Share

Niatan Jahat Joni.

Almaira kaget saat Alam tiba-tiba datang dan langsung menarik tangan Almaira untuk segera keluar dari gudang.

Joni yang berada di dalam gudang mengeluh kesal karena niatnya terhadap Almaira telah gagal. Gara-gara Alam yang tiba-tiba datang dan langsung menarik tangan Almaira untuk keluar dari gudang. 

"Sialan si, bos! Hampir saja niatku untuk mencium Almaira berhasil, tapi bos telah menggagalkan niatku ini. Tapi tidak apalah, aku akan mencoba mendekati Almaira lagi. Karena aku tidak ingin membuat wanita cantik itu lepas dariku. Wangi tubuhnya, bahkan telah membangkitkan naluriku sebagai seorang laki-laki. Aku tidak akan pernah melepaskanmu , Almaira. Aku akan mencari kesempatan yang lain, saat kita hanya berdua saja," kata Joni yang punya niatan jahat terhadap Almaira.

Sementara itu Alam terus menarik tangan Almaira sampai Almaira dibawa Alam masuk ke dalam ruangan Alam.

"Apa yang kamu lakukan di gudang bersama Joni?!" tanya Alam dengan nada suara kesal.

"Aku tidak ngapa-ngapain! aku hanya memeriksa beberapa stok biji kopi yang ada di dalam gudang saja," jawab Almaira. 

"Kalau kamu tidak ngapa-ngapain?! Lantas kamu tahu apa yang sebenarnya Joni akan lakukan terhadapmu?!" 

"Tidak ... Joni tidak melakukan apapun terhadap diriku. Kenapa kamu mesti marah dan ngomel terhadapku?! Dasar cowok aneh! Dan kenapa pula kamu menarik tanganku? sakit tahu!" 

"Aku menarik tangan mu, karena Joni punya niatan jahat terhadap dirimu, gadis bodoh!" kata Alam sambil menimpuk kepala Almaira dengan buku di mejanya.

"Apa kamu bilang?! aku gadis bodoh?!!" ulang Almaira dengan nada kesal sambil memegangi kepalanya yang habis ditimpuk oleh Alam.

"Iya bodoh! kamu tidak tahu apa sebenarnya yang akan Joni lakukan terhadapmu? Joni itu berniatan jahat terhadap dirimu, Almaira yang bodoh dan polos."   

"Tidak mungkin Joni berniat jahat terhadap diriku. Justru kamu yang telah membuat aku sakit. Lihatlah! Tanganku sampai memerah seperti ini," bentak Almaira yang memperlihatkan pergelangan tangannya memerah karena tadi Alam memegangnya terlalu keras. 

Alam melihat tangan gadis yang berada dihadapannya itu. Dan pergelangan tangan Almaira memang membekas jari tangan Alam. 

Almaira terus mengusap bekas jari tangan Alam.

Alam merasa kasihan dan mencoba membantunya. 

"Jangan sentuh tanganku lagi! Aku tidak butuh bantuan darimu! Karena kamu sudah membuat tanganku seperti ini!" tolak Almaira yang kemudian langsung keluar dari ruangan Alam begitu saja.

Terlihat Almaira sedang ngambek.

Alam membiarkan Almaira keluar. Alam sudah mengerti dengan sikap Almaira. Jika Almaira sedang ngambek seperti itu, ia tidak ingin diganggu oleh siapapun. 

 "Dasar gadis bodoh! Apakah ia tidak tahu niatan Joni yang sangat menjijikkan itu? dasar gadis tidak waras!" gerutu Alam.

Memang benar Joni mempunyai niatan jahat terhadap Almaira. Alam telah melihatnya.

"Sofi ... Apakah kamu melihat Almaira?" tanya Alam terhadap Sofi salah satu pelayan di cafenya 

"Iya, bos. Tadi saya lihat. Almaira mengajak Joni untuk pergi ke gudang guna melihat stok biji kopi yang ada di gudang," jelas Sofi. 

"Baiklah, Sofi. Terimakasih," ucap Alam.

Setelah itu Alam pergi menyusul Almaira ke gudang bersama dengan Joni. Alam pun melihat Joni yang hendak berniatan buruk terhadap Almaira. 

 Alam juga melihat saat Joni terus mendekati Almaira, bahkan Alam juga melihat saat Joni mencium ujung rambut Almaira. Almaira tidak menyadari semua itu. Karena Almaira fokus dengan pekerjaannya dan melihat stok biji kopi di gudang. 

Alam mulai geram denga sikap Joni yang tiba-tiba akan mencium tengkuk leher Almaira dan akan memeluk Almaira dari belakang. Alam langsung menarik tangan Almaira untuk menyelamatkan Almaira dari niatan buruk dari Joni. 

Alam sendiri juga mengetahui kalau selama ini Joni terus berusaha mengejar-ngejar Almaira. Demi untuk mendapatkan cinta dari Almaira. Namun Almaira tidak menyukainya dan Almaira menyukai pria lain. 

