Seorang perempuan dewasa berpakaian hijau tua yang entah berapa usianya (karena usia iblis berbeda dengan manusia) berlari menghampiri Cheng Li dan langsung berlutut dengan tubuh gemetaran. Lelaki itu, terlihat takut dan wajahnya sudah pucat sempurna, nyaris menghitam---iblis tidak memiliki darah seperti manusia.
Setiap kali Cheng Li muncul di istana, tak ada satu iblis pun yang berani mengangkat kepalanya, apalagi menatap mata tuannya itu. Auranya terlalu tinggi dan mendominasi, membuat siapa pun di akan patuh dan tunduk tanpa kata-kata. Begitulah sang raja iblis dihormati dan ditakuti dalam satu waktu. Tidak ada yang mau patuh jika tuan iblis itu tidak kuat dan kejam. Hukum alam iblis sudah menggariskan nasib mereka---pemenang adalah yang terkuat dan terkejam. Kadangkala, mereka harus membunuh tanpa pilih kasih. Bahkan, ayah atau ibu bisa menjadi sasaran pembunuhan jika diperlukan.
Sebenarnya, hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di alam manusia, di mana yang ku
"Wow, ternyata kau laki-laki!" kekeh Wu Mei Xiang menyadari perubahan penampilan Bai Rong begitu si iblis hijau memasuki ruangan dengan wajah cerah, berbeda ketika dia pergi tadi.“Sepertinya perempuan ini, bukan laki-laki, terserahlah dia iblis, sebut saja iblis hijau karena pakaiannya serba hijau, kurasa dia mendapatkan hal baik makanya berani menampakkan wujudnya,” pikir Wu Mei Xiang.Si iblis hijau mendekat perlahan. Sebagai laki-laki cara jalannya masih tetap anggun dan wajahnya sudah sangat feminim. Sangat wajar jika dia suka menyamar menjadi perempuan.Dia menampakkan penampilan aslinya, karena tidak ada lagi gunanya merayu gadis iblis baru itu. Tugasnya sudah akan selesai dan tak perlu memaksa Wu Mei Xiang berpakaian dengan warna yang awalnya dipilihkan."Memang," ucap Bai Rong mencoba tenang. Padahal, jauh di dalam lubuk jiwanya dia merutuki kebodohannya. Tadi dia muncul sebagai perempuan, kini laki-laki. Wajar saja kalau Wu Mei Xiang
Setelah dua jam drama pakaian dan dandanan akhirnya selesai juga. Wu Mei Xiang akhirnya mau mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam dengan jubah merah seadanya, hanya mirip kain yang digunakan sebagai tambahan untuk menghangatkan tubuh. "Aku begini saja. Tidak mau dandan. Tidak mau memakai gaun. Aku sudah cantik dari awal. Lalu, buat apa memakai pakaian macam itu?" Wu Mei Xiang menendang semua gaun merah yang disediakan oleh pelayan. Bai Rong, Xiong Fan dan Xiong Hai menarik napas mereka, seolah mereka bertiga bisa mendadak serangan jantung akibat melihat pemandangan di hadapan mereka. Baru beberapa jam, Wu Mei Xiang sudah terlihat mengacaukan alam iblis dengan caranya sendiri. "Astaga, aku ini malah mirip seperti akan menikah," keluh Wu Mei Xiang kesal. "Memang," ucap Xiong Fan keceplosan. "Hah? Ternyata benar, kalau aku menikah? Hahahaha siapa yang mau menikahi aku? Hem, tetapi bagus juga kalau bisa menikah setelah mati
Sesampainya calon pengantin---Wu Mei Xiang di singgasana, Cheng Li berdiri dan mengulurkan tangannya. Merasa tidak masalah, Wu Mei Xiang membalas uluran tangan itu dan membiarkan tangannya digenggam oleh raja iblis itu.Seluruh hadirin berdiri dan kemudian berlutut memberikan hormat sambil berkata, “Hidup sang Raja! Hidup Yang Mulia!”Sorak-sorai ribuan iblis terdengar nyaring dan indah, seolah mereka sedang mengumandangkan lagu yang indah untuk menghibur atau memberikan penghormatan.Wu Mei Xiang masih bingung dengan apa yang terjadi. Dalam beberapa waktu dia memasuki alam iblis tanpa tahu alasannya dan bertemu dengan pria yang sering muncul dalam mimpinya. Memang Wu Mei Xiang sama sekali tidak takut pada Cheng Li, tetap pernikahan yang tiba-tiba ini juga mengejutknya. Untungnya dia menjadi ratu dan bisa dipertimbangkan. Wu Mei Xiang masih ingin melakukan pembalasan pada kehidupannya yang lalu, itulah sebabnya dia menerima pernikahan yang aneh ini.
