Share

Jabatan Baru.

 Sesampainya di cafe, Alam menyuruh Almaira untuk menemani dirinya di ruangan Alam. 

"Almaira, untuk sekarang ini aku minta sama kamu untuk selalu mengikutiku kemana pun aku pergi," perintah Alam pada Almaira. 

Almaira memiringkan bibirnya dengan menghelang nafas sejenak. 

"Baiklah, tapi jangan kamu suruh aku untuk mengawalmu saat kamu bersama-sama dengan Yunita," kata Almaira dengan nada suara datar.

Alam tersenyum pada Almaira. 

"Tidak ... kecuali dalam keadaan mendesak. Terpaksa kamu harus ikut denganku untuk menemaniku bersama dengan Yunita." 

"Please ... jangan jadikan aku kambing congek! Aku lebih baik jadi pelayan cafemu seperti biasa, dari pada aku harus menjadi sekertaris pribadimu. Aku sebenarnya enggan menjadi sekertarismu, Alam. Jika seandainya aku tidak butuh uang untuk membiayai sekolah adikku, dan membantu ibuku, aku pasti menolak tawaran ini," kata Almaira.

Tapi Alam lagi-lagi tersenyum padanya. 

"Tenanglah Almaira ... aku tidak akan menyuruhmu saat aku bersama dengan Yunita, aku hanya bercanda saja," kata Alam menggoda Almaira. 

Akhirnya, Almaira bisa bernafas lega kembali.

Alam lebih senang melihat wajah manis Almaira itu terlihat sedikit jutek. 

Alam kemudian menyuruh Almaira untuk duduk di kursi yang letaknya satu ruangan dengan dirinya. 

"Almaira ..." panggil Alam.

"Iya bos."

"Mulai besok kamu harus mengganti pakaianmu dengan pakaian layaknya seorang sekertaris. Aku tidak ingin kamu memakai celana jeans dan juga kaos belel yang kamu kenakan itu. Gantilah dengan selayaknya sebagai seorang sekertaris, jangan lupa ganti kacamata tebalmu itu dengan softlens,"  perintah Alam pada Almaira. 

"Nggak mau! aku lebih nyaman pakai kaos sama celana jeans ini dan kacamataku ini," protes Almaira cepat dengan sikap keras kepalanya itu.

Alam mengehelang nafas sedikit kesal.

Alam kemudian melemparkan boneka kecil yang ada dihadapannya ke arah Almaira. 

"Berhentilah untuk protes! besok pagi-pagi aku akan menyuruh orang untuk mengantarkan pakaian untuk kamu, dan kamu harus memakai pakaian itu. Awas jika kamu tidak mau memakainya!" kata Alam dengan tegas pada Almaira. 

Almaira hanya diam sambil memiringkan bibirnya kesamping kanan. 

"Dasar tomboy!" 

"Memangnya kenapa kalau aku tomboy?!" sahut Almaira. "Daripada kamu cowok brengsek! Tidak peka!" 

"Awas jika kamu besok tidak memakai pakaian yang sudah ku belikan untuk kamu!" Alam lagi-lagi mengancam Almaira.

"Dasar! bisanya cuma mengancam," kata Almaira yang kemudian langsung fokus dengan pekerjaannya dan tak menghiraukan Alam. 

Kedua insan anak manusia itu mulai fokus kembali dengan pekerjaan mereka masing-masing. 

Saat Almaira selesai dengan pekerjaannya. Almaira keluar untuk mengecek keadaan cafe. 

Almaira masuk ke gudang cafe untuk mengecek beberapa stok persediaan cafe. Apakah stoknya masih cukup untuk dua Minggu kedepannya atau tidak? Sebelum beberapa kopi yang Alam pesan dari luar daerah datang. 

Racikan kopi dari cafe Alam begitu pas dan nikmat. Kopinya di gemari oleh para anak muda, orang tua, maupun orang-orang terkenal. Dari mulai pegawai, bahkan artis dan orang-orang tersohor juga datang ke cafe milik Alan untuk menikmati secangkir kopi racikan dari cafe milik Alam ini.

Cafe Alam terkenal dengan perpaduan serta racikan yang pas bagi penikmat kopi. Sehingga membuat cafe milik Alam ini begitu diminati bahkan digandrungi oleh banyak kalangan. 

Cafe milik Alam tidak pernah sepi oleh pengunjung. Apalagi menjelang hari pekan, pasti cafe ini akan dipenuhi dengan pasangan muda-mudi yang sedang bersantai di tempat ini. Untuk sekedar menikmati kopi terbaik dengan rasa yang begitu nikmat dan khas dari kopi yang mereka pesan.

Apalagi harga secangkir kopi plus dengan kue untuk menemani santai ngopi tidak terlalu mahal, dan cocok banget untuk para anak muda yang tidak memiliki banyak uang. Apalagi mereka bisa menikmati kopi terbaik dengan harga ramah di kantong, membuat cafe ini paling digemari dan banyak dikunjungi oleh para pecinta kopi.

