Share

I'm All Good

- I will always be here for you. B’cos I feel good, when you feel good –

Angkasa Bhanurasmi.

Aya memejamkan kelopak mata. Menggulirkan maniknya dengan jengah. Menengadahkan kepalanya sejenak sambil membuang napas dengan keras. Alunan lagu yang diputar oleh Asa di ruang tengah, sudah mengganggu konsentrasinya saat menulis sebuah berita.

Ia pun beranjak dari meja yang biasa digunakannya untuk bekerja, di kamar apartemennya.

Samar-samar terndengar suara merdu Asa, saat langkah kaki Aya semakin mendekat ke arah pintu.

Asa mengarahkan telunjuknya tepat ke arah Aya sambil terus bersenandung, saat gadis itu membuka pintu kamar.

“Yeah, you're looking so rude, looking at me. Baby, that rude girl thing, work, work it on me. Cerquita donde pueda oírte y hacer que te quedes.”

Lalu, dengan kedua tangan terangkat, dan pinggul yang bergoyang ala salsa. Asa menghampiri Aya dan menarik tangan saudara perempuannya itu agar ikut bergabung bersamanya. Berdiri berhadapan sambil meliukkan tubuh, mengikuti tiap hentakan dari alunan lagu Mi Necesita milik Prettymuch feat CNCO.

“Oh mí, oh my god. I give my best, you deserve it. Oh mí, oh my god. 'Cause you got me countin' the ways …”

Dengan terus bersenandung, Asa memutar tubuh Aya. Menarik pinggul gadis yang kini memunggunginya itu merapat ke tubuhnya. Menggerakkan tubuh ramping itu, ke kiri dan ke kanan bersama-sama.

Kalau sudah begini, Aya seketika lupa dengan apa yang tengah dikerjakannya di dalam kamar. Aya lebih memilih meliukkan tubuhnya bersama Asa, yang selalu saja bisa membuat moodnya pecah seketika. Suara merdu yang dimuntahkan oleh Asa, sudah jelas hasil turunan dari sang ayah. Asa juga pandai memainkan beberapa alat musik, sama seperti Elo.

Gadis mana yang bisa tahan melihat ketampanan Asa. Wajahnya memang didominasi oleh sang ayah. Namun, tampangnya tidaklah semanis Elo, karena sorot mata Asa yang terkesan tajam dan judes, benar-benar seperti sang bunda. Sungguh perpaduan yang nyaris tanpa cela.

Itu baru Asa. Mau tahu siapa lelaki paling tampan yang ada di keluarga mereka. Narendra Sagara, adik mereka yang paling bontot. Anak kelima Sinar, sekaligus anak terakhir.

Pras memutuskan tidak lagi meminta anak dari sang istri, karena pria itu hampir saja kehilangan Sinar saat melahirkan anak ketiganya. Sinar mengalami pendarahan postpantrum hebat, hingga hampir saja meregang nyawa.

“Konser CNCO minggu depan, datengnya bareng aku ya!” Itu bukan pertanyaan yang diajukan untuk meminta persetujuan. Kalau Aya melontarkan kalimat ke pada Asa, itu berarti kalimat perintah yang harus dituruti oleh sang kakak.

“As you wish lah, beb.”

Aya tersenyum lebar, kemudian membalik tubuhnya. Mengalung kedua tangan pada leher Asa sembari terus bergoyang.

Asa berseringai kecil, mengalungkan tangan pada pinggang Aya. “Kak Astro ke sini tadi pagi?” tidak hanya sekali ini, Asa mendapati Astro keluar pagi-pagi dari kamar Aya. Apa sebenarnya yang keduanya lakukan di kamar?

Pernah sekali Asa langsung menodong Astro dengan pertanyaan, saat pria itu kedapatan keluar dari kamar adiknya. Namun, Astro dengan santainya menjawab, kalau ia meminta info tentang seseorang dari Aya. Yak, sesuai dengan profesi gadis itu, yang merupakan seorang wartawan.

Tapi, entah kenapa, Asa tidak bisa percaya begitu saja. Menuduh tanpa bukti dan mendebat seorang pengacara yang handal seperti Astro, sungguh bukanlah minat seorang Asa.

“Hmm.” Aya mengangguk, tidak mungkin berbohong dengan partner in crimenya selama ini.

Gerakan kaki keduanya kini maju dan mundur seirama. Asa meraih tangan kanan Aya. dan memutar tubuh seksi adiknya yang hanya memakai kaos longgar dan celana piyama tidurnya. Lalu menarik kembali tubuh Aya agar merapat pada tubuhnya. Melangkah menyamping, ke kiri dan ke kanan.

“Ganti passcode apartemenmu. Jangan biarkan dia masuk seenaknya ke sini.”