Cheng Li menggendong Wu Mei Xiang ke kamar pengantin mereka. Perempuan berpakaian hitam itu hanya diam saja dan tidak memberikan banyak reaksi. Layaknya pengantin perempuan yang masih suci dia tidak banyak berbicara atau memberikan perlawanan. Entah pasrah atau masih memikirkan banyak hal.Kamar berukuran besar itu dihiasi dengan kain warna merah dan hitam, ribuan bunga mawar merah menghiasi kamar itu membuatnya aromanya menyeruak ke seluruh sisi ruangan. Aroma kesukaan Wu Mei Xiang membuat dirinya semakin tenang dan nyaman.“Cheng Li sungguh menakutkan. Sungguh tahu bagaimana caranya membuat orang nyaman. Ini berbahaya,” pikir Wu Mei Xiang tanpa diketahui oleh Cheng Li.Tak hanya itu, ada ratusan atau ribuan kupu-kupu emas keperakan yang beterbangan di sana. Tampak seperti imajiner, tetapi mereka nyata. Kupu-kupu emas itu bagaikan lampu-lampu portable yang menambah keindahan kamar yang megah dan besar. Berbagai perlengkapan seperti teko, canngkir, l
“Bisakah kau mundur sedikit? Aku merasa sesak dan napasku kurang bagus, berikan aku udara,” kata Wu Mei Xiang. Wajahnya mulai memerah dan terasa panas sekujur tubuhnya.“Tidak,” jawab raja iblis dengan tenang, suaranya berat dan dalam. Aura penolakan Wu Mei Xiang tidak mampu mendorong sang raja mundur.“Baiklah, aku tidak akan menolak lagi. Lagipula aku sudah menjadi istrimu. Hanya saja aku ingin meminta sesuatu padamu, bisakah?” tanya Wu Mei Xiang.Mendengar permintaan lembut dari istrinya, sang suami setuju dan mundur beberapa sentimeter untuk memberikan ruang pada Wu Mei Xiang yang suda terdesak. Lagipula dia tidak akan bisa kabur.“Katakan, suami ini akan menurutinya walau harus membagikan separuh kerajaanku,” kata Cheng Li berpikir bahwa itu soal kekuasaan dan harta atau sebagainya.Wu Mei Xiang tersenyum. Dia menatap suaminya dengan intens.“Apa yang kau pikirkan? Ini bukan so
Keesokan harinya, raja iblis Kota Ye---Cheng Li menggelar rapat di istana hitam dan merah untuk mengumumkan ratu mereka yang baru. Pemberian gelar akan diberikan pada ratu yang baru sehari setelah pernikahan. Cheng Li berencana akan mengumumkan beberapa perubahan dan mungkin juga aturan tambahan.Biasanya, di hari pertama pengantin baru akan mengunjungi orang tua mereka dan memberikan teh sebagai bentuk sopan santun. Namun, karena keduanya, baik Wu Mei Xiang dan Cheng Li tidak lagi memiliki orang tua. Jadi agenda itu di-skip saja.Wu Mei Xiang direncanakan hadir sebagai ratu. Namun, hingga waktu rapat tiba, perempuan itu tidak muncul juga di aula besar tempat rapat akan digelar."Tuanku, sang Ratu masih tidak mau memasuki ruangan ini," lapor Xiong Hai dengan nada pasrah. Dia siap dihukum kapan saja karena ratu mereka yang baru sejak awal sudah begitu menyulitkan kehidupan para iblis kecil dan pelayan.Lelaki itu sangat jarang bicara dan nadanya memang bia
Melihat itu jiwa iblis yang lainnya terselamatkan, tidak jadi mati mendadak karena tidak sanggup melihat rajanya terlalu lembut dan romantis. Pemandangan yang belum pernah ada selama ribuan tahun mereka di sana."Baiklah, aku mengumumkan pemberian gelar pada pasanganku dan semua orang harus memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia," ucap Cheng Li.Wu Mei Xiang hanya diam tak bereaksi. Itu artinya perempuan itu tidak marah atau tidak menolak.“Lumayan juga,” gumam Wu Mei Xiang dalam hatinya. Dia sedikit malu saat ini. Bagaimana bisa mendapatkan suami yang tidak tahu malu begitu."Selain itu, dia akan diberikan gelar sebagai Huang Hou," kata Cheng Li lagi."Huang Hou?" ulang Wu Mei Xiang pelan. Dia memikirkan gelar pemberian suaminya itu. Pada masa kerajaan gelar ini hanya dimiliki oleh satu orang saja, yaitu istri sah sang raja atau empress.*Empress (皇后; huáng hòu).Cheng Li menatapnya dan bertanya, "B
Meski ada beberapa iblis yang mulai khawatir ketidaktahuan Wu Mei Xiang akan dimaafkan oleh beberapa orang untuk melakukan hal buruk.Cheng Li tidak pernah ragu pada kemampuan Wu Mei Xiang. Sejak kecil dia mengikuti perempuan itu karena dia sangat yakin bahwa Wu Mei Xiang adalah reinkarnasi dari belahan jiwanya yang sempat hancur karena menyelamatkan diri di medan perang 10.000 tahun yang lalu.Wu Mei Xiang hilang sekian lama karena jiwanya hancur dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa bereinkarnasi entah sebagai manusia atau iblis.Kematian Wu Mei Xiang di medan perang demi menyelamatkan Cheng Li, membuat pria itu menyesal dan bersumpah akan menjadi lebih kuat. Ketika mereka bertemu lagi, dia berjanji pada jiwa Wu Mei Xiang bahwa dirinya akan menjadi iblis paling kuat dan tidak terkalahkan. Dengan begitu, dia tidak akan kehilangan kekasihnya lagi.Selama menantikan Wu Mei Xiang, banyak hal yang dilakukan oleh Cheng Li. Dia berlatih dengan serius