Share

Restu?

“Paduka.. mohon maaf kami berdua tidak dapat menemukan putra pangeran selama berkelana mencarinya” utusan yang ditugaskan untuk mencari keberadaan Putranya selama bertahun-tahun telah kembali. Ya penampilannya sedikit berbeda, hal ini karena dimakan usia.

“Apakah kalian yakin sudah menelusuri  semua tempat di bawah kekuasaan kerajaanku?”

“Sudah paduka, mohon maaf sekali kami belum dapat menemukan putra kerajaan” dengan wajah menghadap lantai

“Baiklah sekarang beristirahatlah..”

Akhirnya raja menyuruh mereka untuk segera beristirahat. Raja tidak memerintahkan mereka untuk mencari putranya kembali. Raja akan mencari cara lain untuk menemukan putranya. Ternyata caranya selama ini tidak efektif dan tidak membuahkan hasil.

Ratu kembali merasa sedih. Sebelumnya, ia sudah bisa sedikit menghilangkan kesedihannya. Namun, dengan kembalinya utusan ke istana seakan memaksa hati ratu untuk membuka luka kesedihannya kembali.  Tapi apalah daya mencari seorang anak yang hilang memanglah susah. Apalagi mencari putranya yang hanya bermodalkan sebuah petunjuk. Tak ada ciri ciri yang tampak  jelas untuk mempermudahkan proses pencarian

Mutiara untuk membantu mencari pangeran di kembalikan kepada raja. Dengan tanpa berpikir panjang, raja memberikan mutiara itu pada istrinya. Ratu mengubah mutiara itu menjadi sebuah kalung. Ia langsung mengenakannya di leher. Ratu berharap, dengan mutiara yang di kalungkannya pada leher dapat sedikit mengobati rasa rindu kepada putranya yang belum juga ditemukan.

*****

Putri Aleta tampak bahagia. Hari-hari setelah bertemu Pangeran Rafles, wajahnya sungguh enak di pandang. Bahkan senyuman tipis hampir setiap detik mengambang di pipinya. Ternyata kebahagiaan yang dirasakan oleh Putri Aleta di ketahui oleh ibunya. Tampak ada sesuatu yang berbeda. Itulah yang ditangkap oleh netra sang ratu.

“Wahai putriku, tampaknya engkau sangat bahagia beberapa hari terakhir, ada apa gerangan?” Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga kepada Sang Putri dengan penuh tanda tanya keheranan melihat putrinya selama ini.

“Ibu, kala itu Putra Rafles telah menemuiku. Benar ayahnya tengah sakit. Setelah sembuh  mereka hendak berkunjung kemari. Aku tak sabar menunggu surat Permohonan bertamu dari Kerajaan Bunga” Putri Aleta menjelaskan dengan antusias. Bagaimana tidak, Putra Rafles telah menemuinya dan membawa kabar baik.

“Bagaimana menurut ibu?” Putri Aleta kemudian melemparkan pertanyaan kepada ibunya.

“Sepertinya itu sesuatu yang bagus. Mengingat tawaran ayahmu ke Kerajaan Flambuana tidak diterima, ya itu kamu tahu sendiri alasannya, tak lain karena Pangeran Revan hendak diangkat menjadi raja di kerajaanya” mendengar penuturan sang ratu, putri Aleta tampak bahagia. Huh akhirnya ia mendapat angin segar. Ibunda ratu sepertinya menyetujuinya.

“Ibu, aku hendak menemui ayah. Aku hendak meminta restu ke ayah. Semoga ayah mau menunggu Putra Rafles kemari” Putri Aleta tampak kegirangan

“Baiklah semua usahamu berhasil  nak” jawab ratu sambil berias diri di depan cermin

“Siap ibu, terima kasih bunda” senyum manis tampak bersarang di wajahnya

***

“Permisi ayah..” Putri Aleta berkata dengan penuh kesopanan.

“Iya putriku?” jawabnya dengan santai

“Begini ayah, Putra Rafles akan segera kemari. Ayahnya tengah sakit. Setelah beliau sembuh, Putra Rafles akan datang kemari. Apakah ayah mengizinkan kedatangannya kemari?”

Raja tampak berpiki-pikir. Raut wajahnya sedikit menampakkan keraguan. Tapi Putri Aleta berusaha untuk berpikir positif.

