Wu Mei Xiang membuka matanya perlahan, dia mendapati dirinya di sebuah ruangan dingin yang hanya terdapat corak berbentuk absurd, warna merah dan hitam, tak ada warna lain. Ruangan itu mirip dengan ruangan kosong tanpa estetika.
Ruangan besar itu tampak mengerikan bagai berhantu, membuat bulu kuduk berdiri. Walau begitu, gadis muda ini tidak takut, dia hanya penasaran di mana dia sekarang berada.
Kedua tangan dan kaki Wu Mei Xiang diikat dengan rantai berwarna hitam. Dia diikat dengan posisi berdiri, bersandar pada dinding dingin yang terbuat dari besi.
Sambil memandangi ruangan aneh itu, Wu Mei Xiang menatap dirinya sendiri. Dia masih mengenakan pakaian yang sama ketika kali dia mengingat dirinya masih bekerja, mengenakan pakaian kebanggaannya dengan jas warna putih layaknya profesor yang bekerja di laboratorium.
"Sialan, tempat apa ini?" ucap Wu Mei Xiang pada dirinya. Dia merasakan sudut bibirnya sakit saat berucap, ada bau karat mirip darah yang terasa dalam tenggorokannya.
"Terkutuklah aku! Mengapa mati saja sudah? Apa memang separah ini takdir mempermainkan aku?" keluh Wu Mei Xiang setelah berhasil menggali ingatan terakhirnya.
Dia yakin, seharusnya dia mati setelah sahabatnya sendiri, Pei Rong menyiramnya dengan bahan kimia---hasil percobaan lab yang dia kerjakan selama bertahun-tahun, yang bisa membuat tubuh manusia menjadi debu.
Pertanyaan, lalu mengapa dia sekarang ada di sini dengan tubuh utuh? Bukankah seharusnya dia sudah menjadi debu?
Masih sibuk dengan pikirannya, dua orang memasuki ruangan itu. Yang satu tampak tinggi dan satunya lebih pendek dari yang lain. Mereka begitu mirip kalau saja tingginya sama.
Wu Mei Xiang menebak kalau keduanya mungkin saja saudara.
"Kau sudah bangun ternyata," ucap yang lebih tinggi dengan nada menyebalkan dan wajah bengis yang sengaja dipaksakan.
"Apa urusanmu?" tanya Wu Mei Xiang sengaja memancing keributan. Dia harus mengorek informasi, tetapi tidak dengan cara baik-baik, dia harus membuat masalah. Dengan demikian, dia tidak mudah ketahuan kalau sedang mencuri informasi.
Ide itu bagus dalam otaknya. Dia tidak takut apa pun, bahkan kalau ini ternyata di neraka, gadis ini siap menghadapi raja neraka dan menjadi penghuni tetap di sana.
"Hahahaha, iblis bodoh! Jangan kau kira bisa membodohi aku. Tidak semudah itu!" ucap lelaki bertubuh tinggi itu sambil melangkah maju dan mendekatkan wajahnya pada Wei Me Xiang.
"Siapa yang ingin membodohimu? Kurasa kau tak cukup pandai sampai harus dibodohi. Siapa yang berniat membodohi orang bodoh?" ucap Wu Mei Xiang sembarangan. Niatnya adalah membuat masalah dan mencari tahu di mana dia berada.
Semakin banyak masalah yang dia timbulkan, dia akan terkenal. Dia akan mudah mencari informasi. Lagipula, apa yang dia takutkan? Lihat saja! Bahkan, kematian tak mau menghampirinya.
"Iblis kecil, jangan kau pikir bisa mengancamku!" ancam lelaki bertubuh tinggi itu sambil mencekik leher Wu Mei Xiang.
"Xiong Fan, jangan macam-macam kalau masih ingin eksis di alam ini," ucap lelaki yang lebih pendek.
"Berani kau memperingatkan aku, Xiong Hai?" ucap lelaki yang dipanggil Xiong Fan itu dengan wajah kesal.
Xiong Fan melepaskan cengkeramannya dari leher Wu Mei Xiang dan masih menatap tajam lelaki itu dengan wajah bengis tak suka.
"Bersabarlah, setidaknya kau jangan melakukan hal bodoh tak berarti," ucap lelaki pendek yang disebut dengan Xiong Fan.
"Ah, ternyata kalian memang saudara," ucap Wu Mei Xiang sedikit tekekeh melupakan sakit bekas cengkeraman tadi. Dia malah senang karena tebakannya benar.
