Share

Keinginan Adrian

Hilda melangkah ke unit apartemennya yang bersebelahan dengan Johan, langkahnya bukan ke arah unit melainkan ke tempat Johan. Ruangan apartemen Johan lebih kecil dari miliknya dan ketika sudah berada di dalam Hilda langsung di dorong Johan ke tembok diciumnya penuh dengan gai.rah sehingga Hilda hanya bisa mengalungkan tangannya di leher Johan.

Suara erangan keluar dari bibir Hilda ketika Johan mengalihkan ciumannya pada lehernya dengan tangannya berada di bukit kembar miliknya, tangan Johan lain sudah berada di depan miliknya dengan memberikan beberapa belaian di sana. Hilda membiarkan apa yang Johan lakukan hingga akhirnya Johan memasukkan miliknya ke dalam milik Hilda dengan posisi masih berada di depan pintu dan berdiri, kegiatan seperti ini sering mereka lakukan ketika tidak bisa menahan diri yang nantinya akan berakhir di ranjang milik Johan.

“Kamu selalu luar biasa” Johan melepaskan penyatuan mereka setelah mencapai klimaks “apa pria itu belum datang?.”

Hilda merapikan penampilannya “aku harus kembali sebelum dia datang dan jangan lupa seperti biasa” Hilda mencium bibir Johan sekilas sebelum keluar dari unitnya.

Johan adalah salah satu dokter yang bertugas di rumah sakit tidak jauh dari apartemen ini, dia adalah seorang duda yang berpisah dengan istrinya karena tidak bisa memiliki anak. Johan mengatakan bahwa dirinya dinyatakan mandul dan setelah mengetahui kenyataan tersebut membuat sang istri menceraikannya, awal pertemuan Hilda dengan Johan hingga berakhir seperti sekarang adalah ke tidak sengajaan karena semua terjadi dengan sangat cepat.

Hilda membersihkan dirinya dari apa yang barusan saja terjadi, setelahnya membuka ponsel dan tersenyum senang ketika melihat jumlah saldo di rekeningnya yang telah bertambah. Hilda memutuskan untuk istirahat karena terlalu lelah melakukan bersama dua pria dalam satu malam, Johan hanya sekali tapi Charly bisa membuat miliknya bengkak atas apa yang dilakukan.

Hilda merasakan pelukan di belakang tubuhnya dan ketika menatap tangan yang melingkar di perutnya dirinya menyadari bahwa Adrian telah datang, secara perlahan dirinya membalikkan tubuh menatap Adrian yang tidur dengan nyenyak. Hilda membelai pipi Adrian perlahan agar tidak mengganggu tidurnya, tapi tidak lama kemudian mata Adrian terbuka sehingga mereka saling memandang.

“Kenapa sudah pulang?” membuat Adrian menarik Hilda lebih dekat “istrimu?.”

“Aku merindukanmu makanya pulang” Hilda cemberut mendengarnya “Lina sudah pulang dan aku baru datang lalu tidur disampingmu.”

“Bukannya Lina akan di sini menemani kamu?.”

Adrian mengangguk “rencananya tapi gak jadi karena Kiano menangis mencari keberadaannya” Hilda mengangguk paham “aku kemarin berbicara kembali dengan Lina mengenai rencana menikah kembali” Hilda membeku mendengar perkataan Adrian “kamu tahu bukan jika kedua orang tuaku sudah menyetujuinya tapi Lina belum, aku tidak mau pernikahan siri yang aku inginkan adalah pernikahan resmi denganmu jadi aku membutuhkan persetujuan Lina.”

“Apa jawaban dari Lina?” Hilda sedikit berharap Lina tidak menyetujuinya.

“Belum ada persetujuan tapi dia ingin melihat serta mengenal kamu.”

