berdarah hingga kejang dan pingsan, hal tersebut perlu penanganan lebih lanjut karena bisa berisiko kematian."

Mendengar itu membuat Luna , Galang dan Arga sengat tak percaya karna anak sekecil itu bagaimana bisa mengidap penyakit berbahaya. Meskipun begitu Luna masih merasa sedih sampai sekarang jika ia mengingat dimana ia dan Raka berjanji bakalan ketemu jika Raka sudah sembuh.

Setelah membantu Mama Raka bersih- bersih , Luna pamit untuk pulang karna sudah Larut malam.

Galang dan Arga dari tadi saling dorong- mendorong untuk berada di samping Luna.

Luna yang mnyadari itu langsung berbalik arah dikarnakan risih kepada mereka berdua.

"Astaga kalian berdua bisa engga sih, jangan seperti anak kecil main dorong- dorongan."

"Dia nih Lun , Masa engga ngebolehin aku jalan disamping kamu." Ucap Arga sambil menatap sinis ke arah Galang.

"Kok Gue sih , bukan nya Lo." Balas Galang dengan mata yang tak kalah sinis dengan Arga.

"Kalian berdua pulang aja duluan , kalo aku mau nungguin taksi dulu."

Tiba- tiba Galang mendapat notif dari hp nya, Terlihat panggilan masuk tak terjawab dari Lala bahkan ia juga mengirimkan pesan kepada Galang yang baru bisa dibaca nya sekarang.

"Duh Lun , sorry yah aku harus pulang dulu." Galang pamit kepada Luna , dengan tergesa- gesa ia memasuki mobil dan menacapkan Laju mobil nya. Sementara itu Arga mengeluarkan uang dan bayar ke pak taksi yang dinaiki Luna tadi. Arga memegang tanggan Luna dan menuntun nya ke arah mobil Arga.

Luna sebenarnya merasa tidak enak kepada Arga dikarnakan Arga begitu baik kepada dirinya bahkan tadi pagi dia di traktir makan oleh Arga meskipun mereka baru pertama kali kenal dan sekarang Arga membayar uang taksi yang ia naiki tadi. Luna merasa binggung bagaimana cara membalas kebaikan Arga .

"Udah Lo gausah ga enakan sama gue, santai gausah di balas pun gapapa, gue ikhlas kok."

"Kok Lo bisa tau sih apa yang gue pikirin sekarang?

"Dari wajah Lo aja udah ketebak sama gue."

" masa sih perasaan wajah gue dari tadi ekspresi nya biasa aja."

"Gue heran deh tiba sama Galang lo panggilan nya aku kamu pas giliran gue pake elo , jangan- jangan kalian pacaran yah."

"Ya engga lah , gue udah terbiasa nyaman pake aku kamu ke Galang , itu doang ga lebih lagian dia udah punya calon intinya bukan gue."

Arga hanya ber-oh ria saja. Padahal Luna memang berharap jika ia dan Galang bisa pacaran karna hanya Galang yang bisa mengerti perasaan nya. Tetapi mau gimana lagi , cinta memang Tidak harus memiliki dan juga gabisa memaksa kehendak seseorang agar punya rasa yang sama.

Luna menatap arah kaca mobil , disitu ia juga melihat dua sejoli yang berbahagia di atas motor. Jujur Luna sangat ingin merasakan bahagia sekali saja meskipun ia tidak bisa mendapatkan kebahagian itu dari papa dan mama nya setidaknya ia sangat berharap mendapatkan kebahagiaan bersama Galang.

Arga memandang Luna sekilas yang menghadap kaca mobil , Ia merasakan ada yang bergejolak didalam dirinya entah kenapa melihat Luna datar tanpa ekspresi membuatnya ingin mengukir sebuah senyuman disitu. Ia bahkan rela bolos demi gadis ini padahal mereka baru bertemu tapi entah kenapa aura Luna begitu kuat hingga Arga seperti ini.

Arga melihat ada seorang penjual eskrim , ia memberhentikan mobil nya tepat di depan penjual eskrim itu.Arga keluar dari pintu dan memesan eskrim rasa vanila. Luna merasa binggung kenapa mereka berhenti disini dan kenapa Arga keluar dari mobil. Tak lama Arga datang dengan membawa satu buah ekrim rasa vanila.

"Nih buat lo."

"Buat lo ga ada kok cuman satu."