Tujuannya tercapai, setidaknya dia tahu kalau dia sekarang mungkin sudah menjadi iblis dan ada sesuatu yang melindungi dia atau membuatnya terlindungi, ucapan Xiong Fan yang memperingatkan Xiong Hai menggambarkan segalanya.
"Bukan urusanmu!" bentak Xiong Fan tak suka.
"Kalau bukan urusanku, lalu urusan siapa?" kata Wu Mei Xiang memulai lagi bermain kata-kata.
"Jangan memancing!" ketus Xiong Fan kesal.
"Tak ada kolam ikan di sini atau sungai. Aku hanya berkata, bukan memancing. Tak kusangka iblis lebih bodoh dibandingkan manusia. Sialnya aku mengapa bertemu dengan iblis bodoh."
Wu Mei Xiang dengan sengaja membuat sandiwara lagi. Dia harus memastikan dia berada di mana dan mengapa.
"Nona Wu, seharusnya kau beristirahat saja," ucap Xiong Hai yang tampaknya pendiam mulai berbicara singkat dengan ekspresi wajah yang minim.
"Ah, ternyata aku memang sangat terkenal. Aku tersanjung namaku terkenal sampai ke alam iblis."
Wu Mei Xiang terbahak-bahak, sengaja untuk memastikan bahwa dia memang di alam iblis dan sudah menjadi iblis.
"Terlalu percaya diri!" dengus Xiong Fan tak suka. Iblis yang baru datang itu sangat menyebalkan. Andai saja dia bukan seseorang yang harus mereka hormati, Xiong Fan akan membunuhnya hanya dengan satu gerakan saja.
Iblis baru lahir biasanya belum kuat, kecuali mereka sangat istimewa atau mendapatkan kekuatan dari raja iblis.
"Buktinya saja, kalian tahu namaku dan aku tak tahu nama kalian. Itu artinya, aku terkenal. Kurasa orang yang membawaku ke sini bukan orang sembarangan."
Wu Mei Xiang memasang wajah menyebalkan untuk memicu perkelahian lagi. Dia perempuan tidak tahu malu dan suka berkelahi dengan ucapan, terlebih setelah kematiannya yang keji.
"Jangan terlalu sombong, tuan bisa saja menghancurkanmu menjadi debu dalam satu jentikan jari. Atau kau bisa berubah menjadi hujan darah," jelas Xiong Fan dengan nada mengancam.
"Kita lihat saja nanti. Apakah tuanmu itu memang akan menghancurkan aku, atau malah ... kau yang akan dihancurkan karena mencoba mengancam dan melukai aku, Wu Mei Xiangyang sangat pandai dan terkenal ini."
Wu Mei Xiang biasanya akan menepuk dadanya sangat mengucapkan kata-kata seperti itu. Namun, kali ini kedua tangan dan kakinya diikat keras. Tentu saja dia takkan bisa melakukannya.
"Haish," keluh Wu Mei Xiang menyadari kondisinya.
"Mengapa? Kau sadar kau hanyalah sandera lemah yang kecil dan tidak berdaya?"
Xiong Fan tersenyum menghina dan mengejek Wu Mei Xiang yang sedang meratapi nasibnya.
"Tidak mungkin. Kalaupun aku jadi sandera, aku akan menjadi sandera paling tampan dan menawan," ucap Wu Mei Xiang lagi. Kali ini dia tertawa tak mau membiarkan manusia di hadapannya menang secara psikologis.
“Kau sungguh gila, bagaimana kau bisa menyebut dirimu tampan padahal kau adalah perempuan?” Xiong Fan masih saja melayani obrolan tidak penting itu.
“Aku jelas tampan, bahkan lebih dibandingkan kau,” jawab gadis itu masih mencoba merusak pendengarnya. Dia tak peduli apakah iblis punya psikologis atau tidak, pokoknya dia harus menang dalam berdebat.
Xiong Fan kesal dan hampir saja mendaratkan tinjunya pada gadis yang baru saja mati dan mengakhiri kehidupannya sebagai manusia.
“A Fan, lupakan, kita harus menjaganya dan bukan membunuhnya. Kembalikan akal sehatmu,” kata pria yang lebih pendek.
Dia terlihat lebih stabil dibandingkan saudaranya. Wu Me Xiang terkekeh melihat tingkah dua iblis aneh itu.