“Kamu juga bisa seenaknya masuk ke sini.” Sewot Aya masih meliukkan tubuhnya dengan sangat seksi.

Asa menghentikan langkahnya. Menaruh kedua tangan di atas pundak Aya dan menatap tegas tepat di maniknya. “Aku kakak kamu, Ay. Be—”

“Kak Astro, kakak sepupuku,” Sela Aya. “Gak ada bedanya kan.”

“Bedaaa lah!”

“Di mana bedanya.”

“Kamu suka sama Kak Astro! Iya kan!” Tuntut Asa. “Sekarang, masih mau tanya di mana bedanya? Aku cuma gak mau, dia manfaatin kamu buat kesenangannya dia.”

“Kak Astro gak gitu!” Aya berbalik meninggalkan Asa. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju dapur yang jadi satu dengan ruang tengah.

“Yakin?” Asa menyusulnya setelah mengecilkan suara dari audio yang ada di ruang tengah. Merampas orange juice kemasan, yang baru saja diambil oleh Aya dari lemari pendingin, lalu meminumnya. “Sekarang … berani sumpah kalau kamu masih perawan?”

“ASA!” Manik Aya berang, menatap kesal pada saudara satu ibunya itu.

“Udah enggak?” Asa bertanya dengan terbelalak tidak percaya. “Kamu sama Kak Astro su—”

“I’m still virgin! Ayo kita ke rumah sakit kalau gak percaya.” Aya meninju lengan Asa dengan sekuat tenaga. Tapi tubuh Asa hanya sedikit tersentak, bahkan kakinya tidak bergeser sedikitpun.

Asa lantas terkekeh lega. Beranjak dari dapur dan duduk di salah satu kursi di meja makan. “Kirain udah jebol.”

“Sembarangan kalau ngomong!” Aya mengikuti Asa ke meja makan dengan membawa orange juicenya sendiri dan duduk di sebelah pria itu.

Asa menyesap orange juicenya sebentar. “Tapi Ay, aku serius masalah passcode apartemen, mending di ganti.”

“Gak usah ngatur-ngatur, kamu sendiri aja gak bisa diatur.”

Asa memutar kursi Aya agar menghadapnya dengan sekali tarikan.

Lantas Aya dengan santai menaikkan kedua kakinya, berselonjor di paha Asa.

“Kamu itu cewek, Ay. Rusak sekali, bubar jalan deh. Apalagi sampai hamil. Emang mau punya anak di luar nikah?” Secepat kilat tangan Asa menyentil dahi Aya.

“Asa! Sakiiit!” rintihnya sembari mengusap dahi. “Aku masih bisa jaga diri. Lagian, Kak Astro gak mungkin gitu lah sama aku.”

“Mana tahu ada setan lewat pas kalian lagi berdua.”

“Kamu setannya! Ganggu aja kalau orang lagi bedua.”

“Aku gak ganggu, aku itu jagain kamu!” Asa menyesap habis orange juicenya lalu meletakkan di meja.

“Aku bukan bayi lagi, yang mesti dijagain 24 jam!” balas Aya sudah mulai kesal.

“Jangan keras kepala, kamu itu anak cewek satu-satunya yang bunda punya. Jadi wajar, kalau kami semua khawatir dan jagain kamu biar gak kenapa-kenapa.”

Manik Aya berotasi tajam menandakan ia jengah. Ia menurunkan kakinya lalu berdiri menangkup wajah Asa. “I’m fine, babe. I’m all set. Nothing to worry about.”

Asa mengangkat kedua tangan, menandakan ia menyerah. Tidak akan ada ujungnya jika berdebat dengan Aya. Lebih baik menyerah, dan mengalah di depan adiknya yang keras kepala sekaligus naif itu.

“Oke, oke. I’m done.”

Aya segera memeluk Asa. Menepuk-nepuk punggung tegap yang selalu menjadi pelindungnya selama ini. “I’m good, I’m aaaall good.”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yuli Chaca
klo GK ada sangkut paut ma Pras sinar yg arogan lawyer jgn sama dong namanya,, jd mikir ulang cerita Pras ...
goodnovel comment avatar
Setya Radja
iya, kok malah ini 4, tp kata author ini bukan Pras ama sinar yg ada di cerita satunya, katanya Pras Ama sinar yg lain, kalau boleh saran ya thur, kalau sudah ada tokoh yg satu nama Pras tau sinar jgn di bikin yg lain lagi lah, jd pembaca gak konsen, selalu mengingat Pras yg lama
goodnovel comment avatar
freyafreyo
aku masih bingung dan meraba-raba. seingatku Pras dan Sinar anaknya cuma Qaishar sama Permaisuri aja.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status