Share

Kontraktor dan Tingkatan

Barata terbaring lemah. Masuknya cahaya dari pusaka ke dalam tubuhnya sama sekali tidak ia duga. Sulit baginya untuk mengatakan apa yang tengah terjadi. Pada saat cahaya itu masuk ke tubuhnya, dia merasa mendapatkan kekuatan yang besar.

Kekuatan itu membuat tubuhnya semakin kuat dan mempercepat proses penyembuhannya. Luka yang ia terima dari monster singa itu cukuplah parah. Bahunya mati rasa dan nafasnya memberat. Akan tetapi ketika cahaya itu masuk ke tubuhnya, dia merasa lebih baik, seolah-olah dia mendapatkan tubuh baru.

Saat Barata bangkit untuk duduk pun dia mampu melakukannya. Padahal, dengan luka di tubuhnya, ia seharusnya sulit untuk duduk. Pandangan matanya tertuju pada pusaka di tangannya yang mengeluarkan aura sedikit lebih kuat daripada sebelumnya.

Pancaran aura itu seperti menunjukkan jika kekuatannya telah bertambah. Barata terdiam, dia mencoba mencerna apa yang tengah terjadi, minimnya informasi yang ia miliki membuat Barata tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.

“Hmm, mungkinkah pusaka ini akan bertambah kuat seiring aku membunuh banyak makhluk seperti monster singa tadi? Kekuatan yang samar-samar aku rasakan dan aku gunakan pun mirip dengan tenaga dalam. Apa mungkin menghilangnya tenaga dalam dan munculnya berbagai macam hal aneh ini saling berkaitan satu sama lain?” tanya Barata. Dia menggenggam pusaka di tangannya dengan tatapan mata rumit, lantas dia mengalihkan pandangannya ke mayat monster singa.

Ya, energi yang keluar dari monster singa itu merupakan energi kehidupannya. Setiap monster yang muncul dari pilar akan memiliki sebuah energi kehidupan yang dapat diserap oleh pusaka untuk memperkuat pusaka itu sendiri dan penggunanya.

Semua makhluk yang muncul dari pilar itu pun memiliki klasifikasi tersendiri. Monster singa yang Barata lawan merupakan salah satu monster dengan tingkat ancaman yang mengerikan. Seekor monster yang mampu menggetarkan jiwa para pendekar.

Kekacauan di dunia secara bertahap mulai sedikit membaik, dan kembalinya para pendekar membuat para penduduk bisa bernafas lega. Meski ada banyak sekali monster sekaligus entitas yang bangkit dari kematian, para penduduk tidak khawatir seperti sebelumnya.

Saat ini, muncul julukan baru untuk para pendekar yang berhasil menaklukkan pilar-pilar Ilahi. Mereka disebut sebagai Kontraktor. Setiap pusaka yang ada di dalam Pilar Ilahi memiliki roh, dan setiap roh digolongkan berdasarkan tingkatan tersendiri.

Mereka terbagi menjadi Biasa, Ajaib, Dewa, dan Ilahi. Sedangkan Monster sendiri memiliki klasifikasi tertentu yakni, Umum, Mengerikan, Bencana, dan Kiamat.

Tanpa adanya para Kontraktor ini, seluruh dunia pasti akan dihadapkan dengan keadaan yang jauh lebih mengerikan. Dengan seluruh kerajaan yang ada di Nusantara hancur tak bersisa. Kekacauan yang terjadi lagi dapat dibayangkan. Tidak hanya karena munculnya berbagai makhluk tak biasa, tapi juga kekacauan yang timbul akibat ulah manusia itu sendiri.

Kemunculan entitas yang bangkit dari kematian semakin membuat dunia menjadi tidak menentu. Jauh dari semua masalah yang sedang menimpa dunia maupun kehadiran kekuatan-kekuatan baru yang tak dapat dimengerti oleh akal walau mereka juga sudah terbiasa oleh kekuatan para pendekar.

Barata duduk bersila dalam posisi bertapa. Dia mencoba untuk memulihkan dirinya setelah dia sama sekali tidak mengistirahatkan tubuhnya secara total. Selain itu, dia juga mencoba kembali memahami kekuatan di tubuhnya serta pusaka itu.

Sering kali Barata mencoba untuk kembali berkomunikasi dengan roh Pusaka Kalimedeni, tapi dia sama sekali tak bisa melakukannya. Hal ini membuat dia putus asa, tapi mengingat kembali apa yang telah dia lalui, tidak mungkin bagi dirinya untuk terus larut dalam perasaan negatif.

