Share

Empat

Naira Zanna Syaquilla putri bungsu dari keluarga Abraham Andi Sanjaya dan Zania Sanjaya. Abraham terkenal sebagai pengusaha batu bara yg berhasil menguasai pasar bisnis dan menjadikan nya orang terkaya nomer 3 di dunia.

Tapi ada 1 kebohongan besar yg ia tutup rapat-rapat dari dunia, yakni keberadaan putri bungsu nya. Saat Aira masih kecil Bram sangat menyayangi Aira melebihi kakak-kakak nya bahkan, Aira lah yg menjadi prioritas Bram setelah istri nya Zania. Sebelum kejadian tragis 11 tahun silam yg merenggut calon adik nya Aira

Flashback 11 tahun yg lalu

"Mamah ayo beli escream" ucap gadis berkuncir dua dengan mata bulat besar berwarna kecoklatan dan memakai dress selutut berwarna blue dark.

"Iyaa sayang ayoo" balas wanita yg berumur 30 tahun dengan dress yg sama seperti gadis kecil itu.

Gadis kecil berambut merah kecoklatan sangat senang karena sang mamah akan membelikan ia es cream, gadis mungil bermata bulat itu berlari ke tukang es cream yg sedang berhenti di depan taman.

Karena ia tidak memperhatikan jalan, dari arah kanan terlihat truk yg kehilangan keseimbangan ny akibat rem yg blong.

Sedangkan wanita yg dipanggil dengan sebutan mamah itu terkejut melihat truk kehilangan keseimbangan dan akan menghantam badan putri kecil nya. Tanpa berfikir 2 kali ia segera berlari untuk menyelematkan putri bermata bulat itu.

Saking senang nya ingin dibelikan es cream, Aira kecil tidak mendengerkan suara klakson dari truk besar itu. Sebelum badan mungil milik Aira terhantam badan truk terlebih dahulu ada sebuah tangan yg mendorong badan Aira ke arah trotoar dan menggantikan nya dengan badan seseorang itu.

Gubrak

Kecelakaan tidak bisa dihindarkan. Truk oleng tadi menghantam tubuh wanita berusia 30 tahun yg mengenakan dress berwarna biru tua dan mengakibatkan wanita itu terseret sejauh 1 meter dan kemudian truk menabrak pohon besar di ujung taman.

Gadis kecil bermata bulat itu terdiam terpaku melihat dress yg dikenakan oleh sang mamah di penuhi oleh darah, melalui hidung, kepala dan juga kaki. Ia juga menyaksikan detik-detik sebelum tubuh mamah nya di hantam truk besar tadi.

"MAMAHHHH" teriak Aira.

Warga yg menyaksikan kecelakaan itu berbondong bondong menyelamatkan tubuh wanita yg sudah tidak sadarkan diri.

Lelehan air mata mengaliri pipi chubby milik Aira, Aira berlari menghampiri mamah nya yg sudah tidak sadarkan diri tanpa mengiraukan bahwa ia juga terluka parah akibat dorongan yg sangat kuat.

"Mamah bangun mah.. hiks maafin ana hiks... Mamahhhhh" Isak Aira

"Panggil ambulance tolong" teriak Aira kepada warga yg sudah mengerumuni tubuh mamah nya tanpa memberikan bantuan.

Kelakuan +62 udh tau kecelakaan mlh ngerumpi canda ngerumpi wkwk.

Salah satu warga menelfon ambulance untuk segera membawa wanita korban kecelakaan ini ke rumah sakit.

Dress biru tua milik Aira sudah dipenuhi oleh darah yg berasal dari mamah nya. Aira tidak memperdulikan nya yg terpenting ia bisa menyelamatkan sang mamah terlebih dahulu.

10 menit berlalu mobil ambulance datang dan segera membopong wanita itu dan di naikan diatas brangkar yg disediakan oleh pihak rumah sakit.

