Apa yang akan dilakukan wanita gila itu?
Wanita gila —yang disebut oleh Mark dalam hati, terlihat sedang membidik Jeno. Mark tahu, tujuan wanita itu adalah untuk membuat Karina kehilangan orang-orang yang ia cintai. Jadi, Mark tak bisa membiarkannya begitu saja.
"JENO AWAS!" teriak Mark sembari melindungi Jeno dari peluru-timah panas yang bergerak ke arahnya. Ya, Mark mengorbankan nyawanya demi Jeno maupun Karina.
BRUKK!
Tubuh Mark terhuyung seraya timah panas itu tepat menembus dada sebelah kiri. Ia sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi dan terkulai lemah. Bahkan ia sempat tersenyum samar melihat Karina yang histeris berlari ke arahnya.
Setidaknya, Jeno telah berjanji padaku akan menjagamu. Batin Mark.
"MAAAARRKKK!" teriak Karina, sahabat sekaligus cinta pertama Mark.
Karina menghampiri Mark secepat yang ia bisa. Lalu mengangkat kepala lelaki itu dan diletakkan di pahanya sebagai sandaran. Wanita itu menangis histeris melihat Mark sudah bersimbah darah.
Sedangkan Jeno yang sempat didorong oleh Mark, tersungkur ke tanah dan mencoba untuk bangkit. Laki-laki itu, terdiam mematung menyaksikan sesuatu yang baru saja terjadi.
"Mark! Apa yang kau lakukan! Jangan seperti ini..." bentak Karina dengan nada yang teramat khawatir.
"Ma-maafkan a-aku," ucap Mark terbata-bata karena napasnya mulai menipis.
Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Ani. Ani. Jangan banyak bicara. Aku mohon kau harus kuat Mark. Jangan tinggalkan aku," ucapnya masih terisak.
"TOLONG HUBUNGI AMBULANS! CEPAT!" lanjut Karina berteriak.
Beberapa polisi sudah membekuk Winter Kim --Wanita gila yang Mark maksud. Semua bisa terjadi karena obsesi wanita itu terhadap Jeno. Bahkan sebelum ini, Winter pernah menculik Karina saat sekolah dulu. Bisa dibilang, dendam masa lalu yang masih terus terjadi hingga sekarang. Winter pantas menjadapat julukan psikopat.
Akhirnya ambulans datang dan membawa Mark ke Rumah Sakit Seoul University, setelah di berikan pertolongan pertama. Lelaki itu harus mendapatkan operasi darurat, karena timah panas sudah menembus cukup dalam.
Setelah operasi selesai, Mark langsung dibawa oleh Ibu kandungnya ke Kanada untuk menjalani rehabilitasi pasca operasi di Rumah Sakit Victoria. Kebetulan, juga keluarga besar Lee bertempat tinggal di sana.
Bahkan Mark tidak sempat mengatakan selamat tinggal pada Karina dan temannya yang lain. Juga, saat itu pun Karina sedang tidak sadarkan diri akibat menangisi Mark terus-menerus. Jadi, bisa dibilang kisah Mark dengan Karina berakhir saat itu juga.
Ia hanya berharap, jika cinta pertamanya akan bahagia walaupun bukan dengan dirinya. Mark percaya, Jeno bisa membuat Karina hidup bahagia. Sampai kapanpun Mark tidak akan pernah melupakan semua kenangan yang telah tercipta.
-o-
Hingga suatu hari, Mark mendapatkan kabar jika Karina akan menikah. Dan itu cukup membuat Mark merasakan perasaan sedikit tidak rela dan bahagia bersamaan. Karena sebenarnya, Mark masih belum bisa melepaskan cinta pertamanya. Tapi, mau bagaimana lagi? Mark bukan jodohnya. Akhirnya, ia pun mengajak Dahyun ke Seoul untuk menemaninya menghadiri pernikahan cinta pertamanya.