“Apa yang akan terjadi jika aku bisa mengendalikan energi ini sesuka hatiku? Mengendalikannya pasti membutuhkan kekuatan yang besar, dan dengan kondisiku saat ini. Itu hanya akan menjadi keajaiban jika aku bisa melakukannya. Huft ... paling tidak, untuk saat ini aku harus bisa memahami kekuatan ini,” ucap Barata.

Dia baru saja menguliti monster singa, dan beberapa saat kemudian dia memahami kekuatan pusakanya meski hanya sedikit. Tidak mungkin untuk dirinya menguasai pusaka ini dalam waktu singkat, sedangkan kondisinya sendiri tidak memenuhi persyaratan untuk menguasainya.

Tadinya Barata menguliti, dan juga memotong daging Monster Singa. Dia tidak peduli apakah dagingnya dapat dimakan atau tidak. Saat ini, dia hanya mengkhawatirkan kondisinya sendiri, dan dia perlu asupan energi dari dalam.

Memakan daging menjadi salah satu cara baginya untuk memulihkan tenaga serta energinya. Dia bisa hidup tanpa memakan makanan selama berhari-hari, sayangnya dalam kondisi itu dia tidak akan bisa bertarung dengan baik, dan hanya akan membawa kehidupannya ke titik akhir.

Setelah membakar daging itu, dia langsung memakannya tanpa basa-basi. Rasanya cukup enak, tapi ada elemen tertentu yang membuat tubuh Barata bergidik. Reaksi itu datang secara tiba-tiba ketika dia menghabiskan beberapa potong daging berukuran besar. Barata merasa tubuhnya dipenuhi energi tak terlihat.

Dia menjadi sedikit senang, tak lagi peduli akan efek yang nantinya ditimbulkan akibat menyantap daging ini. Barata segera menghabiskan semua daging itu seorang diri. Seekor monster singa yang mengerikan berakhir menjadi santapan untuk Barata, dan membantunya untuk pulih.

“Daging monster singa cukup baik dan rasanya tidak kalah dengan daging kuda. Sebaiknya setelah ini aku beristirahat sehari penuh sebelum menjelajahi Lembah Iblis ini. Setelah itu, aku bisa pergi ke permukaan, dan mencari tahu bagaimana situasi di sana. Meninggalkan tempat ini pasti tidak akan baik, tempat ini terlalu baik untuk ditinggalkan,” ucap Barata.

Dia kembali ke gua tempat ia semula bertapa. Di sana, dia beristirahat. Dia tidak membaringkan tubuhnya melainkan memosisikan dirinya seperti sedang bertapa dengan meletakkan pusaka di dadanya.

Ia melakukan berbagai macam cara untuk memahami pusaka ini, terutama kekuatannya. Dia perlu mengetahui bagaimana mengendalikan kekuatan ilusi dan energi itu. Barata yakin, jika dia bisa menggunakannya, maka ia tidak akan mengalami kesulitan ketika bertarung nantinya. Cahaya mulai berkurang dan kegelapan memenuhi tempat itu. Di saat itulah dia semakin tenggelam di dalam meditasinya.

Lembah Iblis menjadi tempat yang mengerikan untuk penduduk sekitar. Banyak dari mereka yang terpaksa memasuki tempat ini setelah mereka dikejar-kejar oleh Entitas yang bangkit dari kematian. Mereka menyebut Entitas ini dengan sebutan Zombie.

Tidak tahu siapa yang mengatakannya, dan tidak ada yang mengerti bagaimana Entitas mengerikan ini bisa muncul. Para penduduk yang tengah dikejar-kejar tak memedulikan wajah mereka lagi. Mereka berlari sekencang mungkin. Tua, muda, anak-anak, pria atau wanita, mereka semua lari masuk ke dalam Lembah Iblis.

“Kenapa kita lari ke sini?”

“Diamlah, kita bisa memikirkan masalah itu nanti, yang penting kita masih bisa hidup!!”

“Apa yang terjadi? Makhluk-makhluk itu tak bisa mati. Orang-orang yang melawannya tidak bisa membunuh mereka. Oh, Dewa ... apa yang menyebabkan kami menerima semua petaka ini?”

“Tenang, kita harus lari! Tidak peduli tempat apa itu, kita harus ke sana. Lembah Iblis, mungkin saja ada pendekar yang bisa membantu kita di sana.”

“Hiks ... hiks ... Ibu ... Ibu ... Paman, tolong ibuku!"

Para penduduk berlari sekuat tenaga, menghindari kejaran Entitas tersebut. Ada tumpukan mayat di belakang mereka, tetapi mereka tak berhenti lari hingga mereka masuk ke dalam Lembah Iblis.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kawi Larang
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status