Aira tidak melepaskan genggaman tangan nya dari tangan penuh darah milik sang mamah .

Keadaan Aira juga memperihatinkan dengan luka di kening akibat terhantam bahu trotoar dan juga kaki nya yg keseleo.

Mobil ambulance yg mengangkut Zania tiba di rumah sakit swasta terbesar di daerah jakarta.

Suara brangkar didorong terdengar memenuhi lorong rumah sakit yg sedang ramai dan semua orang segera memberi jalan untuk korban kecelakaan yg membutuhkan pertolongan segera.

Aira hanya bisa menangis menatap wajah Zania yg tidak terlihat akibat tertutup oleh darah nya sendiri.

"Hiks mamah maafin ana.. Hiks"

Tubuh Zania sudah tiba di ruangan UGD untuk segera menyelamatkan nyawa nya.

Disaat Aira ingin masuk ke dalam untuk menyusul Zania. Muncul suster yg menghalangi jalan nya karena tidak ada yg boleh masuk selain dokter dan juga suster yg sedang bertugas

"De ade sama kakak suster aja ya" ucap suster cantik itu.

"Enggaaaaa. Hiks Aira mau temenin mamah suster.. hiks" jawab Aira

"Kamu harus di bersihin dulu luka nya, nanti infeksi loh" seru suster.

"Mamah... Mamah.." suara Aira makin melemah dan pandangan nya pun mulai mengabur. Aira pingsan.

Suster yg bertugas menjaga Aira pun panik dan segera mengendong tubuh mungil milik Naira untuk mengobati luka nya.

☁️☁️

6 jam berlalu

Aira sudah tersadar dari pingsan nya. Mata bulat berwarna kecoklatan itu terbuka perlahan lahan dan hal yg pertama kali Aira lihat adalah langit-langit putih dan bau obat-obatan memenuhi indra penciuman nya.

Gadis kecil yg masih berpakain rumah sakit itu segera beranjak dari kasur dan mencopot selang infus yg terdapat di tangan kanan nya mengakibatkan darah segar keluar.

Dengan jalan yg tertatih tatih Aira menyusuri koridor rumah sakit untuk menemukan ruangan mamah nya di rawat. Orang orang yg berlalu lalang pun merasa iba melihat Aira yg berjalan dengan tertarih tatih dengan tangan yg mengeluarkan darah.

Setelah bersusah payah berjalan, Aira melihat seorang laki laki muda yg sedang terduduk dipinggir kursi tunggu rumah sakit dengan keadaan yg kacau.

Dia Abraham suami dari Zania. Ayah dari Aira dan cinta pertama nya Aira.

Aira segera memeluk tubuh rapuh ayah nya yg tengah menangis menggunakan jari jari kecil nya, tidak semua nya memang bisa Aira peluk.

Bram yg sedang menundukan kepala merasa ada sepasang tangan kecil yg memeluk tubuh kekar nya. Dan mengangkat kepala untuk melihat siapa pemilik tangan lentik itu.

Dia ana putri kecil kesayangan nya yg menyebabkan Zania berada di UGD.

Perkataan dokter yg menangani istri nya terus terngiang-ngiang dalam benak Bram.

"Akibat benturan yg sangat keras di bagian perut, pasien mengalami keguguran dan janin yg berusia 8 minggu tidak bisa kami selamatkan."

Bram tidak tau bahwa Zania tengah mengandung, jika Zania menetahui nya pasti Zania akan bahagia karena Zania menginginkan bayi laki-laki setelah Aira lahir.

Dengan emosi yg meledakkan-ledak bram menghempaskan tangan mungil itu dan mendorong tubuh lemah milik Aira hingga terpental mengenai kursi yg berada di sisi lain.

Aira yg terkejut dengan dorongan sang ayah hanya diam membisu, selama ini Bram sangat menyayangi nya. Dan Bram pula lah orang pertama yg maju jika ada anak anak nakal yg membuatnya menangis.