Yang menjadi pertanyaannya. Siapakah pria itu? Alam sendiri belum bisa menemukan jawaban itu dari mulut Almaira sendiri. Almaira sendiri tidak pernah curhat mengenai hubungannya dengan pacarnya itu. Dan setiap kali Alam bertanya? Pasti dia bilang suatu saat pasti akan tahu sendiri.

"Dasar gadis aneh!" gerutu Alam sendiri.

Almaira duduk di kursi taman di belakang cafe. Ia memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat bekas tangan Alam dan masih terlihat bekas merah di pergelangan tangannya itu. 

"Apa dia tidak tahu, kalau tanganku itu sakit akibat ulahnya? dasar cowok tidak peka!" gerutu Almaira sambil memegang pergelangan tangannya yang masih terasa sakit.

"Aku tadi sama Joni kan cuman ngecek barang di gudang, aku kan tidak ngapa-ngapain sama Joni. Malahan dia nuduh Joni, kalau Joni akan melakukan tindakan senonoh padaku. Tidak mungkin, Joni akan melakukan hal buruk itu padaku," tambahnya yang masih tidak percaya dengan apa yang akan Joni lakukan pada dirinya. 

"Masa bodoh dengan dirinya! Mungkin itu hanya bualan Alam saja. Mungkin tuh orang terlalu berhalusinasi, karena ia selalu menyangkutkan dunia nyata dengan video gila yang sempat ia tonton kemarin. Dasar otak kotor dan menjijikkan!" omel Almaira lagi. 

Iya, benar. Pada waktu itu Almaira sempat mempergoki Alam pernah menonton video film dewasa. 

Saat itu Almaira datang ke rumahnya untuk membawakan makanan yang Alam pesan dari salah satu restoran terkenal. Ia ingin Almaira yang membawakan makanan itu ke rumahnya. Alam juga seringkali memerintahkan Almaira untuk memesankan makanan disaat jam-jam libur.

"Halo ... kamu dimana Almaira? Apa kamu sudah membawakan makanan yang telah aku pesan dari restoran?" tanya Alam di telpon.

"Iya, bentar. Ini aku masih di jalan. Tidak sabaran amat sih kamu!" protes Almaira dari dalam telpon.

"Ya sudah, aku tunggu." 

"Iya, bawael!" 

Almaira langsung menutup telponnya. kemudian ia pun menunggu taksi agar bisa cepat sampai ke rumah Alam.

"Dasar! Merepotkan sekali tuh orang. Bisa nggak sih, bikin liburanku itu nyantai di rumah? Membiarkan aku rebahan sambil nonton TV, selonjoran, menikmati cemilan di depan TV. Ia selalu memintaku melayani dirinya saat hari libur. Memangnya aku ini baby sisternya apa?! Aku tahu kalau kamu itu sahabat aku,temen aku dari kecil, bos aku. Tapi please ... jangan ibaratkan aku ini baby sister kamu dong Alam? Kamu kan ada Yunita pacar kamu. Kamu bisa 'kan manja-manja sama dia? Bukanya sama aku. Lagi pula kamu juga tidak tahu isi hatiku yang sebenarnya Alam. Please ... cobalah untuk mengerti isi hatiku Alam. Agar aku tidak cemburu saat kamu dekat dengan Yunita," keluh Almaira panjang lebar sambil duduk di pinggir jalan melepaskan lelah dan menunggu taksi yang lewat.

Tak selang berapa lama kemudian ada taksi yang lewat juga.

"Akhirnya ..." kata Almaira yang kemudian berdiri dan menghentikan taksi itu. 

Taksi pun berhenti tepat didepan Almaira.

Almaira membuka pintu mobil taksi dan segera masuk kedalam taksi. 

Hanya selang sepuluh menit, Almaira sudah sampai di depan rumah Alam. Setelah ia membayar ongkos taksi Almaira langsung turun dari taksi dan masuk kedalam rumah besar milik Alam itu. 

Almaira langsung masuk ke dalam rumah Alam. Setelah ia membunyikan bel di depan pintu rumah Alam.

Seorang pembantunya rumah Alam menyuruh Almaira untuk masuk dan menuju kamar Alam. Karena Alam tadi berpesan pada pembantunya untuk meyuruh Almaira langsung masuk ke kamarnya saat Almaira datang. 

Almaira menaiki tangga dan menuju kamar Alam yang berada di lantai atas. 

Almaira nyelonong masuk begitu saja ke kamar Alam. Dan hal itu pun sudah biasa ia lakukan. 

Saat masuk kedalam kamar Alam, ia melihat Alam sedang fokus di depan laptop miliknya. 

Almaira bermaksud untuk mengejutkan Alam. Tapi justru dirinya yang terkejut dan langsung berteriak. 

"Alaaammm ...!!"

Bersambung ....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status