Share

4 - Tuan mesum

4 - Tuan mesum

"Cepatan kerjanya, Sere. Lalu ganti baju dengan yang pantas," ucap Faresta pria itu menyusul Sere ke dapur.

"Iya, aku tau, aku mau pergi mencari kerjaan," balas Sere.

"Kamu harus ikut aku!" perintah Faresta mutlak lalu melangkah pergi tanpa menunggu jawaban Sere.

"Pria itu suka sekali memerintah," gerutu Sere, selesai mencuci ia langsung ke kamar untuk mengganti pakaian.

Selesai berdandan ala kadarnya, Sere keluar melirik Faresta yang tengah menelepon seseorang. Akhirnya dirinya menjatuhkan bokong di kursi depan rumah, menunggu pria mesum itu selesai. 

"Tolong kalian siapkan semua permintaanku, sesampai disana semua harus beres," ujar Faresta mutlak lalu mematikan ponsel-nya, dan menoleh menatap Sere yang tengah menunggunya sambil main handphone.

"Sereeee! kenapa diam di situ, ayo ke sini, kita harus cepat - cepat pergi," ucapnya keras membuat Sere terkejut, ia bangkit lalu mendekat sambil menggerutu.

"Ayo masuk," kata Faresta saat dirinya sudah suduk dikemudi.

"Iya - iya," sahut Sere ketus, ia membuka pintu lalu menutupnya dengan kasar.

"Kita mau ke mana?" tanya Sere saat Faresta tengah melajukan mobil mahalnya.

"Nanti juga kau tau," balas Faresta membuat Sere geram.

"Antarkan aku dulu ke rumah sakit," seru Sere mendapatkan gelengan oleh Faresta.

"Tidak! kau harus ikut dulu, setelah semua selesai baru boleh menjenguk Ibumu," tutur Faresta membuat Sere geram.

"Kauuuuu!" ucap Sere tertahan, ia mengembuskan napasnya kasar saat melihat Faresta mengangkat berkas yang sudah ditanda tanganinya.

"Menyebalkan," gerutu Sere, ia memilih menatap keluar jendela melihat kendaraan berlalu lalang.

Faresta tersenyum penuh kemenangan, ia melajukan mobil dengan hati yang entah kenapa bisa gembira. Lalu memarkirkannya setelah sampai, turun diikuti Sere.

"Ayoo cepat!" ajak Faresta menggenggam jemari Sere, untuk mengikutinya menuju butik.

"Ngapain kita ke sini?" tanya Sere bingung.

"Pilih baju pengantinlah, ngapain lagi mau main bola di sini," sahut Faresta lalu setelah sampai disambut oleh orang - orang suruhannya yang sudah menyiapkan apa yang dia inginkan.

"Selamat datang Tuan, Nona," sapa pemilik butik dibalas anggukan Faresta.

"Ini baju - baju yang terbaik dari butik ini?" tanya Faresta memastikan.

"Iya Tuan, sesuai keinginan anda, silakan pilih - pilih mana yang disuka," sahut pemiliknya sopan.

Faresta hanya berdehem, lalu menyuruh pemiliknya untuk pergi. Membuat Sere kesal karena sifatnya yang kurang ajar, ia mengikuti langkah pria itu akibat tangannya masih digenggam Faresta.

"Ini coba pakailah," perintah Faresta lalu meminta seorang wanita untuk membantu Sere.

"Hmmm." Hanya deheman yang ia dapatkan, Sere langsung melangkah ke ruang ganti diikuti wanita yang merupakan bawahan Faresta, membantu dirinya kesulitan memakai gaun.

"Nona sangat cantik," puji wanita itu, membuat Sere hanya tersenyum sebagai ucapan terimakasih, melangkah keluar dengan dada yang tiba - tiba berdebar.

"Ada apa dengan jantungku," batin Sere berseru sambil memegang dadanya.

Faresta terpaku dengan kecantikan Sere, ia terpesona tersadar saat ada nada dering ponsel milik orang.

"Kenapa aku bisa berpikir seperti itu," batin Faresta bergumam, lalu menatap Sere yang melamun sambil memegang dada.

"Kenapa memegang dada, kamu kena serangan jantung," tegur Faresta dengan nada sinis, membuat Sere terkejut lalu merenggut kesal.

"Sialan! pria itu menyumpahiku serangan jantung," maki Sere dalam hati, karena ia tak berani karena perjanjian itu.

"Kau manis saat jadi penurut dan tak suka membantah," sindir Faresta lagi membuat Sere ingin sekali memaki di depan wajah pria sombong ini.

"Sudah, ganti gaun itu. Aku pilih itu," seru Faresta dibalas anggukan perempuan yang tadi membantunya.

Sere melangkah ke ruang ganti dengan wajah ditekuk, dia malah disindir bukan dipuji.

Setelah melepaskan gaun, keluar dari bilik lalu menatap Faresta yang tengah mencari baju tidur membuat wajahnya memerah.

"Sudah selesai, tolong kirimkan ke rumahku," ucap Faresta lalu berbalik netranya langsung menangkap wajah Sere yang semerah tomat, ia lekas mendekat lalu menangkup pipi gadisnya.

"Pipimu kenapa? apa kamu kepanasan, perasaan AC nyala lhoo," goda Faresta lalu mencium bibir ranum Sere, membuat netra gadis itu langsung membulat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status