Kim Dahyun pun mulai masuk ke dalam kehidupan Mark. Ia mulai menyukai lelaki itu, walaupun ia tahu jika di hati seorang Mark Lee masih ada cinta pertamanya. Tapi, ia tidak akan menyerah. Ia akan berusaha agar Mark bisa melihatnya dan melepaskan cinta pertamanya.
Aku tahu, kalau aku akan sulit masuk ke dalam kehidupan cintamu. Aku juga tidak akan merebut tempat yang telah di tempati cinta pertamamu, tapi aku akan membuatmu mencintaiku dengan caraku sendiri. Kalimat yang selalu menguatkan Kim Dahyun.
Apakah Dahyun mampu membuat Mark melihat ke arahnya, atau menjadikannya tempat untuk pulang? Karena selama ini rumah bagi Mark adalah cinta pertamanya.
At Victoria General Hospital, Canada, 2021.Mark baru saja membuka matanya setelah -- kurang lebih seminggu tidak sadarkan diri. Ia mengerjap-ngerjap karena terkena sinar lampu yang cukup menyilaukan. Netranya menelusuri tiap sudut langit-langit serta dinding bernuansa putih. Ia melirik ke sebelah kirinya, terdapat sang Ibu dengan wajah yang terlihat sangat lega sekaligus bersyukur."Markeu-ya?" sapa Wendy –Ibu Mark. Senyum merekah dengan air mata, mendefinisikan betapa bahagianya ia melihat putra satu-satunya itu telah siuman.Mark mengedipkan matanya perlahan, tanda ia merespon sapaan Wendy. Masih agak sulit untuk Mark berbicara, ia harus menggerakkan bibirnya perlahan."Terima kasih ya Tuhan. Syukurlah kau sudah bangun sayang. Aemi sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak membuka matamu selama seminggu..." lirih Wendy sambil menggenggam tangan Mark yang tak terinfus.Hi
Bagaimana bisa aku melupakan cinta pertamaku disaat hatiku masih mengenangnya.—Mark Lee-o-Jam di dinding ruangan VIP yang di tempati oleh Mark, menunjukan pukul 10.15 pagi. Biasanya pada pukul 10.30, Dokter Kim datang untuk memeriksa keadaan Mark.Saat ini, Mark sedang membuka gallery di ponselnya. Ia menatap sebuah foto sejak beberapa menit yang lalu. Matanya tidak lepas dari objek tersebut. Caranya menatap seakan ia sedang menyampaikan rindu pada Karina Jung.Aku merindukanmu...Hingga sebuah suara menginterupsi Mark."Annyeonghaseyo Mark-ssi." Dokter bernama lengkap Kim Dahyun datang untuk memeriksa keadaan Mark.Mark pun mengalihkan pandangannya dari foto tersebut ke arah Dahyun. "Ne, annyeonghaseyo dok," sa
Dia, mulai mengisi hari-hariku. Tapi, hatiku masih tetap tertuju ke Seoul, tempat di mana cinta pertamaku tinggal.—Mark Lee-o-Dahyun melangkahkan kakinya menuju lantai VIP sembari mendorong kursi roda yang di duduki oleh Mark. Sepanjang lobi rumah sakit, Mark melamun --memikirkan perkataan Dahyun--.Perkataan dia ada benarnya juga, 'merelakan bukan berarti melupakan. Anda akan tetap memiliki ingatan di hati Anda tentang cinta pertama Anda, walaupun Anda sudah menemukan cinta sejati Anda kelak'. Batin Mark.Mark masih melamun hingga suara Dahyun menginterupsinya. "Mark-ssi. Kita sudah sampai di ruangan." Ia berpindah tempat yang tadinya di belakang Mark, menjadi di hadapannya."Ye? Aah kamsahamnida Dahyun-ssi."Dahyun membantu M