"Gue gausah , sekarang lo mungkin butuh eskrim setidaknya segala permasalahan lo bisa terlupakan meskipun sebentar."

"Tapi lo tau dari mana kalo gue suka eksrim Rasa vanila."

"Entah la, gue nurutin apa kata insting gue doang"

"Cepet dimakan entar cair lagi."

Luna menerima eskrim yang dibelikan Arga untuk nya. Bener kata Arga setidaknya masalah Luna bisa terlupakan meskipun hanya sebentar, memang sesuatu hal yang sederhana bisa membawa kita melupakan segala apapun permasalahan itu walaupun hanya makan eskrim. Aneh bukan?

Akhirny mereka pun sampai ke depan rumah Luna. Arga melihat ada bekas ekrim di bibir Luna , ia pun mengambil tisu dan reflek mengelap bekas eskrim itu. Luna kaget melihat apa yang dilakukan Arga, entah kenapa jantung nya berdetak begitu kencang , ia langsung keluar dan pamit kepada Arga. Melihat tingkah laku Luna seperti salting di depan dirinya membuat Arga gemes.

"Eee__ ga makasii ya buat tumpangan sekaligus eskrim nya enak banget ."

"Gue___ masuk dulu , lo hati- hati di jalan."

Luna melambaikan tanggan nya terlihat meskipun tidak begitu jelas ada sebuah senyuman indah terukir diwajah cantik Luna. Arga juga membalas dengan sebuah senyuman dan pergi melajukan mobil nya menuju pulang .

Sesampainya di dalam rumah , Luna sudah melihat ada papa Bram dan mama yang duduk di ruang tamu. Meihat wajah papa Bram yang terlihat marah membuat Luna tidak berani menatap nya. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Papa Bram berdiri dari duduknya dan menuju ke arah Luna.

"Dasar anak tidak tau diri, karna kamu Lala sama Galang batal ngedate hari ini."

"Bukan Luna pah  ini pasti salah paham , tadi Galang yang mau ngikut Luna pergi yasinan ."

Mendengar jawaban dari Luna yang masih tetap membela dirinya yang tidak bersalah. Papa Bram menarik tanggan luna dengan mengambil sesebuah Rotan .

"Pah , jangan Luna engga bohong , pelase pah sakit ."

"Ini pantas hukuman buat kamu ."

Tanggan Luna berbekas sangat merah di sebelah kanan, akibat pukulan dari Papa Bram menggunakan Rotan.

Tidak sampai disitu Luna di tarik menuju Kamar nya dan Papa Bram

mengunci pintu kamar nya dari Luar.

Hancur? Ya begitulah kenapa papa nya begitu kejam terhadap luna?

Selama ini Luna berpikir apakah Luna beneran anak kandung dari papa dan mama nya atau bukan.

Bahkan mama hanya berdiam diri melihat Luna dipukul dan dikunci di kamar oleh papa Bram.

"Hikss pahh bukan pintunya, Luna gamau dikunciin , buka pah."

"Biarkan tau Rasa kamu , ini semua gara- gara kamu Lala gamau keluar dari kamarnya dan kamu harus menangung semua nya."

Papa Bram turun meninggalkan Luna di dalam kamar nya . Luna menangis sejadi- jadinya.

"Tuhan...kenapa Luna diperlakukan tidak adil begini , apa salah Luna tuhan."

"Luna hanya ingin di sayang oleh papa dan mama."

"Luna ingin bahagia seperti Lala, selalu mendapatkan perhatian lebih dari papa dan mama, Hiks..

"Apa Luna memang tidak pantas berharap untuk bahagia."

"Kenapa tuhan hiks, Luna mencoba tegar tapi apa, hikss takdir bahkan tidak melirik Luna ,Luna harus apa??

Luna menangis dalam keadaan memeluk tubuhnya sendiri. Bahkan tidak ada satupun orang yang berniat untuk menolong Luna. Disaat Luna menangis tiba- tiba telefon nya berdering.

Drrt.....drtt...drtt...

Luna melihat dan ternyata itu panggilan dari Arga , ia memcoba untuk menenangkan diri nya dan mengangkat panggilan telepon itu. Pada saat sebelum pergi ke yasinan Arga sempat bertukaran nomor dengan Luna.

"Ekhem.. ada apa Arga?

" suara lo kenapa, Lo nangis lagi?

"Engga kok , aku kek nya lagi serak gitu kan habis makan eskrim tadi jadi butuh air putih."