“Baiklah. Ayah akan tunggu surat permohonan bertamu terlebuh dahulu. Semoga ia memang benar benar mencintaimu. Dan semoga kala kerajaan ini di bawah kepemimpinannya, kerajaan ini semakin maju. Ayah sedikit khawatir dengan nasib kerajaan ini setelah ayah turun jawaban” raja masih menunjukkan keraguannya.

“Ayah, tenanglah..Putra Rafles sangat baik kepadaku. Ia benar benar mencintaiku. Dia pasti dapat memimpin kerajaan ini dengan baik” Putri Aleta mencoba menyakinkan ayahnya. Hal ini karena Putri Aleta yakin kalau Putra Rafles dapat memimpin kerajaannya.

“Baiklah, semoga ia tidak mengecewakan ayah. Jujur ayah belum bisa percaya seratus  persen kepadanya. Ayah belum mengenalnya begitu juga istananya”

“Ayah, Aleta yakin, Putra Rafles bisa..”

****

“Paduka izin menghadap. Ada surat dari Kerajaan Flambuana. Ini paduka” ajudan menyerahkan gulungan surat kepada Raja Reja.

Raja Reja menerimanya. Ia sudah menduga itu merupakan surat izin kunjungan. Ya dugaannya memang benar. Surat izin kunjungan telah datang. Putri Aleta yang mendengar kabar tersebut segera berlari menuju ke ayahnya

“Ayah.. ayah..” Putri Aleta berlari wajahnya penuh senyum.  Ia  tak sabar memastikan kabar tersebut

“Ayah benarkah surat dari Kerajaan Rafles telah datang kemari?” Ekspresinya tak tahan menunggu jawaban ayahnya.

“Benar sekali putriku. Ia suratnya” Raja menyerahkan gulungan surat ke putrinya. Raja tersenyum. Sepertinya ia senang melihat putrinya bahagia. Namun ternyata kebahagiaan melihat putrinya itu tidak dapat menghilangkan keraguannya pada Putra Rafles. Raja masih sedikit ragu jika kerajaannya di pimpin olehnya. Bagi Raja Reja, Putra Rafles adalah orang baru. Ia belum mengetahui sifat dan kepribadiannya. Namun melihat kebahagiaan putrinya, sepertinya raja luluh.

“Baiklah putriku, lakukanlah persiapan penyambutan. Ayah percaya kamu dapat membuat konsepnya. Ayah mau kamu sendiri yang membuat konsep penyambutan supaya sesuai dengan keinginanmu”

“Baiklah ayah, Terima kasih banyak ayah.. terima kasih banyak, Aleta sungguh bahagia” senyuman khas manis Putri Aleta yang dapat membius setiap Pangeran yang melihatnya kembali mengambang di wajahnya.

***

“Ah sial!”

Mendengar kabar bahwa Putra Rafles akan segera berkunjung ke Kerajaan Niswa membuat Pangeran Revan naik darah. Ia sungguh tak rela jika ada orang lain yang memiliki Putri Aleta. Ya walaupun Pangeran Revan mengetahui bahwa Putri Aleta telah jatuh hati pada orang lain, ternyata hal itu  tidak menghilangkan perasaannya pada Putri Aleta. Sepertinya pandangan pertama kala berkunjung ke Kerajaan Niswa telah berhasil melunakkan hati Pangeran Revan yang sangat sulit jatuh cinta.

Ya memang di luar sana banyak Putri kerajaan yang tergila gila pada Pangeran Revan. Nyatanya, dari begitu banyaknya putri tidak ada satu pun yang membuat hatinya bergetar. Ia sungguh susah tertarik dengan lawan jenis. Putri Aleta lah satu satunya yang berhasil membuatnya jatuh hati.

“Bagaimana pun juga aku harus mendapatkan Putri Aleta. Ia harus menjadi permaisuriku. Aku tidak akan membiarkan orang lain untuk memilikimu.”

Tanpa melakukan hal lain, Pangeran Revan segera mencari cara untuk menggagalkan kedatangan Putra Rafles ke istana. Ia tidak mau Putra Revan sampai menapakkan kaki di Kerajaan Niswa dan bertemu dengan Raja Reja pemimpin kerajaan tersebut.

“Aku pasti akan memberikanmu kejutan kala perjalanan ke Kerajaan Niswa. Tunggu saja waktu itu. Aku tak akan membiarkanmu bertemu Raja.” Pangeran Revan melakukan percakapan sendiri di depan cermin. Wajahnya menampakkan kebencian kepada Putra Rafles. Ya ia seorang Putra ketiga Kerajaan Bunga seakan menjadi duri baru baginya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status