Catatan tambahan:
Tokoh utama:
Diam-diam Wu Mei Xiang mengakui dirinya mungkin benar-benar sudah menjadi iblis. Akan tetapi, kalau dia iblis mengapa dia bisa diikat seperti itu? Apakah ini neraka atau dunia lain setelah kematian?Dia tidak pernah mempelajari apa yang menarik setelah kematian, baginya sains adalah segalanya. Belajar nuklir adalah hal penting dan menyelesaikan penelitian lebih penting lagi.Hingga suatu bencana yang tidak terelakkan terjadi dan di sinilah, Wu Mei Xiang--- gadis penggila sains dan laboratorium itu berada.Dia menatap rantai besar yang mengelilingi pergelangan tangan dan kakinya. Tiada harapan dia bisa lepas dari sana, kekuatannya ada pada otak dan bukan otot. Dia takkan mampu melepaskan besi besar dan dingin itu.“Sialan, kenapa aku diikat seperti anjing? Siapa yang melakukan ini. Aku bisa membalasnya. Tapi bagaimana membalasnya kalau terikat? Terkutuklah Pei Rong dan segala akal busuknya!” rutuk gadis itu dalam hatinya.Dia tidak perna
Setelah kepergian dua makhluk yang mengaku dan diduga sebagai iblis itu, Wu Mei Xiang menggali beberapa ingatannya beberapa waktu lalu---sebelum dia tiba di sini, tempat aneh dan menyeramkan juga dingin.Dia mengira-ngira kalau kematiannya seharusnya tepat sekitar lima jam yang lalu. Lalu, di alam mana dia sekarang berada? Kalau bukan neraka apakah dia terjebak di alam lain karena dosanya terlalu banyak? Atau dewa bingung harus memasukkan dia ke neraka bagian mana karena Wu Mei Xiang tidak pernah berharap dirinya masuk surga.“Aku hanya makhluk keji dan penjahat, bagaimana bisa mengharapkan surga?” pikir Wu Mei Xiang menertawakan nasibnya. Neraka yang dia pikirkan itu tak muncul juga sampai sekarang.Laboratorium milik dia bekerja merupakan uji coba nuklir yang terbesar di China, bahkan dunia. Beberapa tahun terakhir ini dunia modern berlomba-lomba melakukan penelitian dan mengembakna nuklir.Selama beberapa tahun Wu Mei Xiang menjadi penggila
Wu Mei Xiang belum puas dengan respons pria tampan itu. Dia tahu pria ini mungkin saja sengaja tidak memberitahukan kebenaran padanya. Dia harus mencari tahu."Kau belum menjawab pertanyaanku, kau memang Cheng Li. Itu sudah pasti."Senyum Wu Mei Xiang mengembang di kedua sudut bibirnya. Dia terlihat sangat puas dan senang.Akhirnya Cheng Li berkata, ”Benar-benar anak nakal," ucap lelaki yang dipanggil Cheng Li itu dengan sedikit mengangkat kedua sudut bibirnya."Kau terlihat lebih tampan dari sebelumnya," goda Wu Mei Xiang memulai permainanya. Dia sudah sering melihat pria ini walau selalu mengabaikannya dan menganggapnya sebagai teman imajiner. Namun, sekarang dia berdiri di hadapannya---terlihat sangat nyata dan bahkan lebih indah dari kenyataan yang diharapkan.Wu Mei Xiang harus jujur kalau pria iblis ini sangat tampan."Iyakah? Kurasa aku bisa lebih tampan lagi," balas Cheng Li semakin mendekat pada Wu Mei Xiang. Dia sedikit menun
Dua bersaudara Xiao itu menekan gadis cerewet itu dengan ucapan. Walau Wu Mei Xiang sebenarnya tidak begitu takut dia tetap saja kesal. Sang raja iblis baru saja datang dan pergi begitu saja. Dia bahkan meninggalkan dua pelayan yang bodoh bersama Wu Mei Xiang."Sialan, Cheng Li! Cheng Li, sialan! Bisa-bisanya kau bertindak sok begini, biasanya juga kau mengejar aku!" teriak Wu Mei Xiang mengembuskan napas berat karena kesal."Sebaiknya kau perhatikan sikapmu, atau tuan akan marah, kau tidak akan bisa menanggun akibatnya" ucap Xiong Hai mulai menasihati Wu Mei Xiang.Wu Mei Xiang menyilangkan kedua tangannya di dada dan bersedekap."Aku tidak peduli. Lihat saja apa yang bisa dia lakukan padaku, dia sudah lama menguntitku sejak aku kecil. Tentu saja dia tidak mungkin membiarkan aku mati begitu saja. Astaga, sialnya hidupku. Mengapa semua kejahatan dan kesialan selalu mengikuti aku?"Wu Mei Xiang mengeluh dan tanpa sadar dia membocorkan rahasianya bag
