Share

Tidak Sesuai Ekspetasi

“Ayo masuk,” ucap wanita itu sembari masuk ke dalam ruangan, disusul oleh Vanda dan Trisha di belakang.

Wanita itu mempersilakan mereka duduk dengan ramah. Trisha sangat kagum pada wanita yang ada di hadapannya itu. Dia terlihat sedikit lebih tua dari Vanda, tapi wajahnya terlihat sangat mulus. Badannya juga terjaga, sangat ideal.

“Kamu Trisha?” tanya wanita itu melihat ke arah Trisha.

Trisha tersenyum dan menganggukkan kepalanya canggung. Wanita itu juga ikut tersenyum dan langsung mengulurkan tangannya di hadapan Trisha

 “Selamat,” ucapnya yang membuat Trisha bingung dengan arti uluran tangan itu.

Trisha menoleh ke Vanda seakan bertanya maksud wanita itu, sedangkan Vanda hanya menjawab dengan satu anggukan dan menyuruhnya untuk membalas uluran tangan itu. Trisha menggigit bibir bawahnya dengan membalas uluran tangan itu dengan ragu.

“Saya Zhui Consina, kamu bisa panggil saya Kak Ina atau Kak Zhui, bebas. Mulai hari ini kamu resmi menjadi asisten Severino,” jelas Zhui yang membuat Trisha menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Resmi menjadi asisten? Bukankah harus interview? Trisha bahkan sama sekali belum melakukan interview, kenapa tiba-tiba dia resmi diterima menjadi asisten? Apa tidak ada orang lain yang mendaftar menjadi asisten aktor itu? Tidak mungkin, kan?

Jadi hafalan Trisha juga menjadi sia-sia?

“Kenapa diam? Kamu tidak suka?”

Trisha tersadar dari lamunannya dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya cepat. “Bukan itu maksudnya. Maaf, hanya saja saya sedikit bingung.”

Vanda yang mendengar itu hanya menepuk keningnya pelan dan melihat ke arah Trisha dengan menggelengkan kepalanya, seakan memberikan kode agar dia tidak terlalu banyak tanya. Tapi wanita itu mengabaikan dan kembali menoleh ke Zhui.

“Bukannya harus interview? Kenapa saya tiba-tiba diterima? Apa tidak ada yang melamar menjadi asisten selain saya?” tanya Trisha yang membuat Zhui tertawa kecil.

“Tenang, jangan bingung. Vanda yang merekomendasikan kamu ke saya, jadi enggak perlu interview. Saya percaya sama Vanda,” jawab Zhui yang melihat ke arah Vanda.

Vanda pun langsung mengalihkan pandangannya dengan menutup bibirnya dengan telapak tangan, Trisha pun perlahan menoleh ke arah Vanda dengan tatapan sedikit tajam.

“Van … da? Dia yang merekomendasikan? Bisa jelasin ke gue?” tanya Trisha terus menatap Vanda.

Vanda pun menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. “Maaf, Sha. Gue enggak cerita ke lo. Awalnya dia telepon gue, dia butuh asisten. Jadi gue—“

“Udah, udah, cukup. Gue ngerti,” ucap Trisha menyela ucapan Vanda.

“Oh iya, sebelumnya harus saya beritahukan terlebih dahulu sebelum menjadi asisten Sev. Yang pertama, Sev ini mudah marah, jadi lebih baik kamu mengalah dan jangan hiraukan ucapan dia. Yang kedua, dia aktor yang dingin dan ketus sama orang lain.”

Trisha hanya mengangguk-angguk saat mendengar semua kepribadian Severino. Wanita itu benar-benar tidak percaya kalau yang di pantai itu hanyalah tipuan. Tapi, bagaimanapun dia harus bertahan menjadi asistennya. Semua ini demi komik terbarunya itu.

 “Oke, hanya itu yang saya sampaikan,” ucap Zhui.

“Zhui, manager mencari mu,” ucap lelaki itu dari ambang pintu.

aZhui menoleh sekilas sambil mengangguk. Lalu, dia beranjak dari duduknya. “Kalian ngobrol aja. Sev akan kembali dua puluh menit lagi, dia lagi meeting. Kalau dia sudah kembali, kamu tanya ke dia, mau makan atau minum kopi,” ujar Zhui seraya melangkahkan kakinya.

Trisha mengangguk paham dengan tersenyum, matanya masih menatap punggung Zhui yang berjalan keluar. Benar-benar cantik.