Hari demi hari telah kulalui bersama dengannya tapi kenapa perasaan ini masih saja belum muncul ke permukaan.—Mark Lee.-o-Matahari pun mulai muncul menggantikan tugas bulan yang telah selesai. Laki-laki bernama lengkap Mark Lee masih terlelap dalam tidurnya. Jam di dinding kamar inapnya menunjukkan pukul 07.25 a.m."Mark, aemi datang. Bagaimana keadaanmu 'nak?" tanya Wendy.Mark yang merasakan ada sebuah tangan mengelus surai hitam miliknya, membuka matanya perlahan. "Eomma? Sejak kapan?" Mark ingin duduk tapi di tahan oleh Ibunya."Ne, aemi baru saja tiba. Bagaimana keadaanmu?""Aku baik. Kapan aku bisa keluar dari sini? Aku bosan terkurung sepanjang hari." Mark menghela napas."Aemi belum tahu sayang. Nanti a
Aku harus bahagia atau sedih? Aku pun tidak tahu. Semoga hal positif selalu memihak padaku, terlepas dari sakit hati—Lee Know.-o-Dahyun sedang berada di ruangan Lino. Ia ingin menanyakan perihal Mark Lee pada lelaki itu. Sebenarnya Dahyun hanya penasaran dengan kisah cinta pertama Mark. Maklum saja, karena Dahyun mulai menaruh rasa pada Mark."Oppa! Jawab pertayaanku tadi,aish!" seru Dahyun karena kesal dengan Lino yang telah mengabaikannya.Lino tak menanggapi bukan karena tak suka, tapi ia sedikit cemburu mungkin? "Apa, hm? Kau 'kan sudah tahu jika aku dan Mark memang bersahabat sejak lama. Lalu apa lagi yang harus kujawab?" sahutnya sembari memejamkan mata. Ia sedang menyender
Tepat di hari minggu, pukul 09.30 a.m, Dahyun hampir selesai denganshiftmalamnya. Ia mengunjungi pasien terakhirnya untuk diperiksa. Pasien tersebut adalah Mark Lee.Decit suara pintu terbuka dan derap langkah Dahyun tidak juga membuat laki-laki dengan marga Lee menoleh ataupun terusik. Ia asik dengan lamunannya sembari menatap kosong ke arah jendela kamar inapnya. Ia masih memikirkanchatLine dari Ningning semalam, bahwa Karina akan bertunangan lagi dengan laki-laki lain. Dan untuk kedua kalinya, Mark harus merasakan perasaan yang sama yaitu patah hati.Dahyun menghampiri Mark dan menyerengitkan dahinya karena Mark tidak menyadari kehadirannya. Ingin rasanya Dahyun mengagetkannya tapi ia urungkan. Dahyun lebih memilih mengambil kursi dan duduk di samping ranjang Mark dan menyilangkan kedua tanga
Inikah rasanya sakit hati akibat patah hati? Jika rasa sakit ini mampu membuatnya bahagia, ikhlas adalah jawabannya. Kurasa itu lebih baik.-Mark Lee-o-Di ruangan bercat putih, suasana terlihat sangat canggung di antara ke-empat orang yang sibuk dengan pikirannya masing-masing.Mark, apa kabar hatimu?Kenapa dia menceritakan semuanya di sini.Aku bisa apa? Dia lebih menyukainya daripada aku.Apa yang mereka lakukan?Kurang lebih seperti itu isi pikiran dari mereka masing-masing. Banyak pertanyaan yang ingin mereka tanyaka
Apakah sekarang saatnya, diriku harus merelekannya? Merelakan dia bahagia dengan orang lain. Kurasa, itu sulit tapi akan kucoba.—Mark Lee.-o-Esok adalah hari di mana Karina dan Jeno bertunangan. Mark juga sudah pulang dari rumah sakit tiga hari yang lalu. Saat ini, ia sedang diApartmentmiliknya seorang diri."Apa yang harus kulakukan?" gumam Mark sembari melanjutkan meneguk segelaswhiskeyyang ada di tangannya.Mark sedang berusaha menghilangkan kegelisahan hatinya. Ia butuh sesuatu agar bisa melupakan seseorang yang selalu memenuhi pikirannya, walaupun sejenak dan alkohol adalah solusi menurutnya. Padahal, dokter sudah menyarankan untuk tidak mengkonsumsi minuma