Hilda membelalakkan mata mendengar perkataan Adrian karena bagaimana bisa dirinya berkenalan secara langsung dengan istri sah dari orang penting di kampusnya, Hilda hanya diam mencoba untuk memejamkan mata dengan tidak mendengar perkataan Adrian. Adrian hanya diam dengan apa yang Hilda lakukan, Adrian menyadari jika apa yang dirinya perbuat tidak layak dikatakan sebagai pendidik tapi dirinya membutuhkan wanita lain untuk menemani dirinya. Hidup bersama Lina semenjak beberapa tahun lalu ditambah mereka tidak mempunyai pengalaman dengan orang lain terkadang membuat Adrian bosan dan Hilda adalah wanita muda yang penuh semangat sangat berbeda dengan Lina. Adrian sebenarnya menginginkan berpisah tapi Hilda meyakinkan dirinya bahwa tidak usah menceraikan Lina karena bagi Hilda adalah status bukan harta Adrian, sikap Hilda seperti ini membuat Adrian semakin jatuh dalam pesonanya. 

Adrian merasa jika Hilda mampu untuk mewujudkan fantasinya sehingga banyak hal yang mereka lakukan ketika mencari kepuasan dan kenikmatan satu sama lain berbeda dengan sang istri yang hanya dengan satu gaya dan ketika berhubungan tidak bisa memuaskan dirinya berbeda dengan Hilda tapi jika bicara cinta tentu pada Lina karena dengan Hilda untuk melampiaskan segalanya. Pernikahan adalah cara agar Hilda tidak lari dari dirinya karena Adrian tahu jika suatu saat akan ada pria yang akan menikahinya jika dirinya tidak bergerak cepat karena Hilda memiliki pesona yang bisa memikat para pria.

“Aku belum siap bertemu dengan dia karena pasti akan berpikir macam – macam” Hilda mencoba menolak “aku tidak masalah jika pernikahan ini hanya siri kamu tahu itu asal bisa bersama kamu sudah cukup.”

“Aku mencoba menghargai dirimu dengan menikah resmi di mata agama dan negara tapi kamu malah meminta pernikahan seperti ini” Adrian menggelengkan kepala “kita lihat saja nanti bagaimana.”

Hilda mengangguk dan kembali memutuskan untuk tidur karena badannya terlalu lelah menghadapi kedua pria sekaligus menghindar dari apa yang akan dilakukan Adrian, Adrian yang melihat Hilda kembali tidur memutuskan untuk beranjak ke dalam kamar mandi membersihkan diri. Ponsel Adrian berbunyi ketika berada di kamar mandi membuat Hilda sedikit terganggu namun tidak peduli dengan bunyi tersebut hingga tidak lama kemudian Hilda mendengar suara Adrian mengangkat ponselnya, tidak lama kemudian Hilda merasakan tubuhnya digerakkan pelan membuat Hilda membuka mata.

“Aku akan pulang karena Kiano semakin parah” Hilda hanya diam “aku tidak tahu kapan kembali semoga tidak terlalu lama.”

Adrian mencium kening Hilda sebelum menggunakan pakaian, Hilda akhirnya beranjak untuk membantu Adrian menyiapkan semuanya termasuk tiket perjalanan dirinya untuk pulang kampung. Adrian melumat bibir Hilda pelan sebelum keluar dari unit mereka berdua, Hilda mengantarkan sampai Adrian masuk ke dalam lift. Memastikan bahwa Adrian telah pergi membuat Hilda memutuskan untuk kembali ke unitnya dan melanjutkan istirahat yang tertunda, Hilda menatap sekitar yang sudah tampak matahari mulai menghilang. Perut yang berbunyi membuat Hilda memutuskan untuk memesan makanan tapi sebelum dirinya membuka aplikasi banyak panggilan tidak terjawab dan pesan dari Adrian membuat Hilda menghembuskan nafas panjang untuk membalas pesan tersebut sebelum Adrian menghubunginya karena Hilda tahu jika di sana pasti sedang sibuk, setelah memastikan telah terkirim kesannya langsung memesan makanan karena sudah terlalu lapar dan sambil menunggu memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Makanan datang bersamaan dengan dirinya telah selesai semua dan pihak security telah memberi kabar jika makanan telah datang, Hilda memutuskan ke bawah dengan menggunakan pakaian mini dengan ditutupi jaket tanpa apa pun dibalik pakaian mininya. Hilda membuka pintu sedikit terkejut dengan Johan berada dihadapannya dengan membawa pesanannya, Johan memberi kode untuk masuk ke dalam unitnya yang diikuti Hilda dan tanpa banyak bicara kedua insan beda jenis kelamin ini sibuk dengan makanan masing – masing tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan.

“Kirim uang segera untuk kebutuhannya di sini.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status