Sorry ada adegan dewasa, yang belum cukup umur skip aja yah....
Happy reading guysSepasang insan manusia yang tengah mabuk dalam surga dunia, saling berlomba-lomba mengejar kenikmatan. Gadis itu mengerang bebas membiarkan pria gagah itu memasukinya dalam. Dia sudah lama merindukan sentuhannya, pekerjaan menuntut dirinya harus berjauhan dengan Sean selama hampir sebulan. Helena brooklyn seorang model papan atas berdarah Brazil, kecantikannya tersohor di seluruh dunia. Dia sangat terobsesi dengan Sean, rela melakukan apa saja hanya untuk mendapatkan pengakuan dari seorang Kingston. Helena merasa kedudukannya lebih tinggi dari wanita-wanita yang dipakai Sean sebelumnya, seperti yang diketahui seorang Sean tidak akan memakai wanita yang sudah pernah dipakainya, dia memperlakukan semua wanita seperti kondom, sekali pakai lalu buang. Sementara Sean dan dirinya sudah 3 bulan menjalin hubungan, tentu membuatnya besar kepala, dia sangat bangga saat Sean memakai tubuhnya berulang kali. Itu sebagai bukti bahwa dirinya memiliki posisi penting dalam hidup pria itu.Sean semakin mempercepat laju temponya, dia sebentar lagi akan sampai, tubuh Helena semakin berguncang mengikuti genjotan di bawahnya, mereka mengerang bersama saat mencapai puncak pelepasan. Suara desahan yang beradu memenuhi ruangan itu, Sean menelungkupkan wajahnya di celah leher gadis itu, mengatur nafasnya sebentar, sebelum dia menarik miliknya keluar dari lubang kehangatan.Sean segera berdiri memungut pakaiannya yang tergorok di lantai, lalu memakainya, seperti biasa dia akan pergi setelah mendapat kenikmatan."Kau ingin pergi?" Helena bertanya saat melihat pria yang baru saja menggagahinya berpakaian lengkap seperti semula."Aku tidak punya alasan untuk tinggal." ketus Sean, menyalakan rokok yang menempel di bibirnya."Tapi kita baru saja........."Bercinta maksudmu?" potong Sean cepat, menghembuskan asap rokok di udara."Bukankah kau yang melemparkan dirimu begitu saja untukku, jangan berani berharap lebih dari ku." Sean menambahkan, senyum mengejek terpatri di wajahnya.Raut wajah Helena menegang, tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya merasa tercubit mendengar kalimat menghina dari pria itu."Tapi aku mencintaimu Sean!" pekik Helena, mengutarakan isi hatinya, wanita seperti dirinya tidak pantas diperlakukan seperti wanita jalang.Sean tertawa keras."Jangan membuat lelucon Helena. Aku harus pergi, tubuhmu tak lagi nikmat seperti dulu, aku sudah bosan." Sean berujar santai di sela-sela tawanya.deg!Helena bungkam, matanya berkaca-kaca, tubuhnya bergetar saat mengetahui statusnya tidak lebih dari wanita jalang."Jadi, apa hubungan kita selama ini tidak memiliki arti bagimu?" getar suara Helena tak lagi bisa disembunyikan, rasa kecewa, malu semuanya menyatu.Sean tersenyum miring."Jangan memasang wajahmu seperti itu Helena, kita tidak punya hubungan apa pun selain partner in sex." jelas Sean enteng, mematahkan harapan tinggi dari hadis itu."Bajingan kau Kingston!" seru Helena marah, dia sudah tidak memperdulikan selimut yang merosot, menampakkan bagian tubuh depannya. Harga dirinya terdampar hingga ke dasar laut, dia sudah seperti pelacur.Sean membuang rokoknya asal, dia harus memberi pelajaran pada wanita dihadapannya, yang sudah berani meneriakinya."Baru saja mulut mu beberapa saat lalu menggulum milik ku, sekarang dengan mulut yang sama kau memaki ku." sindir Sean."Aku bukan pelacur, sialan." desis Helena tajam.Sean terkekeh pelan."Benarkah? Seingatku.... pertama sekali aku membenamkan milikku di dalam mu, kau sudah tidak perawan bukan?"deg!Wajah Helena memucat mendengar kenyataan itu, dia melupakan fakta bahwa Sean bukanlah lelaki pertama yang sudah menungganginya."Kenapa kau diam? Kau sudah sadar dirimu tak lebih dari seorang jalang?!" geram Sean, memandangi wajah pucat gadis itu."T-tapi aku tidak pernah lagi melakukannya sejak