Tubuh Bram menjulang tinggi, dan sekali hentakan tangan besar Bram menjambak surai merah kecoklatan milik Aira dengan kuat.

"Arghhh ayah ampun... Hiks ayah sadar ini ana... Hiks"

"Gara-gara kamu istri saya koma dan calon anak kami tidak bisa di selamatkan!! Kenapa bukan kamu yg mati Ana! Saya benci sama kamu!!"

Mata laki laki yg sama dengan milik Aira itu memerah dan juga berkaca-kaca.

Tubuh Aira membeku, untuk pertama kalinya ia melihat bram yg kehilangan kontrol dan bertindak kasar kepadanya.

"Ayah... Hikss rambut Ana sakit.. lepasin yah" Aira merasakan beberapa helai rambut nya terlepas akibat kuatnya jambakan Bram.

"Dasar pembawa sial! Pembunuh! Saya benci kamu Ana!!" Lagi dan lagi perkataan Bram melukai hati kecil Aira.

Plak

Tidak hanya sampai disitu penderitaan yg Aira terima, Bram juga menampar keras pipi kanan Aira hingga menimbulkan bekas kemerahan di pipi chubby nya.

"Kamu lebih baik mati! Pembunuh!!" Suara berat Bram terdengar memenuhi koridor rumah sakit, menyebabkan orang berlalu-lalang yg melihat aksi tidak pantas Bram lakukan kepada gadis kecil itu segera menjauhkan Bram dari Aira.

Mulai saat itu kehidupan Aira berubah, tidak ada lagi kehangatan yg ia terima, tidak ada lagi usapan lembut yg ia rasakan di kepala nya, tidak ada kecupan selamat malam yg selalu dilakukan keluarga nya. Yg ada hanya kekerasan fisik dan mental yg ia terima selama lebih 11 tahun.

Dia diperlakukan seperti robot oleh keluarga Sanjaya, Aira selalu dituntut menjadi murid yg berprestasi disekolah dan tidak diperbolehkan keluar rumah selain urusan sekolah.

Tidak sampai disitu kekejaman yg diberikan keluarga Sanjaya kepada Aira. Keesokan hari nya Bram memgumumkan kepada dunia bahwa putri bungsu nya Naira Zanna Syaquilla Sanjaya menjadi korban kecelakaan truk yg mengakibatkan nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Hati Aira hancur melihat perubahan semua anggota keluarga nya, Bram yg kasar, Zania yg tidak pernah menganggap nya ada, dan kakak-kakak nya yg memperlakukan ia seperti pembantu.

Bram memecat semua asisten rumah tangga dan melimpahkan pekerjaan rumah kepada Aira sepenuhnya. Membuat kehidupan Aira menjadi hancur sejak saat itu.

••_••

Hari ini adalah hari senin, di mana hari yg paling menyebalkan untuk semua siswa/i yg bersekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Karena mereka di wajibkan untuk melaksanakan upacara yg diadakan setiap hari senin di seluruh sekolah.

"Woi yg bawa mobil saha ni?" Celetuk Ara

"Jangan si Aira deh, bisa mati muda gua lama-lama, tuh anak kan kalo bawa mobil kaya ngajak mati " jawab Aza.

Gadis yg di panggil Aira itu memutar mata nya malas. "Yauda si Ara aja noh yg bawa, kan dia kaya siput biar lo selamat jangan gue" kesal nya.

"Heh-heh udah jangan rebutin princes, princes hanya milik Abang Ali seorang" ucap ara dengan dramatis nya

Keduanya berlaga ingin muntah mendengar penuturan Ara. "Ewh bat deh ra"

"Banyak cincong lo maimunah kapan ke sekolah nya ini buset"

"Lo aja deh Ai yg bawa bagen cepet nyampe nya, gua pengen makan batagor bi ningning laper mweheh"

"Bagossssss pilihan yg bagosssss. Udah lama gua gak nyoba mobil lo ra"

"Eh-eh mending bawa motor aja ayo ke sekolah gua bosen bawa mobil mulu, gak ada menstream2 nya pisan" seru Aza.