“Kalau gitu gue balik ke studio, lo jangan lupa kirim sketsa chapter dua besok,” ucap Vanda beranjak dari duduknya. Trisha beralih menatap Vanda dengan memasang raut wajah sedih.

“Temenin gue lah, kalau gue—“

“Gue enggak peduli. Oke, bye!” potong Vanda seraya berjalan meninggalkan Trisha sendiri di ruangan itu.

Trisha menghela napas panjangnya, dia masih asing dengan ruangan ini. Trisha mengambil ponselnya dan memilih bermain game untuk mengusir rasa bosannya. Dia juga tidak bisa keluar dari ruangan ini karena belum hafal betul, apalagi kalau sampai nyasar. Benar-benar memalukan.

Setelah bermain game dua puluh menit, Trisha menyandarkan tubuhnya di sofa dengan menatap langit-langit berwarna putih. Dia menunggu kedatangan Severino yang tak kunjung datang. Trisha masih belum percaya betul dengan ucapan Zhui.

Dia lelaki dingin? Ketus?

Akan Trisha buktikan kalau semua itu salah.

“Lo siapa?” tanya lelaki itu yang membuat Trisha terlonjak kaget dan menoleh ke arah pintu.

Trisha langsung berdiri dari duduknya dan mempersilakan Severino duduk. Dia tersenyum canggung saat Severino menatapnya dengan tatapan tajam.

“Perkenalkan, saya Trisha, asisten baru di sini,” jelas Trisha dengan nada lembutnya.

“Asisten? Gue enggak butuh! Lo gue pecat! Sekarang keluar dari ruangan ini!” ketusnya dengan menunjuk ke arah pintu, matanya bahkan tidak menatap ke arah Trisha lagi.

“Ta-tapi—“

“Budek? Gue bilang keluar, ya keluar!” ketusnya dengan nada penuh penekanan.

Trisha menghela napas dengan menarik bibirnya membentuk senyuman. Ternyata benar ucapan Zhui dan Vanda. Lelaki ini sangat ketus. Menyebalkan!

“Tapi … Kak Zhui—“

Severino mengusap wajahnya dengan menghela napas kasar, dia sangat kehilangan kesabarannya. Severino beranjak dari duduknya dan berjalan dengan menarik tangan Trisha dengan paksa. “Keluar! Gue enggak butuh asisten, wanita gemuk!” ketus lelaki itu mendorong tubuh Trisha, lalu menutup pintu itu dengan kencang.

Trisha terlonjak kaget dan menghela napas panjang. Semuanya sudah berakhir? Secepat ini? Terus bagaimana nasib komiknya? Apa ending di komik akan seperti ini?

Trisha benar-benar tidak sanggup dan tidak tahu lagi harus bagaimana. Dia ragu untuk pergi meninggalkan perusahaan ini atau tidak. Kalau saja bukan untuk komiknya, dia tidak sudi menjadi asisten aktor yang menakutkan seperti Severino.

Mulai detik ini, Trisha tidak mengagumi Severino! Bahkan, rasa bencinya itu mulai muncul! Dia menyesal sudah memuji-muji Severino dari dalam hatinya. Benar-benar menyesal! Dia menarik semua ucapannya yang mengatakan kalau dia adalah lelaki baik dengan penuh perhatian. Semua itu sudah sirna dalam pikiran Trisha!

 “Trisha, kenapa kamu di luar?” tanya seorang wanita yang tak lain adalah Zhui.

Trisha menoleh dengan tersenyum kikuk dan menunjuk pintu yang tertutup itu. “Dia mengusirku karena enggak butuh asisten,” jawab Trisha jujur dengan senyuman yang sulit diartikan.

Zhui menghela napas dan menepuk keningnya, tangannya bergerak memegang lengan Trisha sambil tersenyum. “Tenang aja, biar aku yang membujuk Sev. Dia memang suka bertingkah kekanak-kanakan,” ujarnya seraya berjalan lebih dulu masuk ke dalam ruangan.

Saat masuk ke dalam ruangan, lelaki yang tengah bermain game seketika menoleh dengan tersenyum. Namun, senyum itu perlahan luntur ketika melihat wanita gemuk yang berdiri di belakang Zhui. Sev langsung berdecak dengan mengalihkan pandangannya. Tatapan tak suka terlukis dari raut wajahnya.

“Lo tuli? Gue udah usir lo, kenapa masih di sini?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status