bertemu dengan mu Sean." lirih Helena, membela diri."Siapa yang tahu, kita sudah tiga bulan tidak bertemu." Sean mengacuhkan, dia tidak peduli sama sekali dengan siapa wanita itu bermain."Aku bersumpah Sean, hanya kau satu-satunya dan aku mencintaimu." Helena tetap bertahan dengan kebenarannya, dia tidak ingin kehilangan pria yang sudah susah payah di dapat."Aku tidak peduli Helena!" bentak Sean, emosinya mulai tersulut."Kalau kau tidak percaya, kau boleh menjamah ku lagi." Helena memberi akses bagi pria itu, mempersempit jarak diantara mereka, dengan lancang dia mengambil tangan Sean dan menempelkan di bukit kembar polosnya.Sean menepis tangannya kasar, gadis di hadapannya sungguh menjijikkan."Kau menjijikkan, bahkan pelacur sekali pun tidak sekotor dirimu." Sean berujar menekan setiap kalimat yang keluar dari bibirnya.Tidak ingin berlama-lama dia segera keluar meninggalkan gadis itu yang masih membisu.Air mata tak lagi bisa dibendung, di waktu yang sama kristal-kristal bening mulai berjatuhan di pipi mulus wanita itu, dia tidak pernah membayangkan akan berakhir seperti ini."Sean Teadore Kingston, aku bersumpah, suatu saat nanti kau akan merasakan sakitnya dicampakkan." desis Helena tajam, matanya berkilat marah.Sean memasuki mobil sportnya, dia melaju membelah jalanan dengan kecepatan tinggi, pikirannya kacau, pertemuannya dengan Helena sama sekali tidak diharapkan, apalagi sampai berakhir di ranjang dengannya.Saat percintaan mereka tadi, dia selalu membayangkan bahwa wanita yang berada di bawahnya adalah Kesya bukan Helena, kepala hampir pecah oleh gadis itu.Sean menginjak rem mendadak, tubuhnya terdorong dengan kasar, dahi mulusnya terbentur tepat di depan stir."Sial!" seru Sean memegangi dahinya.Bunyi notifikasi pesan mengalihkan perhatiannya, senyum licik terbit dia wajahnya sesaat membaca isi pesan itu."Penari striptis eh?" monolog Sean entah pada siapa.Dia menekan pedal gasnya kembali, menempuh jalanan yang sudah sepi dari hiruk pikuk.Setengah jam kemudian, mobil itu berhenti di rumah kecil yang terletak tidak jauh dari persimpangan kota. Sean turun membawa kakinya memasuki pekarangan rumah.Kesya menggeram saat tidurnya terganggu oleh suara ketukan pintu, dia sudah lelah, baru saja dia hampir bertemu dengan mimpi, suara ketukan itu mengacaukan segalanya.Dengan terpaksa dia bangkit dari tidurnya, menuruni tangga kayu rumahnya."Apa kau tidak tahu jam.......Kalimat Kesya berada di ujung tenggorokan, matanya membola melihat pria yang di bencinya berdiri dengan senyum manis di hadapannya. Mulutnya menganga lebar melihat kedatangan tamu yang sama sekali tidak diharapkan, dia terkesiap saat benda kenyal menyentuh bibir bawahnya.Cup!"Aku merindukan rasa bibir ini." ujar Sean, melepas kecupan singkat di bibir wanita itu."Apa yang kau lakukan brengsek!" pekik Kesya tersadar, menghapus bekas kecupan pria itu dengan punggung tangannya.Sean terkekeh, tanpa permisi dia memasuki rumah itu."Kecil dan sempit." Sean mengedarkan pandangannya di segala sudut rumah, baru sebentar dia sudah kepanasan.Benar-benar tidak layak disebut rumah. batin Sean"Keluar dari rumah ku sekarang." usir Kesya, kehadiran pria itu tidak diharapkan sama sekali.Sean membalikkan badan, melangkah mendekati gadis yang masih berdiri di depan pintu."Kau sangat cantik dengan rambut berantakan" puji Sean, memandangi gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.Benar-benar menggoda. Sean membatin"Aku tidak butuh pujian mu, sekarang keluar dari rumahku." tukas Kesya tajam.Sean menatap datar, menundukkan wajahnya sejajar dengan wajah gadis itu."Kau bahkan sangat cantik saat marah, membuat ku tergila- gila." bisik Sean sensual.Kesya menghela nafas kesal."Keluar atau aku akan teriak." ancam KesyaSean semakin melancarkan aksinya, sama sekali tidak peduli dengan ancamannya."Bagaimana dengan satu ronde, aku janji akan keluar." bisik