Seorang perempuan dewasa berpakaian hijau tua yang entah berapa usianya (karena usia iblis berbeda dengan manusia) berlari menghampiri Cheng Li dan langsung berlutut dengan tubuh gemetaran. Lelaki itu, terlihat takut dan wajahnya sudah pucat sempurna, nyaris menghitam---iblis tidak memiliki darah seperti manusia.Setiap kali Cheng Li muncul di istana, tak ada satu iblis pun yang berani mengangkat kepalanya, apalagi menatap mata tuannya itu. Auranya terlalu tinggi dan mendominasi, membuat siapa pun di akan patuh dan tunduk tanpa kata-kata. Begitulah sang raja iblis dihormati dan ditakuti dalam satu waktu. Tidak ada yang mau patuh jika tuan iblis itu tidak kuat dan kejam. Hukum alam iblis sudah menggariskan nasib mereka---pemenang adalah yang terkuat dan terkejam. Kadangkala, mereka harus membunuh tanpa pilih kasih. Bahkan, ayah atau ibu bisa menjadi sasaran pembunuhan jika diperlukan.Sebenarnya, hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di alam manusia, di mana yang ku
"Wow, ternyata kau laki-laki!" kekeh Wu Mei Xiang menyadari perubahan penampilan Bai Rong begitu si iblis hijau memasuki ruangan dengan wajah cerah, berbeda ketika dia pergi tadi.“Sepertinya perempuan ini, bukan laki-laki, terserahlah dia iblis, sebut saja iblis hijau karena pakaiannya serba hijau, kurasa dia mendapatkan hal baik makanya berani menampakkan wujudnya,” pikir Wu Mei Xiang.Si iblis hijau mendekat perlahan. Sebagai laki-laki cara jalannya masih tetap anggun dan wajahnya sudah sangat feminim. Sangat wajar jika dia suka menyamar menjadi perempuan.Dia menampakkan penampilan aslinya, karena tidak ada lagi gunanya merayu gadis iblis baru itu. Tugasnya sudah akan selesai dan tak perlu memaksa Wu Mei Xiang berpakaian dengan warna yang awalnya dipilihkan."Memang," ucap Bai Rong mencoba tenang. Padahal, jauh di dalam lubuk jiwanya dia merutuki kebodohannya. Tadi dia muncul sebagai perempuan, kini laki-laki. Wajar saja kalau Wu Mei Xiang
Setelah dua jam drama pakaian dan dandanan akhirnya selesai juga. Wu Mei Xiang akhirnya mau mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam dengan jubah merah seadanya, hanya mirip kain yang digunakan sebagai tambahan untuk menghangatkan tubuh. "Aku begini saja. Tidak mau dandan. Tidak mau memakai gaun. Aku sudah cantik dari awal. Lalu, buat apa memakai pakaian macam itu?" Wu Mei Xiang menendang semua gaun merah yang disediakan oleh pelayan. Bai Rong, Xiong Fan dan Xiong Hai menarik napas mereka, seolah mereka bertiga bisa mendadak serangan jantung akibat melihat pemandangan di hadapan mereka. Baru beberapa jam, Wu Mei Xiang sudah terlihat mengacaukan alam iblis dengan caranya sendiri. "Astaga, aku ini malah mirip seperti akan menikah," keluh Wu Mei Xiang kesal. "Memang," ucap Xiong Fan keceplosan. "Hah? Ternyata benar, kalau aku menikah? Hahahaha siapa yang mau menikahi aku? Hem, tetapi bagus juga kalau bisa menikah setelah mati
Sesampainya calon pengantin---Wu Mei Xiang di singgasana, Cheng Li berdiri dan mengulurkan tangannya. Merasa tidak masalah, Wu Mei Xiang membalas uluran tangan itu dan membiarkan tangannya digenggam oleh raja iblis itu.Seluruh hadirin berdiri dan kemudian berlutut memberikan hormat sambil berkata, “Hidup sang Raja! Hidup Yang Mulia!”Sorak-sorai ribuan iblis terdengar nyaring dan indah, seolah mereka sedang mengumandangkan lagu yang indah untuk menghibur atau memberikan penghormatan.Wu Mei Xiang masih bingung dengan apa yang terjadi. Dalam beberapa waktu dia memasuki alam iblis tanpa tahu alasannya dan bertemu dengan pria yang sering muncul dalam mimpinya. Memang Wu Mei Xiang sama sekali tidak takut pada Cheng Li, tetap pernikahan yang tiba-tiba ini juga mengejutknya. Untungnya dia menjadi ratu dan bisa dipertimbangkan. Wu Mei Xiang masih ingin melakukan pembalasan pada kehidupannya yang lalu, itulah sebabnya dia menerima pernikahan yang aneh ini.