"Lah iya bnr bat tuh si.  Gasss kitaaa lahhh dah lama gak cari hiburan"

"Betollll ayoo girls"

Setelah melalui perdebatan itu mereka menaiki motor sport masing-masing, dengan Aira yg membawa motor sport berwarna hitam, Aza yg membawa motor sport berwarna putih, dan Ara yg membawa motor sport berwarna pink.

Kuda besi mereka melaju melewati gerbang hitam nan mewah milik keluarga Atmaja, dengan Aira yg memimpin paling depan.

Setelah menempuh 15 menit perjalanan. Ketiga gadis itu sampai di sekolah High School. Mereka menambah laju motor nya hingga membuat satpam yg berjaga berjingkit kaget.

"Astaghfiruallah salah Aing teh apa, ampe punya murid begitu." Ujar nya  --satpam HS, pak dadang.

Tidak berselang lama deruman motor saling bersahutan memenuhi indra pendengaran satpam berkumis tebal itu. Tidak ingin seperti tadi, pak satpam membukan pintu gerbang selebar-lebarnya.

Satpam itu mengelus dadanya sabar"Sabar demi istri sama anak sabar oke dang" 

Aira dll memarkirkan motor nya di tempat yg teduh, menghindari panas nya matahari yg membuat motor mereka menjadi panas.

Setelah terpakir Aira dll terpelonjak kaget dengan deruman motor dan parkir di sebelah mereka. Dan ketiga lelaki itu Alfa dll.

Jadi posisi nya Aira di sebelah Alfa, Aza dan Ara, Aiden dan allard. Ngerti gak? Gak ngerti ya sudah.

Alfa memarkirkan motor nya tepat di sebelah Aira. Netra kedua nya bertubrukan menciptakan geliyar aneh yg belum pernah di rasakan oleh kedua nya.

Alfa membuka helm full face yg ia kenakan dan menampilkan rambut hitam legam dengan bandana yg menutupi kepala nya. Menambah kesan badboy di diri laki-laki itu.

"Pagi babu" ucap nya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aira berdecak pagi nya telah dirusak oleh Alfa. "Hm"

"Sombong amat bu"

Manik tajam berwarna abu-abu itu menelisik Aira dari atas sampai bawah. Menilai penampilan gadis di depan nya. Gadis mungil yg bisa membawa motor sport terbaru? Apa ia sampai ke tanah?

"Eh bentar. Lo bisa bawa motor? Bukan nya badan kaya lo bawa nya sepeda ya" ledek Alfa.

Aira dll diam.

"Minggir" sarkas Aza.

"Kalo gue gak mau?" Balas Aiden.

"Minggir bangsat!"

Umapatan Aza didengar Aira dll, mereka melihat interaksi kedua teman nya yg sama-sama irit berbicara. Alfa si santay-santay saja. Berbeda dengan Aiden yg kaget dengan mulut terbuka.

"Heh lard, lo kesambet setan apaan ngoming ama cewe" tanya nya.

Allard hanya mengangkat bahu nya acuh dan kembali menatap mata hitam legam itu lagi.

"Lo bertiga mending minggir deh, mau bel ni" ujar Ara.

"Diem lo gentong"

"Apa? Ada alien emang ya disini Za Ai. Kaga ada wujud nya. Ihh merinding"

"Bangsat!"

Alfa memutar mata nya malas, "jangan lupa istirahat bareng gue" ucap Alfa sambil mengelus pelan rambut Aira. Aira harus membiasakan tingkah seenak nya lelaki ini.

"Cabut"

"Awas lo gentong Aer, urusan kita belum selesai!"

Ara tampak tidak perduli, ketiga gadis itu akhir nya melangkahkan kaki nya menuju kelas mereka.

|•TBC•|


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status