Sean, dia sudah terangsang sejak tadi, gadis di hadapannya memakai baju tidur tipis dengan rambut berantakan.errr..... so damn sexy."Dasar gila, pergi dari rumah ku" tukas Kesya, mendorong badan pria itu keluar dari rumahnya sekuat tenaga."Baiklah, baiklah, aku akan pergi." ujar Sean mengangkat kedua tangannya."Tapi........bagaimana kalau orang lain tahu bahwa kau adalah penari Striptis." sambungnya menyeringai.Hening.Sean tersenyum senang saat wajah cantik itu memutih, dia memajukan bibirnya berbisik di telinga gadis itu."Nice to meet you...........Christin."Happy reading....Seorang gadis memakai seragam putih abu-abu, menangis tersedu-sedu di pinggir jalan yang tak jauh dari sebuah kafe, kaki kecilnya berlari menyamai langkah pria di depannya yang memakai seragam seperti dirinya."Sayang, dengarkan aku, ku mohon." pinta si gadis di sela-sela tangisnya, berusaha menggapai tangan pria itu."Lepaskan, kita sudah selesai." balas si pria menepis tangannya kasar, tanpa menoleh sama sekali padanya."Tapi aku hamil, dan ini anak kita!" seru si gadis dengan kencang, tanpa memperdulikan tatapan jijik dari semua mata yang melihat ke arahnya."Gugurkan saja, aku belum siap jadi ayah." si pria berujar enteng, sesaat setelah menghentikan langkahnya."Tapi bayi ini tidak berdosa, dia buah cinta kita sayang." si gadis memelas, menolak keputusan pria itu."Bayi itu hanya kesalahan, aku tidak ingin masa depanku hancur." terang si pria santai, tanpa memikirkan perasaan si
Happy ReadingSean memijat keningnya pelan, berkas yang menggunung di hadapannya membuat kepalanya teramat pusing. Dengan kesal, dia membolak-balikkan kertas di hadapannya, lalu menorehkan tanda tangan. Tiba-tiba...BRAKKKKSuara pintu terbuka keras mengalihkan perhatiannya, menampakkan wajah Dastan sahabatnya."Pintu kantor ku jauh lebih mahal dibandingkan dirimu sialan." geram Sean menatap ke arah pria yang menjadi sumber kekesalannya.Dastan memasang wajah tanpa dosa, dengan santai dia mendudukkan dirinya di sofa empuk."Kau sibuk?" tanyanya basa basi. Dastan sebenarnya hanya menggoda pria workholic itu, tanpa bertanya dia sudah bisa menyimpulkan sendiri bahwa sahabatnya sedang bertarung dengan segunung berkas."Terimakasih untuk basa-basinya." ujar Sean datar tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Kau memburu mangsaku." celutuk Dastan langsung.Kalimat itu sukses mendapat perhatian da
holla readersI am right back....happy readingSean menatap lekat wajah dihadapannya, tangan panjangnya tak letih mengusap lembut punggung wanita itu, perasaannya tergelitik melihat wajah sembabnya."Sean, jangan pergi." lirih Kesya dengan suara serak, rasa takut tak kunjung pergi darinya."Aku disini, jangan takut." Sean berujar sangat lembut, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, hatinya berubah tak karuan.Kesya tak menimpali ucapannya, dia menggeser tubuhnya, menempelkannya di dada bidang pria itu, tangan kecilnya melingkar sempurna di pinggang lebarnya, seakan takut pria itu pergi darinya.Jantung Sean berdegup kencang mendapat perlakuan tiba-tiba dari wanita itu, badannya membeku, dia menundukkan wajahnya menatap rumput hitam panjang yang kini sudah berada di pelukannya, tangannya berubah kaku.Aku tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya, banyak wanita yang pernah mengisi h
Hello readers...Happy reading....Sean tak kuasa menahan senyum sepanjang jalan menuju mansion keluarga besar Kingston, hatinya seperti bunga bermekaran di musim semi tatkala mendapat persetujuan dari gadis yang sudah mengisi harinya belakangan ini.Flashback on"Mau berkencan dengan ku?" Sean bertanya menatap dalam manik coklat Kesya."Huh?" Kesya menjawab dengan nada tidak percaya.Melihat guratan di wajah kebingungan Kesya, Sean menambahkan perkataan."Aku tidak pernah jatuh cinta Kesya, aku tidak tahu apa itu cinta. Bagiku, hubungan itu hanya sebatas ranjang, saat aku sudah turun dari atas ranjang maka selesai sudah, tak ada lagi hubungan apapun. Jantungku tidak pernah berdebar sama seperti yang ku rasakan saat di dekatmu, melihatmu menangis ada luka yang tak bisa ku jelaskan di lubuk hatiku, saat kau mengangkat dagu menantangku aku semakin menggila untuk memiliki mu. Aku tahu kau sangat me