"Owhh , kok lo belum tidur."

"Iya aku belum ngantuk."

"Jangan tidur larut malam , entar mata Lo jadi panda lagi."

"Iya makasii , ohiya aku matiin dulu yah ."

"Good night Luna."

Luna matikan telepon nya , sementara itu ia masih meratapi dirinya sendiri kenapa kebahagiaan itu tidak memihak pada dirinya. Setidaknya Luna masih bisa bersyukur karna ada Arga dan Galang yang baik kepada dirinya. Selain itu Luna mencoba untuk melupakan masalah nya dengan tidur. 

Disisi lain Galang sedang berada taman tidak jauh dari arah rumah Luna. Ia sengaja disini untuk berniat minta maaf ke Lala dengan mengajak ia ketemu disini , Tak lama ia menunggu Lala sampai ke taman bahkan ia masih menggunakan gaun yang ia pakai tadi belum di ganti sama sekali. Lala duduk di samping Galang .

"Sorry lama." Ucap Lala sambari mengalihkan pandangan nya dari Galang.

"Kamu ga harus minta maaf La ,harusnya aku karna udah buat janji ke kamu tapi aku malah ngingkarin sendiri, kamu boleh marah kok La sama aku , Tapi aku hanya minta satu hal Luna ga salah , aku yang maksa ke dia biar aku ikutan dia yasinan."

"Bisa ga sih Lang, gausah ngebelain Luna?  Aku curiga kamu ga beneran kan cinta sama aku?

"Kamu salah La, aku cinta sama kamu tapi kita juga ga boleh ngorbanin seseorang untuk menutupi kesalahan yang kita buat La, kamu tau kan kalo Luna suka sama aku dari dulu? dan dia juga banyak yang dia korbanin , bahkan kebahagiaan nya sendiri demi orang yang dia sayangi , apa salah nya aku membela dia? Toh juga hati aku bakalan jadi milik kamu La?

"Tapi aku ga suka Lang , kamu ngebela dia seolah- olah kamu juga punya perasaan ke dia? Oh atau kamu mencintai dua orang sekaligus dalam satu hati? Jawab Lang?

"Hati ku cuman satu , dan itu buat kamu La? Aku mencoba berusaha menjadi yang terbaik buat kamu."

"Okeh kalo gitu , aku minta pembuktian dari semua yang kamu ucapin itu , Mulai sekarang jauhin Luna , kalo kamu bener- bener suka sama aku."

"Kalo itu bisa bikin kamu percaya, aku bakal lakuin demi kamu."

Mendengar jawaban dari Galang , Lala langsung memeluknya dengan senyuman yang terukir di sudut bibirnya Lala. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Orang itu pergi setelah mendengar semua yang Galang dan Luna katakan.

Galang mengantar Lala sambil jalan kaki menuju rumah, hari ini perasaan Lala sangat bahagia  karna mulai detik ini Galang  akan tetap bersama nya , dan pergi jauh meninggalkan Luna. Mereka berjalan sambil bergandegan tanggan , selain itu Lala bersandar kepalanya di bahu Galang.

Sesampainya dirumah Galang mencium kening Lala , seketika Lala menjadi salah tingkah karna ulah Galang. Melihat itu membuat Galang tersenyum sangat manis. Lala melambaikan tanggan nya ke Galang begitu juga sebaliknya Galang melambaikan tanggan nya ke Lala.

Melihat Galang sudah jauh , Lala pun masuk ke rumah dengan perasaan berbungga- bungga , ia tak menyangka Galang akan menjadi miliknya seorang bukan miliknya Luna. Sementara itu Luna sudah terbawa alam mimpi, hanya di alam mimpi Luna bisa melupakan kepedihan nya hari ini.

Sedangkan Lala bahagia diatas penderitaan Luna , Miris bukan?

Tapi mau gimana Lagi Luna tidak seberuntung Lala yang dikelilingi orang- orang yang sayang kepadanya, sedangkan Luna bahkan papa dan mamanya tidak berpihak kepada dia sama sekali, dan Galang juga sudah berjanji ke Lala untuk menjauhi Luna dari sekarang.

Di dalam mimpi nya Luna berharap jika besok ketika ia membuka matanya, setidaknya ada setitik keperdulian keluarga terhadap dirinya. Sementara Lala masih senyam- senyum sendiri di kamar nya, Ia masih terbayang ketika Galang mencium keningnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status