"Joni ... ayo ikut aku ke gudang untuk melihat stok barang persediaan," pinta Almaira pada salah satu pelayan cafe. 

"Iya Almaira," kata Joni yang kemudian mengikuti Almaira dari belakang. 

Joni adalah salah satu karyawan yang terbaik dari cafe milik Alam ini. 

Joni sudah lama mempunyai rasa suka terhadap Almaira. Namun Almaira tidak mempunyai rasa suka terhadap Joni. Almaira hanya menganggap Joni sebagai teman biasa. Tapi Joni selalu berharap lebih dari Almaira.

"Almaira ...."

"Hem."

"Almaira ... bagaimana dengan ucapanku kemarin? apakah kamu mau menerimaku sebagai kekasihmu?" tanya Joni pada Almaira.

"Maaf Joni, aku belum bisa menerimamu sebagai kekasihmu. Aku hanya ingin fokus dengan pekerjaanku, untuk sementara ini aku tidak ingin membahas pertanyaan konyol mu, itu. Karena sudah ku katakan sebelumnya padamu, kalau aku hanya menganggap dirimu sebagai temanku saja. Dan itu pun tidak lebih, Joni. Please ... ku mohon? Jangan kamu tanyakan hal itu pada diriku lagi. Carilah wanita yang lebih baik dari pada diriku. Please ... ku mohon?" pinta Almaira pada Joni. 

Joni langsung terdiam dan tidak mengucapkan sepatah kata apapun lagi. Ia pun berdiri di tempatnya. 

Almaira yang tadinya sudah berjalan terlebih dahulu menoleh dan melihat Joni terdiam dan melamun. 

Almaira menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan dengan kasar.

Almaira kembali menghampiri Joni lalu menarik tangannya dan merangkul Joni, mengajak Joni, untuk berjalan bersamanya.

"Maafkan aku, Joni. Untuk sementara ini aku hanya fokus dengan pekerjaanku, aku tidak ingin kamu merasa tersakiti, sebab aku telah menyukai pria lain," kata Almaira yang kemudian ia jujur pada Joni. 

"Siapakah laki-laki itu Almaira? apakah aku boleh tahu orangnya?" 

"Maaf, Joni," Almaira tersenyum pada Joni. "Untuk sementara waktu ini aku tidak bisa bilang kesiapapun." 

"Ya sudah deh, jika kamu tidak ingin bilang padaku, aku juga tidak ingin memaksamu," jawab Joni sambil membalas senyuman dari Almaira. 

Joni mencoba menutupi perasaan kecewanya pada Almaira. 

Sementara itu Almaira sendiri tidak tega melihat Joni yang berulang kali menyatakan perasaannya padanya. Namun Almaira tidak menyukai Joni. Ia lebih menyukai Alam. Walaupun cintanya kini hanya bertepuk sebelah tangan. Tapi, ia berharap suatu saat nanti Alam akan tahu mengenai perasaannya. 

Almaira sediri tidak tahu entah kapan perasaan itu hadir dalam hatinya. Perasaan cinta terhadap Alam. Sementara Alam tidak pernah tahu mengenai persaan itu. Bahkan Alam sampai saat ini masih berpacaran dan berhubungan dengan model kecentilan itu yang bernama Yunita.

"Joni, kita akan memeriksa beberapa stok biji kopi yang ada di gudang," kata Almaira yang sudah masuk terlebih dahulu di dalam gudang. 

Almaira dan Joni melihat apakah stok kopi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kopi selama dua Minggu ini. Karena biji kopi yang dipesan belum juga sampai, lantaran keterlambatan pengiriman dan juga ada sedikit kendala dalam pengiriman.

Saat Almaira memeriksa biji kopi, Joni terus memperhatikan Almaira. Ia  mempunyai niatan jahat terhadap Almaira.

Keadaan di gudang yang begitu sepi hanya ada dirinya dan Almaira. Joni ingin melancarkan nistanya itu.

Joni berjalan dibelakang Almaira. Ia mencium bau parfum milik Almaira yang seakan-akan menggoda nalurinya. Bahkan saat Almaira tadi merangkulnya ia ingin sekali mencoba untuk memeluk Almaira dan merasakan sensasi dari wangi bau tubuh Almaira. 

Almaira terus memeriksa stok biji kopi di gudang. Ia tidak berfikir yang tidak-tidak mengenai tingkah laku Joni. 

Joni terus mengikutinya dari belakang seperti biasanya saat ia dan Almaira berada di gudang untuk memeriksa kopi di gudang. 

Joni sudah tidak tahan dengan perasaannya itu. Joni berniat melancarkan nistanya.

Dan tiba-tiba saja sebuah tangan langsung menarik tangan Almaira. Sebelum niat Joni itu terlaksana.

Bersambung ....

   

   

    

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status