Oh tolong dilewatkan yah, sepertinya ada sedikit icip-icip di part ini. Mohon bantuannya untuk tidak membully. WKKWKKWKKWKWKKWhappy readingKesya memekik kaget di luar pintu saat mendapati Sean berada di dalam ruangan VIP, sungguh kehadiran yang tak pernah dibayangkan olehnya. Matanya bergerak liar menjelajahi seluruh isi ruangan, tak ada seorang pun disana, tak ada boss yang mencarinya, hanya ada sosok pria tampan disana duduk seorang diri.Begitu Kesya melangkah kedalam, wajah Sean langsung mendongak mengukir senyum bahagia.Dengan tenang, Sean mengulurkan tangannya memberi isyarat pada Kesya untuk mendekat padanya."Kemarilah, Baron tidak disini jika dia yang kau cari." ujar Sean bernada memerintah dan menjawab kebingungan di wajah Kesya."Apa yang kau lakukan disini?" Kesya langsung memburu Sean dengan pertanyaan mengabaikan perintahnya."Apa lagi kalau bukan menjemput kekasihku" Sean
Thanks for reading ❤️let's meet Sean and Kesya againNgakak aku tuh pas baca novel aku yang ini, idih geli sendiri gua, malah tulisannya juga jelek. Pengen ngebully tapi sayang yang nulis saya sendiri. wkwkwkkwkwPewaris tunggal Kingston Corp kepergok berkencan dengan seorang gadis yang belum diketahui asal usulnya, hal ini tentu menjadi buah bibir terhangat di beberapa negara mengetahui bahwa seorang Sean Theodore Kingston akhirnya lepas dari penyandang gelar playboy selama bertahun-tahun.kabar itu juga menjadi bukti bahwa hubungan Sean dengan Helena telah berakhir."Wah, duniamu semakin mengerikan." Adrian meledek Kesya yang menatap kesal layar televisi di hadapannya. Saat ini mereka tengah berada di restoran Jepang, sesuai perjanjian, Kesya harus rela menjadi ATM berjalan untuk Adrian selama sebulan."Setidaknya ak
Happy ReadingTeman-teman jika berkenan bolehkah kiranya saya minta tap love kalian, supaya novel ini dikontrak. Hihihihih... gak maksa tapi. Terimakasih"Se-sean?" Kesya membelalak tak percaya bahwa pria yang duduk di kursi kayu adalah Sean."Kenapa wajah mu memucat, hm?" dengan tatapan membunuh Sean melangkah mendekati Kesya."Apa yang kau lakukan disini?" Kesya tergagap, matanya bergerak liar menghindari tatapan Sean."Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi kekasihku?" Sean tersenyum miring bermaksud menyindir Kesya."Bu-bukan begitu, aku......."Aku melihat mu berciuman dengan pria asing." potong Sean cepat tanpa mendengar kelanjutan kalimat Kesya."Kau salah paham, namanya Adrian dan dia adalah sahabat ku, dia seorang DJ di club' tempat ku bekerja dulu." jelas Kesya yang mulai mengerti arah pembicaraan mereka. Dia merasa tertekan dengan tatapan Sean
Sean membuka matanya ketika merasakan sinar matahari mengganggu tidurnya. Tangannya terangkat ke atas memegangi kepalanya yang terasa berat seperti tertimpa bongkahan batu besar, hang overnya mulai mereda. Dengan perlahan, dia menegakkan tubuhnya duduk di atas ranjang.Kepingan-kepingan memori tadi malam membuat Sean langsung membelalak. Matanya bergerak cepat menoleh ke sisi ranjang yang kosong. Dia segera melompat saat menyadari wanita yang menemani tidurnya tadi malam tidak berada di sampingnya.Rasa panik dan takut langsung mengisi benaknya."Kesya!" teriak Sean dengan suara membahana. Dia berlari dari dalam kamar menuruni tangga dengan tergesa-gesa."Kesya! Dimana kamu...."Sean tak lagi melanjutkan kalimatnya saat menyadari sosok wanita yang dicari sudah menampakkan diri."Sean, kau sudah bangun?" tanya Kesya yang baru saja datang dari arah pintu.Sean melangkah lebar menghampiri Kesya yang berdiri dengan wajah b